Uskup Kherubim |
Misa akbar perayaan itu dihadiri tujuh uskup, ribuan umat Katolik dari berbagai wilayah Keuskupan Maumere serta undangan lainnya. “Sikapnya tenang. Omongannya halus tapi bor dalam. Bor terus,” kata Uskup Anton Pain Ratu yang disambut tawa ribuan umat yang hadir dalam misa akbar perayaan itu.
Uskup Pain Ratu juga menyebut Uskup Kherubim sebagai tokoh pemersatu. Uskup Kherubim patut mendapatkan julukan itu atas jasa-jasa beliau dalam karya kegembalaannya di Keuskupan Weetabula, Sumba selama 22 tahun.
“Selama 22 tahun Uskup Kherubim berhasil meruntuhkan tembok-tembok pemisah antara sesama murid Kristus lewat dialog yang tulus sesuai doa Yesus Kristus agar mereka semua menjadi satu. Itu realisasi motto sang yubilaris sendiri yaitu Ut Omnes Unum Sint, Supaya Semua Orang Bersatu. Umat di Sumba menangis saat Uskup Kherubim pindah ke Maumere karena mereka kehilangan tokoh pemersatu. Sedangkan umat di Maumere menari-nari kegirangan menyambut tokoh pemersatu pulang ke kampung halamannya,” kata Uskup Anton Pain Ratu.
Uskup Kherubim yang bulan September 2011 akan genap berusia 70 tahun, kata Uskup Anton Pain Ratu, tetaplah seorang tokoh pemersatu bagi umat Katolik di Keuskupan Maumere yang terdiri dari lima etnis. “Saya yakin itu. Hari ini kita menyaksikan kekuatan tekad sang yubilaris. Yubilaris sendiri pasti akan tetap menjadi tokoh pemersatu untuk umatnya,” ujarnya.Uskup Anton Pain Ratu juga mengagumi kepribadian Uskup Kherubim. Dengan ketenangannya, beliau bisa mendekati umat dari setiap kalangan, menjadi bapak yang mau mendengarkan umat dan menjadi sahabat bagi teman-temannya.
Tentang keutamaan Uskup Kherubim sebagai tokoh pemersatu diungkapkan Uskup Weetabula, Mgr. Edmund Woga, CSsR saat memberikan sambutan mewakili Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Uskup Edmund menekankan jasa Uskup Kherubim sebagai peletak dasar yang kokoh untuk Keuskupan Weetabula. Uskup Edmund mengungkapkan betapa Uskup Kherubim telah menanamkan landasan iman yang kokoh bagi umat di Sumba.
“Ibaratnya, beliau yang menanam dan saya yang memetik hasilnya,” demikian Uskup Edmund melukiskan karya Uskup Kherubim selama 22 tahun di Sumba. Dan, Uskup Edmund yakin yubilaris akan meletakkan dasar yang kokoh juga di Keuskupan Maumere sebagai keuskupan yang baru di Indonesia.
Mitra Pemerintah
Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Setda Propinsi NTT, Eddy Ismail, Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu raya mengucapkan proficiat kepada Uskup Kherubim yang merayakan pancawindu imamat dan perak uskup.
Pemerintah, kata Lebu Raya, berterima kasih atas sumbangan gereja selama bertahun-tahun dalam mendukung program pemerintah mensejahterakan masyarakat NTT. “Gereja merupakan mitra utama pemerintah di daerah ini,” kata Lebu Raya.
Menurut gubernur, beberapa program pemerintah menjadikan NTT sebagai Propinsi Jagung, Propinsi Koperasi, Propinsi Cendana dan Propinsi Ternak bisa tercapai jika ada kerja sama dengan semua elemen masyarakat terutama pemimpin gereja.
Sementara Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Semara Duran Antonius, dalam kata sambutannya menekankan beberapa hal yakni supaya karya Gereja ke depan tidak hanya seputar altar atau dalam lingkungan sendiri tapi melihat persoalan masyarakat di sekitarnya.
Salah satu masalah aktual yang disoroti Semara yakni pentingnya menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Dirjen Bimas Katolik mengajak para pemimpin Gereja senantiasa menumbuhkan semangat mempertahankan keutuhan NKRI dalam pelayanan mereka setiap hari. (kk)
FloresStar, Selasa 23 Agustus 2011 halaman 1