Efektivitas Perda Kawasan Tanpa Rokok

POS KUPANG.COM - Kota Kupang mengalami kemajuan dari sisi regulasi berkaitan dengan masalah kesehatan. Pada tanggal 18 Juli 2016 sudah ditetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang  Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Mengacu pada regulasi tersebut, seseorang yang merokok di sembarang tempat di wilayah Kota Kupang akan dikenakan sanksi.  Dalam perda ini antara lain disebutkan, jika kedapatan merokok di KTR seperti kawasa sekolah, rumah sakit, bahkan merokok di dalam angkutan kota (angkot) atau  bemo  bisa dikenakan sanksi membayar denda hingga Rp 50 juta.  Selain itu, perokok bisa dikurung selama enam  bulan penjara.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Ari Wijana, Perda KTR Kota Kupang kini sedang disosialisasikan ke sekolah dan kelurahan. "Paling lambat sampai pertengahan tahun 2017 Perda KTR sudah bisa diterapkan secara maksimal," kata Ari.
Menurut dia, selain sosialisasi lisan, pihaknya juga akan melakukan sosialisasi tertulis melalui pemasangan spanduk, pamflet dan stiker yang akan ditempelkan atau diletakkan di sejumlah kawasan KTR.  Lokasi KTR itu seperti pada  fasilitas pelayanan kesehatan, tempat  belajar-mengajar di sekolah, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, fasilitas olahraga dan tempat kerja.

Selain, kata Ari, tempat umum yang ditetapkan  dengan keputusan walikota seperti hotel, restoran, rumah makan, jasa boga, terminal, pelabuhan, pasar, pusat perbelanjaan, mini market, supermarket, mall, pertokoan, tempat wisata, tempat karaoke dan sarana olahraga. Ari mengatakan, penerapan Perda KTR dilakukan efektif bulan Juli 2017. Pengawasan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan proses hukumnya dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kota Kupang.

Kita menyambut baik kehadiran Perda KTR tersebut. Melalui proses yang berliku dan cukup memakan waktu akhirnya kota ini memiliki payung hukum yang sah terkait rokok. Harapan kita semoga Perda KTR sungguh diimplementasikan. Jangan sekadar macan kertas  sebagaimana nasib Peraturan Daerah (Perda) lainnya yang pernah ada.

Pengalaman menunjukkan banyak Perda  yang tidak efektif karena pihak berwenang tak berani bertindak sesuai ketentuan yang berlaku. Tidak boleh lagi terjadi pembiaran agar Perda Kawasan Tanpa Rokok benar-benar terlaksana.

Sebelum efektif diberlakukan pada bulan Juli 2017, Pemerintah Kota Kupang hendaknya melakukan sosialisasi secara masif dengan melibatkan semua pemangku kepentingan di kota ini. Tokoh agama perlu bicara tentang Perda KTR. Ajak umat masing-masing untuk mematuhi. Tokoh masyarakat, tokoh pemuda pun melakukan gerakan yang sama.  Singkat kata semua kalangan harus bergerak bersama membangun kesadaran untuk melaksanakan Perda KTR.

Partisipasi masyarakat ikut menentukan keberhasilan Perda tersebut. Tentu saja harus dimulai dari lembaga terkecil tapi sangat penting yaitu keluarga. Membentuk kebiasaan yang baik lazimnya bermula dari sana. Anak akan belajar dari orangtuanya selain menimba keteladanan dari guru di sekolah dan lingkungan sosial. Namun, di atas semua itu pilihan terbaik memang sebaiknya Anda tidak merokok. Semoga!

Sumber: Pos Kupang 1 November 2016 hal 4

Menikmati Istanbul dari Selat Bosporus

Jembatan Bosporus I
HARI itu Sabtu 1 Oktober 2016, akhir pekan yang indah di Istanbul.  Kota tergemuk di Turki dengan populasi  14 juta jiwa  seolah bergerak lebih lamban dari biasanya. Arus lalu lintas padat lancar. Banyak senyum dan tawa di mana-mana meski Istanbul masih siaga satu,  dua bulan pasca percobaan kudeta yang gagal.

Itulah hari terakhir kami sebanyak  18 wartawan asal  Indonesia berada  di Istanbul, kota unik yang berada di dua benua. Rekan-rekan dari Karpowership rupanya sudah menyiapkan agenda spesial yakni city tour yang mengasyikkan. Setelah dua hari berturut-turut kami serius bergelut tentang  kiprah  perusahaan terkemuka Turki yang membuat kapal pembangkit listrik atas pesanan pemerintah RI, akhir pekan itu saatnya piknik. Sungguh cara mengatur jadwal yang aduhai

Sabtu 1 Oktober, jarum jam baru  menunjukkan pukul 07.00,  Novi dan Ririn dari Karpowership Indonesia telah mengingatkan lewat grup WA agar kami jangan lupa sarapan pagi dan siap diri untuk jalan-jalan. Menurut jadwal city tour mulai pukul 09.00 waktu Istanbul atau sekitar  pukul 14.00 Wita di Kupang.

Kami meninggalkan Hotel Ritz Charlton Istanbul di kawasan Harbiye, Asker Ocagi Caddesi tepat pukul 09.00. City tour dipandu Burak, guide profesional dengan pembawaan  hangat dan menyenangkan. Setelah meninggalkan hotel berbintang lima itu, Burak membawa kami melewati depan Istana Dolmabache yang tak seberapa jauh dari Stadion Besiktas JK, satu di antara klub sepakbola papan atas Liga Turki.

Kami terus menyusuri kawasan Pasha House, Ciragan Palace dan  Albanian Villages  yang semuanya terletak di bibir Selat Bosporus yang elok. Mata sungguh dimanjakan oleh pedestrian area yang nyaman di pinggir pantai. Pagi itu ada banyak orang yang jogging dan bersenang-senang dengan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Benteng Rumeli Hisari yang masih kokoh.

Dan, tak kalah memikat hadirnya kerumuman orang yang sedang memancing. Anak- anak, remaja, orang tua, pria dan wanita. Selat Bosporus sungguh menghadirkan oase bagi warga Kota Istanbul dan pelancong.

Tiba waktunya tour laut menyusuri Selat Bosporus dengan kapal wisata untuk menikmati panorama Istanbul. Bosporus adalah selat yang menghubungkan dua benua, Asia dan Eropa. Juga menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Kedalaman selat sepanjang 30 km  itu bervariasi antara 36 sampai 124 meter.  Menurut data wikipedia, lebar maksimum Selat Bosporus 3.700 meter di sisi utara dan minimum 750 meter antara Anadoluhisari dan Rumelihisari.


Pemerintah Turki sudah membangun tiga jembatan melintasi selat tersebut yang mereka beri nama jembatan Bosporus I, Bosporus II dan III. Sejak tahun 1970-an Jembatan Bosporus menjadi ikon Kota Istanbul. Jembatan  Bosporus I  sepanjang 1.074 meter rampung dibangun pada 30 Oktober 1973. Pada tahun 1988 pemerintah Turki menyelesaikan pembangunan Jembatan Bosporus II sepanjang 1.090 meter. Warga Istanbul kerap menyebut jembatan kedua ini dengan nama Jembatan Fatih Sultan Mehmet.

Turki juga membangun Jembatan Bosporus Ketiga yang juga dikenal sebagai Jembatan Yavuz Sultan Selim. Pada malam hari ketiga jembatan itu diterangi lampu warna-warni yang indah. Konon pencahayaan jembatan  menggunakan sistem komputerisasi sehingga  warna ditampilkan sesuai kebutuhan dan momentumnya.
Istana Dolmabahce

Menyusuri Selat Bosporus tidak sekadar menikmati kota Istanbul yang dulu bernama  Konstantinopel dari sisi berbeda. Dari selat itu justru kami bisa melihat banyak bangunan berarsitektur Eropa, Asia dan Mediterinia yang masih terawat baik. Bangunan-bangunan bersejarah itu merupakan warisan kejayaan masa lalu sejak masa Bizantium, Romawi, Kekhalifahan Usmani hingga era Republik Turki modern di bawah kepemimpinan sang pendiri Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938).

Dari atas kapal kami melihat  sisi lain  istana Dolmabahce. Burak, sang pemandu menjelaskan tentang peran penting  Istana Dolmabahce. Dulu istana tersebut merupakan pusat aktivitas Kekaisaran Ottoman. Istana tersebut juga pernah didiami Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk hingga akhir hayatnya.

Dari Selat Bosporus kami juga melihat bangunan Topkapi Palace, istana kesultanan Uthmaniyah (Ottoman) yang ditempati antara tahun 1465-1853. Letaknya masih di kawasan Sultan Ahmet, tak seberapa jauh dari lokasi wisata ternama di Istanbul yakni Grand Mosque, Hagia Sophia (Ayasofia) dan Grand Bazaar. Dari kejauhan kami bisa melihat sisa-sisa pagar benteng istana yang ketebalannya bisa mencapai 4 meter.
Mesjid yang indah di Selat Bosporus

Peninggalan bersejarah lainnya yang bisa dinikmati dari Selat Bosporus adalah Benteng Rumeli Hisari yang masih kokoh di perbukitan. Benteng yang dibangun tahun 1452 oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih itu bertujuan mengamankan Selat Bosphorus dari ancaman musuh pada masa itu. Yang juga membuat takjub adalah bangunan mesjidnya yang indah, sebut misalnya Mesjid Ortakoy dengan taman  sekelilingnya.

Akhirnya, ketika perut minta segera isi ulang, tidak perlu cemas lantaran di sepanjang bibir Selat Bosporus yang elok itu tersedia aneka restoran dengan menu yang bisa dipilih sesuai selera. (dion db putra)

Data Singkat
Nama:  Istanbul. Dalam sejarah juga dikenal sebagai Konstantinopel dan Bizantium.
Kota terpadat di Turki yang jadi pusat perekonomian, budaya dan sejarah negara itu.

Luas: 5.343 km persegi

Ketinggian: 40 meter dpl

Jumlah Penduduk: 14,03 juta (31 Desember 2015)

Tempat Menarik: Selat Bosporus, Jembatan Bosporus, Istana Dolmabahce, Hagia Sophia, Istana Topkapi, Masjid Sultan Ahmed.

Universitas Terkenal: Universitas Istanbul,  Istanbul Aydin University, Istanbul Bilgi University.


Sumber: Pos Kupang  6 November 2016 halaman 1




   
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes