Kita bersyukur kontingen NTT berangkat ke PON Bandung dengan kekuatan yang lumayan besar. Melalui perjuangan berat sebanyak 76 atlet NTT dari 12 cabang olahraga (cabor) berhak tampil pada pesta olahraga tertinggi di Indonesia tersebut.
Dari 12 cabor itu, ada tiga cabang permainan atau perlombaan dan sembilan cabang pertandingan.
Tiga cabang perlombaan yakni atletik, berkuda dan binaraga. Sejak puluhan tahun lalu NTT sudah dikenal sebagai gudang atlet atletik. Cabang olahraga terukur ini biasanya menjadi lumbung medali bagi kontingen Flobamora. NTT juga mengandalkan cabang pertandingan seperti tinju, kempo, karate, pencak silat, taekwondo dan tarung derajat.
KONI NTT mematok target yang realistis yaitu menyamai menyamai prestasi PON XVIII 2012 di Pekanbaru, Riau, yakni tiga medali emas, sembilan perak dan lima perunggu. Target itu tidak muluk-muluk karena KONI NTT tentu menyadari persaingan di arena PON Jabar 2016 tidaklah mudah. Semua daerah telah mempersiapkan atletnya dengan baik setidaknya dalam waktu satu tahun terakhir.
Secara khusus kita beri acungan jempol untuk KONI NTT. Guna memotivasi atlet meraih prestasi terbaik, KONI sudah menyiapkan bonus. Semua peraih medali, entah medali emas, perak maupun perunggu bakal mendapat bonus rumah dan uang. Untuk peraih medali emas Rp 100 juta dan rumah tipe 36. Medali perak Rp 75 juta dan rumah tipe 36 dan medali perunggu Rp 50 juta dan rumah tipe 36.
Mantan Ketua Harian KONI NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si melukiskan kebijakan pemberian hadiah dan penghargaan ini sangat spektakuler, luar biasa. "Resonansi dan gaung pemberian penghargaan kepada atlet oleh Ketua Umum KONI NTT, Bapak Frans Lebu Raya dengan lokomotifnya Ketua Harian KONI NTT, Ir. Andre W Koreh, MT, perlu diapresiasi secara positif. Mengapa? Perjuangan memperoleh dana, tidak saja bersumber dari APBD sebagai anggaran pemerintah, tetapi juga sumbangan dari berbagai pihak, komunitas dan bantuan perorangan," kata Esthon.
Atlet NTT yang bertanding di PON 2016 tentu bersyukur mendapat perhatian yang demikian besar dari KONI dan masyarakat olahraga NTT. Tetapi kita perlu mengingatkan bahwa bonus bukan tujuan. Dia sekadar stimulan agar patriot olahraga NTT mempersembahkan prestasi terbaik demi keharuman nama Flobamora. Kalau bonus menjadi tujuan atlet, sangat dikhawatirkan mereka akan menghalalkan segala cara demi meraih medali emas, perak atau perunggu. Dia mengabaikan sportivitas yang menjadi roh patriot olahraga.
Sebut misalnya menggunakan doping agar stamina tetap oke atau mencurangi lawan tanding. Hal-hal seperti ini sangat tidak dianjurkan bagi atlet NTT. Kita mengharapkan mereka tetap bertanding dengan sportif. Meraih medali karena memang dialah yang terbaik. Selamat berjuang!*
Sumber: Pos Kupang 14 September 2016 hal 4