Jauh sebelum membidani kelahiran Harian Pagi Pos Kupang, Damyan Godho atas dorongan Gubernur NTT El Tari, pada tanggal 5 Desember 1977 menerbitkan Mingguan Kupang Post di Kupang. Mingguan setebal empat halaman tersebut dicetak di Percetakan Arnoldus Ende di PulauFlores.
Isinya menyangkut hal-hal umum berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah dan kepentingan masyarakat. Mingguan Kupang Post terbit atas rekomendasi Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Penerangan (Deppen) NTT dan surat izin terbit (SIT) dari Menteri Penerangan RI. Pemimpin redaksinya Damyan Godho yang pada waktu itu juga wartawan Harian
Kompas Jakarta untuk wilayah NTT.
Ketika Damyan berhenti sebagai pemimpin redaksi pada tahun 1978, pengelolaan Kupang Post diteruskan Kanwil Departemen Penerangan (Deppen) Provinsi NTT. Namun, karena pengelolaan jauh dari sentuhan profesionalisme, Kupang Post berhenti terbit sekitar tahun 1983/1984.
Di Kota Kupang, sejak matinya Kupang Post, nyaris tidak ada terbitan media massa umum. Masyarakat di ibukota provinsi NTT ini hanya membaca Majalah Dian terbitan Ende (Flores) dan sejumlah surat kabar harian terbitan Jakarta, sebut misalnya Kompas, Suara Karya, Sinar
Harapan, Media Indonesia, Majalah Tempo, Mingguan Hidup dan Bali Post.
Media-media ini juga menempatkan wartawannya di NTT, yang rutin mengirim berita-berita menyangkut NTT ke kantor pusat redaksinya. Kendati demikian, pemerintah senantiasa mendorong supaya ada media cetak lokal di Kupang.
Maka, pada tahun 1987 Menteri Penerangan RI Harmoko mendirikan Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Kupang. Maksudnya mendorong tumbuhnya media cetak lokal di Kupang.Harmoko bahkan sempat mendorong koleganya Damyan Godho, namun hal itu tidak segera terwujud karena terbatasnya modal dan sumber daya manusia wartawan.
Sampai tahun 1992, NTT tercatat sebagai satu dari enam provinsi di Indonesia yang belum memiliki media cetak harian. Karena itu Harmoko saat bertemu Damyan Godho di Bajawa 22 April 1992, sekali lagi mendorong rekannya itu menerbitkan koran dengan memberi kemudahan
memperoleh SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers), sehingga terbitlah Harian Pos Kupang pada tanggal 1 Desember 1992.
Surat Kabar Harian Pos Kupang didirikan bersama oleh Damyan Godho, Valens Goa Doy dan Rudolf Nggai, berdasarkan SIUPP No: 282/SK/Menpen/SIUPP/A.6/1992, tanggal 6 Oktober 1992. Sejak itu ketiga tokoh perintis ini mulai mengumpulkan orang-orang NTT, baik untuk
menjadi wartawan maupun menjadi pengelola bisnisnya. Harian Pos Kupang tercatat sebagai harian pertama dalam sejarah NTT dengan peredaran menjangkau semua kabupaten yang ada di kawasan Flobamora.
Untuk mengatasi kesulitan distribusi akibat kondisi NTT sebagai daerah kepulauan, pada 25 Maret 1998 Pos Kupang melaksanakan cetak jarak jauh di Percetakan Arnoldus Ende untuk melayani pembaca di seluruh Flores dan Lembata. Namun pada tahun 2001, Pos Kupang berhenti cetak jarak jauh di Ende lalu mulai dengan cetak jarak jauh di Maumere menggunakan
mesin cetak sendiri.
Hal yang sama dilakukan di Ruteng sejak Oktober 2004 sampai sekarang untuk melayani pembaca di Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Ngada. Sejak tahun 1997, Pos Kupang juga menjadi media elektronik yang bisa dibaca melalui internet di seluruh dunia.
Krisis ekonomi pada tahun 1997 menjadi tantangan tersendiri bagi Pos Kupang. Kenaikan harga material cetak yang sangat tajam ketika itu sempat membuat Pos Kupang seperti kapal yang sedang dihempas gelombang hebat.
Tapi Pos Kupang berhasil melewati tantangan itu, bahkan boleh dibilang tantangan membuat Pos Kupang semakin matang menghadapi badai tantangan.Pos Kupang semakin maju dan bertahan hidup sampai usianya 25 tahun pada 1 Desember 2017. Berbagai prestasi telah ditorehkan media ini.
Pada tahun 2006, misalnya, Pos Kupang menerima penghargaan sebagai salah satu dari 10 koran terbaik nasional pada tahun 2005 menurut penilaian Dewan Pers. Pada awal tahun 2017 ini Pos Kupang meraih penghargaan sebagai koran dengan tata wajah terbaik di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Silver Winner Indonesia Print Media Award atau IPMA 2017). Penghargaan IPMA
seolah menjadi kado spesial saat Pos Kupang merayakan hari jadinya yang ke-25 pada 1 Desember 2017. (osi)
Sumber: Pos Kupang 4 Desember 2017 halaman khusus jaket