Febby Mahendra Putra |
GM Newsroom Tribun Network
KETIKA surat kabar harian ini lahir, 1 Desember 1992 lalu, para pendiri dan seluruh kru Pos Kupang tentu tak pernah membayangkan apa yang terjadi 25 tahun kemudian.
Nyatanya, apa yang terjadi saat ini, ketika Pos Kupang berusia 25 tahun, muncul fenomena yang sangat mengejutkan yaitu terjadinya disruption (gangguan perubahan zaman) dan munculnya generasi milenial.
Sebuah masa ketika orang menjadi sangat tergantung kepada gadget bernama smartphone dan kuota internet. Muncul 'manusia baru' yang diberi julukan warga internet (netizen alias internet citizen), yang saling terhubung satu sama lain meski secara fisik belum tentu saling mengenal.
Tatanan lama, termasuk di dunia bisnis media, seolah jungkir balik. Di satu sisi kondisi itu menjadi ancaman. Namun, sebuah pepatah mengatakan di tengah ancaman pasti ada peluang. Kejelian menjadi kuncinya.
Sejak tujuh tahun lalu, Pos Kupang bersama Tribun Group Kompas Gramedia sebagai induk perusahaan, telah melihat fenomena seperti terjadi saat ini bakal muncul. Sebuah masa ketika informasi tak lagi tergantung kepada kertas (paperless) dan dapat diakses secara mobile.
Pada usia yang tak muda lagi, Pos Kupang yang lahir sebagai media massa cetak, telah bermetamorfosis dan berkonvergensi untuk menjawab tantangan zaman. Sajian informasi tidak hanya dapat dinikmati melalui Pos Kupang versi cetak tetapi juga melalui platform digital, www.pos-kupang.com.
Portal berita digital itu merupakan complementary (pelengkap) platform cetak yang lebih dulu lahir. Puji syukur, setidaknya setiap bulan dikunjungi sekira 1,5 juta visitor tiap bulan atau sedikitnya 50 ribu per hari. Sebuah news portal terbesar, dalam pengertian jumlah visitor, di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Memang, sebagian besar pembaca portal berita yang dikelola Pos Kupang merupakan kelompok muda dewasa alias Generation Y (25-34 tahun) dan milenial (18-24). Mereka memang akrab dengan dunia digital dan sosial media sehingga disebut sebagai netizen.
Meski begitu kami meyakini para netizen tetap perlu mengakses Pos Kupang versi cetak. Mengapa? Karena kru Pos Kupang selalu menyajikan laporan-laporan mendalam dan eksklusif, yang tentu kurang nyaman manakala dinikmati melalui smartphone atau mobile devices.
Pos Kupang, sebagaimana media massa Group Tribun yang tersebar di seluruh Indonesia, menyajikan liputan-liputan eksklusif yang sering kali menjadi trend setter (viral) dan sebagai rujukan pengambil kebijakan publik.
Hasil liputan eksklusif di edisi cetak semakin mempunyai daya gedor setelah dikemas ulang melalui tiga portal digital Pos Kupang. Sebaliknya, konten-konten liputan eksklusif tak jarang bersumber dari `bisik-bisik' netizen di media sosial atau status pribadi pemilik akun media sosial (medsos) yang kemudian kami verifikasi.
Berkolaborasi dengan para netizen mau tak mau harus dilakukan. Berubah dan mengikuti perkembangan zaman merupakan sebuah keniscayaan zaman. Begitu pula inovasi di produk dan pelayanan kepada para stakeholder. Bangga berubah merupakan harga mati. *
Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket