Si Hitam dari Monrovia

George Weah
Catatan Sepakbola Dion DB Putra

Dua puluh dua tahun silam,  si hitam dari Monrovia itu mewujudkan mimpi anak-anak Afrika selama puluhan tahun yaitu  menjadi pemain sepakbola  terbaik dunia bukan sesuatu yang muskil. 

Dia membuktikan bahwa  lahir dari keluarga miskin dengan 12 anak, bertumbuh besar dalam lingkungan kumuh bukan alasan untuk pasrah diri pada nasib kurang baik. Keterbatasan justru bisa diubah menjadi modal merajut asa, menempa diri dengan bijak hingga menjadi manusia kaya arti dan terbaik.

Tahun 1995,  pemilik nama panjang  yang terdiri dari 34 huruf ini meraih penghargaan Ballon d'Or atau pemain terbaik dunia  FIFA. Dialah George Tawlon Manneh Oppong Ousman Weah alias George Weah yang kala itu merupakan bintang klub raksasa Italia, AC Milan.

Dua puluh dua tahun lalu  Weah mencatat dua rekor sekaligus. Dia pemain Afrika pertama yang meraih gelar pemain terbaik dunia serta  pemain non-Eropa pertama yang mengoleksi penghargaan ini setelah perubahan peraturan pada tahun yang sama.

Sebelum tahun 1995 hanya pemain asal Eropa di klub-klub Eropa yang berhak meraih penghargaan bergengsi tersebut, sehingga pemain seperti Diego Armando Maradona yang bermain di klub Eropa tetapi bukan orang Eropa dan Pele  tidak memenuhi syarat untuk diberi penghargaan.

George Weah mulai mencuri perhatian penggemar sepakbola sejagat sejak penghujung 1980-an ketika dia membela klub papan atas Prancis, AS Monaco. Selama empat tahun berseragam Monaco (1988-1992), pemain kelahiran Monrovia Liberia 1 Oktober 1966 tersebut tampil 102  kali dan mencetak 47 gol.

Tahun  1992-1995 dia menjadi bagian dari skuat klub papan atas Prancis lainnya,  Paris Saint Germain (PSG).  Dia  pun menyabet penghargaan pemain Afrika Terbaik tiga kali, yakni pada 1989, 1994 dan 1995.

Medio 1990-an hingga tahun 2000  sungguh milik George Weah. Masa emas prestasinya melekat bersama AC Milan selama lima tahun membela klub itu (1995- 2000).  Popularitasnya menembus hingga ujung bumi, kurang lebih  selevel Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sekarang. 

Dengan postur tubuh setinggi 184 cm, dia tergolong tipe ideal sebagai ujung tombak. Kualitas sontekan kaki serta sundulannya mirip. Di kotak penalti lawan, Weah adalah predator yang bisa mengubah situasi sulit menjadi gol manis.

Bersama AC Milan, dia dikenal sebagai striker paling mematikan di liga Serie A Italia dan kompetisi antarklub Eropa. Weah ikut membantu AC Milan merebut scudetto pada musim kompetisi  1995-1996 dan 1998-1999.  Saat berseragam Merah Hitam, Weah bermain spartan sepanjang musim dengan total penampilan  147 kali dan mencetak 58 gol.

Lepas dari Milan seturut usia yang kian menua, George  Weah sempat coba peruntungan di Liga Utama Inggris bersama Chelsea dan Manchester City tahun 2000. Bersama dua klub itu dalam masa yang sangat singkat  Weah hanya bermain 18 kali dan menyumbang 4 gol. Tahun 2001 dia memakai seragam Olimpique Marseille (Prancis) kemudian pindah ke klub Al-Jazirah, Uni Emirat Arab dan setahun berikutnya dia gantung sepatu selamanya.

Weah memakai kostum tim nasional (timnas) Liberia selama 12 tahun dengan rekor penampilan sebanyak 60 kali dan koleksi 22 gol. Tahun 2002 Weah mengumumkan pensiun dari timnas Liberia.  Meski menjadi pemain terbaik dunia dan prestasinya luar biasa di klub raksasa Eropa, Weah tidak pernah merasakan panasnya  kompetisi Piala Dunia selama karirnya.

George Weah hari-hari ini kembali mencuri perhatian masyarakat dunia setelah dia terpilih menjadi Presiden Republik  Liberia. Setelah pensiun dari lapangan hijau, Weah memang memilih jalur politik praktis.

Menarik disimak karena perjalanan karir politiknya diwarnai kisah jatuh bangun, kalah dan menang -- sesuatu yang selama puluhan tahun dia rasakan di lapangan hijau.  Hanya tiga  tahun setelah pensiun sebagai pemain bola,  George  Weah nekat mengikuti pemilihan Presiden Liberia pada bulan  November 2005. Dia kalah telak melawan Ellen Johnson-Sirleaf.

Enam tahun kemudian (2011) Weah kembali  bersaing dalam pemilihan  presiden Liberia, negara mungil yang berbatasan dengan Sierra Leone, Guinea dan Pantai Gading tersebut. Kurang pengalaman dan minim dukungan rakyat, dia kalah lagi melawan Ellen Johnson-Sirleaf. Apakah dia pasrah? Ternyata tidak. Pengalaman di lapangan bola mengajarkan  George Weah untuk sabar dan terus mengasah kemampuan.

Tahun 2014 dia bertarung dalam pemilu legislatif dan terpilih menjadi wakil rakyat negeri Afrika berpenduduk kurang lebih 5 juta jiwa tersebut. Sejak saat itu jalannya makin lapang menuju singgasana presiden. Popularitas Weah kian menjulang. Pada pemilu presiden bulan Oktober 2017, Weah penuh percaya diri bersaing melawan Joseph Boakai yang adalah Wakil Presiden Liberia dalam 12 tahun terakhir. Boakai memimpin Liberia selama dua periode  bersama Presiden Ellen Johnson-Sirleaf.

Dalam pemilu tahun ini, George Weah meraih kemenangan di 12 dari 15 daerah pemilihan di negara yang terletak di pesisir Afrika Barat tersebut. Weah yang kini berusia 51 tahun akan menggantikan Ellen Johnson Sirleaf sebagai presiden Liberia  bulan Januari 2018, dalam transisi demokratis pertama negara tersebut sejak tahun 1944.  Kesabarannya selama 12 tahun berbuah manis.

Terkait kesuksesannya memenangi pemilu presiden, Weah mengucapkan terima kasih kepada rakyat Liberia melalui akun Twitter pribadi. "Dengan rasa yang terdalam, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rakyat Liberia yang sudah memilih saya hari ini," tulis Weah pada hari Natal kedua,  Selasa 26 Desember 2017.

Menurut konstitusi Liberia, George Manneh Oppong Ousman Weah akan menjabat selama enam tahun (2018-2024)  dan maksimal berkuasa selama dua periode.

Si hitam dari Monrovia  kembali memancarkan sinar inspirasi bagi anak-anak Afrika dan dunia bahwa mantan pemain bola bisa menjadi presiden negara yang berdaulat.  Resepnya sederhana, tekun, total, tidak mudah menyerah. Kalah berkali-kali itu biasa karena kemenangan bukan mustahil. 

Hari ini dan hingga enam tahun mendatang, orang akan menyapa namanya dengan santun,  Mr. President, yang terhormat tuan Presiden Weah. Proficiat! *

Sumber: Pos Kupang.com 29 Desember 2017

Nasib Stadion Oepoi

Stadion Oepoi
KABAR kurang baik kini menimpa stadion  satu-satunya yang  paling bagus di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),  Stadion Oepoi Kupang. Proyek rehabilitasi stadion  dengan pagu anggaran senilai Rp 6.337.000.000  sudah terhenti  sejak akhir Oktober 2017.

Pantauan Pos Kupang di Stadion Oepoi, Kamis (28/12/2017),  para pekerja hanya duduk bercengkerama  di rumah darurat di tepi lapangan. Tak ada aktivitas sama sekali. Sesuai kontrak pekerjaan utama saat ini adalah pembongkaran lapangan dan penanaman rumput, pengerjaan drainase serta pembangunan tribun utama stadion.

Proyek yang dikerjakan PT. Sidoarjo Sukses Sentosa ini baru membongkar permukaan lapangan stadion. Sebagian lapangan yang sudah dibongkar diisi material berupa pipa, kerikil, ijuk dan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik putih. Di bagian selatan, permukaan tanah digali selebar satu meter dengan jarak galian dua meter. Tanah yang digali ini akan diisi berbagai material seperti pipa untuk irigasi, ijuk, tanah dan kerikil.

Terlihat tanah bekas galian masih menumpuk di tengah lapangan. Material lainnya juga berserakan dalam lapangan. Bila dihitung secara teknis, tak lebih dari 60 persen realisasi pengerjaan untuk item pembongkaran lapangan. Padahal sesuai kontrak, saat ini seharunya  rumput sudah tuntas ditanam.

PPK dari Dispora NTT, Niko Ratulangi mengatakan, kontrak kerja  Stadion Opeoi mestinya selesai pada 28 Desember 2017. Sementara kontraktor  pelaksana   Feliks Alberto Dhini  berniat mengajukan adendum (perpanjangan waktu) tetapi tidak diakomodir pemilik proyek dalam hal ini Dispora NTT.  Menurut Niko Ratulangi, belum rampungnya rehabilitasi stadion karena 80 persen material  didatangkan dari Jawa tetapi tidak tepat waktu tiba di Kupang.

Fakta yang tersaji di depan mata rakyat NTT adalah proyek rehabilitasi stadion kebanggaan tersebut tidak berjalan sesuai rencana dan kontrak kerja. Kontraktor pelaksana mestinya sudah memperhitungkan segala kemungkinan ketika menang dalam lelang proyek  fisik ini.

Alasan material yang dipesan dari Jawa tidak tepat waktu tiba di Kota Kupang tidak bisa diterima begitu saja karena tidak masuk kondisi luar biasa (force major). Untuk bangunan khusus seperti stadion olahraga material yang dibutuhkan tentu saja harus didatangkan dari luar NTT dan hal itu seharusnya sudah diperhitungkan kontraktor pelaksana.


Kita juga mempertanyakan pengawasan dari PPK dan pemilik proyek ini. Apa yang mereka lakukan ketika melihat pembangunan fisik stadion  terhenti sejak akhir bulan Oktober 2017?  Idealnya segera ambil langkah cepat dan tepat sehingga persoalannya tidak berujung sebagaimana saat ini.

Sesuatu yang mencemaskan kita adalah rehabilitasi stadion itu terhenti sama sekali, menjadi proyek mangkrak. Dampaknya sangat buruk bagi pembinaan cabang sepakbola di Kota Kupang serta NTT  umumnya.

Kita berharap semua pemangku kepentingan segera bergerak mengatasi permasalahan ini. Stadion Oepoi harus segera direhabilitasi agar bisa dimanfaatkan dalam waktu dekat. *

Sumber: Pos Kupang 30 Desember 2017 hal 4

Pantai Ini Bisa Berubah Wujud

Pantai Mingar Lembata (ist)
Keunikan tidak hanya dimiliki Gunung api Batutara, di Lembata. Tetapi Pulau Lembata masih menyimpan berbagai keunikan lain yaitu Pantai Mingar yang bisa berubah-ubah mengikuti musim.

Pantai Mingar terletak di Desa Mingar, Kecamatan Nagawutun, Kabupaten Lembata. Keindahannya tak tertandingi pantai mana pun di dunia.

Pantai yang selalu berubah wujud ini jaraknya hanya sekitar 20 kilo meter dari Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata. Tepatnya di bagian selatan Pulau Lembata.

Siklus perubahan pantai biasa terjadi pada bulan April hingga Januari. Selama 10 bulan itu, pantai akan dipenuhi pasir putih. Panjangnya sekitar 5 kilometer.

Namun pada bulan Februari hingga Maret, semua pasir putih akan menghilang ditelan gelombang. Pantai itu hanya tersisa batu karang dan sedikit pasir hitam.

Selama bulan Februari-Maret ini, warga setempat akan berjubel di pantai untuk mencari nale (cacing laut).

Kini Mingar menjadi tujuan wisatawan manca negara. Sayang di sekitar pantai tidak tersedia penginapan. Wisatawan asing yang terjebak malam di pantai itu terpaksa tidur di bale-bale wisata yang dibuat oleh pemerintah setempat.

"Kemarin ada bule asal Prancis tidur di sini. Dia sendirian. Kami sempat bercakap-cakap dengan dia. Kami ajak dia ke rumah, tapi dia memilih tidur di tempat (bale-bale) ini," ujar Hans, warga Mingar beberapa waktu lalu.

Kepala Desa Mingar, Isadorus Pasing alias Isa Sura juga membenarkan hal itu.

"Sering sekali bule-bule ke sini. Biasanya mereka tidur di pantai," ucapnya.

Menurut Isa, pantai Mingar akan terlihat ramai di hari minggu atau hari libur. Orang Lewoleba yang biasa ke sini.

Gelombang laut di pantai yang berhadapan langsung dengan Pulau Suanggi ini sangat cocok untuk berselancar. Tapi hingga kini hanya sedikit yang berminat. Hal itu disebabkan karena akses jalan menuju pantai sangat buruk.

Sejauh ini hanya sedikit yang sudah diaspal, sedangkan lainnya masih berupa batu dan pasir. Selain itu, di lokasi Pantai Mingar belum ada warung makan dan tempat inap bagi para wisatawan.

"Desa Mingar memiliki 5 dusun yang dihuni oleh 357 kepala keluarga (KK). Penduduk kita sebanyak 1088 jiwa," papar Isa. (detik travel)

Sumber: Pos Kupang 17 Desember 2017

Wisata Unik Gunung Batutara di Lembata

Gunung Batutara (ist)
 Kabupaten Lembata, NTT memiliki satu tempat wisata unik, yakni di Gunung Api Batutara. Gunung berapi ini berada di Pulau Komba.Gunung tersebut terletak di Laut Flores sebelah utara Pulau Lembata.

Gunung Batutara adalah gunung dengan jenis stratovolcano. Berbagai jenis vegetasi menghiasi gunung Batutara. Letusan pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1852 dengan menyemburkan lava. Letusan terakhir dari gunung Batutara terjadi pada tahun 2008.

"Keunikan Gunung Batutara adalah meletus setiap 20 menit, disertai lahar panas pijar membara dan membentuk bunga api yang indah disertai tsunami kecil tetapi tidak membahayakan dan dapat disaksikan dari jarak lebih kurang 20 meter," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday beberapa waktu lalu.

Menurut Thomas, aktivitas gunung ini berlangsung sepanjang hari tiada henti. Paling indah disaksikan pada malam hari, terutama di saat magrib dan subuh.

Jarak tempuh dengan kapal cepat dari Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata sekitar 90 menit.

Gunung Ile Batutara merupakan salah satu dari tiga gunung di dunia dengan keunikan yang sama. Selain di Lembata, gunung unik berada di Sisilia dan Atlantik.

Pada tanggal 20 Oktober 2017, Gunung Ile Batutara dikunjungi oleh 35 wisatawan asing dari Amerika Latin.

"Kami mengajak semua wisatawan domestik untuk menjadi orang pertama yang mengunjungi dan menikmati keajaiban dan keunikan Ile Batutara, sebelum wisatawan mancanegara menikmatinya," sebutnya.

Wisatawan menyaksikan Gunung Batutara (ist)
Pada Sabtu (25/11/2017) lalu, keunikan Gunung Api Batutara mendapat penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2017 diserahkan di Jakarta. Penghargaan itu diserahkan Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara kepada para pemenang dari 15 kategori, juara favorit, dan juara umum.

Wakil Bupati Lembata Dr. Thomas Ola Langodai melalui menyatakan, menyambut baik penghargaan tersebut yang akan dijadikannya sebagai harapan bagi perkembangan pariwisata Lembata


"Tentu ini menjadi dorongan bagi kami di Lembata untuk memajukan pariwisata, ekonomi kreatif di Lembata, " katanya.

Dr.Thomas Ola juga berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga NTT mendapat tiga award dalam penganugerahan penghargaan tersebut yaitu Teluk Maumere sebagai destinasi menyelam terpopuler,  Gunung Api Batutara yg meletus setiap 20 menit di Lembata sebagai destinasi wisata unik terpopuler dan Pantai Tarimbang di Sumba Timur sebagai tempat selancar terpopuler.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Dr Marius Ardu Jelamu, Gunung Batutara yang meletus setiap 20 menit itu di Lembata mendapatkan branding sebagai destinasi unik terpopuler.

"Branding ini memperbesar popularitas dari tempat tersebut," kata Marius Jelamu yang dikonfirmasi Minggu (26/11 /2017).

Gunung Batutara (ist)
Marius mengatakan, dengan penghargaan ini maka diharapkan Pemkab Lembata memberikan perhatian penuh pada tempatnya ini. Terutama untuk jalan harus dipastikan bagus sehingga bisa menyaksikan tempat ini tidak hanya dari jalur laut. Sebab selama ini untuk melihat keindahan tempat wisata ini hanya menggunakan jalur laut.

"Kalau bisa buka jalan sehingga bisa menyaksikan keindahan ini dari darat juga, tidak hanya dari laut saja," katanya.

Khusus untuk Lembata, katanya, tidak hanya gunung Batutara tetapi juga gunung Ilelewo Tolok yang kawah bisa bermain bola karena seluas lapangan bola.

"Bisa ditata dengan lebih baik agar suatu saat bisa menjadi tempat wisata yang menarik bagi wisatawan sehingga ketika wisatawan ke Lembata tidak hanya melihat penangkapan ikan paus tapi bisa menikmati gunung api," ujarnya.

Penghargaan API 2017 melibatkan 214.000 pemilih melalui pooling online dengan 15 kategori yang ditawarkan.

Anda tertarik untuk menikmati sensasi wisata gunung berapi? Silakan berkunjung ke Gunung Batutara. (Kompas.com/dari berbagai sumber)
   

Sumber: Pos Kupang 17 Desember 2017 hal 4

Pemain NTT di PSM Makassar


KESEMPATAN bagi  para pemain sepakbola asal Nusa Tenggara Timur merasakan level kompetisi nasional mulai menuai hasil.

 Kali ini dua pemain yaitu Riko Malaikosa (Kota Kupang) dan Dominikus Roni Lede (Sumba Barat Daya) lolos seleksi bergabung dengan klub papan atas  PSM Makassar. Di klub legendaris kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan  itu kedua pemain ini masuk kelompok umur usia 19 tahun (U-19).

Riko dan Roni lolos seleksi di Stadion Andi Mattalatta Matoanging, Makassar, 9-10 Desember 2017 yang diikuti lebih dari 200 pemain dari seluruh Indonesia. Sebelumnya dalam seleksi lokal di Kupang pekan terakhir November lalu yang dipimpin pelatih kepala PSM Makassar, Rene Albert, empat pemain  terpilih yaitu  Riko Malaikosa, Roni Lede, Abiu Soares (Belu) dan Frederik Pego Laata (Alor).


Menurut Anggota komunitas  Masgibol NTT, Indra Kadiaman yang mendampingi para pemain saat seleksi di Makassar,  Abiu dan Pego langsung tersingkir pada  hari pertama seleksi.

"Hanya Riko dan Roni yang lolos. Hari kedua, kedua pemain kita tampil sangat luar biasa. Riko yang berposisi sebagai bek kiri, menunjukkan kualitas yang sangat bagus. Yang gemilang adalah Roni. Di seleksi terakhir ini, dia cetak tiga gol dan satu asisst," demikian Indra.

Kita bangga mendengar kabar gembira ini. Peluang emas dari  manajemen klub PSM Makassar sudah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelatih, pemain dan pengurus klub sepakbola di NTT. Seleksi terbuka bulan November lalu tidaklah sia- sia.

Bisa direkrut klub sekelas PSM Makassar yang menjadi barometer kejayaan sepakbola dari wilayah Timur Indonesia merupakan sesuatu yang pantas disyukuri.

Kita berharap Riko dan Roni jangan cepas puas. Hari hari ke depan merupakan tantangan yang harus dijawab dengan prestasi. Mereka harus menunjukkan kemampuan terbaik karena persaingan di klub PSM Makassar sangat berat. Setiap saat mereka berpeluang tereliminasi jika penampilannya biasa-biasa saja.

Klub papan atas melakukan seleksi terbuka di NTT memang bukan yang pertama. Dalam proses seleksi sebelumnya sudah terbukti mampu melahirkan bintang baru yang kualitasnya bisa menembus tim nasional Indonsia. Kesuksesan itu diawali oleh  pemain kelahiran Alor, Yabes Roni Malaifani pada tahun 2013 di Kupang.

Yabes dari Klub Putra Kenari Alor kini menjadi pemain inti klub Bali United. Seleksi selanjutnya mengorbitkan Alsan Sanda dari SSB Tunas Muda Kupang. Saat ini Alsan bermain untuk klub Bhayangkara FC dan dipercayakan pelatih sebagai wakil kapten tim.

Yulius Mauloko dari Kristal FC Kupang sekarang memperkuat  Persegres Gresik. Alsan adalah pemain terbaik turnamen  Pos Kupang Cup 2015 sedangkan Yulius top skorer saat itu.

Semoga Riko Malaikosa dan Dominikus Roni Lede  mengikuti jejak para seniornya itu yang bisa eksis di klub anggota Liga 1 Indonesia. Kuncinya adalah latihan tekun dan disiplin, tidak gampang menyerah, tetap rendah hati dan mau belajar terus- menerus. Proficiat buat Riko dan Roni! *

Sumber: Pos Kupang 13 Desember 2017 hal 4

Dinamika Pilkada NTT


DINAMIKA Pilkada serentak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  tahun 2018 mulai memasuki saat-saat yang menentukan. Dalam tempo satu  bulan ke depan akan terjadi pergumulan menarik untuk menentukan siapa pasangan calon (paslon) yang diusung partai dalam pilkada 2018.

 Pada hari H Pilkada tanggal  27 Juni 2018 NTT akan menggelar pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta pemilihan bupati-wakil bupati di 10 kabupaten.

Menyongsong pesta demokrasi lima tahunan tersebut,  Golkar sebagai partai besar di NTT  rupanya bergerak lebih gesit dibandingkan partai lainnya. Masalah internal mereka pascapenahanan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto oleh KPK  tidak menghalangi Golkar dalam menentukan paslon lebih awal.

Sebagaimana diungkapkan Ketua DPD Partai Golkar NTT, Melki Laka Lena,  DPP Partai Golkar telah mengeluarkan rekomendasi untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati pada delapan kabupaten di Provinsi NTT. 

Melki menyebutkan paslon yang sudah diputuskan, yakni Kabupaten  Ende, Marselinus YW  Petu-Djafar Achmad, Manggarai Timur,  Fransiskus Sarong - Nahas Yohanes, Sikka, Ansar Rera- Rafael Raga, Nagekeo,  Elias Djo - Servas Podhi, Sumba Tengah, Umbu Dondu - Samuel Pekulimu, Sumba Barat Daya,  Markus Dairo Talu- Gerson Tanggu Dendo, Alor Immanuel Blegur -Taufik Nampira dan Kabupaten  Kupang,  Korinus Masneno - Jeri Manafe.

DPP Golkar hanya belum memutuskan paslon untuk Kabupaten  Timor Tengah Selatan (TTS), Rote Ndao dan paslon yang bertarung dalam Pilgub NTT. Langkah ini jelas lebih berani dan cepat dibandingkan pesaing terkuatnya PDIP yang sejauh ini baru memutuskan paslon untuk tiga kabupaten.

Menurut Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, DPP PDIP baru memberikan rekomendasi kepada pasangan Ir. Marselinus Y.W  Petu- Drs. H. Djafar H Achmad,MM untuk Kabupaten Ende, Nelson Obed Matara, SIP, M Hum- Bernard Paulus Thomas Wellem Bait  untuk Kabupaten Kupang dan dr. Kornelius Kodi Mete- Marten Christian Taka S.Ip untuk Kabupaten  Sumba Barat Daya sebagai calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup).

Tanpa bermaksud mengecilkan calon dari partai lain, pertarungan sengit bakal terjadi antara Golkar dan PDIP. Keduanya sama-sama mengejar target menang sebanyak mungkin di bumi Flobamora. Golkar dan PDIP memang musuh bebuyutan sejak dulu.   Sisi menariknya Golkar dan PDIP juga berkoalisi. Sebut misalnya di Kabupaten Ende.

Kedua partai mengusung pasangan petahana Marsel Petu-Djafar Achmad. Mudah ditebak maksudnya, Golkar dan PDIP tidak mau kehilangan muka. Mereka harus bisa mendapat tempat dalam panggung kekuasaan lima tahun ke depan. Dalam politik yang abadi hanyalah kepentingan.

Di balik dinamika pilkada yang cenderung memanas itu harapan kita tetaplah sama. Partai perlu  memilih paslon yang berkualitas. Jangan asal usung karena desakan kekuatan uang atau transaksi politik  lainnya. *

Sumber: Pos Kupang 29 November 2017 hal 4

Belajar di Bawah Pohon


ilustrasi
MEREKA libur sebelum waktunya. Begitulah nasib para siswa SMP Negeri Satu Atap (Satap) Nian,  Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Anak-anak itu libur sejak sekolah  mereka roboh  diterjang angin kencang Senin (13/11/2017) lalu.

Bangunan sekolah yang terbuat dari bahan lokal dan berlantai tanah sama sekali tidak bisa digunakan. Tiga ruangan kelas sekolah ambruk nyaris rata tanah, sedangkan dua ruangan kelas XIII dan  IX  miring posiinya. Bangunan sekolah ini tidak menggunakan fondasi beton.

Tiang-tiang utama bangunan hanya diletakkan di atas batu sehingga tidak kuat menahan terjangan angin yang beberapa waktu terakhir ini memang sangat kencang melanda Pulau Timor. Dua hari terakhir para guru dan siswa-siswi tetap datang ke sekolah, tetapi tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).


Nasib kurang lebih serupa dialami para murid SDNegeri  Nanga Boleng, Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Sekolah mereka roboh 6 November 2017 lalu  karena tak kuat melawan angin. Sudah satu minggu lebih murid sekolah tersebut  mengikuti KBM di bawah pohon.

Saat tiba di sekolah, mereka langsung berkumpul di bawah rindangan pohon untuk memulai kegiatan belajar mengajar (KBM). Papan tulis digantung seadanya di salah satu batang pohon dan guru memberikan pelajaran sesuai jadwal kepada para muridnya. Hingga  Selasa (14/11/2017), belum ada bantuan yang mereka terima dan para murid masih KBM di bawah pohon.

"Ada dua ruangan kelas yang roboh, yaitu ruangan kelas empat dan kelas lima. Murid kelas lima sebanyak 13 orang. Sekarang mereka sekolah di ruangan darurat bekas kantor sekolah. Sedangkan kelas empat sekolah di bawah pohon," kata Kepala SDN Nanga Boleng, Agustinus Apong, S.Pd.

Fakta yang kita angkat ini mencerminkan wajah Nusa Tenggara Timur (NTT) sesungguhnya. Bahwa masih banyak putra-putri Flobamora yang tidak menikmati fasilitas pendidikan yang layak. Mereka belajar memanfaatkan ruang kelas seadanya yang rentan ambruk diterjang angin.

Belajar di bawah naungan pohon pun bukan sesuatu yang luar biasa lagi di daerah ini. Dari waktu ke waktu masih saja terjadi. Perhatian terhadap pendidikan masih setengah hati.

Para wakil rakyat kita yang memiliki kuasa menetapkan anggaran pembangunan toh tidak peduli pada ketimpangan porsi anggaran yang masih lebih besar untuk belanja rutin ketimbang belanja pembangunan.

 Malah DPRD di mana-mana getol berjuang meningkatkan gaji sendiri hingga puluhan juta rupiah sebulan. Mereka tak peduli generasi penerus NTT  belajar di bawah pohon atau bahkan mati tertimpa sekolah yang ambruk.

Sekarang ini sedang musim pilkada. Para kandindat kepala daerah sibuk sosialisasikan diri sebagai calon pemimpin paling hebat, paling mengerti derita rakyat dan siap memberikan solusi. Percayalah saat mereka meraih kekuasaan, urusan sekolah roboh boleh jadi dianggap masalah biasa-biasa saja.*

Sumber: Pos Kupang 16 November 2017 hal 4

Lirikan Klub Terkemuka


KABAR gembira datang lagi bagi anak-anak Nusa Tenggara Timur (NTT)  untuk membela klub sepakbola ternama anggota Liga 1 Indonesia. Kali ini  tim papan atas Liga 1 kebanggaan masyarakat Indonesia Timur, PSM Makassar melirik talenta- talenta muda NTT. 

Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts dan asisten Herman Kadiaman bersama seorang pemain bintang PSM akan berada di Kota Kupang untuk menggelar seleksi terbuka tanggal 24-26 November 2017.  Pemain yang diseleksi kelahiran tahun 1999, 2000 dan 2001. Mereka diharapkan paling lambat sudah berada di Kota Kupang 23 November 2017. Pemain bisa atas nama sendiri, diutus oleh asosiasi dan klub.


Sekali lagi ini merupakan kabar baik. Peluang emas yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelatih, pemain dan pengurus klub sepakbola di seluruh NTT. Seleksi terbuka dari klub ternama PSM merupakan  kesempatan untuk menguji kemampuan anak-anak NTT dalam mengolah si kulit bundar. Kita sangat yakin akan ada  putra Flobamora yang masuk hitungan tim pelatih PSM Makassar untuk dipoles lebih lanjut.

Klub papan atas melakukan seleksi terbuka di NTT memang bukan yang pertama. Dalam proses seleksi sebelumnya sudah terbukti mampu melahirkan bintang baru yang kualitasnya bisa menembus tim nasional Indonsia.

Kesuksesan itu diawali oleh  pemain NTT kelahiran Alor, Yabes Roni Malaifani pada tahun 2013 di Kupang. Yabes dari Klub Putra Kenari Alor kini menjadi pemain utama Bali United. Seleksi berikutnya menghadirkan Alsan Sanda dari SSB Tunas Muda Kupang.

Saat ini Alsan bermain untuk klub Bhayangkara FC dan dipercayakan pelatih sebagai wakil kapten tim. Yulius Mauloko dari Kristal FC Kupang sekarang memperkuat  Persegres Gresik. Alsan adalah pemain terbaik turnamen  Pos Kupang Cup 2015 sedangkan Yulius top skorer.

Pemain lainnya dari PSN Ngada adalah Celvan Nau,  sekarang kiper Bali United.  Dia  pernah bermain di Kristal FC. Pemain PSN Ngada, Jackson Tiwu (Bali United), kini dipinjamkan ke Persikad Depok (Liga II). Pemain NTT lainnya yang berkiprah di Liga 1 Indonesia  adalah Billy Keraf (Persib Bandung). Billy pernah bermain di kejuaraan  Piala Gubernur NTT membela Persami Maumere.

Di Liga II Indonesia ada Aldo Leki (Persita Tangerang). Untuk tim U-19, Abdul Hamid dari klub Arsenal Lamahala Flotim sekarang bermain di Pusamania Borneo. Junedi Putra dari SSB Tunas Muda bermain di Bali United.

Menurut catatan kita,  klub Liga 1 Indonesia  yang pernah seleksi pemain  di Kupang yaitu Bali United, Persija Jakarta dan Pusamania Borneo. Mari kita gunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin agar semakin banyak anak NTT yang bermain di klub terbaik Indonesia.

 Dan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti mereka membela klub papan atas mancanegara. *

Sumber: Pos Kupang 3 November 2017 hal 4

25 Tahun Pos Kupang


Damyan Godho
Oleh: Damyan Godho
Pendiri

BAHAGIA, itulah rasanya pengelola saat surat kabar ini setelah menjalani hari-hari panjang 25 tahun, sejak berdiri 1 Desember 1992. Bahagia karena hari hari panjang -sejak masa keperintisan dan pengembangan-di tengah terpaan berbagai masalah dan tantangan, bisa dilewati.

Bagaimana memulai penerbitan surat kabar di suatu provinsi yang serba tidak punya sesuatu pun  -semua yang di tahun 1992 pasti mengetahui kondisi saat itu -boleh dibilang sebagai keberhasilan yang sungguh membahagiakan meski masih sangat minimal.

Maka, sebagai pendiri yang tinggal satu-satunya -setelah ditinggal pergi oleh almarhum Valens Goa Doy dan almarhum Rudolf Nggai-bersama segenap pengelola hari hari ini,  tidak boleh tidak haruslah bersyukur dan berterima kasih.

Pertama, kepada Yang Maha Kuasa Kuasa karena kuasa penyelenggaraanNya sudah pasti menuntun dan melindungi usaha dan kerja keras pengelolanya.


Kedua, kepada masyarakat pembaca yang menerima kehadiran surat kabar ini apa adanya, sejak terbit awal 1 Desember 1992  hingga mencapai usia 25 tahun.

Sekadar kilas balik, Kupang, ibukota Provinsi NTT di tahun 1992 adalah salah satu dari sekian ibukota provinsi yang belum punya surat kabar harian. Untuk memulai penerbitan surat kabar ini, yang ada hanyalah tekad  dan semangat mau bekerja keras.

Tak ada satu pun bahan baku cetak di daerah ini selain didatangkan dari Jawa. Sumber daya manusia pun sama. Semuanya harus ditangani simultan menjadikannya sebagai suatu pekerjaan "gila".

 Tak heran, tak sedikit orang  yang menyangsikan kemungkinan tekad dan usaha "gila" ini bisa berhasil. Terutama karena cita-cita ambisius, ingin menjadikan Pos Kupang sebagai surat kabarnya warga NTT di mana pun, dengan moto: Suara Nusa Tenggara Timur.

Semua hal di atas, bukannya tak disadari. Ini bahkan memperkokoh semangat menerbitkan surat kabar Pos Kupang dan menjadikannya sebagai tantangan maha berat yang harus dihadapi. Yaitu tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi lebih dari itu  bertekad menjadi perintis budaya membaca, menjadikan warga daerah ini suka membaca, budaya baru bagi warga daerah yang kekurangan sarana baca saat itu. 

Ibarat menanam pohon di tanah kering dan keras semisal Pulau Timor.  Hanya tanaman keraslah yang dapat tumbuh dan hidup di atas tanah kering dan keras, menanam dengan semangat keras dan terus bersemangat, apapun keadaannya.

Bagaimana menanamkan kegemaran dan menjadikannya budaya membaca di tengah tingginya tingkat buta huruf warga NTT dengan daya beli dan minat baca yang rendah? Menjangkau wilayah terisolir  NTT hanya melalui transportasi udara dari Kupang? Di tengah sekitar  50 kelompok etnis/budaya dengan 200-an dialek lokal, yang mau tak mau keragaman dan aspirasinya harus dimengerti dengan benar?

Maka bagi saya, pendiri surat kabar ini yang tersisa, ingin mengingatkan generasi penerus bahwa hutang besar kepada warga NTT adalah menuntaskan budaya membaca  yang rasanya masih harus ditumbuhkan sekuat-kuatnya.

Jika tiras surat kabar ini bertumbuh misalnya, penting diketahui sejauh mana pengaruhnya terhadap pertumbuhan budaya membaca? Tentu saja ada ukuran lain untuk menilai keberhasilan Pos Kupang menumbuhkan budaya membaca, terutama saat munculnya pers bebas awal dekade 2000-an.

Hari-hari ini pertumbuhan dan perkembangan dunia pers sekitar kita berlangsung begitu cepat akibat berbagai  perubahan luar biasa  yang tidak terbayangkan, yang datang tanpa kompromi dan tanpa terduga. 

Semisal, pergantian generasi baru  yang  tuntutan, harapan, gaya hidup dan  cita rasanya  tentang  media massa yang umumnya berubah.

 Perkembangan teknologi informasi dan media massa yang dengan dahsyat mempengaruhi  hidup matinya media cetak. Ramalan bahwa zaman media cetak seperti Pos Kupang hanya tinggal hitung hari, harus disadari bukan sekadar rekaan tetapi harus disikapi dengan benar.

Semua yang dicapai Pos Kupang hingga kini, bolehlah dibanggakan sebagai
keberhasilan, yang harus disertai kesadaran bahwa masih banyak catatan sebagai hutang. Terutama budaya membaca yang rasanya belum atau kurang  bertumbuh sesuai impian besar 25 tahun lalu.

Jika kegemaran membaca atau budaya membaca menjadi ukuran kemajuan masyarakat, kini penting dievaluasi seberapa jauh surat kabar harian pertama di NTT ini telah berperan  menumbuhkan budaya membaca yang harapannya ikut mendorong perubahan dan kemajuan daerah ini.

Tak bolehlah berbangga jika dari sudut ekonomi dan kesejahteraan pengelola berubah menjadi lebih baik, jika budaya membaca warga NTT begitu begitu saja, belum bertumbuh.  Menjadi hutang besar bagi warga daerah ini yang menerima dan membanggakan kelahiran Pos Kupang 25 tahun lalu.

Mengawali usia ke-26 dan seterusnya, pengelola Pos Kupang yang diwarnai oleh kehadiran generasi baru, perlu belajar menempatkan diri, menyegarkan peranannya dan beradaptasi menghadapi perubahan baru yang beragam dan  sangat kompleks.

Jika masih konsisten dengan tekad membangun budaya membaca warga NTT, hal itu mesti dimulai dari unsur pengelola sendiri: punya budaya membaca dan  terus belajar.

Jika orang pers suka dipandang sebagai pembawa perubahan, maka orang pers sendiri harus mulai dari dirinya. Belajar untuk mencerdaskan diri bagi sesama, dan belajar memahami kebutuhan warga  pembaca dengan mempertebal kepekaan sebagai pekerja pers profesional.

Salah satu syarat profesional yang saya pahami ialah menjadikan kerja keras sebagai ibadat. Persaingan dengan beragam media, cetak maupun elektronik, atau apapun modelnya nanti, akan semakin tajam dan  bisa saling membunuh.

 Tak akan ada yang menolong, jika tak siap. Di lingkungan internal pengelola Pos Kupang,  menjadi mutlaklah suatu sistem kerja sama terpadu antarsemua unsur.

Membangun pasar  masih sangat memungkinkan meski serbuan teknologi komunikasi dan informasi sudah merasuki daerah ini melalui perkuatan berbagai hal seperti percetakan, digitalisasi perangkat dan fasilitas kerja.

Di masanya saat surat kabar harian ini ditumbuh-kembangkan di waktu lalu, ia telah menjadi semacam pesemaian, tempat berbagai bakat dan minat bertumbuh dan berkembang bersama.

Tidak hanya menjadi pekerja pers berbagai media di mana-mana. Ada yang menjadi politisi (kepala daerah dan anggota DPRD), pekerja eksekutif, wiraswasta, aktivis sosial dan keagamaan  dan lain lain. Mereka, dengannya kami bekerja sama sangat keras sambil terus belajar bersama tentang apa yang mesti dikerjakan.

 Suatu kebahagiaan lain dari kebanggaan dan keberhasilan berikut mengembangkan Pos Kupang sebagai surat kabar harian pertama dan terbesar di NTT hari ini. Terima kasih kepada semua...Para pekerja dan terutama warga NTT yang menjadikan Pos Kupang sebagai bacaannya.*

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Kolaborasi Harga Mati


Febby Mahendra Putra
Oleh: Febby Mahendra Putra
GM Newsroom Tribun Network

KETIKA surat kabar harian ini lahir, 1 Desember 1992 lalu, para pendiri dan seluruh kru Pos Kupang tentu tak pernah membayangkan apa yang terjadi 25 tahun kemudian.

Nyatanya, apa yang terjadi saat ini, ketika Pos Kupang berusia 25 tahun, muncul fenomena yang sangat mengejutkan yaitu terjadinya disruption (gangguan perubahan zaman) dan munculnya generasi milenial.

Sebuah masa ketika orang menjadi sangat tergantung kepada gadget bernama smartphone dan kuota internet.  Muncul 'manusia baru' yang diberi julukan warga internet (netizen alias internet citizen), yang saling terhubung satu sama lain meski secara fisik belum tentu saling mengenal.


Tatanan lama, termasuk di dunia bisnis media, seolah jungkir balik. Di satu sisi kondisi itu menjadi ancaman. Namun, sebuah pepatah mengatakan di tengah ancaman pasti ada peluang. Kejelian menjadi kuncinya.

Sejak tujuh tahun lalu, Pos Kupang bersama Tribun Group Kompas Gramedia sebagai induk perusahaan, telah melihat fenomena seperti terjadi saat ini bakal muncul. Sebuah masa ketika informasi tak lagi tergantung kepada kertas (paperless) dan dapat diakses secara mobile.

Pada usia yang tak muda lagi, Pos Kupang yang lahir sebagai media massa cetak, telah bermetamorfosis dan berkonvergensi untuk menjawab tantangan zaman. Sajian informasi tidak hanya dapat dinikmati melalui Pos Kupang versi cetak tetapi juga melalui platform digital, www.pos-kupang.com.

Portal berita digital itu merupakan complementary (pelengkap) platform cetak yang lebih dulu lahir. Puji syukur, setidaknya setiap bulan dikunjungi sekira 1,5 juta visitor tiap bulan atau sedikitnya 50 ribu per hari. Sebuah news portal terbesar, dalam pengertian jumlah visitor, di wilayah Nusa Tenggara Timur.

Memang, sebagian besar pembaca portal berita yang dikelola Pos Kupang merupakan kelompok muda dewasa alias Generation Y (25-34 tahun) dan milenial (18-24). Mereka memang akrab dengan dunia digital dan sosial media sehingga disebut sebagai netizen.

Meski begitu kami meyakini para netizen tetap perlu mengakses Pos Kupang versi cetak. Mengapa? Karena kru Pos Kupang selalu menyajikan laporan-laporan mendalam dan eksklusif, yang tentu kurang nyaman manakala dinikmati melalui smartphone atau mobile devices.

Pos Kupang, sebagaimana media massa Group Tribun yang tersebar di seluruh Indonesia,  menyajikan liputan-liputan eksklusif yang sering kali menjadi trend setter (viral) dan sebagai  rujukan pengambil kebijakan publik.

Hasil liputan eksklusif di edisi cetak semakin mempunyai daya gedor setelah dikemas ulang melalui tiga portal digital Pos Kupang. Sebaliknya, konten-konten liputan eksklusif  tak jarang bersumber dari `bisik-bisik' netizen di media sosial atau status pribadi pemilik akun media sosial (medsos) yang kemudian kami verifikasi.

Berkolaborasi dengan para netizen mau tak mau harus dilakukan. Berubah dan mengikuti perkembangan zaman merupakan sebuah keniscayaan zaman. Begitu pula inovasi di produk dan pelayanan kepada para stakeholder. Bangga berubah merupakan harga mati. *

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Tonggak Bersejarah 1 Desember 1992


SEJARAH lahirnya Harian Pagi Pos Kupang  tidak bisa dilepaspisahkan dari sosok Damyan Godho. Di tengah beragam keterbatasan, Damyan Godho berjuang keras menghadirkan koran harian pertama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada penghujung tahun 1992 silam.

