I Putu Randu |
NAMA pemain tim nasional (timnas) bola voli putra Indonesia asal Tabanan, Bali, I Putu Randu Wahyu Pradana menjadi buah bibir.
Putu Randu bersama rekan-rekannya mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang SEA Games 2019 yang baru berakhir, Rabu (11/12) malam. Medali emas itu sangat berarti karena terakhir kali diraih timnas voli putra Indonesia pada SEA Games 2009.
Putu Randu sukses mencuri perhatian masyarakat pecinta bola voli di Tanah Air maupun publik Filipina.
Nama Putu Randu makin santer setelah aksi selebrasinya mendapat reaksi dari pendukung tim tuan rumah Filipina pada laga pamungkas Grup B, Jumat (6/12) lalu. Saat itu Indonesia menang straight set 25-23, 32-30, 25-20.
Randu yang berperan sebagai quicker tampil impresif. Dia selalu melakukan selebrasi setiap kali tim voli putra Indonesia mencetak angka. Nah selebrasi ekspresifnya itu menjadi viral di media sosial karena terkesan 'menantang' di hadapan pendukung Filipina di Philsports Arena.
Nama Putu Randu pun jadi trending topic Twitter. Menyadari viralnya aksi selebrasi tersebut, Randu akhirnya memberi klarifikasi. Pemain bernomor punggung 18 itu menyatakan selebrasinya semata untuk mengangkat motivasi bertanding tim voli putra Indonesia.
"Hanya untuk memotivasi rekan satu tim saya. Kalau teman-teman dan warga Filipina terganggu, saya mohon maaf. Itu hanya di pertandingan saja. Di luar lapangan kita tetap saudara. I love Indonesia, I love Philippines," kata Randu seperti dikutip dari BolaSport.com.
Siapakah Putu Randu? Pemuda kelahiran 15 Januari 1994 ini merupakan sulung dari tiga bersaudara buah kasih pasangan I Nyoman Parwata dengan Ni Putu Sri Armoni. Adiknya Ni Kadek Inka Pradnya Pratiwi dan si bungsu Ni Komang Karisa Ayu Putri.
I Nyoman Parwata menyebut putranya itu merupakan kebanggaan keluarga serta masyarakat Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, daerah asal Putu Randu. "Dia bisa menjadi motivator bagi pemuda lainnya. Dan menjadi panutan bagi adik-adiknya." kata Parwata.
Menurut Parwata, sebelum menekuni bola voli, Putu Randu merupakan pemain sepak bola. Saat SD dia menjadi kiper Perst Tabanan. Saat SMP dia sempat beralih ke cabang bola basket. Ternyata ia tak betah hingga I Nyoman Parwata (50) mengarahkan putranya bermain voli.
"Kebetulan saya waktu itu pelatih voli dan pengurus PBVSI Tabanan," kata Parwata alias Pan Randu saat dijumpai di rumahnya, Rabu (11/12). Karena latihan di Tabanan kurang menggembirakan, Putu Randu memilih pindah ke Denpasar ikut pelatihan di sekolah voli.
"Ketika berlatih di Denpasar, ia mulai fokus. Bahkan sempat ikut berlatih dengan timnas putri yang saat itu ekspedisi ke Bali dan bermain di Klungkung," tuturnya.
Parwata mengatakan, setelah pelatihan itu ada beberapa pengurus PBVSI tertarik dengan postur tubuh Putu Randu yang tinggi 184 cm. Mereka menawarkan dia bergabung dengan klub di Surabaya. Namun, saat itu terbentur jadwal ujian sekolah sehingga tak diizinkan orangtuanya.
Setelah ujian akhir SMPN 2 Tabanan, Putu Randu masuk klub Surabaya Samator. Nyoman Parwata mengantar sendiri anaknya masuk klub tersebut. Pria yang juga Kelian Adat Banjar Bongan Gede, Desa Bongan mengakui, saat dia tiba di Banyuwangi dalam perjalanan pulang ke Tababan, Randu menghubungi dirinya sambil menangis.
"Saya langsung balik dari Banyuwangi saat itu ke Surabaya. Sampai di Surabaya saya tenangkan Putu (Randu) dan memberikan pemahaman. Wajarlah saat itu dia menjelang tamat SMP atau masih remaja kemungkinan tak betah sendiri dan jauh dari rumah," ujarnya.
Selama di Surabaya, Putu Randu menjalani latihan dengan serius sehingga dia menjadi andalan klubnya. Dia menjadi anggota tim junior selama tiga tahun. Dibiayai manajemen klub dia mengenyam pendidikan SMA hingga kuliah di Universitas Yos Soedarso Surabaya.
Dia mengambil jurusan ekonomi. Putu Randu lulus setelah kuliah selama empat tahun kemudian mengikuti seleksi masuk TNI Angkatan Laut (AL). Ternyata ia lulus dan ditugaskan di Mabes TNI AL di Cilangkap Jakarta. Ia betugas di Bagian Binaan Jasmani.
Sejak tahun 2016 Randu keluar dari klub Surabaya Samator karena bertugas sebagai anggota TNI AL. Meski demikian, kariernya sebagai atlet tidak berakhir. Putu yang sudah menjadi pemain timnas junior sejak tamat SMA dikontrak membela tim BNI 46 pada 2018. Hingga kini, Randu masih berstatus sebagai pemain BNI 46.
Parwata mengharapkan, Putu Randu tetap konsisten untuk menjaga performanya sehingga dapat kembali mengharumkan nama Bali dan Indonesia.
Mengenai rencana berkeluarga, Parwata menyatakan putranya belum berpikir ke arah sana. Randu yang merupakan alumni SDN 2 Bongan belum menyinggung soal itu. "Putu tak pernah menyinggung soal pacaran ataupun menikah," ujarnya. (prasetia aryawan)
Sumber: Tribun Bali 12 Desember 2019 halaman 1