Gubernur Nusa Tenggara Timur ( NTT) periode 1993-1998, Herman Musakabe (84) meluncurkan buku autobiografi berjudul Napak Tilas Perjalanan Hidupku, Berkat Kasih SetiaNya.
Autobiografi pria kelahiran Padalarang, Jawa Barat 18 Juli 1940 tersebut diterbitkan Alfa Press Pustaka pada bulan September 2024.
"Buku ini saya tulis dalam usia senja, delapan puluh empat tahun. Usia yang sudah lanjut untuk menulis sebuah buku, tetapi di sisi lain suatu kesempatan untuk berbagi pengalaman berharga yang mungkin bisa bermanfaat sebagai motivator bagi orang lain," kata Herman Musakabe dalam pengantar autobiografinya.
Buku setebal 392 halaman ini sungguh napak tilas yang kaya mengenai perjalanan kehidupan Herman Musakabe sejak bocah hingga masa purnabakti sebagai prajurit TNI dan Gubernur Nusa Tenggara Timur.
"Buku ini adalah kisah pengalaman hidup sekaligus pengalaman iman. Pengalaman hidupku dengan segala pengalaman suka dukanya sampai usiaku yang lebih dari delapan puluh empat tahun adalah sebuah anugerah Tuhan yang mengagumkan," kata pria berdarah Flores, Nusa Tenggara Timur itu.
Napak tilas kehidupan Herman Musakabe tertuang dalam lebih dari 18 topik tulisan di buku autobiografinya. Dia menulis kenangan masa kecil, remaja, pendidikan di Akademi Militer, penugasan Operasi Dwikora, pengabdian di Rindam, Yonif dan Kodim.
Tak ketinggalan kisah Herman Musakabe lolos dari maut, pengabdian di tingkat pusat, di Pulau Dewata Bali hingga pengabdian di kampung halaman NTT sebagai gubernur maupun setelah pensiun.
Herman Musakabe pun berbagi mengenai mukjizat kesembuhan, ditolong makaikat Tuhan serta aktivitasnya pada masa purnatugas sampai sekarang.
Tampilan buku semakin menarik lantaran ada bab khusus foto-foto dokumentasi penulis dan keluarga.
Tokoh perintis
Selama menjabat sebagai Gubernur NTT 1993-1998, Herman Musakabe meninggalkan karya monumental. Dia adalah tokoh perintis seragam motif tenunan daerah.
Gubernur Herman Musakabe kala itu mewajibkan ASN memakai seragam motif daerah yang bertahan dan terus berkembang sampai saat ini.
Herman Musakabe juga perintis program nikah massal dan membangun sarana fisik yang sangat dibutuhkan.
Sebut misalnya GOR Flobamora di Kawasan Oepi Kupang untuk aktivitas olahraga dan pertemuan dalam ruangan dengan audiens ribuan orang, Aula El Tari, dan Jembata Liliba Kota Kupang.
"Selama masa kepemimpinan Bapak Herman Musakabe di NTT, beliau menunjukkan sikap perilaku dan jiwa seorang militer professional dan militant tapi merakyat dan terkesan sederhana, sedikit bicara banyak kerja," kata Wakil Gubernur NTT 2008-2013 dan anggota DPR periode 2024-2029, Ir. Esthon L Foenay, MSi.
"Autobiografi ini menjadi sebuah buku inspirasi yang sangat berharga karena dengan membaca buku ini kita dapat belajar tentang makna sebuah kehidupan yang telah dihayati dan diamalkan oleh Bapa Herman Musakabe, dan telah beliau wariskan kepada kita," demikian RD Benediktus Bensi, rektor Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Menurut Herman Musakabe, buku tersebut bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia Kupang. "Buku tersebut saya masukan ke Gramedia Kupang," katanya lewat pesan singkat via WhatsApp.
Autobiografi Herman Musakabe layak dibaca semua kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, para pemimpin pemerintah maupun lembaha kemasyarakatan serta warga masyarakat umumnya.
"Selama masa pengabdiannya yang lama bagi bangsa dan negara, Herman Musakabe tampil sebagai pemimpin yang melayani. Beliau meninggalkan nama balik di balik karya-karya monumentalnya," kata Thomas B. Ataladjar, penulis yang tinggal di Bogor.
"Dan, menariknya lagi, masa purnatugasnya ia dedikasikan pada karya aktivitas sosial kemanusiaan dan pelayanan rohani. Ia juga penulis buku dan artikel sosial politik yang produktif," demikian Jimy Carvalo, pegiat media Gereja Katolik di Ruteng, Flores, NTT. (*)
Data Buku Autobiografi Herman Musakabe
Judul: Napak Tilas Perjalanan Hidupku, Berkat Kasih Setianya
Penulis: Herman Musakabe
Editor, Desain dan Kontributor: Stefanus Hendrik, Fance Bessie
Tebal: 392 halaman
ISBN:978-623-89403-0-1
Cetakan Pertama: 2024
Penerbit: Alfa Press Pustaka, September 2024
Percetakan: PT Grafika Mardi Yuana, Bogor