Jauh  sebelum membidani kelahiran Harian Pagi  Pos Kupang, Damyan Godho atas dorongan Gubernur NTT  El Tari, pada tanggal 5 Desember 1977 menerbitkan Mingguan Kupang Post di Kupang. Mingguan setebal empat halaman tersebut dicetak di Percetakan Arnoldus Ende di PulauFlores.

Isinya menyangkut hal-hal umum berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah dan kepentingan masyarakat. Mingguan Kupang Post terbit atas rekomendasi Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Penerangan (Deppen) NTT dan surat izin terbit (SIT) dari Menteri Penerangan RI. Pemimpin redaksinya Damyan Godho yang pada waktu itu juga wartawan Harian
Kompas Jakarta untuk wilayah NTT.

Ketika Damyan berhenti sebagai pemimpin redaksi pada tahun 1978, pengelolaan Kupang Post diteruskan  Kanwil Departemen Penerangan (Deppen) Provinsi  NTT. Namun,  karena pengelolaan jauh dari sentuhan profesionalisme, Kupang Post berhenti terbit sekitar tahun 1983/1984.

Di Kota  Kupang, sejak matinya Kupang Post, nyaris tidak ada terbitan media massa umum. Masyarakat di ibukota provinsi NTT ini  hanya membaca Majalah Dian terbitan Ende (Flores)  dan sejumlah surat kabar harian terbitan Jakarta, sebut misalnya Kompas, Suara Karya, Sinar
Harapan, Media Indonesia, Majalah Tempo, Mingguan Hidup dan Bali Post.

Media-media ini juga menempatkan wartawannya di NTT, yang  rutin mengirim berita-berita menyangkut NTT ke kantor pusat redaksinya. Kendati demikian, pemerintah senantiasa mendorong supaya ada media cetak lokal di Kupang.

Maka, pada tahun 1987 Menteri Penerangan RI Harmoko mendirikan Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Kupang. Maksudnya mendorong tumbuhnya media cetak lokal di Kupang.Harmoko bahkan sempat mendorong koleganya  Damyan Godho, namun hal itu tidak segera terwujud karena terbatasnya modal dan sumber daya manusia wartawan.

Sampai tahun 1992, NTT tercatat sebagai satu dari enam provinsi di Indonesia yang belum memiliki media cetak harian. Karena itu Harmoko saat bertemu Damyan Godho di Bajawa 22 April 1992, sekali lagi mendorong rekannya itu menerbitkan koran  dengan memberi kemudahan
memperoleh SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers), sehingga terbitlah Harian Pos Kupang pada tanggal 1 Desember 1992.

Surat Kabar  Harian Pos Kupang didirikan bersama oleh Damyan Godho, Valens Goa Doy  dan Rudolf Nggai, berdasarkan SIUPP No: 282/SK/Menpen/SIUPP/A.6/1992, tanggal 6 Oktober 1992. Sejak itu ketiga tokoh perintis ini mulai mengumpulkan orang-orang NTT, baik untuk
menjadi wartawan maupun menjadi pengelola bisnisnya. Harian Pos Kupang tercatat sebagai harian pertama dalam sejarah NTT dengan peredaran menjangkau semua kabupaten yang ada di kawasan Flobamora.

Untuk mengatasi kesulitan distribusi akibat kondisi NTT sebagai daerah kepulauan, pada 25 Maret 1998 Pos Kupang melaksanakan cetak jarak jauh di Percetakan Arnoldus Ende untuk melayani pembaca di seluruh Flores dan Lembata. Namun pada tahun 2001, Pos Kupang berhenti cetak jarak jauh di Ende lalu mulai dengan cetak jarak jauh di Maumere menggunakan
mesin cetak sendiri.

Hal yang sama dilakukan di Ruteng sejak Oktober 2004 sampai sekarang untuk melayani pembaca di Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur  dan Ngada. Sejak tahun 1997, Pos Kupang juga menjadi media elektronik yang bisa dibaca melalui internet di seluruh dunia.

Krisis ekonomi pada tahun 1997 menjadi tantangan tersendiri bagi Pos Kupang. Kenaikan harga material cetak yang sangat tajam ketika itu sempat membuat Pos Kupang seperti kapal yang sedang dihempas gelombang hebat.

Tapi Pos Kupang berhasil melewati tantangan itu, bahkan boleh dibilang tantangan membuat Pos Kupang semakin matang menghadapi badai tantangan.Pos Kupang semakin maju dan bertahan hidup sampai usianya 25 tahun pada 1 Desember 2017. Berbagai prestasi telah ditorehkan media ini.

Pada tahun 2006, misalnya,  Pos Kupang menerima penghargaan sebagai salah satu dari 10 koran terbaik nasional pada tahun 2005 menurut penilaian Dewan Pers. Pada awal  tahun 2017 ini Pos Kupang meraih penghargaan sebagai koran dengan tata wajah terbaik di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Silver Winner Indonesia Print Media Award atau IPMA 2017). Penghargaan IPMA
seolah menjadi kado spesial saat Pos Kupang merayakan hari jadinya yang ke-25 pada 1 Desember 2017. (osi)

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Bergabung dengan Kompas Gramedia


Edisi khusus HUT ke-25 Pos Kupang
ONAK dan duri mewarnai perjalanan Harian Pagi Pos Kupang selama 25 tahun terakhir. Pada awal kehadirannya di penghujung tahun 1991, tak sedikit tokoh NTT yang pesimistis mengenai kelangsungan hidup koran ini. Ada yang prediksi usianya hanya seumur jagung. Tak akan bertahan lebih dari enam bulan atau setahun.

Perjalanan hidup Pos Kupang selama seperempat abad memang tak luput dari turbulensi. Menurut Damyan Godho, hingga akhir 1994 Pos Kupang hanya terbit 3.000-an eksemplar, jumlah tiras yang sebenarnya mustahil bagi keberlansungan hidup. Pendapatan yang semata-mata dari hasil jual koran sangat tidak memadai.

 Iklan sebagai sumber pendapatan di samping jual koran, tak bisa diharapkan. Tak ada mau yang beriklan karena belum percaya manfaat iklan. "Sonde usah pakai iklan. Orang ju tahu,"  kata pengusaha Kupang dengan dialek Kupang kala itu.


Kondisi berat di atas, kata Damyan,  diperparah oleh sikap hampir 90 persen agen atau distributor nakal yang tidak membayar. Tak sedikit piutang yang tak tertagih. Hal ini bisa terjadi karena sistem adminitrasi bisnis surat kabar belum tertata dengan baik.


 Pada tahun awal 1994, Pos Kupang terbit dengan keras HVS warna putih, biru, kuning, hijau. Tak sedikit pembaca mengira sebagai kemajuan. Tak tahunya, kondisi Pos Kupang sedang sangat parah dan cetak warna-warni hanya karena tekad manajemen  "Tidak boleh pernah, tidak terbit sehari pun."

Tiga tahun setelah terbit, Pos Kupang mengalami situasi sangat berat. Seperti dikatakan Damyan Godho, kala itu Rudolf Nggai sebagai salah satu pemegang saham mengundurkan diri. Mundurnya Rudolf segera berakibat pada `kehilangan' tempat kerja di jalan Jenderal Soeharto
No. 53 Kupang.

Beruntung datang jasa baik dari Sungarno Siyayanto yang menawarkan tempatnya di Jalan Kenari No. 1 dengan  biaya kontrak sangat murah. Rumah dua lantai  ini selanjutnya menjadi markas besar Pos Kupang.

Tidak itu saja, beberapa saat kemudian diikuti Valens Goa Doy menarik sahamnya. Maka tinggal Damyan Godho sendirian sebagai pemilik saham. "Jadi saya akhirnya menjadi single fighter mengembangkan Pos Kupang ketika keduanya mengundurkan diri," kata Damyan Godho, Selasa (21/11/2017).

Kondisi Pos Kupang yang berat itu diperparah lagi dengan tidak ada satu pun materian cetak dijual di Kota Kupang bahkan NTT, misalnya, kertas, tinta, plat. Semua material cetak itu didatangkan dan harus dibeli secara tunai di Surabaya.

Kondisi di atas menyebabkan soal sangat mendasar yakni kesejahteraan karyawan tidak tertangani.  Namun, dalam situasi sangat kristis ini, kata Damyan Godho, sejumlah karyawan diam-diam melakukan suatu hal yang "sangat luar bisa".

Mereka bukannya mempersoalkan perbaikan kesejateraan tetapi sepakat menurunkan gajinya 50 persen. Padahal gaji mereka pada akhir tahun 1994 hingga 1995  begitu kecil tak mungkin untuk hidup minimum dalam bulan sekalipun. Sekitar Rp 60.000 hingga Rp 100.000 sebulan.

Dalam kondisi yang berat itu Kelompok Kompas Gramedia pimpinan Jakob Oetama menawarkan merger yang langsung ditanggapi pendiri Pos Kupang. Maka sejak medio 1995, Pos Kupang resmi bernaung dalam manajemen Kompas Gramedia. Ketika merger, Pos Kupang hanya memiliki mesin cetak tua, Rolland Rekord buatan tahun 1972 serta sejumlah komputer yang
sangat kuno dan sarana kerja terbatas.

 Semuanya dalam kondisi hampir tiada hari tanpa ngadat. Seiring berjalannya waktu terjadi peremajaan perangkat kerja yang lebih berkualitas. (osi)

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Pos Kupang: Portal Berita Online Nomor Satu di NTT


DUA puluh lima tahun melayani masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), Harian Pagi Pos Kupang tiada henti berinovasi demi menjawab kebutuhan pembaca yang terus berubah. Kekurangan dan keterbatasan selalu ada, namun tidak menghentikan ikhtiar seluruh karyawan-karyawati media ini untuk memberi yang lebih baik.

Seiring booming internet penghujung 1990-an, Pos Kupang merintis layanan berita online. Sebagai bagian dari Grup Kompas Gramedia, Pos Kupang tidak ketinggalan mengikuti setiap langkah perubahan grup ini merepons perkembangan zaman.

Ketika Harian Kompas mengembangkan Kompas Cyber Media (KCM) tahun 1998, Pos Kupang pun ikut mengambil bagian meskipun dalam kondisi serba terbatas. Bulan Februari 1998 merupakan tonggak sejarah Pos Kupang melayani pembaca dalam versi online.


Generasi pertama layanan online Pos Kupang sangat terbatas. Hanya beberapa item berita yang ditayangkan dalam sepekan. Adminnya terpusat di Jakarta.  Pada waktu itu, pengunggahan berita online dilakukan secara manual dengan meng-coding setiap halaman web secara manual dalam bahasa pemrograman model  HTML.

Di atas tahun 2000 seiring meningkatnya  popularitas internet di kalangan masyarakat, layanan berita online kami bertambah secara kuantitas. Berita edisi cetak Pos Kupang ditayangkan juga dalam versi digital keesokan harinya sehingga pembaca dari berbagai tempat yang dapat mengakses internet dapat menikmati informasi dari Nusa Tenggara Timur.

Sepuluh tahun setelah KCM bergulir, lagi-lagi Grup Kompas Gramedia melakukan terobosan dengan menghadirkan Mega Portal pada tahun 2007. Dalam spirit sinergi-konvergensi seluruh kekuatan grup menyatu. Pos Kupang pun tidak mau ketinggalan meningkatkan kualitas layanan online melalui www.pos-kupang.com.

Jumlah berita makin bertambah dengan konten yang lebih variatif. Layanan online kami mendapat sambutan yang sangat baik dari pembaca terutama yang berdomisili di luar Nusa Tenggara Timur.

Kini layanan online Pos Kupang boleh dilukiskan memasuki gelombang ketiga dengan status sebagai portal berita online  nomor satu di Nusa Tenggara Timur.

Tonggak sejarah itu dimulai tahun 2010 ketika Direktur Kelompok Koran Daerah Kompas Gramedia, Bapak Herman Darmo menginstruksikan seluruh pimpinan unit koran daerah serius menggarap online. Online menjadi divisi sendiri yang dikelola dengan sungguh-sungguh sebagaimana edisi print (cetak).

Seluruh koran daerah termasuk Pos Kupang membenahi online secara total dengan dukungan  jaringan Tribun (Tribunnews Network). Berita kami sajikan secara realtime dan liputan on the spot. Hanya lima sampai 15 menit pascakejadian sudah diberitakan secara online. Berita itu pun
terus diperbarui dalam tempo 30 menit atau satu jam bahkan sepanjang hari manakala ada informasi terbaru atau keterangan lain yang terkait dan relevan dengan peristiwa.

Dengan dukungan wartawan yang bertugas di semua kabupaten dan kota di Provinsi NTT, berita Pos Kupang sangat variatif. Mulai dari masalah kriminalitas, politik, pemerintahan, sosial budaya hingga gaya hidup. Dan, kami tidak lagi sekadar mempublikasikan teks berita dan foto.
Kami juga  menyajikan dalam format audio visual (video).

Dalam sehari kami bisa menghasilkan lebih dari 100 berita. Tingkat kunjungan (visitor unik) Pos Kupang saat ini sudah berada pada level 100 ribu per hari. Berdasarkan peringkat Alexa, situs kami www.pos-kupang.com atau kupang.tribunnews.com merupakan portal berita online nomor satu di bumi Flobamora sehingga merupakan media promosi yang andal bagi siapa pun dengan benefit  terukur. (osi)

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Like & Follow Us


ilustrasi
PERKEMBANGAN zaman menuntut Pos Kupang untuk membuat terobosan-terobosan guna memenuhi kebutuhan informasi yang benar dan terverifikasi bagi para pembacanya. Tak hanya print (cetak) dan online (website/laman), serta epaper dan video (audio visual), pembaca modern semakin berkembang dengan memasuki era milenial.

Mereka yang sangat akrab dengan komunikasi, media, dan teknologi digital memunculkan media baru yang mengandalkan pada jaringan internet sebagai media distribusi utama pesan-pesan yang ada dalam media tersebut.

Kemunculan sejumlah penyedia jejaring ini, seperti Facebook (2004) lalu disusul Twitter (2007), dan berbagai media daring lain, seperti Google+ , Youtube, Instagram, Path, Tumblr, Telegram, dan Whats App, membuat perubahan budaya untuk mendapatkan informasi di kalangan masyarakat.

Berbagai jejaring sosial atau social network ini merupakan sebuah jejaring online yang memuat interaksi dan relasi interpersonal yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan cara betukar informasi, berkomentar, mengirim pesan personal, mengirim gambar, video, dan lain sebagainya.

Mulai dari live streaming hingga vlog. Bukan hanya kalangan remaja dan masyarakat biasa, sampai para selebriti, tokoh masyarakat, pejabat, hingga Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pun berselancar di dunia media sosial ini.

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menyebutkan, sebanyak 132,7 juta masyarakat Indonesia atau sekitar 51,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia terhubung dengan internet, dan sebanyak 95 persen aktivitas yang mereka lakukan adalah adalah membuka media sosial.

Bahkan Indonesia disebut-sebut masuk lima besar negara dengan pengguna sosial media paling aktif dan paling banyak. Salah satu alasan yang paling kuat mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena perangkat-perangkat internet mobile semakin terjangkau harganya bagi masyarakat sehingga memungkinkan penetrasi jaringan pada user yang lebih luas.

Perkembangan gawai turut mendukung perkembangan akses media sosial. Telepon genggam pintar seperti Android, iOS, dan lain sebagainya, beserta beragam model IoT seperti phablet, tablet, dan lain sebagainya turut menyumbang pada semakin luasnya akses internet dan media sosial bagi masyarakat.

Saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai platform komunikasi dan sosialisasi, tetapi juga digunakan untuk kepentingan politik, pemerintahan, dan lain sebagainya sebagaimana yang terjadi pada pemilu presiden pada tahun 2014 yang sebagian besar kampanye sangat masif dilakukan melalui internet dan media sosial. Konstruksi realitas sosial terhadap suatu informasi atau peristiwa tertentu sangat mudah dilakukan dengan media sosial.


Tak semua perkembangan ini membawa dampak positif, tetapi juga membawa sisi hitam. Berbagai berita hoax juga bermunculan di dunia media sosial ini. Berita-berita hoax ini pula memberikan dampak negatif bagi kehidupan nyata.

Perkembangan ini pula yang akhirnya membuat Pos Kupang untuk turut serta berkecimpung di dalamnya. Dengan pengalaman selama puluhan tahun menyajikan berita-berita yang akurat, kredibel, dan independen baik di print (cetak) dan online, Pos Kupang mencoba untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para nitizen akan berita yang benar dan terakurasi. Langkah ini juga untuk memerangi hoax.

Maka Pos Kupang mulai serius mengelola daring sosial ini. Selain laman www.pos-kupang.com atau www.kupang.tribunnews.com dan http://pos-kupang.com/epaper, berbagai akun media sosial aktif milik Pos Kupang dijalankan. Ada Fanpage Facebook dengan nama pos- kupang.com,  Twitter dengan akun @poskupang, Google+ dengan akun poskupang, Youtube dengan akun Pos Kupang, dan Instagram dengan akun  pos_kupang. Selain itu, Pos Kupang juga memiliki akun media sosial Facebook teenager.poskupang dan Instagram teenager_poskupang yang disajikan bagi para kalangan muda.

Pos Kupang juga memberikan berita paling kini di media sosial khusus bagi para pembaca sekalian. Di antaranya dengan menyajikan laporan secara langsung (on the spot) dalam laman Facebook live streaming pos-kupang.com. So, Like dan Follow us. (bet)

Sumber: Pos Kupang edisi 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Pos Kupang Mencerdaskan Masyarakat


Edisi khusus HUT ke-25 Pos Kupang
Drs. Frans Lebu Raya
Gubernur NTT
Saya mengucapkan selamat buat Pos Kupang. Pos Kupang telah turut membangun NTT melalui pemberitaan yang mencerdaskan dan terus membangun optimisme masyarakat NTT.

 Pos Kupang juga telah turut mengawal dn mendorong percepatan pembangunan NTT. Terima kasih buat Pos Kupang. Teruslah berjuang dengan landasan cinta kasih membangun optimisme masyarakat agar NTT menjadi lebih maju. Jadilah media kebanggaan NTT. Yang obyaktif, jujur dn terpercaya. (osi)

Irjen Pol  Drs Agung Sabar Santoso SH MH
Kapolda NTT
HARIAN Pos Kupang tetaplah menjadi media yang dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat. Dapat mengkomunikasikan hal-hal positif  guna kemajuan NTT. Teruslah menjadi media yang mandiri, independen, kritis, dan bangga berubah. (aa)

Ireni Alexandria Garu
Putri Pariwisata NTT 2017
SAYA suka baca Pos Kupang yang selalu menghadirkan berita aktual, bermanfaat, Tampilan koran Pos Kupang saat ini semakin menarik dengan adanya Teenager di mana dari situ anak muda NTT bisa memberikan komentar positif mereka. Selamat Ulang Tahun Pos Kupang yang ke-25, Bangga Berubah. (gg)

Jefri Riwu Kore
Walikota Kupang
ATAS nama Pemerintah Kota Kupang mengucapkan selamat ulang tahun Harian Pos Kupang. Harapan saya  terbesar saya, Pos Kupang semakin maju dan Pos Kupang menjadi salah satu pengkritik pemerintah dalam hal-hal yang memang pemerintah tidak berbuat sebagaimana mestinya. Terima kasih. Tuhan memberkati.  (yen)

Bobby Pitoby
Ketua DPD REI NTT
POS Kupang bisa menjalankan amanat masyarakat melalui pemberitaan.  Ke depan Pos Kupang harus lebih besar dan lebih bagus untuk menjalankan amanat masyarakat. Dan dalam pemberitaan tidak bias terhadap pihak tertentu atau politik tertentu. Selamat buat Pos Kupang. Bangga Berubah. (ira)

H. Anwar Pua Geno, S.H
Ketua DPRD NTT
POS Kupang tetaplah eksis dan menjadi obor di NTT. Saya berharap Pos Kupang tetap menjadi corong aspirasi masyarakat NTT, ?bagi seluruh elemen pemerintahan, serta turut menjadi nilai-nilai demokrasi, Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Karena itu Pos Kupang bisa membawa cahaya terang bagi masyrakat NTT.  (yel)

Polikarpus Keha Si
Mahasiswa FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang
Saya sering membaca Pos Kupang baik cetak maupun situs online. Pos Kupang juga member ruang kaum muda untuk berekspresi seperti opini, cerpen, puisi, dan sebagainya. Harapan saya adalah Pos Kupang harus bebas dan berani perangi hoax. (gg)

Christine Wakano
Siswi SMA Negeri 3 Kupang
POS Kupang tetaplah eksis dan menjadi media yang dekat dengan anak muda.  Terus berinovasi dengan terus menciptakan konten-konten kreatif yang disukai anak muda. Selamat ulang tahun Pos Kupang. Kami bangga Pos Kupang berubah. (aa)

Fera Keti
Ketua Rumah Kreatif Oebobo
Pos Kupang merupakan media nomor satu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berita-beritanya akuntabel dan objektif. Pos Kupang dapat menjadi media tumbuhnya komunitas-komunitas positif di NTT, tetap kritis dan berimbang, dan tetap menjadi media yang netral. Selamat ulang tahun Pos Kupang. (bb)

Bripda Ni Nyoman Budiarti
Polwan
SELAMAT ulang tahun Pos Kupang. Semoga tetap menghasilkan karya-karya jurnalistik yang cerdas dan mengedukasi, serta menjadi sumber referensi terpercaya untuk masyarakat NTT. (aa)

5 aktivis
Ete Umbu Tara
Ketua Komunitas Kupang Batanam
PERUBAHAN Pos Kupang ke online membawa dampak positif, apalagi di zaman sekarang ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan, sehingga berita bisa dibaca kapan saja dan di mana saja, Pos Kupang merupakan media yang menyajikam berita-berita yang beragam, fresh, aktual, dan yang pastinya mewakili masyarakat NTT pada umumnya dan Kota Kupang khususnya. (bb)

6. pegawai pemula
Fredi Lady
Pegawai Swasta
POS Kupang selama ini sudah memberikan informasi yang mendidik. Hampir semua kasus yang terjadi diikuti dengan pemberitaan yang obyektif oleh Pos Kupang. Harapan saya, Pos Kupang harus lebih berani mengupas tuntas ketimpangan yang ada di NTT. (gg)

8. selebgram
Aine Lawalu
MC & Selebgram

SEMOGA Pos Kupang tetap menjadi media nomor satu di NTT dan menjadi media terpercaya untuk para pembaca di NTT.  Tetap menjadi media anak muda yang memberikan informasi-informasi yang inovatif dan kreatif. (aa)

9. pengusaha muda
Audrey Salean
CEO Betajual.com

SEMOGA Pos Kupang terus menjadi media terdepan dalam mengabarkan berita inspiratif buat anak muda di NTT. (dd)

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Karya Jurnalistik yang Cerdas


Edisi khusus HUT ke-25 Pos Kupang
Fera Keti
Ketua Rumah Kreatif Oebobo
HARIAN Pos Kupang merupakan media nomor satu di NTT. Berita-beritanya akuntabel dan obyektif. Tagline HUT ke-25 Pos Kupang,  #banggaberubah# merupakan sebuah langkah maju.  Hal itu  merupakan pembuktiaan bahwa Pos Kupang akan menjadi media yang tidak akan pernah mati digilas jurnalisme digital pada era informasi dan teknologi yang berkembang pesat sekarang ini. 

Saya berharap, Pos Kupang menjadi media tumbuhnya komunitas-komunitas positif yang ada di NTT, tetap kritis dan berimbang, serta tetap menjadi media yang netral.  "Selamat ulang tahun Pos Kupang."  (bb)

Ete Embu Tara
Ketua Komunitas Kupang Batanam
HARIAN Pos Kupang merupakan media yang menyajikam berita-berita yang beragam, fresh, aktual. Pastinya mewakili masyarakat NTT pada umumnya, dan Kota Kupang pada khususnya. 

Perubahan Pos Kupang selain  media cetak, juga media online membawa dampak positif, apalagi di zaman sekarang ini internet sudah menjadi kebutuhan, sehingga berita bisa dibaca kapan saja dan di mana saja.   Saya berharap Pos Kupang menyajikan berita  aktual dan berguna untuk pembaca. "Selamat ulang tahun, sukses." (bb)


Bripda Ni Nyoman Budiarti
Polwan Polres Kupang Kota
SAYA berharap di usia yang baru ini, Harian Pos Kupang bisa menjadi media yang mampu menghasilkan karya-karya jurnalistik yang cerdas dan mengedukasi.

Semoga  menjadi yang terdepan dalam menghasilkan karya-karya jurnalistik yang cerdas dan mengedukasi. Dan selalu menjadi sumber referensi terpercaya untuk masyarakat NTT. (aa)



Fredi Lady
Pegawai Swasta
POS Kupang selama ini sudah memberikan Informasi yang mendidik. Hampir semua kasus yang terjadi diikuti dengan pemberitaan yang obyektif oleh Pos Kupang. Namun ada beberapa kasus yang seolah2 didiamkan oleh Pos Kupang. Harapan saya, Pos Kupang harus lebih berani mengupas tuntas ketimpangan yang ada di NTT. (gg)


Arthur Lay
Pengusaha Muda NTT
HARAPAN saya kepada Pos Kupang selalu menjadi sumber informasi terpercaya  bagi masyarakat NTT. Sebagai  pengusaha, kami terus didukung dan  bekerja sama menjadi partner media dalam pemberitaan mengenai ekonomi dan dunia bisnis mendukung pembangunan ekonomi NTT. (ira)

Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes