Selamat jalan, Aji

 

Edy Olin

Setiap kali bersua,  dia selalu menyapa dalam bahasa ibu saya, ka'e. Ka'e artinya kakak (bahasa daerah Ende Lio-Nagekeo - Flores). 

Sapaan yang tepat karena usia saya jauh di atas dia. Umurnya sepantaran dengan adik bungsu saya.

Dia pria yang ramah. Murah senyum. Kalau bicara suaranya lembut. Pembawaannya pun sama. 

Ruang kerjaku dan dia cuma dibatasi dinding tipis. Tiap hari kami hampir selalu bersua di kantor, Jl RW Monginsidi, Kelurahan Fatululi Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. 

Sebelum pindah ke Fatululi awal 2018 kami juga bernaung di rumah yang sama di Jl. Kenari 1, Naikoten Kupang.

Kalau agak lama tak kelihatan di kantor, biasanya karena dia tugas liputan di luar kota Kupang.

Maklumlah sebagai Koordinator Biro Kompas TV Kupang, wilayah kerja dia dan tim menjangkau seluruh Nusa Tenggara Timur.

Kira-kira dua pekan terakhir saya tidak bersua dia di kantor. Saya menduga dia sedang tugas luar Kupang. 

Beberapa hari lalu saya dapat informasi dari Kalix, rekan wartawan Kompas TV juga,  bahwa dia sakit. 

Saya tak bertanya lebih jauh kepada Kalix karena menduga dia sakit biasa saja. 

Hari ini Sabtu 17 Agustus 2024 datang kabar duka. Klaudius Edy Burga Olin alias Edy Olin berpulang dalam usia 47 tahun. 

Edy Olin meninggalkan seorang istri, Ida, dan dua putra kembarnya, bernama Messi dan Rossi yang baru duduk di bangku kelas 1 SMP.

Tadi di rumah duka, mataku sempat berkaca-kaca sekilas melihat Messi dan Rossi duduk di samping sang ayah yang sudah terbujur kaku.

Begitulah hidup. Kadang dikau dtinggalkan orang tua saat usiamu masih amat belia.

Kepergiaan Edy Olin  mengejutkan  keluarga besar wartawan di Kota Kupang dan NTT pada umumnya. Juga para kolega, sahabat dan orang-orang yang pernah mengenalnya.

Edy Olin aktif di AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kota Kupang. Dia lahir dan besar dari keluarga wartawan. 

Edy Olin adalah putra bungsu Adrianus Olin (almarhum). Sang ayah yang berasal Timor Tengah Utara (TTU) merupakan pensiunan wartawan kantor berita nasional ANTARA.

Adrianus Olin antara lain merintis berdirinya Kantor Berita ANTARA Biro Kupang. Mendiang ikut aktif mendidik dan membimbing generasi baru wartawan NTT.

Ketika menjadi wartawan baru Harian Pos Kupang di awal 1990-an, saya masih sempat bersua Bapak Olin saat liputan di lapangan.

Pembawaan Edy Olin sangat mirip sang ayah. Mereka sudah bersama-sama di keabadian.

Jenazah Edy Olin kini disemayamkan di rumah duka, Jalan Bumi 1 Gang 3, Liliba, Kota Kupang.

Informasi dari keluarga, Edy Olin akan dimakamkan di TPU Liliba pada hari Minggu 18 Agustus 2024 pukul 14.00 Wita.

Selamat jalan, Aji (adik) Edy Olin. 

Beristirahatlah dalam damai dan kasih Tuhan. (*)


Dari Roma ke Ndona

 

Uskup Paul Budi Kleden dan RD Vincent Budi Bata di Ndona 10 Ags 2004

Oleh Wilfrid Babun SVD

Birawawan Katolik

Ada yang kirim reels. Superior general Societas Verbi Divini, SVD bertemu Paus Fransiskus. Pater Budi Kleden SVD mengenakan kalung di leher Pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia. 

Tertangkap kamera, Paus tersenyum. Bukan itu saja. Paus kelihatan sekali tertawa lepas. Budi juga demikian. 

Bukankah kita, homo symbolicum? Kita yang selalu berusaha menangkap  signal dari setiap perjumpaan,yang tersirat dari yang tersurat. Apa maknanya?

Ingatan dan refleksi saya sangat datar saja. Tetapi bagi media, itu news. Yang satu seorang Paus, dan satu lagi seorang superior general. Jabat tangan, senyum tawa saat audiensi di Roma.

Keterpilihan  Budi mengingatkan kita ungkapan klasik ini: Roma locuta finita est. 

Ketika surat sakti pengangkatan sebagai Gembala Keuskupan Agung Ende oleh Tahta suci Roma,25 Mei 2024, Budi seakan tidak  bisa buat apa-apa. 

Bahasa foto menangkap kasat mata, Budi malah menundukkan kepala. Anda dan dan saya bisa lihat di media online tentang itu. 

Dia meletakkan tangan di dadanya. Satu gesture dalam tradisi liturgi katolik, "menebah dada". Siapakah aku ini. Siapakah seorang Budi.

Dalam catatan internal Serikat Sabda Allah, Budi adalah orang kedua dari Asia yang terpilih sebagai Superior General SVD sejagat. Dan Budi adalah imam pertama SVD dari Indonesia menjadi orang nomor satu sebagai superior general SVD di Roma. 

Panggilan dan perutusan Gereja, mengharuskan Budi ayunkan langkah dari Roma. Roma dengan segala nuansanya. Budi pun ke Ndona.

Ndona

Ndona, itu di pinggir(an) kota Ende. Sebelum sampai Ndona, ada satu sungai, Wolowona. Wolo itu bukit, pegunungan. Sedangkan, Wona?

Sebelum sampai Ndona,harus lewat Wolowona. Siapa saja. Termasuk Mgr. Budi.

Bisa jadi, ini juga satu ilustrasi. Dan mungkin juga bukan kebetulan. 

Roma itu wah, Ndona itu sebaliknya. Mungkin, aduh.

Satu imajinasi padang penggembalan Uskup Budi. Bukan wah, tetapi ah, aduh. Gembala itu sangat dekat dinamika padang pasir, padang gurun dengan berbagai konotasi denotasinya. Gembala itu bukan di istana. 

Identitas gembala itulah padang. Di padang, ada di padang, selalu di padang dan di tengah padang.Tetap di sawah, ladang, terlibat bersama keringat manusia. Figur Gembala beraroma keumatan. 

"Duka dan kecemasan manusia zaman ini adalah duka dan kecemasan murid-murid Kristus" (LG.1).

Bukankah Uskup Budi banyak kali disemat julukan,teolog terlibat saat ini? 

Budi sejak dulu menghidupi dengan sangat kuat, konsisten, kaul-kaul hidup membiara. Spiritualitas hidup membiara sudah merasukinya. 

Satu kata bisa menggambarkan ini: sederhana. 

Budi sudah selesai dengan dirinya. 

Maka sangat elok, beliau sampaikan,

"Saya datang dengan hati dan segenap badan". 

Ada satu konklusi yang memastikan bahwa Budi menjadi uskup dengan total. Budi untuk semua. Budi diutus untuk semua, tanpa ada kategori tetek bengek. 

Dalam satu podcast Mgr Budi tegas mengatakan,

"Keuskupan Agung Ende adalah kita. 

Kita adalah Keuskupan Agung Ende".

Umat KAE dibingkai dalam wajah nun indah. Kasih dan Persaudaraan itulah yang melampaui semuanya dan segalanya.  Peliharalah Kasih Persaudaraan adalah motto episkopal Mgr.Budi.

Ndona itu bisa saja bagi beberapa orang terasa jauh: itu di mana. Mungkin juga sunyi. Simbol kesunyian. Nyepi.

Dan kita tahu, Budi sangat mengakrabi atmosfere silentium ini. Justru dari suasana hening-kudus-suci itu,banyak karya monumental terjadi. 

Maka, adakah sesuatu yang indah- spektaluler dari Ndona? Ada!

Dalam satu kotbah misa kudus, Mgr.Budi membaca puisi ini:Surat dari Ibu. 

Kita kutip penggalannya.

 "...Kembalilah pulang anakku sayang, kembali ke balik malam"

Kembalilah pulang anakku Budi, kembalilah dari Roma ke Ndona. (*)

Sumber: Pos Kupang


Menga No Ngaji


Bapa Alo dan Mama Ros

Tidak banyak pasangan suami istri yang bisa merayakan ulang tahun pernikahan emas atau 50 tahun hidup bersama. 

Cukup sering seorang di antara mereka lebih dulu berpulang ke hadirat ilahi. Ada juga alasan lain misalnya karena cerai. 

Hari Kamis 15 Agustus 2024 pasutri atau pasangan suami istri Aloysius Epu dan Rosalina merayakan pesta emas pernikahan mereka.

Rahasia keluarga ini terkuak saat misa harian pagi di Gereja St.Fransiskus dari Assisi, Kolhua Kupang. Pasutri tersebut membuat intensi khusus yang dibacakan Romo Dus Bone.

Seusai misa romo, diakon, suster, frater serta umat yang ikut perayaan misa harian mengucapkan selamat kepada pasutri Alo dan Ros. 

Saya pun tidak mau ketinggalan termasuk mengabadikan mereka lewat kamera foto.

Bapa Alo berasal dari Ende, sedangkan Mama Rosalina asal Kabupaten Belu. Pasutri ini menikah di Atambua 15 Agustus 1974. Saat itu saya baru berusia 5 tahun.

Bapa Alo Epu adalah purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD). "Kami menikah di Atambua. Setelah nikah saya ditugaskan ke Timor Timur (kini Timor Leste," kata Bapa Alo.

Menurut Bapa Alo, sebelum pensiun  dia bertugas cukup lama di wilayah Kabupaten Manggarai.

Bapa Alo dan Mama Ros hampir selalu bersama ke mana-mana. Kompak.  Mereka rutin misa harian pagi di Gereja Assisi Kolhua Kupang.  Ikut arisan keluarga Ende di Kolhua pun selalu bersama.

Bapa Alo adalah pria yang ramah, murah senyum dan ceria. Kalau kami  kumpul saat arisan bulanan, beliau suka bercanda. 

Suasana cair dan penuh tawa bila Bapa Alo hadir.  Kesukaannya main kartu dengan anggota arisan yang lain seperti Ambros Ngada, Rofinus Mana, dan lain-lain.

Pasutri Alo-Ros bersama kawan-kawan 😀

Tadi pagi saya sempat bertanya resep panjang umur dan sehat hingga merayakan pesta emas pernikahan.

Bapa Alo menjawab dalam bahasa ibu kami yaitu Ende Lio. 

"Negi menga no ngaji," ujarnya. Artinya kurang lebih, mereka sehat dan bahagia semata karena selalu melantunkan doa syukur kepada Tuhan.

Resep hidup sederhana namun mujarab. Bersyukur dalam situasi apapun merupakan jalan bahagia.   

Proficiat Bapa Alo dan Mama Ros.  Sehat dan bahagia selalu. (*)


Ficus Benjamina

 


Partai Golongan Karya atau Golkar memilih pohon beringin ( Ficus benjamina) sebagai lambangnya. 

Tumbuhan asli benua Asia-Australia dengan ketinggian mencapai 20 hingga 35 meter ini berciri rimbun, akar tunggang, dan dari cabang-cabangnya muncul akar gantung. 

Daun beringin mungil berbentuk bulat telur yang meruncing ke ujung dengan tajuk berwujud payung. Buah kecil, bulat, dan permukaannya halus. Beringin sangat nyaman untuk berteduh.

Hari-hari ini partai berlambang beringin bikin geger seluruh negeri. Beringin alias ficus benjamina riuh terhempas angin musim. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya pada Minggu 11 Agustus 2024. 

Airlangga Hartarto  menyebut alasannya mundur dari jabatan ketua umum demi keutuhan Partai Golkar.

"Untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Yang Maha Besar, dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua Umum DPP Partai Golkar," ujar Airlangga Hartarto saat mengumumkan pengunduran diri.

Banyak yang kaget terutama para kader Partai Golkar. Mendadak amat pemimpin partai yang menduduki posisi kedua pada Pemilu 2024 melepas jabatannya. 

Padahal  Pilkada serentak sudah di depan mata. Pelantikan presiden dan wapres Republik Indonesia terpilih 20 Oktober. Munas Golkar baru akan bergulir Desember 2024. 

Mengapa Airlangga mundur sekarang. Mengapa tidak mengakhiri jabatan pada forum Munas di penghujung 2024? Toh waktunya tidak lama lagi. Kurang lebih  empat bulan. 

Merujuk alasan Airlangga bahwa keputusannya mundur demi keutuhan Golkar, maka publik boleh menduga Golkar sedang tidak baik-baik saja. Di sana sedang terjadi hiruk-pikuk merebut pengaruh, memperebutkan kursi kekuasaan. Ada kubu A, B, C dan bisa juga kubu D.

Posisi ketua umum partai sangat strategis dan menentukan. Siapa yang tidak mau berada di tempat tersebut? 

Pemimpin Partai Golkar punya wewenang untuk menetapkan siapa yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Pilkada serentak 2024. 

Setelah Airlangga Hartarto mundur hari Minggu 11 Agustus 2024, bagaimana nasib mereka yang sudah ditetapkan? Hanya dua kemungkinan yaitu tetap atau berubah.

Masih ada waktu dua pekan menuju hari  pendaftaran pasangan calon kepala daerah di KPU setempat di pekan terakhir Agustus. Dalam kurun waktu tersebut segala sesuatu masih mungkin berubah.

Posisi ketua umum DPP Partai Golkar juga sangat menentukan setelah presiden dan wakil presiden RI terpilih dilantik 20 Oktober 2024. 

Dialah yang akan menentukan kader yang dipandang patut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebagai partai koalisi yang mengusung Prabowo-Gibran di Pilres 2024, Golkar akan mendapat jatah kursi menteri lebih dari dua.

Siapa yang akan menakhodai  Partai Golkar setelah ditinggalkan Airlangga? Sudah muncul sejumlah nama tokoh yang dipandang cakap dan mampu menjabat ketua umum Partai Golkar. Sebagai partai modern, Golkar kiranya terbuka buat semua kadernya. 

Kader Golkar berhak mencalonkan diri dan dipilih sebagai ketua umum asalkan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai. 

Sesuatu yang harus dilawan dengan serius adalah intervensi pihak eksternal yang memaksanakan kehendak menghancurkan soliditas Golkar dan mengambilalih kendali partai beringin. (*)

Sumber: Pos Kupang


Empat Detik Veddriq

 


Hanya dengan waktu sekitar 4 detik, Veddriq Leonardo mengumandangkan Indonesia Raya di Paris. Dia pahlawan negara.

Beta suka cara editor Kompas.id merajut lead berita berjudul "Empat Detik Veddriq untuk Selamanya." Berita ini  ditayangkan Kompas.id  8 Agustus 2024 pukul 21:41 WIB. Berita ditulis Kelvin Hianusa. Editornya Prasetyo Eko Prihananto.

Veddriq sungguh pahlawan negara di ajang Olimpiade Paris 2024. Tiga hari menjelang penutupan Olimpiade, Indonesia nyaris kehilangan asa karena tanpa emas sekepingpun. 

Apalagi di cabang andalan bulu tangkis, semua atlet terbaik Merah Putih gugur sebelum babak final. Hasil terbaik hanya sekeping perunggu persembahan Gregoria Mariska Tunjung dari nomor tunggal putri.

Kebahagiaan tiba pada hari keempatbelas Olimpiade Paris 2024. Atlet panjat tebing  Veddriq Leonardo membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di arena Olimpiade Paris 2024. 

Laksana spiderman,  Veddriq Leonardo begitu lincah dan gesit memanjat tebing kurang dari 5 detik.

Berlomba di Arena Le Bourget, Paris, Kamis (8/8/2024), layar penunjuk waktu di jalur Veddriq menyala berwarna hijau bertuliskan 4,75 detik. Dia menaklukkan atlet China, Wu Peng, yang hanya berselisih 0,02 detik lebih lambat.

Veddriq Leonardo  menggenggam emas bersejarah.  Pertama untuk Indonesia di Paris 2024 dan perdana di luar cabang bulu tangkis. 

Cabang olahraga panjat tebing yang sayup dari prediksi dan ramalan medali justru memberi yang terbaik demi kehormatan NKRI di panggung olahraga terakbar dunia.

Pelatihnya Hendra Basyir  menangis bahagia. Pemanjat putri Indonesia, Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi pun menitikkan air mata haru.

Veddriq Leonardo sesungguhnya bukan yang tercepat. Pemanjat Amerika Serikat, Sam Watson, memecahkan rekor dunia dua kali beruntun dengan waktu 4,74 detik. Namun, Veddriq (27) paling konsisten catatan waktunya. 

Dia memenangi seluruh babak putaran final dengan catatan waktu di bawah 4,9 detik, saat Sam Watson kalah dari atlet China, Wu Peng di babak semifinal.

Kompas.id mencatat, perjalanan Veddriq Leonardo hingga ke puncak prestasi di Paris 2024 jauh dari kata enteng.  Dia melewati onak dan duri. Saat rekannya sudah lolos sejak akhir tahun lalu, Veddriq malah baru mendapatkan tiket ke Paris pada kualifikasi terakhir. 

Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid menyebut medali emas Veddriq Leonardo dipersembahkan untuk Indonesia yang akan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan pada 17 Agustus 2024. "Momen ini bersejarah," demikian Yenny Wahid.

Angkat besi

Tanggal 8 Agustus 2024 merupakan hari baik bagi kontingen Indonesia. Hanya berselang beberapa jam setelah Veddriq meraih emas, sukacita serupa datang dari atlet angkat besi kelas 73 kilogram, Rizki Juniansyah (21).

Pada Kamis malam atau Jumat dini hari (9/8/2024) WIB, Juniansyah menjadi atlet kedua Indonesia yang meraih emas di Paris 2024.

Koleksi 2 emas membuat peringkat Indonesia di klasemen perolehan medali Olimpiade Paris 2024 terbang tinggi dari urutan ke-72 menjadi 28 dunia.  

Koleksi dua medali emas mengulang sukses 32 tahun lalu di Olimpiade Barcelona, Spanyol.  

Di Barcelona 1992, Indonesia meraih 2 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Dua medali emas saat itu disumbangkan pasangan atlet bulu tangkis, Susy Susanti dan Alan Budikusuma, di nomor tunggal putri dan putra. 

Setelah Barcelona, tradisi emas Indonesia memang berlanjut namun jumlahnya tidak lebih dari satu. Bahkan pada Olimpiade London 2012, Imdonesia nihil emas.

London yang kelam sempat menghantui kontingen Indonesia di Paris 2024. Selain bulu tangkis nyaris gagal total, lifter veteran Eko Yuli Irawan pun tampil tidak meyakinkan di nomor 61 kilogram putra. Eko Yuli gagal membawa pulang medali.

Itulah sebabnya sumbangan emas Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah sungguh membawa sukacita.

Lifter muda Rizki Juniansyah  meraih emas lewat angkat besi nomor 73 kilogram. Ia mengakhiri dominasi idolanya asal China, Shi Zhiyong, yang merupakan peraih emas dalam dua olimpiade sebelumnya.

Rizki sempat tertinggal angkatan seberat 10 kg dalam sesi pertama atau angkatan snatch. Namun, di sesi kedua atau angkatan clean and jerk, Shi Zhiyong gagal mengangkat satu pun angkatan. Shi gugur. 

Rizki melaju sendirian tanpa pesaing terdekat. Rizki mencatatkan total angkatan 354 kg dari snatch 155 kg dan clean and jerk 199 kg.

Walaupun sudah pasti meraih emas dengan modal 191 kg di angkatan pertama cleanand jerk, dia tetap ambil angkatan kedua seberat 199 kg. Rizki menutup manis dengan angkatan yang sukses sekaligus mengukir rekor Olimpiade. 

Penonton memberikan standing ovation kepadanya. Rizki telah menjadi raja baru di kelas 73 kg. Mengingat usianya baru 21 tahun, kiranya prestasi Rizki akan bertahan lama di panggung dunia.

Raihan dua emas di Olimpiade Paris dari dua cabang berbeda, yaitu panjat tebing dan angka besi, menunjukkan diversifikasi cabang andalan mulai berjalan. Artinya bulu tangkis bukan lagi tumpuan utama Indonesia lagi di ajang Olimpiade.

Prestasi cabang olahraga tersebut telah menurun drastis dalam dua tahun terakhir. Bulu tangkis  gagal menyumbang medali di Asian Games Hangzhou 2022, hal yang pertama kali terjadi sepanjang sejarah. 

Sudah waktunya Indonesia mengembangkan cabang olahraga andalan lain. Panjat tebing dan angkat besi sudah memberi bukti di Paris 2024. Sang jawara dunia adalah putra Indonesia. Proficiat! (*)

Sumber: Pos Kupang

Memanggang Bumi



Bukan muskil tuan, puan dan beta saban hari begitu rajin memanggang Bumi sehingga suhunya kian mendidih.

Planet tempat kita bermukim dan menjalani hidup ini memang semakin meningkat suhunya.

Misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) asal Flores, Adrian Jehadun yang berkarya di Siberia Rusia, melalui akun Facebooknya menginformasikan suhu di sana mencapai 35 derajat Celcius.

Menurut Pater Adrian, suhu pada angka tersebut tergolong sangat panas untuk ukuran Siberia yang lama berselimut dingin.

Variasi iklim terjadi di Siberia tetapi lazimnya memiliki musim panas pendek dan musim dingin panjang dan sangat dingin.

Bahkan di utara Lingkaran Arktik, musim panas hanya berlangsung sekitar satu bulan. Jadi Siberia sejatinya beriklim dingin. Kalau suhu meningkat berarti ada sesuatu.

Siberia Rusia antara lain terkenal karena luas wilayahnya. Siberia membentang dari Pegunungan Ural di barat hingga Samudra Pasifik di timur.

Ke selatan dari Samudra Arktik hingga perbukitan Kazakhstan utara-tengah hingga tapal batas Mongolia dan China.

Seorang diplomat asal Timor Tengah Utara yang berkunjung ke Roma dua pekan lalu juga mengeluhkan hal yang sama.

"Suhu di Kota Roma panas, kakak," tulisnya lewat pesan singkat WhatsApp.

Planet Bumi memanas dan semakin tidak nyaman untuk kita huni. Manusia berkontribusi secara signifikan terhadap perubahan iklim dewasa ini.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, Bumi semakin panas dan lebih berbahaya bagi semua orang.

"Miliaran orang menghadapi epidemi panas ekstrem, dengan suhu mencapai 50 derajat celsius di berbagai wilayah dunia," kata Guterres, sebagaimana dilansir VOA, Kamis 25 Juli 2024.

Mengutip warta Kompas.com, Bumi baru saja memecahkan rekor tiga hari terpanas berturut-turut sepanjang sejarah pencatatan yang dilakukan manusia.

Tiga hari terpanas secara berturut-turut jatuh pada Minggu, Senin, dan Selasa 21 hingga 23 Juli 2024.

Demikian menurut data lembaga pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service atau C3S.

Pada hari Minggu 21 Juli 2024, rata-rata suhu Bumi mencapai 17,09 derajat Celsius.

Pada Senin 22 Juli 2024, temperatur rata-rata Bumi tembus 17,16 derajat Celsius atau merupakan yang terpanas.

Sedangkan pada Selasa 23 Juli 2024, suhu rata-rata Bumi sedikit lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yakni 17,15 derajat Celsius.

Gelombang panas yang terjadi di berbagai wilayah di dunia telah menewaskan banyak orang, terutama di India dan di wilayah Sahel Afrika.

Bulan Juni 2024 lalu, panas ekstrem menewaskan 1.300 jemaah Haji di Arab Saudi. Pada bulan Juli 2024,  benua Eropa, Amerika dan Asia juga mengalami panas yang luar biasa.

Antonio Guterres mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan, perbaikan sistem peringatan terkait panas di 57 negara dapat menyelamatkan hampir 100.000 jiwa setiap tahunnya.

Guterres mengatakan, pembakaran bahan bakar fosil menjadi biang keladi utama pemanasan global yang menewaskan hampir setengah juta orang setiap tahunnya.

Dia berulang kali meminta para penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) untuk memenuhi target Perjanjian Paris 2015 untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat Celsius.

Dia menambahkan, perluasan bahan bakar fosil dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara baru merupakan hambatan untuk mencapai target tersebut.

Ia mendesak para pemimpin untuk segera dan secara adil menghentikan bahan bakar fosil dan mengakhiri proyek-proyek batu bara baru.

"G20 harus mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan," tutur Guterres.

Dia juga mendesak lebih banyak pendanaan adaptasi dan mitigasi iklim dari negara-negara terkaya untuk membantu negara-negara termiskin dan paling rentan yang paling sedikit berkontribusi terhadap pemanasan global.

Antonio Guterres pun menyerukan dunia agar beraksi fokus pada mereka yang paling rentan, termasuk melindungi pekerja yang terpapar panas ekstrem.

“Laporan baru dari Organisasi Buruh Internasional memperingatkan, lebih dari 70 persen tenaga kerja global, 2,4 miliar orang, kini berisiko tinggi terkena panas ekstrem,” demikian Antonio Guterres. (*)

Sumber: Pos Kupang

In Memoriam Ferdy Levi

 

Ferdy Levi

Oleh: Pater Frans Ndoi, SVD

Pak Ferdy Levi itu saya kenal sejak tahun 1978. Waktu itu saya TOP di Katedral Ende bersama frater Egy Parera, sekarang Romo Egy dan bertugas di Mautapaga. 

Kami berdua yang mengurus pemberkatan nikah Pak Levy yang sangat ganteng dan nona Theodora yang sangat cantik. 

Sejak awal Pak Levy sudah berbicara tentang pembentukan paduan suara yang handal di kota Ende. Waktu itu belum ada. 

Mencari koor untuk liturgi pernikahannya, tidak ada. Tidak lama sesudah itu terbentuklah PS Seraphim. Juga di Syuradikara dibentuklah paduan suara yang tak tertandingi sekolah lain.

Ketika kembali ke Ende, saya bertemu lagi Pak Levy. PS Seraphim sudah hidup dan terkenal. 

Koor Syuradikara sudah maju. Sejak tahun 1982 sebagai diakon lalu sebagai imam baru yang ditempatkan di SMAK Syuradikara, saya akrab  dengan Pak Levy. Cara melatih koornya sedikit semi militer. 

Tidak boleh terlambat. Harus datang pada waktunya. Sepanjang latihan, suara tinggi membentak sudah biasa terdengar. Semua teks lagu harus dihafal. 

Tidak ada yang pegang teks lagi ketika tampil di mana saja termasuk waktu misa. Mata harus melihat dirigen, bukan teks.

Beberapa kali talent scout untuk mencari anggota baru paduan suara, saya diikutsertakan. 

Ada anak yang cantik tapi suara kurang meyakinkan tetapi terpilih. Pak Levy bilang: suara bisa kita stel, yang penting penampilan. Apalagi kalau koor untuk perlombaan antar sekolah. Sesudahnya kami berdua tertawa meledak. Kalau diingat dan diceritakan  lagi, Pak Levy tetap tertawa meledak. 

Latihan koor serentak menjadi latihan dirigen. Hampir semua anggota koor menjadi dirigen kemana saja mereka pergi sesudah tamat dari Syuradikara. 

Nah, ratusan dirigen yang tersebar di seluruh pelosok tanah air adalah alumni Syuradikara.  Sampai sekarang, Pak Levy secara tidak langsung membuat kaderisasi dirigen. 

Pak Levy juga mulai mengumpulkan semua lagunya dan beberapa lagu komponis lain, yang kemudian diterbitkan dalam buku Exultate. Pada setiap cetakan baru, sering ada lagu baru. 

Pak Levy juga mengumpulkan lagu-lagu Maria dalam kumpulan lagu yang berjudul AVE MARIA. Pak Ferdy Levi ikut menyusun buku lagu YUBILATE baru yang beredar di wilayah keuskupan Nusa Tenggara sejak tahun 1991. 

Sejak 1989 sampai tahun 2002, saya berada di luar SMA Syuradikara. Pada tahun 2003, saya kembali ke SMAK Syuradikara. Mula-mula saya hanya mengajar jurnalistik dan melatih siswa menulis mudah dengan ragam jurnalistik. 

Saya juga diminta mengajar bahasa Inggris. Meskipun saya memiliki sertifikat advanced dalam bahasa Inggris dari sebuah International English Course di London,  tetapi banyak metode mengajar saya belajar dari Pak Ferdy. 

Ini terutama ketika bersama-sama memberi bimbingan test bagi siswa-siswi kelas tiga menjelang UAN. Pak Levy memberi English structure sedangkan saya diminta Pak Levy untuk mendampingi siswa dalam soal reading dan listening. 

Kerja sama baik ini membawa hasil. Persis tahun terakhir Pak Levy di Syuradikara, dua siswi mendapat nilai 100 bahasa Inggris dalam ujian akhir nasional. Pak Levy anggap ini hadiah terindah sebelum pensiun.

Saya juga masih menyaksikan kehebatan Pak Ferdy Levi memberi latihan drumband dan marching band. Setiap perayaan hari proklamasi, masyarakat Ende menunggu barisan drumband Syuradikara. Penampilan yang selalu luar biasa. 

Alumni Syuradikara pasti masih ingat "dislingkes" yang dibawahi Pak Ferdy Levi. Disiplin, lingkungan dan kesehatan. Ini adalah markas pembentukan mental dan disiplin siswa. 

Syuradikara dijuluki sekolah berdisiplin  tinggi adalah hasil perjuangan dislingkes. Mentalitas tepat waktu ditempa di dislingkes. 

Satu hal lain adalah doa. Pak Ferdy Levi adalah pendoa yang penuh iman. Devosinya khusus kepada Santo Yosef Freinademetz, misionaris pertama SVD  ke Tiongkok. Banyak masalah dan kegiatan yang dimulai dengan doa lewat perantaraan santo ini. 

Iman Ferdy Levi terlukis dalam lirik-lirik lagunya. Dalam lagu-lagunya, dia tidak menyapa Tuhan dengan kata "Engkau" tetapi "Dikau". 

Kalau ada lagu menggunakan kata "Dikau",  itu pasti lagunya Ferdy Levi. Tradisi membaca Kitab suci setiap pagi, doa Angelus pada pukul 12 siang, harus diakui dimulai oleh Pak Ferdy Levi.

Siapa Ferdy Levi? Seorang yang komplit. Kita tahu, untuk terjadinya sebuah paduan suara, harus ada lima unsur. Pertama harus ada lagu. Tanpa lagu, paduan suara tidak berfungsi. 

Ferdy Levi menyiapkan lagu dalam Exultate. Unsur kedua adalah komponis. Tanpa komponis, tidak ada lagu. Pak Levy itu adalah komponis lagu-lagu ibadat Katolik. Sangat banyak lagu hasil karyanya yang sudah beredar. 

Unsur ketiga ialah organis. Pak Levy juga adalah seorang organis yang luar biasa. Unsur keempat penyanyi atau paduan suara. Pak Levy pun memiliki suara tenor yang luar biasa. Dan kelima ialah dirigen. Tidak ada yang meragukan bahwa Pak Ferdy Levi adalah dirigen yang bisa menggerakkan paduan suara.

Ada dua peristiwa besar yang patut dicatat. Ketika Tahun Maria di Maumere tahun 1988, Pak Ferdy Levi menggetarkan stadion Samador dengan lagu HYMNE MARIA diiringi van Fare Ende, terompet, clarinet dan Saxophone. Sangat luar biasa. Lagu ini  menjadi hit dalam ekaristi Tahun Maria.

Peristiwa kedua adalah tahbisan Uskup Longginus da Cunha pada 16 Juli 1996 di lapangan bola SMA Syuradikara. Pak Ferdy Levi mampu memimpin paduan suara yang berjumlah tak kurang dari 1.060 orang. 

Mereka berasal dari beberapa paroki  di kota Ende dan sekitarnya. Untuk latihan, setiap malam Pak Ferdy Levi  dan sering juga didampingi istri, ibu Dora dari paroki ke paroki sesuai jadwal. Beberapa hari menjelang tahbisan, paduan suara berlatih bersama di lapangan Syuradikara. 

Mungkin tidak berlebihan, sesudah PS Seraphim, terbentuklah beberapa koor gerejani di Ende. Khusus di Paroki Onekore, semua koor lingkungan yang tampil di gereja pada hari  Minggu atau pada hari raya, biasanya melewati "finishing touch" dari Pak Ferdy Levi. 

Hasilnya, semua koor lingkungan tampil luar biasa di gereja. Masih banyak paduan suara di beberapa paroki yang mendatangkan Pak Levi untuk memberi latihan atau masukan sebelum tampil di gereja. 

Selain PS Seraphim, ayah dari empat anak ini membentuk vocal group yang bernama Golgotha Voice. Mereka pernah tampil mengisi acara di Ruteng ketika Uskup Edu Sangsun SVD ditahbiskan tahun 1984. 

Dalam perjalanan itu bus malam Agogo yang mereka tumpangi  kecelakaan beberapa ratus meter sebelum memasuki Borong. Semua penumpang selamat tapi alami cedera. Akibatnya ketika tampil di Ruteng, ada yang jalan agak pincang dan ada pula yang dahi atau pipi dibalut  plester luka. 

Hanya suara mereka yang tidak cedera. Mereka tetap menyanyi sangat menyakinkan. 

Akhir kata, Pak Ferdy Levi, bukan hanya dikenal sebagai guru di SMA Syuradikara atau dosen di Uniflor. Pak Ferdy Levi adalah aset gereja, aset orang Katolik di keuskupan Agung Ende bahkan di seluruh Indonesia. 

Lagu-lagunya dinyanyikan di banyak wilayah gerejani oleh ratusan paduan suara. Tak terhitung orang mengenal namanya walaupun tidak pernah melihat rupanya karena lagu-lagunya yang sangat khas dan lirik lagu yang mewakili cara mengungkapkan iman kepada sang Pencipta. 

Pada hari Selasa 30 Juli 2024 mantan frater Projo ini mengakiri ziarah hidupnya pada usia 76 tahun setelah sakit dan hanya berbaring di tempat tidur sekitar empat tahun terakhir. 

Berita kematiannya cepat sekali beredar ke seluruh pelosok. Selain alumni SMA Syuradikara juga mereka yang mengenal Pak Levy lewat lagu-lagunya di mana saja mengharapkan agar penghormatan terakhir  untuk Pak Ferdy Levi dibuat sebaik mungkin. 

Keluarga besar SMAK Syuradikara dan Ikatan Alumni Syuradikara Ende berusaha memenuhi harapan alumni Syuradikara dan umat Katolik dimana saja. Ketika alumnus IKIP Sanata Dharma ini meninggal kita disadarkan bahwa ia adalah milik banyak orang Katolik di Indonesia bukan cuma milik kita. 

Dia luar biasa. Gajah mati meninggalkan gading. Pak Ferdy Levi meninggal, meninggalkan lagu-lagu gerejani yang tak akan pernah lekang oleh waktu. Selamat jalan sang guru iman dan kehidupan. (*)

Sumber: Pos Kuang 9 Agustus 2024


Tenggorokan Bolong

 


Apapun diskusi mengenai rokok selalu menarik karena barang yang satu ini berwajah paradoks. 

Semua orang tahu bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Tapi bersamaan dengan itu jumlah perokok tak kunjung menyusut. Rokok dibenci sekaligus diburu dan digemari.

Guna mengingatkan dampak kesehatan, dalam setiap kemasan atau bungkusan rokok terdapat kalimat "Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin". 

Kata-kata tersebut dilengkapi gambar manusia dengan tenggorokan bolong.  Apakah gambar dan pernyataan tersebut membuat nyali para perokok menciut? 

Faktanya tidak demikian. Tren jumlah perokok di Indonesia, misalnya, cenderung meningkat saban tahun. Bahkan usia perokok semakin muda.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan jumlah perokok aktif diperkirakan 70 juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok  paling signifikan. 

Menurut data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3 persen (2016) menjadi 19,2 persen (2019). 

Data SKI 2023 menunjukkan usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5 persen), diikuti usia 10-14 tahun 18,4 persen (https://sehatnegeriku.kemkes.go.id).

Pesatnya pertumbuhan perokok aktif di Indonesia tidak terlepas dari aksi industri tembakau yang gencar memasarkan produk kepada masyarakat terutama anak dan remaja via media sosial. Mereka cukup sering juga memanfaatkan jasa influencer.

Disamping produk rokok legal, masyarakat kita pun dibanjiri rokok ilegal yang merambah sampai ke pelosok. Rokok legal saja yang takaran dan komposisinya diverifikasi lembaga resmi negara, efeknya tetap berbahaya bagi kesehatan, apalagi apalagi yang ilegal. 

Bahaya rokok  ilegal bisa berlipat ganda lantaran komposisi dan takarannya diatur sesuka hati si pembuat. 

Kandungan rokok boleh jadi tidak melalui uji laboratorium dan tidak terukur. Yang penting bagi produsen rokok ilegal adalah dagangannya laku di pasar. Sudah lazim harga rokok ilegal dijual lebih murah dibandingkan rokok legal.

Guna melawan peredaran rokok yang amat masif, langkah terbaik adalah mencegah dan terus mencegah. Jangan pernah bosan. 

Itulah sebabnya kita mengapresiasi Satuan Reskrim Polres Alor yang mengamankan penjual dan barang bukti rokok ilegal yang dijual bebas di Kabupaten Alor.

Menurut Kapolres Alor, AKBP Supriadi Rahman, polisi mengamankan 167 karton rokok. Indeks harga keseluruhan barang bukti yang diamankan diperkirakan bernilai Rp 1.937.200.000. 

Seluruh komponen masyarakat hendaknya segera lapor kepada aparat Kepolisian atau Bea Cukai jika mengetahui peredaran rokok ilegal. 

Tak kalah penting jaga selalu anggota keluarga kita masing-masing agar tidak menjadi perokok aktif. (*)

Sumber: Pos Kupang

Sempurna Pasaribu


Sedih nian mengenang Sempurna Pasaribu. Wartawan Tribrata TV ini bersama istri, anak dan cucu meninggal dunia dalam suatu peristiwa tragis yang masih misteri.

Berdasarkan berita berbagai media, Sempurna Pasaribu dan tiga anggota keluarganya meninggal dunia ketika rumahnya di kawasan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dilalap si jago merah pada 27 Juni 2024.

Keempat orang korban tewas yakni Sempurna Pasaribu (47 tahun), Elfrida boru Ginting (48 tahun, istri Sempurna), Sudi Investasi Pasaribu (12 tahun, anak Sempurna), dan Loin Situkur (3 tahun, cucu Sempurna Pasaribu).

Sampai saat ini aparat kepolisian setempat masih menyelidiki kasus tersebut. Belum terungkap jelas apakah rumah Sempurna Pasaribu terbakar atau dibakar.

Bila terbakar sebagai musibah biasa pun belum diketahui sumber api dan pemicunya. Kalau rumah Pasaribu dibakar, siapa tersangka dan apa motifnya melakukan Tindakan sekeji itu?

Mengutip siaran pers Dewan Pers tertanggal 2 Juli 2024, tim pencari fakta dari Komisi Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumut telah melakukan verifikasi dan pendalaman kasus kebakaran tersebut.

KKJ Sumut terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Sumut, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan.

Dari hasil investigasi awal ditemukan sejumlah fakta, bahwa kasus kebakaran yang menewaskan 4 orang itu terjadi setelah korban memberitakan perjudian yang ada di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan diduga kuat melibatkan oknum TNI.

Itulah sebabnya dalam siaran pers yang diteken Ketua Dewan Pers, Dr. Ninik Rahayu, S.H, M.S, Dewan Pers meminta Panglima TNI dan Pangdam membentuk tim untuk mengusut kasus kebakaran rumah wartawan di Karo Sumatera Utara secara terbuka dan imparsial.

Dewan Pers pun meminta kepada Komnas HAM dan LPSK untuk turut serta secara melakukan upaya investigasi dan memberikan perlindungan yang dianggap perlu kepada keluarga korban.

Poin lain yang ditekankan Dewan Pers yaitu bahwa kekerasan terhadap wartawan adalah pelanggaran hukum dan bertentangan dengan isi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Aktivitas wartawan, dalam hal ini wartawan Tribrata TV, menjalankan pekerjaan lain yang diduga melanggar hukum bukan merupakan pembenaran atas kekerasan yang dialaminya.

Dewan Pers meminta Kapolri bersama Kapolda Sumut membentuk tim penyeledikan yang bersikap adil dan imparsial dalam mengusut kasus ini. Dewan Pers juga akan membentuk tim investigasi bersama yang melibatkan aparat dan unsur jurnalis atau KKJ.

Secara khusus Dewan Pers mengimbau wartawan dan media agar bekerja profesional dan memegang teguh Kode Etik Jurnalistik serta aturan lain yang terkait. Dewan Pers berharap peristiwa semacam ini tak terulang dan wartawan dapat menjalankan tugas jurnalistiknya dengan baik.

Misteri tragedi yang menimpa Sempurna Pasaribu bersama istri, anak dan cucu kiranya segera terungkap agar publik tahu duduk perkara sebenarnya.

Sulit menampik kenyataan bahwa kekerasan terhadap wartawan atau jurnalis di Indonesia masih terus terjadi. Saban tahun terungkap puluhan kasus yang menimpa wartawan dalam melaksanakan tugasnya.

Hasil survei Indeks Kemerdekaan Pers (IKP) Indonesia sejak 2016 menunjukkan peningkatan tidak signifikan. Kebebasan pers di negeri ini masih pada level "Agak Bebas" dan "Cukup Bebas". Artinya masih banyak kendala menegakkan kemerdekaan pers di Tanah Air.

Kita simak nilai IKP Indonesia selama delapan tahun terakhir sejak tahun 2016, yaitu 63,44 (2016), naik menjadi 67,92 (2017), 69,00 (2018), 73,71 (2019), dan 75,27 (2020).

Tahun 2021 nilai IKP Indonesia adalah 76,02, naik sedikit dibanding 2020 sebesar 75,27. Pada tahun 2022 meningkat lagi menjadi 77,88. Akan tetapi pada tahun 2023 Indeks Kemerdekaan Pers menurun cukup jauh yaitu di angka 71,51.

Hasil survei IKP menggunakan metode campuran, kuantitatif dan kualitatif, berbasis data penilaian ahli atau expert judgement serta analisis data sekunder dan temuan-temuan di lapangan.

Bukan mustahil nilai IKP tahun 2024 akan semakin anjlok manakala tragedi yang menimpa keluarga Sempurna Pasaribu tidak diungkap tuntas. Kemerdekaan pers menurun, kualitas demokrasi kita pun kian suram.

Bagi para jurnalis di manapun Anda berkarya, jangan takut dan ragu menjalani profesi mulia ini. Junjung tinggi sikap profesionalisme dalam terang UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Tetaplah skeptis meski berisiko dimusuhi.  (*)

Sumber: Pos Kupang

Gerak Lambat dan Labil



Dua kata melukiskan progres penanganan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT yaitu lambat dan labil. Lambat artinya perlahan-lahan jalannya, tidak cepat, tidak tepat pada waktunya.

Labil berarti goyah, tidak mantap alias tidak kokoh. Pun bermakna tidak tenang, mudah berubah-ubah, naik turun, tidak stabil, cenderung berubah atau tidak seimbang.

Diksi lambat dan labil tersebut tercermin dari hasil Survei Kesehatan Indonesia. Mari kita simak bersama. Pada tahun 2018, angka stunting di NTT berada di 42,6 persen.

Angka tersebut turun menjadi 35,5 persen pada tahun 2022, tetapi naik lagi menjadi 37,9 persen pada 2023.

Prevalensi 37,9 persen artinya, 4 dari 10 anak balita di NTT dalam kondisi stunting. NTT menempati posisi tertinggi kedua secara nasional setelah Papua. Posisi kita semakin buruk.

Jika melihat berdasarkan kabupaten/kota, prevalensi tertinggi ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yakni 50,1 persen.

Tampak nyata progres penanganan stunting di provinsi kepulauan ini berjalan lambat. Penurunan tidak signifikan. Masih jauh dari harapan. Setelah turun tiba-tiba angkanya mendadak naik lagi.

Sebagaimana diwartakan harian ini, dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah NTT di Kupang 25 Juni 2024 dibahas aneka strategi untuk menurunkan prevalensi stunting di NTT.

Pada akhir 2025, pemerintah NTT targetkan prevalensi turun jadi 33,1 persen. Sebagai perbandingan target angka nasional 14 persen.

Kepala Dinas Kesehatan NTT Iien Adriany menyebut sejumlah langkah yang diawali dengan pencegahan. Targetnya remaja putri yang merupakan calon ibu. Mereka perlu jalani pemeriksaan anemia atau hemoglobin. Langkah lain yaitu mencegah perkawinan usia dini atau berisiko.

Menurut pandangan kita, langkah tersebut bukan barang baru. Sudah berulangkali dipercakapkan dan dicanangkan. Persoalannya ada di tahap implementasi yang cukup sering tidak sesuai rencana.

Lambat dan labilnya penangangan stunting di NTT menunjukkan bahwa semua pihak yang terlibat belum bekerja sungguh-sungguh termasuk pemerintah sebagai penggerak utama.

Penangangan stunting belum menjadi gerakan bersama. Fokusnya masih sektoral dan parsial. Stunting di NTT bahkan dianggap sebagai urusan nomor kesekian, kecuali kalau mungkin terkena langsung pada anak sendiri atau keluarga terdekat.

Demi mencapai target prevalensi stunting di NTT pada akhir 2025 di angka 33,1 persen, tentu memerlukan kerja luar biasa. Kerja ekstra keras. Kalau normal saja sebagaimana terjadi selama ini maka kita bisa prediksi hasil akhirnya seperti apa.

Kondisi stunting NTT kiranya membuka mata Indonesia, jangan melihat segala sesuatu hanya dari kacamata Jakarta.

Kalau lihat dari ibu kota, seolah-olah bangsa ini maju pesat. Faktanya NTT miskin melarat. Bakal kehilangan generasi berkualitas.

Kita juga tak boleh bosan mengingatkan pemerintah agar jangan berlaku tiran. Tiran artinya aparatur pemerintah hanya berpikir menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya. (*)

Sumber: Pos Kupang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes