|
Gaspar Ehok |
KUPANG, PK -Ratusan warga Manggarai di Kupang serta simpatisan, Jumat (26/2/2016) sekitar pukul 13.10 Wita, menjemput mantan Bupati Manggarai dua periode, almarhum Drs. Gaspar Parang Ehok, di Terminal Cargo, Bandara Internasional El Tari Kupang. Kehadiran almarhum diterima puluhan tokoh pemuda didampingi Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man.
Sosok almarhum Gaspar Ehok dinilai beberapa tokoh merupakan pemimpin yang spektakuler, ramah, rendah hati dan tidak membedakan suku, ras, agama, antargolongan (SARA). Kepergiannya memberikan rasa kesedihan mendalam bagi masyarakat Manggarai, khususnya dan NTT umumnya.
Pantauan Pos Kupang di Terminal Cargo Bandara Internasional El Tari Kupang, Jumat (26/2/2016), para penjemput yang hadir selain Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man, ada juga tokoh rekan sejawat almarhum, seperti Drs. Frans Skera, Raimundus Lema, dr. Husen Pancratius, beberapa anggota DPRD NTT asal Daerah Pemilihan Manggarai, juga ratusan warga lainnya.
Sejak pukul 11.00 Wita, penjemput sudah siaga di terminal cargo menunggu kedatangan almarhum. Sekitar pukul 13.10 Wita, peti jenazah didorong petugas terminal dan diserahkan kepada keluarga untuk diusung menuju mobil ambulans dari Pemerintah Kota Kupang.
Wakil Walikota Kupang mendampingi proses pengusungan peti jenazah, terlihat istri almarhum dipapah beberapa ibu menuju mobil ambulans kemudian rombongan bergerak ke rumah duka di Jalan Hati Suci, Oebobo Kupang. Tidak ada upacara adat ataupun doa khusus pada penjemputan peti jenazah almarhum. Setiba di rumah pribadi almarhum, langsung ditempatkan di ruang tamu. Ratusan karangan bunga dari berbagai instansi, lembaga juga dari pribadi-pribadi terlihat dipajang di halaman depan rumah duka.
Salah satu tokoh Manggarai di Kupang, Anton Ugak, seusai menjenguk almarhum mengatakan, sosok almarhum Gaspar Ehok merupakan pemimpin yang spektakuler. Masa jabatannya selama 10 tahun memimpin Manggarai yang belum dimekarkan menjadi tiga saat ini, dia sudah meletakan pembangunan yang terus dikenang generasi sekarang, contohnya infrastruktur jalan. Sosok almarhum merupakan pemimpin yang bekerja keras, membuka isolasi daerah-daerah di Manggarai.
"Saya menilai beliau tokoh yang spektakuler, bersahaja dan pekerja keras. Bayangkan, selama 10 tahun memimpin Manggarai, jalan-jalan beliau bangun. Sampai sekarang semua jalan zaman beliau tetap ada. Saya kira kita merasa kehilangan dengan kepergian beliau ini. Dia juga tokoh yang selalu memberikan pemikiran untuk pembangunan NTT," ujarnya.
Mantan Sekwilda Manggarai, Drs. WF Nope, seusai melayat almarhum, menyatakan keharuan mendalam setelah mendengar informasi bahwa mantan Bupati Manggarai ini telah meninggal dunia di Jogyakarta. Untuk itu, kata Nope, dirinya berkesempatan untuk bisa melihat almarhum. Dimatanya, kata Nope, almarhum merupakan orangtua, pemimpin yang ramah, rendah hati, tidak menyombongkan diri, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan antargolongan.
"Saya bertugas menjadi Sekwilda Manggarai tahun 1998, jadi mengenal beliau sangat dekat. Memang banyak orang melihat beliau seperti 'angker' tetapi sesungguhnya tidak. Beliau sangat dekat dengan siapa saja dan membagi ilmu kepada siapapun. Kepemimpinannya sangat kuat, intelektualnya bagus, obyektif dan tidak berpihak. Saya menilai almarhum sosok yang mumpuni," kata Nope.
Dia menambahkan, kepergian almarhum tentu merupakan kehilangan tokoh hebat dalam menularkan ilmunya untuk generasi NTT mendatang. Tentu ilmu kepemimpinan yang selama hidup beliau tunjukan, dapat diilhami generasi berikutnya.
Kehilangan Dua Tokoh
Sementara Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, dalam bulan yang sama NTT kehilangan dua tokoh penting, yakni mantan Bupati Manggarai, Drs. Gaspar Parang Ehok dan Letkol (Purn) Is Tibuludji. Pemerintah dan seluruh masyarakat NTT sangat sedih dan kehilangan tokoh panutan yang selama ini telah menyumbangkan pemikirannya untuk pembangunan di daerah ini.
"Atas nama keluarga dan atas nama pemerintah juga seluruh warga NTT, turut berbelasungkawa atas berpulangnya kedua tokoh ini. Mereka telah mengabdikan dirinya untuk NTT. Pak Tibuludji tokoh NTT yang paling tua. Kita berikan penghormatan kepada beliau-beliau karena kita kehilangan. Pak Gaspar, kita semua tahu beliau sangat berjasa membangun NTT. Kita sedih tapi tentu semangat yang sudah mereka tunjukkan akan kita lanjutkan," ujar Gubernur Frans. (yon)
Mengelus Batu di Jalan Bari
PESAN singkat (SMS) dikirim seorang tua warga Bari, Kecamatan Macang Pacar,
Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), masuk ke telepon genggam Drs. Christian Rotok, Bupati Manggarai 2005-2010 dan 2010-2015, Jumat pagi (26/2/2016).
Pengirim pesan yang tak disebutkan identitasnya menyampaikan curahan hatinya mendengar berita kepergian selamanya, Drs. Gaspar Parang Ehok, Bupati Manggarai 1989-1999. Gaspar menghembuskan nafas terakhir di RS Panti Rapih Yogyakarta, Kamis malam (25/2/2016).
Spontan, orang itu keluar dari dalam rumahnya menuju jalan di depan rumahnya. Ia meratapi di jalan, kemudian mengelus-elus batu bekas aspal lalu berujar," Pak Bupati Gaspar, di'a-di'a lako Dite.. Ho'o kid watu agu bekas pande dite. Sepenggal pesan penuh makna itu diteruskan Chris kepada Pos Kupang mengingatkan kepemimpinan Gaspar di masa sulit dulu.
Sosok tegas, intelektual, disiplin, suka melanglang buana keluar masuk kampung, desa dan kecamatan bertemu rakyat. Chris yang mengenal dekat Gaspar di tahun 1970-an, mengatakan, Gaspar pantas menyandang tokoh pembangunan tiga wilayah Manggarai, sebelum Manggarai Barat dan Manggarai Timur dimekarkan. Ia pemimpin yang berintegritas dan pro rakyat.
"Dia selalu bilang, memimpin Manggarai harus pakai hati yang bening supaya bisa melihat semua persoalan dengan jernih," kata Chris kepada Pos Kupang.
Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H M.H, menilai Gaspar merupakan pribadi dan pemimpin yang komplit dengan record pendidikan yang mendukung intelektualitasnya. Bekal yang besar membentuk visi yang kuat memimpin pemerintahan.
Gaspar memulai karier pemerintahan dari staf terendah sampai ke jenjang jabatan pemerintahan tinggi yang membentuknya sebagai pamong praja tulen. Bekal itu mengantarnya sebagai pemimpin yang kuat memberi bimbingan, mengarahkan dan menggerakkan. Pribadi yang bisa membangun komunikasi dengan semua pihak.
Membangun Manggarai di zaman yang sulit, Gaspar memanfaatkan semua sumber daya yang terbatas menggandeng Gereja Katolik membangun infrastruktur di Manggarai yang luas dengan segudang masalah.
"Pribadi yang lengkap sehingga masyarakat Manggarai kehilangan tokoh panutan. Di usianya yang tua, dia jadi tempat bertanya, diskusi dan meminta nasehat membangun daerah," ujar Kamelus.
Sekda Manggarai, Manseltus Mitak, S.H, menilai Gaspar pribadi visioner, tegas dan disiplin yang diwujudkan dalam melaksanakan tugas. Dia bahkan telah membaca kebutuhan sumberdaya aparatur yang dibutuhkan jauh ke depan.
"Kami-kami ini menjadi pegawai dari golongan kecil di masa Pak Gaspar. Dia membentuk karakter PNS orang yang kuat dan punya keperibadian. Laporan kegiatan camat harus menyertakan juga gotong-royong," kenang Manseltus, yang memulai karier PNS di Kantor Sospol Manggarai di masa Gaspar.
Silvanus Hadir yang menjadi juru penerangan (Jupen) di masa Bupati Gaspar, mengatakan, Gaspar punya visi kuat dengan program meretas isolasi wilayah, disiplin dan tegas memerintah. Segala sesuatu yang dikerjakan selalu fokus dan terukur, tak beda dengan yang digagas Deno Kamelus dengan fokus, terukur dan tuntas.
Rony Kaunang, mantan Kepala Cabang Dispenda NTT mengenang Gaspar sebagai pribadi konsisten dengan ucapan dan keputusan, tak setengah hati. Apapun yang telah diputuskan dan akan dikerjakan dipantau untuk memastikan apakah telah dilaksanakan atau belum.
Membangun Manggarai yang luas di masa sulit, Gaspar bergandengan dengan Gereja Katolik membangun dengan tanam batu yang masih kokoh sampai sekarang. Dalam hal disiplin, Gaspar memberi contoh. Dia selalu hadir sebelum acara atau kegiatan apapun dimulai. (ius)
Buka Jalan Borong-Elar
MANTAN Bupati Manggarai dua periode itu juga dinilai Bupati Manggarai Timur, Drs. Yoseph Tote, M.Si, sebagai tokoh inspirator pembangunan di wilayah Manggarai. Banyak hal yang dibuat oleh almarhum Gaspar Parang Ehok. Salah satu bukti pembangunannya adalah membuka isolasi wilayah Manggarai, khususnya membuka ruas jalan Borong-Elar Selatan dan Wae Lengga-Mok-Mukun yang saat ini telah dinikmati oleh masyarakat.
Bupati Tote yang ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Jumat (26/2/2016), mengatakan, banyak hal yang dibuat almarhum sejak ia menjabat sebagai Bupati Manggarai dan juga sebelum ia menjabat sebagai bupati.
Dikatakan Bupati Tote, Gaspar Parang Ehok dikenal tokoh inspirator pembangunan di wilayah Manggarai khususnya, dan tokoh NTT umumnya. Almarhum merupakan kebanggaan rakyat Manggarai Raya, secara khusus sebagai tokoh inspirator bagi pemimpin-pemimpin setelahnya. Almarhum juga melanjutkan karya pembangunan
yang belum tuntas dibangun oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya.
Meskipun zaman itu masih sangat terisolasi dan kurangnya dana, namun beliau sangat berani bekerja. "Saya juga terinspirasi dari aplikasi kepemimpinan yang dilakukan beliau walaupun saat itu saya masih muda belia. Saya belajar banyak hal dari beliau, salah satunya kepemimpinan. Saya kenal almahrum sejak saya masuk SLTA. Saya lebih kenal pada saat kuliah, sebab beliau saat itu menjabat sebagai Sekretaris Walikota Kupang dan sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi NTT.
Banyak hal yang almarhum Gaspar Parang Ehok berikan. Salah satunya yang dia berikan, yakni sebagai seorang pemimpin harus konsisten dan benar dalam kepemimpinan.
"Saya ingat waktu itu, kami ke Atambua 1981 reboisasi di Hutan Betun Malaka. Saya juga ingat kata-kata yang diungkapkan untuk memberikan inspirasi bagi kami. Katanya, kamu ini menjadi orang besar tapi kamu harus kuliah dan berorganisasi. Saat itu beliau menjadi ketua KNPI dan saya menjadi anggotanya," kata Bupati Tote.
Bupati Tote mengatakan, atasnama keluarga, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Matim ia mengucapkan belasungkawa atas kepergian almarhum Gaspar Parang Ehok. (rob)
Bupati Manggarai dari masa ke masa:1924-1930: Kraeng Bagung
1959-1967: C. Hamboer
1967-1978: Frans Sales Lega
1978-1988: Frans Dula Burhan, S.H
1989-1999: Drs. Gaspar Parang Ehok
2000-2005: Drs. Anthony Bagul Dagur, M.Si-Drs. Markus Djadur
2005-2010: Drs. Christian Rotok-Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H
2010-2015: Drs. Christian Rotok-Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H
2016-2021: Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H-Drs. Victor Madur
Sumber: Pos Kupang 27 Februari 2016 hal 9