Roke Goma


"Mulai polusi bunyi jelang komuni pertama. Malam ini roke goma." Demikian status kolegaku di akun Facebooknya pada Sabtu malam 1 Juni 2024.

Dia anak Ende Lio yang sedang pulang kampung. Saya menduga dia memenuhi undangan dari keluarga yang anaknya menerima komuni suci pertama pada hari Minggu 2 Juni 2024.

Dalam kalender liturgi Gereja Katolik Roma, 2 Juni 2024 merupakan hari raya Tubuh dan Darah Kristus.

Lazim dalam tradisi Katolik pada hari raya tersebut anak-anak usia SD menerima komuni pertama. Perdana mereka menerima tubuh dan darah Kristus atau sambut baru. Hal tersebut hampir pasti terjadi di semua keuskupan di dunia termasuk di Nusa Tenggara Timur.

Momen komuni pertama di NTT identik dengan pesta syukur. Pesta sambut baru.  Kesempatan keluarga dan handai taulan berkumpul dan bercukacita. Maka musik dan lagu menjadi semacam ornamen wajib di setiap rumah yang anaknya sambut baru.

Poin menariknya ada di sini. Orang NTT doyan membunyikan musik keras yang membuat orang lain "roke goma" sebagaimana ditulis teman beta di atas.

Roke goma adalah bahasa daerah Lio di Kabupaten Ende, Pulau Flores yang berarti sulit tidur atau tidak nyaman tidur.

Bagaimana mungkin tuan dan puan bisa tidur nyaman kalau tempatmu menginap dekat dengan rumah yang anaknya sambut baru.

Menjelang sambut baru mereka akan putar musik sampai larut malam. Suasana lebih heboh lagi lantaran hampir setiap rumah anak sambut baru seolah berlomba membunyikan musik keras.

Semakin kencang makin menyala abangku. Mereka akan putar lagu-lagu yang sedang tren lalu berjoget. Sebut misalnya lagu "ikan Nae di Pantai".

Pada hari H sambut baru, musik akan berbunyi sepanjang hari sejak sang yubilaris pulang dari gereja, dan terus berlanjut sampai malam bahkan semalaman. Umumnya tidak ada batasan waktu kapan musik harus berhenti.

Musik baru berhenti tergantung tuan rumah yang punya pesta. Memang ada beberapa daerah di NTT yang batasi Waktu sampai pukul 12 malam saja.

Namun masih banyak daerah yang bebas merdeka. Mereka pesta hingga fajar menyingsing. Orang Manado bilang sampai cungkil matahari.

Demikianlah satu di antara keunikan tradisi masyarakat Nusa Tenggara Timur.

Jadi bagaimana kondisi di sekitar tempat tinggal tuan dan puan. Apakah Anda roke goma juga? (*)

Sumber: Pos Kupang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes