134.958 Pemilih di Flotim Coblos 31 Mei

LARANTUKA, PK -- Sebanyak 134.958 pemilih yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Flores Timur (Flotim) siap mencoblos hari ini, Selasa (31/5/2011). Mereka memilih enam paket calon Bupati-Wakil Bupati Flotim yang mengikuti Pemilu Kada Flotim priode 2011-2016.

Pemilih terbanyak didominasi perempuan sebanyak 74.475 orang dan laki-laki 60.483 pemilih. Para pemilih itu menggunakan haknya mencoblos hari ini di 373 tempat pemungutan suara (TPS) yang sudah dibangun di 226 desa.



"Pada H minus satu (H-1), semua TPS sudah dibangun. Dan KPU telah menyelesaikan dana untuk pembangunan TPS," kata Juru Bicara KPUD Flotim, Ernesta Katana.

KPUD, katanya, tidak membuat TPS khusus di rumah sakit maupun rumah tahanan (rutan) sebagaimana peraturan KPU Nomor 19/2008. Para pasien rawat inap dan keluarganya yang mendampingi, serta para petugas medis yang sedang bertugas, mencoblos di TPS terdekat.

Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, SiK, M.Si, didampingi wakilnya, Kompol Agustinus Nggana, Senin (30/5/2011), mengatakan, semua personel polisi, baik di Polres Flotim maupun personel yang di-BKO Polda NTT ke Flotim, yaitu total 686 personel, telah disebar di lapangan untuk mengawal proses pendropingan logistik maupun menjaga keamanan pada pemungutan suara sampai penghitungan suara.

"Untuk pengamanan, satu TPS satu anggota polisi yang dibantu aparat TNI dan Linmas. Sedangkan untuk kecamatan ditempatkan satu perwira sebagai pengendali di tingkat kecamatan. Hingga saat ini, situasi di lapangan dalam kondisi aman," kata Eko.

Pantauan Pos Kupang, kemarin, di Larantuka, warga bersama membangun TPS untuk digunakan hari ini. Ada TPS menggunakan kompleks sekolah, kantor dan ada yang membangun tenda di pekarangan warga

Belum Terima Kartu Pemilih
Sebanyak 100 lebih pemilih di kompleks Perumahan Batu Ata, Kelurahan Pohon Bao, Kecamatan Larantuka, hingga Senin (30/1/2011) malam belum menerima kartu pemilih dan surat undangan untuk mencoblos, hari ini.
Warga yang belum menerima kartu pemilih umumnya sudah menetap di kompleks perumahan tersebut. 

Sebelum menghuni perumahan tersebut, mereka sudah mengantongi surat pindah dari kelurahan asal, seperti Kelurahan Posto, Kampung Baru, Amagarapati dan Lewerang. Sebagian lain masih didata sebagai pemilih di kelurahan asal, Postoh.


Beberapa warga kepada Pos Kupang, mengaku kecewa terhadap kinerja petugas pendata karena tidak mendata mereka menjadi pemilih. "Kami merasa rugi dan kecewa karena hak kami diabaikan. Kami sudah lama tinggal di perumahan tapi tidak didata. Di kelurahan asal pun nama kami sudah dicoret. Kami minta kebijakan KPU untuk mengakomodir kami," kata Ny. Asty, dibenarkan juga oleh Abdullah, Ny. Esti, Ama Kia dan sejumlah warga lainnya.

Menurut Abdullah, dalam keluarganya tidak ada satu pun yang menerima surat undangan. Sama juga dengan Ny. Esti dan suaminya dan sejumlah warga lainnya di Perumahan Batu Ata.

Ketua RT 20, RW 03, Abdul Kadir mengakui banyak warga yang mengadu kepadanya karena tidak terakomodir sebagai pemilih. "Banyak warga yang mengadu ke saya bahwa mereka tidak didaftarkan menjadi pemilih. Saya cek ternyata banyak. Ini baru di RT saya, belum di RT lain. Perumahan ini adalah 200 lebih kepala keluarga," kata Abdul Kadir.

Ia berharap ada kebijakan KPUD untuk mengakomodir pemilih yang belum terdaftar dalam daftar pemilih tetap. "Memang ada yang cuek, anggap tidak penting. Tapi banyak juga yang merasa rugi karena hak mereka diabaikan," katanya.

Menurut Ernesta Katana yang dihubungi sebelumnya, pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT tidak bisa mencoblos, kecuali pemilih yang terdaftar di DPT namun tidak menerima kartu pemilih dan surat undangan.
"Kalau yang tidak punya kartu pemilih dan surat panggilan tapi nama mereka dalam DPT boleh memilih dengan membawa KTP atau SIM. Namun, yang tidak ada nama dalam DPT maka tidak dapat memilih," katanya. (iva)

Dinsos Drop Beras

SEHARI sebelum pemungutan suara Pemilu Kada Flotim, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Flores Timur (Flotim) mendrop beras bantuan sosial (bansos) ke Desa Lewokluok, Kecamatan Demon Pagong dan ke Pantai Besar, Kecamatan Larantuka.

Sekitar 50-an pendukung paket calon Hironimus Semau Johny Odjan-H. Ludin Lega (JOIN) memrotes dinas tersebut. Mereka menuding paket calon tertentu memanfaatkan kesempatan untuk menuai simpati masyarakat dengan mendrop beras bansos pada hari Senin (30/5/2011) itu.

Syaiful Sengaji yang mengkoordinir pendukung paket JOIN, mempertanyakan alasan Dinsos mendrop beras bansos pada masa tenang.

"Kami menduga ada muatan politik dalam pembagian 
beras bantuan yang dilakukan Dinas Sosial. Kalau mau bagi mestinya bukan saat ini, tapi jauh-jauh hari atau nanti dulu setelah pemilu," kata Syaiful.

Dari kantor Dinsos, pendukung JOIN menemui Kapolres Flotim, AKBP Eko Kristianto, di kantornya. Mereka diterima Kapolres dan sejumlah perwira di Polres Flotim.
Kepada Kapolres Kristianto, para pendukung JOIN mengatakan bahwa bantuan sosial apapun harusnya tidak didrop pada masa tenang karena dapat menimbukan konflik. 

"Kami minta polisi untuk menangani masalah ini agar tidak terjadi konflik di tengah-tengah masyarakat. Apalagi bantuan di saat masa tenang Pemilu Kada Flotim," kata Syaiful.

Kapolres Kristianto usai pertemuan dengan para pendukung JOIN, melakukan pertemuan dengan Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Flotim, Kor Carfallo. "Kita minta proses bantuan lanjutan menunggu selesai pemilu kada," kata Eko.

Kor Carfallo menjawab wartawan, mengatakan, bantuan yang disalurkan pada hari Senin (30/5/2011) tidak ada hubungannya dengan masa tenang Pemilu Kada karena ditujukan kepada panitia Gereja Lewokluok dan panitia pembangunan Kapela Pantai Besar.

"Bantuan untuk Gereja Lewokluok semestinya diambil pada tanggal 26 Mei 2011 lalu namun kepala desanya minta ambil tanggal 30 Mei. Karena itu, sebagai pemerintah kami melayani ketika mereka ambil. Apakah salah kami melayani masyarakat. Tidak ada pikiran untuk kepentingan politik karena beras bantuan dua ton itu untuk gereja, bukan masyarakat. Sementara beras untuk Kapela Pantai besar ditujukan ke panitia, bukan masyarakat. Dan beras ini bantuan dari Gubernur NTT ketika gubernur melakukan kunjungan kerja di Flotim dan dijanjikan bantuan untuk kapela. Apakah ini salah? Kami melayani masyarakat tanpa melihat apakah hari tenang atau tidak, karena hari itu adalah hari kerja, bukan hari libur," tambahnya.

Ketua Panwas Permilu Kada Flotim, Mardan Patiraja, S.H mengaku sudah menyelesaikan masalah tersebut. "Masalahnya sudah selesai. Kebetulan beras tersebut belum didrop sehingga kami minta tidak didrop hingga Pemilu Kada selesai. Dan, permintaan itu disetujui pemerintah," katanya. (iva)

Pos Kupang, Selasa 31 Mei 2011 halaman 1

4 Juli Coblos Ulang di Lembata

LEWOLEBA, PK---Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Lembata dari paket TITEN (Herman Loli Wutun-Viktus Murin) dan Paket Lembata Baru (Eliaser Yentji Sunur-Viktor Mado Watun) bertarung ulang pada Pemilu Kada Lembata putaran kedua. Tanggal 4 Juli 2011 ditetapkan sebagai hari pencoblosan untuk memilih satu dua paket ini untuk pemimpin Lembata lima tahun ke depan.

Pemilu Kada Lembata mesti menjalani dua putaran karena hasil pemilu putaran pertama tidak ada satu paket yang keluar sebagai pemenang. Dari rapat pleno terbuka penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara tingkat kabupaten dan penetapan pasangan calon terpilih di Gedung Damian Lewoleba, Rabu (25/5/2011), paket TITEN mengantongi perolehan suara terbanyak, yakni 15.101 (26,4 persen), diikuti paket Lembata Baru yang mendulang suara 13.083 (22,9 persen). Berturut-turut kemudian Paket JONSON 8.798 (15,4 %), Paket AYO 6.914 (12,1 %), Paket LiRik KusPlus 6.800 (11,9 %) dan terakhir Paket SINAR 6.406 (11,2 %).



Dengan komposisi perolehan suara seperti ini, maka tidak ada paket yang menang karena tidak mencapai 30 persen sebagaimana disyaratkan Undang-undang Pemilu Kada. Setelah rapat pleno penghitungan suara, KPUD Lembata menetapkan paket TITEN dan Lembata Baru untuk maju lagi pada putaran kedua. Ketetapan ini dituangkan dalam Surat Keputusan KPUD Lembata nomor 25 tahun 2011 dan dimuat dalam berita acara KPU Kabupaten Lembata Nomor 29/BA/KPU-LBT/V/2011 tentang penetapan pasangan calon pemenang pertama dan pemenang kedua dalam pemilu kada Lembata tahun 2011.
Mengenai pemilu kada putaran kedua, Ketua KPUD Kabupaten Lembata, Alexius Rehi, SH, mengatakan, berdasarkan putusan KPUD Nomor 24 dan 25 itu, maka pemilu kada Lembata putaran kedua otomatis dilakukan. 

"Untuk putaran kedua, kita tetap mengacu pada lampiran keputusan KPUD Nomor 8 tahun 2010 tentang tahapan dan jadwal yang telah dirancang hingga putaran kedua. Yang akan kita lakukan adalah persiapan teknis ke dalam. Prosesnya akan dimulai tanggal 30 Mei ini dengan pengadaan/pendistribusian perlengkapan pemilu kada sampai dengan KPPS sampai tanggal 20 Juni 2011. Sedangkan pemungutan suaranya tanggal 4 Juli 2011," jelas Rehi.

Disaksikan Pos Kupang, rapat pleno terbuka kemarin dipimpin Ketua KPUD Kabupaten Lembata, Aleksius Rehi, SH, didampingi empat anggota lainnya. Hadir para saksi dari pasangan calon, para anggota PPK dan PPS dan dari pasangan calon bupati dan wakil, Anthanasius Aur Amutoda, Bernadus Boli Hipir, calon Wakil Bupati paket TITEN, Viktus Murin bersama istri dan calon wakil bupati dari paket Lembata Baru, Viktor Mado Watun. 

Turut hadir Kapolres Lembata, Kajari Lewoleba dan Ketua PN Lembata. Acara ini dimulai sekitar pukul 09.00 Wita hingga pukul 18.45 wita. Seluruh proses berjalan lancar dan aman meski ada protes dari beberapa saksi. (gg)


15 Persen Tidak Pilih

PADA Pemilu Kada Lembata putaran pertama, dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 70.977, yang menggunakan hak pilihnya hanya 59.870 atau sebesar 84,35 persen, sementara 11.107 atau 15,65 persennya tidak menggunakan hak pilihnya. 

Dalam rapat pleno terbuka penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara tingkat kabupaten dan penetapan pasangan calon terpilih di Gedung Damian Lewoleba, Rabu (25/5/2011), terungkap bahwa dari 11.107 atau 15,65 persen itu, 58,5 persen (6.498) di antaranya adalah pemilih perempuan dan 41,5 persen atau 4.609 adalah pemilih laki-laki.

Data lainnya, total surat suara yang didistribusikan untuk Pemilu Kada Lembata adalah dari sebanyak 72.846 surat suara, yang terpakai sebanyak 59.943, yang rusak sebanyak 138 dan surat suara yang tidak terpakai sebanyak 12.765. Total surat suara tidak sah sebanyak 2.841.

Menurut beberapa Ketua PPK yang dimintai komentar dan Jurubicara KPUD Kabupaten Lembata, Satria Wulan Betekeneng, Selasa (24/5/2011), salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilih adalah karena tidak diberlakukannya TPS berjalan seperti pemilu sebelumnya. (gg)

Pos Kupang, 26 Mei 2011 halaman 1

Semua Paket di Lembata Yakin Menang

LEWOLEBA, PK -- Enam paket peserta Pemilu Kada Lembata sama-sama yakin menang satu putaran dengan perolehan suara 30-an sampai 50-an persendari total pemilih 70.952 jiwa. Pemungutan suara dilakukan hari ini, Kamis (19/5/2011).

Para paket melalui tim suksesnya mengklaim memiliki basis massa yang jelas sehingga optimis menang dalam satu putaran pemilihan. Mereka juga menyatakan siap menang, tetapi juga siap menerima kekalahan. Yang menang akan merangkul yang kalah, sebaliknya yang kalah akan mendukung yang pasangan menang
demi Lewotana Lembata.



Paket Nomor Urut 1, SINAR (Anthanasius Aur Amuntoda-Bernadus Boli Hipir) yang merupakan pasangan birokrat ini yakin menang satu putaran
dengan perolehan suara sekitar 31 persen atau 24 ribu suara. Wilayah yang diklaim sebagai kantong suara bagi paket ini adalah Kecamatan Omesuri, Buyasuri,
Nagawutung bagian selatan, Wulandoni bagian selatan, Ile Ape, Ile Ape Timur dan Nubatukan. Paket ini telah
menyiapkan 220 saksi untuk mengawal proses pemungutan suara di 220 TPS. 

"Dengan apa yang telah kita lakukan selama ini, paket kami sudah siap menang menang satu putaran. Kantung
massa kita minus Kecamatan Lebatukan karena selama masa kampanye, kecamatan Lebatukan tidak maksimal," kata tim pemenangan paket ini, Ferry Koban, Rabu (18/5/2011) sore.

Paket Nomor Urut 2, Lembata Baru (Eliaser Yentji Sunur-Viktor Mado Watun) adalah pasangan dari golongan muda yang berlatar belakang politisi. Yance Sunur adalah anggota DPRD Kota Bekasi dan Viktor Mado Watun adalah anggota DPRD NTT selama dua periode.

Melalui tim pemenanganya, Hyasintus Burin, paket PDIP ini, juga mengklaim menang satu putaran. Paket ini bahkan menyiapkan 451 saksi, dimana 220 orang untuk bertugas di 2020 TPS, sembilan saksi di PPK dan dua saksi di KPUD. 

Paket ini menargetkan perolehan suara sekitar 40 persen atau 30 ribu suara. Basis massa andalan paket ini adalah Kecamatan Buyasuri, Omesuri, Ile Ape dan Ile Ape Timur. "Yang lainya hanya untuk tambah-tambah saja, minimal 1.000 suara saja setiap kecamatan, kita sudah menang," kata Burin, kemarin.

Paket Nomor Urut 3, LiRik KusPlus (Bediona Philipus-Fredrikus W Wahon) adalah pasangan muda energik yang dibaptis sebagai paket anti tambang. Melalui Ketua Koalisi Pondok Perubahan, Doni Astrianus Kares, paket ini yakin menang satu putaran dengan basis massa merata untuk setiap kecamatan. Paket yang diusung gabungan partai gurem yang tergabung dalam Koalisi Pondok Perubahan (PKPI, PPRN, PKDI, Barnas, PNBKI, Kedaulatan, Pakar Pangan, PPIB) ini mengandalkan pemilih rasional dari kalangan generasi muda. 

Paket ini menyiagakan 1.100 saksi dengan alokasi setiap TPS ada lima saksi. "Kita yakin menang dan perolehan suara merata di setiap kecamatan," kata
Kares. 

Paket Nomor Urut 4, AYO (Andreas Nula Liliweri-Yoseph Meran Lagaor) merupakan pasangan birokrat. Andreas adalah Wakil Bupati Lembata dan Yosep adalah merupakan wakil ketua DPRD Lembata, mantan Lurah Lewoleba dan Camat Nubatukan. Pasangan ini mengandalkan perolehan suara di Nagawutung, Wulandoni, Nubatukan, Atadei, Buyasuri dan
Omesuri. 

Melalui divisi humasnya, Antonius Gelat, paket ini menyatakan menang satu putaran dengan perolehan suara di atas 40 ribu suara atau lebih dari 50 persen. "Saksi yang kami siapkan ada 440 dan untuk
setiap TPS ada dua orang," kata Gelat. 

Paket Nomor Urut 5, TITEN (Herman Loli Wutun-Viktus Murin), adalah paket yang diusung Partai Golkar. Paket ini pun optimis menang satu putaran dengan
perolehan suara lebih dari 50 persen.

Paket ini mengklaim memiliki basis pendukung di Nubatukan, Lebatukan, Atadei, Wulandoni, Buyasuri dan Ile Ape. "Melihat perkembangan selama ini, kami yakin menang satu putaran dengan perolehan suara di atas 40 ribu," kata Divisi Humas Paket TITEN, Piter Bala Wukak. Saksi yang telah disiapkan, katanya sebanyak 440 orang untuk 220 TPS.

Paket Nomor Urut 6, JONSON (Yohanes Lake-Simon Krova), melalui tim pemenangannya, Servas Ladoangin, mengaku sudah menyiapkan 220 orang saksi untuk mengawal proses pemungutan dan perhitungan suara di 220 TPS, ditambah sembilan untuk PPK.

Paket ini yakin menang satu putaran dengan target perolehan suara minimal 22 ribu suara. "Penumpang dasar (basis massa) di Kedang (Buyasuri dan Omesuri) yang memiliki 20 ribu pemilih. Minimal kita
dapat 12 ribu di Kedang, di Nagawutung dan Wulandoni masing-masing 2.000 suara, Atadei minimal 1.000, Lebatukan 700, Ile Ape Timur seribu, Ile Ape 2.500 suara dan Nubatukan kita targetkan 3.500 suara,"
kata Ladoangin. (gg)

Pos Kupang, 19 Mei 2011 halaman 1

Takdir Messi

Catatan Sepakbola Dion DB Putra

Lionel Messi
SERGIO Batista mungkin satu-satunya manusia bola di bumi yang tidak peduli hasil akhir laga final ke-17 kejuaraan antarklub Eropa (Liga Champions) Sabtu malam, 28 Mei 2011 di Stadion Wembley, London. Barcelona kalah atau menang, Lionel Messi menangis atau tertawa, tidak ada bedanya bagi Batista.

"Sebab tak ada lagi yang diperjuangkan Lionel untuk menjadi pemain terbaik sepanjang sejarah bola, kecuali satu gelar yaitu Piala Dunia," kata Batista, pelatih tim nasional (timnas) Argentina yang melanjutkan jabatan itu pasca kegagalan Maradona di Piala Dunia Afrika Selatan 2010.

"Legenda Argentina Diego Maradona dan Messi sama-sama pemain besar. Maradona telah menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa, Lionel berada di jalur itu. Saya ingin melihat dia memegang tropi Piala Dunia di Brasil 2014," kata Batista yang mengangkat Messi sebagai wakil kapten timnas Argentina untuk Copa America, Juli 2011 mendatang.

Sergio Batista menyampaikan pesan yang benar tentang Lionel Messi, pemain paling fenomenal dalam sejarah klub Barcelona dengan kawanan penggemar tak terhitung banyaknya di seluruh dunia. Mungkin termasuk Anda. Jika Messi sukses mengantar El Barca merebut tropi Liga Champions Eropa dengan menekuk Manchester United (MU) di Wembley malam ini, gelar itu bukanlah yang luar biasa. Kalau Barcelona kalah pun tak ada bedanya. Toh Messi sudah meraih semua gelar terbaik sepakbola di level Eropa dan dunia. Cuma satu yang belum dia miliki yaitu Piala Dunia. Maka Messi sangat sensitif jika bicara tentang Piala Dunia karena Argentina dan penggemar bola semesta hanya mengenang Maradona, bintang terakhir yang mempersembahkan kepada negeri itu tropi World Cup 1986.

Dua rekan mungilnya di Barcelona, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez memahami kegalauan Messi. Mereka sangat hati-hati menyinggung Piala Dunia manakala bercengkerama dengan Lionel, baik di dalam maupun di luar lapangan. Sebab takdir Messi dalam buku sejarah bola adalah menangis di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010. "Di Afrika Selatan tahun lalu saya menghibur dia. Saya tahu hatinya remuk," kata Iniesta, pahlawan Spanyol di final Piala Dunia 2010 melawan Belanda.

Lionel Messi masih muda dan berpeluang mewujudkan impiannya. Dia tidak mau takdir bola menempatkannya serupa dengan bintang dunia lainnya yang gagal di Piala Dunia seperti Roberto Baggio dari Italia yang gagal di Piala Dunia USA 1994 atau bintang Inggris, David Beckham. Meski begitu piawai sebagai tukang umpan dan penembak bola-bola mati, Bechkam gagal mengantar Inggris menjadi juara Eropa dan Piala Dunia selama kariernya. Takdir Beckham dan Baggio adalah bintang klub, bukan yang terbaik untuk negara di ajang Piala Dunia.

Pelatih Barcelona, Josep "Pep" Guardiola berterima kasih kepada Batista yang mengingatkan dirinya soal motivasi Messi menjelang laga krusial di Wembley. Tugas Pep Guardiola tidak lagi di tataran teknis karena Barcelona punya segalanya. Yang paling berat justru merawat motivasi Messi agar tetap on fire demi membakar MU di Wembley. Berbahaya bila Messi kehilangan motivasi intrinsik menuju yang terbaik. Tanpa mengabaikan peranan pemain lainnya, nyawa tim Catatan ada di kaki dan kepala Messi.

Rupanya pesan itu sudah merasuk Messi. Minggu lalu Lionel berkata kepada Goal, gengsi final Liga Champions setara dengan Piala Dunia. "Pertarungan dalam ajang ini melibatkan pemain terbaik di dunia dan biasanya mempertemukan dua tim terbaik di partai final. Jadi merupakan kehormatan bagi saya dapat menjadi bagian dari laga final," kata Lionel. "Senang mendengar kata-katanya itu," ujar Guardiola.

Pep sadar betul motivasi terbaik anak asuhnya musim ini sudah berlalu. Itulah titik lemah Barcelona yang bisa dimanfaatkan MU. Pelatih MU, Sir Alex Ferguson sudah membaca gelagat itu dengan pura-pura memuji Barcelona sebagai favorit juara, sementara menempatkan timnya sebagai underdog.

Momentum emas Barca adalah memburu gelar juara Liga Spanyol dan menyingkirkan musuh abadi mereka, Real Madrid di semifinal Liga Champions 2011. Gelar juara La Liga yang ketiga secara beruntun sudah di tangan. Lionel Messi dkk pun sukses menghentikan Los Galacticos Madrid dengan skor 2-0 dan 1-1 di semifinal. Secara pribadi, rivalitas bintang Liga Spanyol musim ini antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo (Madrid) terbukti memihak Messi. Produktivitas gol Ronaldo di liga memang lebih baik. "Tapi kami menang perang. Kami juara liga dan kini di final Champions," kata Carles Puyol.

Selain menjaga motivasi intrinsik Messi dkk agar tetap membara di Wembley, pekerjaan Pep Guardiola adalah merawat soliditas tim. Pep sangat mungkin tetap membuka laga malam ini dengan formasi andalannya 4-3-3. Pep membumikan taktiknya lewat atraksi operan cepat yang dikenal dengan tiki-taka. Seluruh pemain bekerja keras dilandasi keindahan dan kelenturan tubuh.

Selama tiga tahun melatih Barcelona dengan koleksi enam gelar, Pep sudah terbukti sukses mengawinkan gaya dribel pendek ala Catalan dengan kecermatan dan kecepatan bertukar posisi pemain warisan legenda Ajax, Johan Cruyff. Gaya itu telah menempatkan Barcelona sebagai tim elite dengan statistik penguasaan bola paling tinggi di Eropa.

Dengan target menguasai bola selama mungkin dan menghabisi MU di lini tengah, formasi tim inti Barcelola tak akan bergeser jauh dari dari Victor Valdes di bawah mistar, Daniel Alves, Gerard Pique, Javier Mascherano, Carles Puyol atau Eric Abidal, Sergio Busquets, Xavi, Andres Iniesta; Pedro atau Ibrahim Avellay, Lionel Messi, David Villa atau Seydou Keita.

Pasukan Guardiola akan menghadapi daya gempur MU yang sejak dulu fanatik pada format 4-4-2 adonan Sir Alex Ferguson. Edwin van der Sar, Patrice Evra, Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, Rafael Da Silva, Michael Carrick, Darren Fletcher, Ryan Giggs, Nani atau Park Ji Sung, Wayne Rooney, Dimitar Berbatov atau Javier "Chicharito" Hernandez hampir pasti menjadi pilihan pertama Fergie -- sapaan akrab Alex Ferguson -- untuk menyukseskan misi balas dendam kekalahan 0-2 dari Barcelona di Stadion Olimpico Roma, 27 Mei 2009 lalu.

Fergie, salah seorang pelatih terbaik abad ini dengan koleksi 47 trofi selama kariernya di Old Trafford tentu sudah merancang skema menjinakkan trio Messi-Iniesta-Xavi. Fergie tahu betul Iniesta dan Xavi adalah pekerja keras, pelayan yang paham kemauan Messi merobek gawang Edwin van Der Saar setelah meliuk-liuk di antara kaki Evra, Vidic dan Rio Ferdinand.

Fergie pun mewaspadai pemain berwatak perusak, David Villa. Villa yang posisi idealnya di wing kiri bisa mengganggu perhatian lawan saat dia bergerak zig zag ke tengah dan kanan untuk memberi ruang kepada Messi agar lepas dari kawalan. Jika Villa, Messi atau Keita dikawal, masih ada Xavi dan Iniesta yang akan menari-nari dari lini kedua. Konsistensi menjadi kunci.

Guardiola mengharapkan MU main terbuka karena itulah jalan terbaik Barcelona memenangi laga. Menghadapi lawan yang defensif, permainan Barcelona lazimnya tidak berkembang. Harapan itu mungkin sulit terwujud karena Fergie kemungkinan memilih rapatkan pertahanan dulu baru menyerang dengan bola panjang langsung ke jantung pertahanan. Sir Alex diprediksi menghindari duel lapangan tengah karena kuartet MU yang dikoordinir Ryan Giggs dan Park Ji Sung bakal keteteran menghadapi soliditas Xavi-Iniesta, pemain kunci Spanyol yang sukses di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

Statistik UEFA menunjukkan MU adalah tim dengan pertahanan terbaik di Liga Champions musim ini. Juara Liga Inggris 2011 itu hanya kebobolan empat gol sejak penyisihan grup. Situasinya sedikit berbeda dengan Barcelona. Pilar lini pertahanan Barca, Carles Puyol, Gerard Pique dan Eric Abidal kerapkali keasyikan membantu lini tengah sehingga lupa posisi. Dengan modal pertahanan kokoh dan agresivitas yang mengandalkan kecepatan, MU bakal merepotkan Barcelona. Konsentrasi El Barca bisa rusak bilamana MU mencetak gol lebih dahulu pada 25 menit pertama. Sebaliknya MU sulit bangkit manakala kebobolan lebih dulu dan permainan Barcelona konsisten hingga akhir.

Rekor pertemuan kedua klub di berbagai level kompetisi berimbang. Laga final di Wembley 2011 merupakan pertemuan ke-11 antara Barcelona dan MU. Saat ini, kedua tim mengoleksi tiga kemenangan dan empat partai berakhir seri. Barcelona menang dua tahun lalu, sementara MU unggul pada final Piala Winner 1991 di Rotterdam. Kedua tim pun mengincar tropi Liga Champions keempat, untuk menyamai perolehan Ajax Amsterdam, Bayern Muenchen dan memperpendek jarak dengan Liverpool (5), AC Milan (7) serta Real Madrid (9).

Sampai semalam bursa taruhan dunia lebih mengunggulkan Barcelona ketimbang MU. Apa komentar Guardiola dan Fergie? Keduanya tidak percaya. "Saya tidak percaya ramalan. Ini permainan bola bukan judi," kata Pep. "Kami sudah berulangkali menang justru ketika tidak diunggulkan di bursa taruhan," demikian Fergie. Wow! Yang pasti dua hari menjelang laga final malam ini atau Minggu (29/5/2011) dinihari Wita, Pep dan Fergie menjanjikan pertandingan memikat. Mudah-mudahan janji itu terwujud di Wembley. Selamat menonton!

Pos Kupang, Sabtu 28 Mei 2011 halaman 1

Artikel ini dibuat menjelang pertandingan final Liga Champions Eropa ke-17 antara Barcelona vs Manchester United di Stadion Wembley London. Barcelona akhirnya menang 3-1 dan Messi menyumbang satu gol serta terpilih sebagai man of the match.


Nonton gol-gol terbaik Messi di SINI

Dor!

I Love You. Itulah kata terakhir Philip Chlanda kepada sang pacar sebelum ia menembak kepalanya dengan pistol dan tewas seketika. Cemburu buta menyebabkan kisah asmara polisi berusia 29 tahun tersebut berakhir tragis.

Philip, salah seorang polisi di Kota New York, Amerika Serikat itu, seperti disiarkan NYDailyNews, Kamis (19/5/2011), nekat menembak kepalanya di depan sang kekasih karena dia merasa akan ditinggalkan. Philip melihat profil Facebook pacarnya yang mengindikasikan kalau sang kekasih telah melirik pria lain.



Philip rupanya tidak kuat menghadapi kemungkinan putus cinta dengan kekasihnya. Kasus bunuh diri karena cinta dilakukan Philip setelah mereka bertengkar hebat. "Dia punya kesan bahwa sang pacar mungkin bakal meninggalkannya," kata Paul Browne, juru bicara kepolisian setempat. Akhirnya jalan pintas bunuh diri pun menjadi pilihan Pak Polisi.

Jalan pintas yang sama ditempuh rekannya sesama profesi namun beda negara dan bangsa, Brigadir Satu (Briptu) Edwin Leihu (23) di Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, hari Sabtu 28 Mei 2011. Anggota Brigade Mobil (Brimob) itu bunuh diri setelah bertengkar dengan sang kekasih. Motif pertengkaran Edwin dengan kekasihnya belum terkuak, namun cara bunuh dirinya mirip aksi Philip di New York. Tiga butir peluru menembus kepala Edwin dari pistol yang ditembakkan Edwin sendiri dari bawah dagunya. Ngeri!

Anggota polisi mengakhiri hidup lewat bunuh diri. Bukankah kasus serupa makin banyak terjadi di negeri ini? Dalam tiga tahun terakhir -- menurut data yang dihimpun dari laporan media massa terjadi sedikitnya 16 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri yang melanda aparat kepolisian RI. Tahun ini tercatat tiga kasus hingga bulan Mei 2011. Hampir 99 persen aksi bunuh diri oleh polisi menggunakan senjata api. Dalam kasus-kasus yang terjadi di Indonesia, selain polisi menembak diri sendiri karena suatu sebab ada juga polisi tembak sesama rekannya lalu bunuh diri, tembak istri atau kekasih kemudian dor kepala sendiri!

Di Indonesia, tuan dan puan masih sulit menemukan data spesifik yang akurat dan mudah diakses tentang kasus bunuh diri, apalagi kasus bunuh diri aparat kepolisian. Kuat kesan institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum menempatkan perkara tersebut sebagai agenda penting dalam konteks pembinaan SDM Polri dan penguatan kelembagaan. Rekan polisi mati bunuh diri dipandang sebagai peristiwa kemanusiaan biasa, sama saja dengan kasus bunuh diri yang melanda warga masyarakat sipil lainnya. 

Sebuah penelitian oleh lembaga independen tahun 1994 mengungkap fakta miris di Departemen Kepolisian Kota New York, AS. Dalam kurun waktu sepuluh tahun (1984-1994), sebanyak 137 petugas kepolisian meninggal saat menjalankan tugas. Tapi dalam periode yang sama terdapat 300 kematian di departemen kepolisian akibat kasus bunuh diri. Publik New York terguncang menatap angka ini. Publik bereaksi lantaran data tersebut tidak pernah dipublikasikan kepada masyarakat secara transparan. Artinya, polisi menutup-nutupi kasus bunuh diri anggotanya.

Kepolisian New York akhirnya melakukan reformasi mulai dari proses rekrutmen anggota, kurikulum pendidikan hingga beban tugas yang fair bagi setiap petugas kepolisian di salah satu kota terbesar Amerika Serikat itu. Keterlibatan psikolog kemudian menjadi kebutuhan mutlak bagi setiap personel. Manakala seorang anggota polisi berperilaku aneh yang berindikasi stress atau putus asa, maka dia segera masuk kelas konseling. Dibebastugaskan sementara waktu. 

Sejak itu terjadi perubahan signifikan, yakni angka bunuh diri menurun drastis. Bahwa ada kasus bunuh diri seperti yang menimpa Philip Chlanda, itu merupakan pengecualian. Toh tidaklah mungkin kasus serupa nihil selamanya.

Pengalaman New York boleh jadi sudah lama menghampiri institusi Polri. Banyak kasus bunuh diri anggota yang ditutup-tutupi atau dikemas ke publik sebagai informasi yang tidak murni lagi. Kecenderungan terkini di mana makin banyak kasus bunuh diri di kepolisian mestinya menjadi momentum bagi Polri melakukan pembenahan lebih sungguh. Apalagi tantangan Polri ke depan tidak bertambah enteng. Modus kejahatan makin kompleks. Siapa pun warga bangsa ini kiranya tidak mau hidup berdampingan dengan polisi yang cepat stres, mudah putus asa dan riang menembak diri sendiri untuk mengakhiri hidup yang indah ini. Sebagai pelindung masyarakat idealnya polisi lebih tangguh secara fisik dan mental.

Banyak suara di tengah masyarakat yang mempersoalkan proses rekruitmen anggota kepolisian yang masih jauh dari prinsip jujur dan adil bagi seluruh anak bangsa. Kuat nian rumor berembus bahwa di masa kini makin langka anak tuan dan puan masuk kepolisian secara murni tanpa duit pelicin. Duit pelicin itu so pasti tanpa bukti kwitansi. Jumlahnya membuat tuan merinding karena sudah bermain di kisaran angka puluhan juta dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Demi menjadi anggota Polri -- salah satu lapangan kerja yanw terbuka bagi tamatan SMA -- orang kita berani berutang demi masa depan anaknya. Namanya saja rumor, bisa benar bisa juga tidak. Tapi bila benar, bisa dibayangkan kualitas SDM Polri. Tes psikologi, tes tertulis sejumlah mata pelajaran serta tes fisik mungkin sekadar formalitas karena uang yang lebih menentukan lulus atau tidak.

Dari sisi kuantitas, Indonesia masih butuh 365.000 polisi karena jumlah polisi saat ini sekitar 395.000 orang atau masih jauh dari angka ideal 760.000 orang. Mengacu pada jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta orang, maka rasio polisi dengan jumlah penduduk saat ini satu berbanding 580 orang. Idealnya seorang polisi melindungi 300 warga.

Dengan demikian Polri sesungguhnya masih memberi kesempatan yang sangat luas bagi putra-putri Indonesia untuk bergabung. Dan, kematian seorang anggota Polri akibat bunuh diri seperti dialami almarhum Edwin di Ruteng merupakan kehilangan tiada tara. Kita berduka cita untuk keluarga besar Polri sekaligus berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Kuncinya kembali ke institusi Polri sendiri. Apakah memandang drama bunuh diri anggotanya sekadar kematian biasa atau justru menggugat Polri melakukan perubahan mendasar.

Omong-omong soal bunuh diri, data Data Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) berikut bikin bulu tengkuk berdiri. Ternyata setiap tahun hampir satu juta manusia di dunia mati karena bunuh diri. Data WHO menunjukkan angka kematian bunuh diri rata-rata terjadi setiap 40 detik. Selama 50 tahun terakhir angka bunuh diri meningkat 60 persen hingga menjadikan bunuh diri sebagai penyebab kematian ketiga terbesar yang terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun. 

Angka di atas belum termasuk percobaan bunuh diri yang 20 kali lebih sering daripada bunuh diri. Itu berarti lebih banyak orang mati karena bunuh diri daripada konflik bersenjata di dunia. Di beberapa negara, seperti Jepang dan China angka bunuh diri bahkan lebih gemuk ketimbang kematian akibat kecelakaan lalulintas. 

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut WHO pada tahun 2005, sedikitnya 50.000 orang Indonesia melakukan tindakan bunuh diri tiap tahun. Itu data 2005. Data terbaru bisa diasumsikan lebih tinggi lagi. Bukankah kita hidup di tengah tata dunia yang makin sinting? Nah, tuan dan puan mari kita berbuat sesuatu. Paling tidak berpikir dan berbuat baik hari ini agar kesintingan dunia sedikit terkikis. Dor! (dionbata@yahoo.com)

Pos Kupang, Senin 30 Mei 2011 halaman 1

Bunuh

KEHENINGAN malam di kawasan kilometer lima jalan lingkar Kota Kefamenanu terusik. Di malam menjelang larut itu warga dikejutkan oleh penemuan seonggok mayat di tengah jalan berdebu, Kamis (19/5/2011) sekitar pukul 22.00 Wita. Mayat seorang pria muda dengan leher digorok nyaris putus. Darah berceceran. Duh!

Polisi datang tak lama setelah menerima laporan masyarakat. Misteri mayat pun terkuak. Namanya Simon Subun, usia 20 tahun, warga Tublopo, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Simon yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek diduga jasi korban pembunuhan dalam suatu aksi pencurian. Indikasi tersebut muncul setelah sepeda motor jenis Shogun biru nomor polisi DH 4846 CD yang dikendarai Simon, raib entah ke mana.



Horor penemuan mayat belum berakhir di situ. Sembilan jam kemudian warga temukan lagi mayat seorang pria berusia 33 tahun di ruas jalan Ponu-Atambua Atas, Jumat (20/5/2011) sekitar pukul 07.00 Wita. Namanya Markus Beli (33) asal Kampung Oekoro, Kelurahan Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, TTU. Jenazah Markus ditemukan dalam kondisi telentang di jalan dengan luka tusuk pada leher dan kaki kiri, tempurung kepala bagian belakang terbuka serta luka gores di sekujur tubuh seperti bekas seretan. Markus mungkin dihabisi sang pembunuh baru mayatnya diletakkan di pinggir jalan. Sadis!

Begitulah warta pembunuhan yang disiarkan sejumlah media massa Nusa Tenggara Timur akhir pekan lalu. Mungkin sebagian orang menganggap biasa saja peristiwa semacam itu. Toh manusia bakubunuh sudah ada sejak zaman Kain dan Abel. Lagipula kematian bisa terjadi kapan saja dan akan menimpa semua orang yang bernyawa. Yang berbeda hanya soal cara mati, waktu dan tempat kematian.

Namun, bagi tuan dan puan yang jeli mengikuti perkembangan, tindak pidana pembunuhan di wilayah hukum Timor Tengah Utara telah menebarkan teror yang menakutkan karena negara seolah absen dalam setiap peristiwa sadis yang menimpa warganya. Data Pos Kupang menunjukkan indikasi tersebut. Dalam tempo sepuluh tahun terakhir, tercatat sedikitnya 20 kasus pembunuhan di wilayah hukum TTU yang belum sampai ke pengadilan. 

Data berikut memberi secuil gambaran. Di kepolisian sektor (Polsek) Ponu ada tujuh kasus pembunuhan sejak tahun 2003 yang berkasnya belum sampai ke pengadilan. Ditambah kasus terbaru yang menimpa Markus Beli, maka ada delapan kasus pembunuhan di Polsek ini yang belum terungkap. Di Polsek Nunpene terdapat lima kasus pembunuhan, termasuk kasus kematian Paulus Usnaat di kamar tahanan Polsek Nunpene yang sempat menggegerkan beranda Flobamora lantaran salah seorang tersangka merupakan figur terkenal. Di Polsek Kota Kefamenanu ada empat kasus dan Polsek Noemuti satu kasus pembunuhan.

Dengan demikian jelaslah betapa para pembunuh berkeliaran bebas di luar sana. Boleh jadi si pembunuh itu tetangga rumahmu, rekan kerjamu atau bahkan pimpinanmu di suatu instansi swasta maupun pemerintah. Dia bisa saja seorang yang ramah, rajin berdoa dan dermawan. Boleh jadi dia adalah tokoh masyarakat, orang yang terpandang secara sosial. Tapi mereka luput dari jeratan hukum. Mereka pun merasa tidak bersalah meski telah menghilangkan nyawa sesamanya dengan keji. Pembunuh yang luput dari hukum, baik perorangan maupun kelompok dapat saja mengulangi perbuatannya di kemudian hari. Membunuh dianggap sebagai cara menyelesaikan masalah yang paling mudah. 

Kasus pembunuhan misterius tidak hanya terjadi di wilayah Timor Tengah Utara. Kasus serupa juga banyak terjadi di berbagai wilayah Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor, Rote, Sabu dan Lembata). Sumba merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi di NTT. Tidak sedikit kasus bakupotong kepala manusia di sana yang menguap begitu saja.


Tuan dan puan kiranya belum lupa sejumlah kasus dengan ekspetasi besar dari publik. Misalnya kasus kematian Romo Faustinus Sega, Pr di Ngada dan Nurdin Devyanto di Maumere, Kabupaten Sikka. Kasus Romo Faustin memang sampai ke meja pengadilan, namun vonis hakim di level pengadilan tinggi membebaskan para terdakwa. Artinya, jika Romo Faustin dibunuh maka pembunuhnya masih misteri sampai detik ini. Sang pembunuh tertawa ngakak mengolok ketidakmampuan penegak hukum menjeratnya.

Kisah kematian Nurdin Devyanto pun setali tiga uang. Kepolisian Daerah (Polda) NTT menunjukkan keseriusan dengan membentuk dua tim penyidik untuk mengusut kasus ini. Tim pertama berkesimpulan Nurdin mati akibat kecelakaan lalulintas. Tim kedua meyakini Nurdin dibunuh. Sejumlah tersangka ditangkap dan ditahan di Kupang. Sampai masa penahanan tersangka berakhir, berkas mereka sekadar bolak-balik dari polisi ke jaksa. Entah sampai kapan kasus tersebut baru sampai ke pengadilan. Mungkin sudah masuk kotak. 

Kasus paling heboh dari Timor Tengah Utara adalah misteri kematian Paulus Usnaat di kamar tahanan Polsek Nunpene tahun 2008. Polisi memang sempat menangkap dan menahan tersangka. Tapi nasibnya sama dengan kasus Nurdin. Sampai masa penahanan tersangka berakhir, berkas Usnaat mengandung banyak kekurangan alias tidak lengkap. 


Kematian Paulus Usnaat pun menebaran horor yang lebih mengerikan. Bayangkan, sel polisi begitu mudah diterobos pembunuh dan polisi gagal membekuknya untuk diproses hukum. Kalau di "rumah polisi" saja tidak aman, bagaimana dengan dunia di luar sana? Masuk akal kalau kasus pembunuhan misterius akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Rupanya kemampuan aparat penegak hukum kita baru sebatas itu, kendati ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat maju. Secanggih apapun teknologi tetaplah manusia yang paling menentukan. Person behind the gun. Kalau etos kerja manusianya loyo, teknologi tak bisa menolong. Kalau manusia tidak punya nurani, hancur leburlah segalanya.

Begitu banyaknya kasus pembunuhan di beranda Flobamora yang tidak terungkap memberi pesan tegas kepada semua. Bahwa tuan dan puan sesungguhnya hidup di zaman barbar. Siapa yang kuat dialah yang menang. Yang berlaku adalah hukum rimba meskipun institusi hukum formal sebagai perangkat negara demokrasi memang ada. Penegak hukum ada di mana-mana dengan seragam rapi, pangkat, fasilitas dan kantor megah. 

Kemunduran sebagai bangsa itu sungguh nyata, kawan! Kegagalan negara melindungi warganya bukan isapan jempol semata bukan? Horor bisa menimbulkan kesurupan. Celaka tiga belas hidup di negara kesurupan. Histeris melulu. Ribut terus. Kisruh. (dionbata@yahoo.com) 

Pos Kupang, Senin 23 Mei 2011 halaman 1

Nahor

MALAM menjelang larut. Ringkih tertatih. Gerimis menyelimuti sepi. Udara pegunungan Timor yang dingin di awal Mei nakal menyelinap lewat jendela kaca nako yang pecah. Sesekali suara angin menderu-deru sampai jauh. Eliazar duduk terpekur di beranda gubuk berdinding bebak itu. Pikirannya melayang jauh...

Nahor, putra semata wayangnya pergi entah ke mana. "Hampir pasti Nahor akan pulang dinihari lagi. Seperti hari-hari sebelumnya," kata Eliazar membuka pembicaraan. Pria dengan uban di kepala itu menarik napas panjang lalu meluncurlah kisah dari balik bibirnya yang kerontang. "Mangan dan uang telah menghancurkan rumah tangga anak saya," ujarnya. Getir menyeruak dari suara bas Eliazar.



Nahor adalah anak yang berbakti kepada orangtua. Lebih dari itu dia seorang suami yang setia dan ayah yang bertanggung jawab terhadap putra-putrinya, cucu Eliazar. Nahor rajin berkebun, cekatan memberi makan sapi paron dan sesekali mengisi waktu menjadi tukang ojek. Pendapatannya tak jauh beda dengan orang sekampung. Pas-pasan saja tetapi mereka tak berkekurangan. Mereka masih bisa makan dan minum sekurangnya dua kali sehari. 

Suatu hari di awal tahun 2010 datang seorang pengusaha mangan ke kampung Eliazar. Dia mencari orang-orang yang mau menjadi kaki tangan sebagai pengumpul mangan dari masyarakat. Tanpa berdiskusi lebih matang dengan ayahnya, Nahor memutuskan mau bekerja sebagai pengumpul. Toh upah yang ditawarkan pengusaha berkulit putih, rambut lurus dan mata agak sipit yang datang dari pulau seberang sungguh menggiurkan. Jauh berbeda dengan penghasilan Nahor sebagai petani dan tukang ojek musiman.

Bekerjalah Nahor sebagai pengumpul mangan dengan modal dari pengusaha tadi. Hampir tiap hari dia melanglang buana dari kampung ke kampung membeli mangan dari masyarakat. Ojek yang dulu muat manusia, sekarang jadi tunggangan batu mangan. Jadilah dia obama (ojek bawa mangan). Jika sudah terkumpul sekian banyak dia lapor ke bosnya yang indekos di salah satu ibukota kabupaten di Pulau Timor. Sang bos akan kirim dump truk pengangkut mangan untuk selanjutnya dibawa ke Surabaya via Pelabuhan Tenau-Kupang.

Latar pendidikan SMA membantu Nahor mudah beradaptasi dan cepat belajar. Nahor bekerja sungguh-sungguh dan mengikuti petunjuk serta petuah bosnya. Dia paham bagaimana trik menyelipkan uang pelicin buat pegawai berseragam agar urusan mangan lancar. Dia hafal siapa saja yang bermain mangan di Timor, mulai dari kelas keroco hingga orang-orang top manajer di lingkup pemerintahan, partai politik dan instansi penegak hukum.

Nahor menjadi salah seorang staf lapangan yang dipercaya bos. Selain upah bulanan, dia juga kerap mendapatkan insentif. "Saya senang melihat penghasilannya meskipun semula saya tidak suka dia kerja mangan. Tapi kesenanganku tidak lama karena setelah punya uang, sikap Nahor berubah. Dia mulai ringan tangan terhadap istri dan anak-anaknya," kata Eliazar. Uang memang mengubah Nahor. Mengubah juga lingkungan pergaulan dan tabiatnya. Dari seorang petani di kampung yang berteman dengan ilalang dan berkarib dengan sapi, dia masuk kehidupan ala kota. Punya uang seolah merasa bisa segalanya. 

Penghasilan yang jauh lebih baik malah tidak membawa berkah bagi keluarga muda itu. Mangan tidak membawa nikmat. Nahor mengelola uangnya sendiri, entah untuk apa dan buat siapa. Ketika diomeli sang istri, tangan Nahor melayang. Kata-kata kasar meluncur deras dari bibirnya yang merah bata karena kebiasaan mamah sirih pinang. Isteri mana bisa bertahan dalam situasi demikian? Jika anak-anak merengek sesuatu, tuan Nahor cuek bebek. 

Sang isteri yang selama ini diam-diam belajar tentang cara kerja Nahor jadi pengumpul mangan tak mau kalah dengan suaminya. Perempuan itu beranikan diri melamar sebagai pengumpul mangan. Ternyata ada pengusaha yang mau menggunakan tenaganya. Maka pasangan suami isteri tersebut menjalani pekerjaan yang sama. Nahor meradang ketika tahu sang isteri pun bisa! "Sejak isterinya bekerja, tabiat buruk Nahor semakin menjadi-jadi. Tiada hari tanpa bertengkar. Tidak ada mau yang mengalah," kata Eliazar, pria sepuh yang ditinggal mati isterinya saat Nahor masih duduk di kelas satu SMA.

Cemburu buta ikut membumbui 'perseteruan' antara Nahor dengan isterinya. Nahor menuduh isterinya selingkuh. Sang isteri bilang Nahor punya wanita simpanan di kota. Gubuk bambu pun berubah menjadi ring tinju dan kebun binatang. Hampir semua nama binatang dilitani manakala Nahor dan isterinya beradu mulut siang dan malam. Anak-anak tak lagi dibelai dengan kasih. Keluarga Kristen yang dulu rukun harmonis, tak rutin lagi ke gereja pada hari Minggu dan hari raya. "Saya gagal nak. Saya malu sekali. Mengapa di usia senja begini saya harus memikul salib yang sangat berat?" tutur Eliazar yang bagi orang sekampung dipandang sebagai tokoh jemaat. Pemuka gereja.

Sepekan menjelang hari Kasih Sayang 14 Februari 2011, kasih di dalam rumah tangga Nahor benar-benar luruh. Sang isteri pergi meninggalkan gubuk bebak bersama anak-anaknya. Dia pulang ke kampung asal. Dia pergi tanpa pamit kepada Nahor, bahkan terhadap mertuanya Eliazar. "Kalau Nahor dan isterinya pisah, silakan saja karena mereka sudah dewasa. Saya hanya ingat nasib cucu-cucu saya," kata Eliazar dengan suara bergetar. Tanpa sadar air bening meleleh di pipi keriputnya.

Begitulah tuan dan puan. Tatkala Timor, Flores, Sumba, Alor, Rote, Sabu dan Lembata menyadari karunia cuma-cuma berupa hamparan mangan di mana-mana, banyak prahara menyertainya -- semisal kisah nyata keluarga Eliazar di atas. Di kampung besar kita betapa banyak air mata tumpah karena mangan. Mati sia-sia saat menggali mangan. Terkubur hidup-hidup menghirup racun mangan. Keluarga remuk karena mangan. Kakak adik berkelahi demi mangan. Pemerintah dan rakyat bakumaki karena mangan yang dijual murah. Bukan salah mangan dikandung bumi Flobamora. Manusialah yang serakah dan tidak tahu diri mengelola mangan demi adab kehidupannya.

Di Timor, tempat beta hidup lebih dari dua dasawarsa, kian banyak petani meninggalkan ladang, makin sepi gembala meniup seruling di padang. Tofa rumput (cabut rumput) mulai lupa. Mamar dan ladang padat ilalang. Timor dulu harum cendana wangi, terkenal sampai ke India, tersiar hingga ke Tiongkok sana. Cendana melapuk. Habis dibabat tak lebih dari setengah abad. Zaman berubah, kesadaran memelihara bumi dan isinya justru makin tak karuan. Siapa yang pongah, kita atau anak-anak Flobamora zaman batu? Sepuluh, dua puluh atau lima puluh tahun dari sekarang, ada apa dengan Timor, Sumba, Flores, Alor dan Lembata jika tuan mengeruk isi perutnya semata demi uang? 

Percayalah, Timor akan menjadi tumor ganas, Sumba menyumbang sengsara, Flores menuju fatamorgana dan Lembata luruh ke lembah derita. Bumi memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Namun, bumi harus ditimang bijak, dicicipi dengan kasih. Duhai tuan dan puan! Laksana pipit di padang sabana, teruslah bercicit demi bumi lestari meski sayup mencabik nurani. Bumimu rumahmu. Tuan tega merusak rumah sendiri? (dionbata@yahoo.com)

Pos Kupang edisi Senin, 16 Mei 2011 halaman 1

Cuci Otak

APA kado istimewa Hari Pendidikan Nasional? Jelas bukan Ujian Nasional (UN) 2011 yang hasilnya belum diumumkan. Bukan juga prestasi akademik anak Indonesia yang mengguncang dunia. Kado Hari Pendidikan Nasional yang kita rayakan hari ini, 2 Mei 2011 bernama Cuci Otak!

Betapa tidak. Laporan media massa terang benderang memaparkan fakta memilukan yang melanda dunia pendidikan kita. Dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir telah ratusan bahkan ribuan mahasiswa Indonesia menjalani proses cuci otak yang dilakukan jaringan organisasi Negara Islam Indonesia (NII). Tuan dan puan tentunya maklum bahwa usia organisasi tersebut setua negara ini. Dia bergerak di bawah tanah. Timbul tenggelam dalam sejarah Indonesia tapi tak pernah mati untuk selamanya.



Sepak terjang organisasi NII kembali menghiasi langit Ibu Pertiwi tatkala sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilaporkan hilang dari tempat kos atau rumah orangtuanya awal tahun ini. Mereka pergi tanpa pesan kepada keluarga dan sahabat. Belakangan baru diketahui kalau anak-anak muda tersebut direkrut jaringan NII.

Mereka direkrut lewat cara yang rapi dan sistematis. Ada yang menggunakan jasa perempuan cantik dan wangi. Ada pula yang melalui senior mereka di kampus, lewat jaringan pertemanan dan sebagainya. Setelah mendapat indoktrinasi NII, anak-anak muda itu seolah hilang ditelan bumi. Mereka tidak lagi berkomunikasi dengan keluarga, sahabat dan pihak kampus. Sebagian dari mereka baru kembali ke rumah setelah berbulan-bulan hilang entah ke mana. Namun, tak sedikit pula yang nasibnya masih misteri sampai detik ini. Yang berhasil pulang ke rumah pun tidak sepenuhnya normal seperti sedia kala. Mental mereka rusak. Cenderung menyendiri di dalam rumah. Malu bersosialisasi dengan orang lain.

Setelah terkuak di Malang, di Sumatera Utara belasan orangtua ramai-ramai melaporkan kasus kehilangan anak mereka kepada polisi pada medio April 2011. Ada yang hilang sejak tahun 2009. Kebanyakan hilang tahun 2010 dan 2011. Yang hilang dominan mahasiswi semester awal. Kabar kabur menyebut mereka direkrut masuk aliran keagamaan tertentu di wilayah Nangroe Aceh Darusalam. Menurut kesimpulan sementara polisi, cara kerja jaringan di Aceh itu mirip dengan NII yang kiprahnya lebih mengakar di Pulau Jawa.

Peristiwa di Malang dan Sumatera Utara menguak fakta baru yang lebih mencengangkan. Kampus-kampus terkemuka di Tanah Air ternyata sudah lama menjadi bidikan NII. Jaringan tersebut sudah masuk ke berbagai kampus seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro dan lainnya. Sejumlah pengamat memperkirakan pengikut setia NII sekitar 40 ribu orang. Dan, mereka juga tersebar di berbagai perguruan tinggi. Ngeri!

Fenomena tersebut telah membuka mata banyak orang. Negara dianggap lalai atau melakukan pembiaran sehingga NII beranak-pinak dan berhasil menanamkan ajaran mereka lewat generasi muda. Sudah banyak suara dikumandangkan mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, DPR hingga kepala negara RI dengan pesan yang sama yaitu tidak boleh lagi memandang NII dengan sebelah mata. Kiprah organisasi tersebut harus dihentikan. 

Pertanyaan menarik, mengapa NII justru menggarap kampus dan sukses melakukan proses cuci otak terhadap mahasiswa? Mereka pasti tahu kelemahan kurikulum pendidikan tinggi kita yang belakangan ini semakin meminggirkan pentingnya wawasan kebangsaan. Jujur saja tuan dan puan, diskusi serta dialog tentang nasionalisme tidak lagi bergaung kencang di kampus-kampus Indonesia. 

Kampus kita dalam sejumlah kasus malah secara telanjang mempertontonkan praktik primordialisme. Melakukan pengkotak-kotakkan atas dasar SARA. Dalam situasi demikian bibit perpecahan mendapatkan lahan yang subur. Proses cuci otak pun mudah mencapai tujuannya. Bukankah kenyataan demikian juga terbentang di beranda Flobamora? 

Pertikaian di lembaga perguruan tinggi bukan warta luar biasa di kampung halaman kita. Cukup sering pertikaian tersebut tak berujung. Dendam kesumat terus dipupuk dari waktu ke waktu. Penyimpangan dan atau penyelewengan di kampus terbungkus rapi. Semua sama-sama tahu, tetapi tak banyak yang mau bersiul. Uang dan kuasa membutakan mata hati. Juga akal sehat. Kampus dengan karakter begini perlu menjalani proses 'cuci otak' agar segera kembali ke jalan yang benar bukan? (dionbata@yahoo.com)

Pos Kupang Senin, 2 Mei 2011 halaman 1

Paus Yohanes Paulus II Jadi Beato

Paus Yohanes PP II
PAUS Benediktus XVI akan memimpin misa beatifikasi bagi mendiang Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus Vatikan, Minggu (1/5/2011). Butuh satu mukjizat lagi bagi Yohanes Paulus II untuk ditetapkan sebagai orang suci.

Upacara beatifikasi merupakan tahap pertama sebelum seorang Katolik resmi ditahbiskan sebagai orang suci atau santo. Untuk menyambut beatifikasi bagi Paus Yohanes Paulus II, Takhta Suci di Vatikan sudah membuka akses menuju Lapangan Santo Petrus bagi para pengunjung sejak Minggu (1/5/2011) dinihari, sekitar pukul 03.00 waktu Italia.



Sedikitnya 500.000 orang yang datang dari berbagai belahan dunia bakal ikut ambil bagian dalam misa beatifikasi tersebut. Sekitar pukul 07.00 waktu setempat Vatikan akan mengumandangkan dan menyanyikan doa favorit kepada Bunda Maria dari almarhum mantan Uskup Agung Gdansk, Polandia itu. Paus Benediktus XVI akan memimpin misa beatifikasi satu jam setelah doa tersebut.

Kota Roma sudah dilanda demam Yohanes Paulus II sejak beberapa pekan lalu. Peziarah dari berbagai belahan dunia telah berdatangan untuk mengikuti misa beatifikasi pemimpin umat Katolik sedunia yang meninggal enam tahun silam.

Poster-poster mendiang paus asal Polandia, yang punya nama asli Karol Wojtyla itu tertempel di bus-bus, tiang lampu dan di berbagai pelosok Kota Roma.

Seperti juga ketika upacara pemakaman paus yang meninggal pada 2 April 2005, ribuan orang Polandia berduyun-duyun ke Vatikan, dengan pesawat, kereta, bahkan mobil, untuk ikut merayakan upacara beatifikasi hari ini. Persiapan upacara beatifikasi yang langka di Vatikan berlangsung meriah.

Perjalanan seorang Katolik diangkat sebagai orang suci melalui prosedur yang tidak mudah. Beatifikasi adalah langkah pertama seseorang dinyatakan sebagai orang suci. Untuk dinyatakan sebagai beato, harus lebih dahulu ada peristiwa mukjizat yang bertalian dengan orang yang disucikan tersebut.

Mukjizat yang membawa mendiang Paus Yohanes Paulus II diusulkan sebagai orang suci adalah ketika seorang biarawati Perancis penderita penyakit parkinson bisa sembuh setelah berdoa meminta kesembuhan pada saat kematian paus tersebut. Nama biarawati itu adalah Marie Simon-Pierre. Paus Yohanes Paulus II didera penyakit parkinson pada 12 tahun terakhir masa hidupnya.

Seperti diwartakan AP dan AFP, biarawati asal Perancis, Marie Simon-Pierre memberi kesaksian saat acara doa pada Sabtu (30/4/2011) malam di kawasan situs kuno Circus Maximus. Suster Marie kembali memberi kesaksian di hadapan sekitar 100.000 orang. 

Sangat Ketat
Gereja Katolik Roma sangat ketat untuk menetapkan seseorang diangkat sebagai beato dan kemudian santo. Perlu setidaknya penyelidikan mendalam, paling cepat lima tahun setelah kematiannya. Sementara penyelidikan atas diri Paus Yohanes Paulus II dilakukan hanya dua bulan setelah wafatnya.

Proses kilat juga terjadi pada Ibu Teresa, biarawati yang sepanjang hidupnya mengabdi kepada orang-orang miskin di Kalkutta, India. Ia dibeatifikasi pada tahun 2003, hanya enam tahun setelah kematiannya yang ditangisi dunia.

Untuk diangkat sepenuhnya sebagai santo, diperlukan satu laporan mukjizat lagi menyangkut dirinya. Jika ada satu bukti mukjizat lagi, dilakukanlah upacara kanonisasi untuk menyatakan bahwa orang tersebut adalah orang suci.
Segala berkas, baik untuk proses beatifikasi maupun kanonisasi, disampaikan kepada semacam "promotor" di Vatikan, yang perannya mencari dan menemukan hal-hal yang menguatkan seseorang untuk dibeatifikasi.

Setelah konsultasi dengan segenap uskup (pemimpin umat Katolik di bawah paus) dan para kardinal pembantu paus, berkas disampaikan kepada paus untuk ditandatangani dan diumumkan sebagai orang suci. (ap/afp/rtr/kompas.com)

Sumber: Pos Kupang Minggu 1 Mei 2011 halaman 1

Daun Muda

USIANYA baru 15 tahun tetapi dia sudah mengerti lika-liku bisnis yang satu ini. Bisnis melayani sekelompok perempuan kota yang membutuhkan kepuasan. Dia piawai merayu. Juga cerdas membujuk teman sebaya hingga mau melayani pelanggan dengan imbalan uang!

Demikian secuil kisah prahara daun muda dari Kota Pahlawan Surabaya. Hari Kamis 13 April 2011, bisnis remaja tanggung berinisial RA tersebut tersibak. Dia ditangkap polisi karena ketahuan menjual temannya sendiri kepada tante girang di Jalan Dinoyo, Surabaya. Menurut polisi, RA menawarkan dua temannya, MWA (16) dan MI (16) kepada tante girang dengan harga Rp 500.000 per orang.

Menerima tawaran tersebut, MWA dan MI dengan senang hati melayani pelanggan RA. Keduanya juga mengikuti permintaan RA agar membawa serta kartu identitas pelajar dengan alasan bisa lolos apabila ada razia. Padahal maksudnya terselubung. Kartu pelajar merupakan jaminan dari RA kepada pelanggannya bahwa "pesanan" mereka benar-benar pelajar alias daun muda. Selain cerdas, RA juga licik. Kedua temannya hanya mendapat jatah Rp 200.000 setelah melayani pelanggan. Sisanya masuk kantong RA. Dia berdalih ada biaya operasional sehingga mereka hanya mendapat Rp 200 ribu per orang. Nah?

Kehidupan perkotaan yang sangat keras dan permisif memungkinkan terjadi fenomena sosial semacam ini. Bayangkan tuan dan puan. Remaja berusia 15 tahun sudah berani menjalankan pekerjaan "mucikari" gigolo. Remaja seusia itu setidaknya baru duduk di kelas 1 atau kelas 2 SMA. Masih sangat hijau. Tapi begitulah. Orang bilang kita hidup di zaman edan! Anak atau remaja lekas dewasa dari usia seharusnya. Kebebasan tanpa kendali telah menyeret jutaan generasi muda di persada ini melakoni kehidupan yang tercabik-cabik.

Fenomena tante girang dan pria hidung belang bukan baru. Setiap zaman selalu ada kelompok manusia doyan daun muda serupa itu, baik laki-laki maupun perempuan. Kelompok itu lazimnya sudah mapan secara ekonomi. Mereka membidik kaum remaja guna menyalurkan hasrat ragawi. Menyenangkan diri sesaat. Menurut beberapa kawan yang paham kehidupan malam, fenomena tante girang juga mulai mekar di beranda Flobamora, misalnya di Kupang yang kini nyaris hidup 24 jam serta beberapa kota di Flores seperti Maumere. Kalau puan-puan kurang yakin, silakan telusuri sendiri. He-he-he...

Prahara daun muda dari Surabaya mestinya menjadi berita besar karena menampilkan wajah bangsa yang sesungguhnya. Betapa ribuan bahkan jutaan anak dan remaja Indonesia menjalani kehidupan yang suram. Namun, sayang seribu sayang warta tersebut tenggelam dalam hingar-bingar goyang India polisi Norman Kamaru. Berita RA sekali tayang selesai. Beda jauh dengan Norman yang mendadak bintang. Norman didukung penuh para bosnya yang memikul bintang di bahu kiri kanan. Norman pun bagoyang di mana-mana. Menyanyi di banyak tempat sampai pinjam baju seragam dan dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan.

Tidak ada yang salah dengan kebintangan Norman Kamaru. Bakat seninya sungguh menghibur. Dia pun mendapat durian runtuh. Sekejap sontak jadi kesohor. Itulah keberuntungan manusia. Kritik mestinya tuan dan puan sasarkan ke kami orang-orang media. Media massa di Indonesia dipuji Amnesti Internasional sebagai pers paling bersemangat di Asia dalam sepuluh tahun terakhir. Namun, Amnesti mungkin lupa bahwa pers Indonesia kerapkali tergoda memblow-up hal-hal yang kurang penting. Cuma utamakan sisi menarik semata, sehingga masalah mendasar berkaitan dengan kebutuhan publik justru terabaikan.

Simak acara televisi kita. Jam tayang informasi selebriti yang isinya kawin-cerai, gosip selingkuh, baju baru, tentang perawatan wajah serta tetek bengek yang kurang penting justru menyita durasi terpanjang dalam sehari. Tidak banyak media yang cerdas membedakan yang penting dan menarik. Tuan dan puan sebagai pembaca, pendengar atau pemirsa mesti kritis, memilah dan memilih. Tidak menelan mentah-mentah sajian media.

Kembali ke prahara daun muda, kisah berikut merupakan tragedi daun muda dalam arti sesungguhnya. Dalam sebulan terakhir sebagian besar masyarakat Indonesia telah direpotkan dengan invasi ulat bulu yang memakan daun muda. Mulai dari daun mangga, asam, advokad, ceri, sampai daun singkong. Serbuan ulat bulu dalam jumlah jutaan membuat masyarakat kalang kabut.

Laporan media menyebutkan, serangan ulat bulu yang bermula di Pulau Jawa telah meluas ke Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Invasi ulat bulu membuat bulu kuduk merinding. Konon inilah wabah ulat bulu terparah dalam sejarah Indonesia. Di daerah Probolinggo, Jawa Timur, jutaan ulat bulu bergelantungan di pepohonan. Satu pohon rata-rata diserbu 500 sampai 1.000 ulat. Ngeri! Setelah menghabiskan daun mangga muda, ulat nakal itu masuk ke umah warga. Ulat yang bikin gatal itu membuat orang sibuk. Kegiatan warga sehari-hari terganggu karena harus membersihkan ulat. Pakaian yang dijemur pun dijaga. Sebab kalau disentuh ulat akan menimbulkan gatal-gatal saat pakaian itu dikenakan.

Jumlah pohon yang diserang ulat bulu lumayan banyak. Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi mengatakan ulat bulu telah menyerang 2,5 persen dari populasi pohon di Indonesia. "14.500 pohon dari 1,8 Juta pohon sudah diterkena ulat bulu," kata Bayu usai kuliah umum di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 14 April 2011.

Fakta penting terungkap di Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat. Ulat bulu di sana bandel dan kebal terhadap pestisida. Meski sudah disemprot berkali-kali mereka tidak mati. Malah terus berbiak. Pemusnahan dengan obat kimia sia-sia belaka. Menurut teori, ulat bulu biasanya bersembunyi pada siang hari. Yang terjadi sekarang si ulat muka buruk itu tampil percaya diri siang dan malam. Gila!

Menurut pakar serangga, ledakan populasi ulat bulu dari famili Lymantriidae itu sesungguhnya dapat dicegah. Untuk jangka pendek, kita harus menjaga kebersihan lingkungan karena fase kepompong umumnya di serasah, sampah, dan tumpukan balok kayu. Langkah jangka panjang, menjaga keseimbangan ekosistem. "Ledakan populasi terkait ulah manusia," kata peneliti serangga (entomolog) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rosichon Ubaidillah seperti dikutip Kompas, Jumat (15/4/2011).

Sudah bukan rahasia lagi kalau keserakahan manusia mengganggu keseimbangan ekosistem. Invansi ulat bulu di Indonesia terjadi karena berkurangnya populasi burung predator, semut, kepik, kelelawar, lebah pemangsa dan parasitoid dikaitkan dengan perburuan. Sebab lain adalah penggunaan pestisida berlebihan, kerusakan kawasan karst hingga cuaca ekstrem.

Solusinya cuma satu. Harus ada perubahan perilaku manusia agar lebih ramah lingkungan ditunjang dengan penegakan hukum atas pelanggaran di bidang lingkungan hidup. Celakanya negeri kita kurang peduli. Kita masih saja serakah merusak alam dan hukum lingkungan tak bergigi. Orang kita lupa korupsi di bidang lingkungan dampaknya dashyat. Bisa tujuh turunan anak manusia yang akan menerima risikonya.

Invasi ulat bulu menandakan alam sedang marah. Kemarahan alam juga diperlihatkan kelelawar di Kolaka, Sulawesi Tenggara awal April lalu. Bayangkan, ribuan ekor kelelawar merusak ratusan hektar pohon kelapa milik warga Desa Tondowolio, Kecamatan Uluiwoi, Kabupaten Kolaka. Dinas Perkebunan setempat mengakui masuknya kelelawar ke pemukiman penduduk dan merusak kelapa akibat kerusakan hutan di desa tersebut. Bukankah tidak lazim kelelawar merusak kelapa? Kalau mangga dan pisang, iyalah.

Bila peringatan alam itu kita abaikan, akan muncul lagi keanehan-keanehan baru di masa depan. Di ini negeri yang tidak aneh adalah beberapa hal berikut. Anggota Dewan nonton film porno saat bersidang di gedung Wakil Rakyat Yang Terhormat, prahara `daun muda' dan para pemimpin marah besar bila disentil kritikan. Salam ulat! (dionbata@yahoo.com)

Pos Kupang, Senin 18 April 2011 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes