Lebu Raya Sebut Gadi Djou Putra Terbaik

Gadi Djou
ENDE, PK - Meninggalnya Bupati Ende periode 1973-1983, Herman Yoseph Gadi Djou, Drs Ekon,  tidak saja membawa kesedihan bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ende ataupun pihak keluarga almarhum namun kesedihan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Propinsi NTT kehilangan seorang lagi putra terbaiknya.

Demikian Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya dalam sambutannya pada acara misa pelepasan jenazah Herman Joseph Gadi Djou di Aula Universitas Flores Ende, Selasa (8/7/2014).

"Saya sungguh merasakan NTT kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya setelah bapak Piet Tallo, Pak Nailiu, Pak Jack Jobo dan Pak Marsel Bere meninggal dunia. Para mantan bupati, figur-figur pamong praja tulen satu demi satu meninggalkan kita semua," kata Lebu Raya.

"Kita bersedih karena merekalah para sesepuh yang turut andil membangun NTT sejak awal. Para sesepuh yang seluruh hidupnya didarmabaktikan untuk memikirkan NTT,  satu demi satu kembali menghadap sang pemilik kehidupan,"tambahnya.

Lebu Raya mengatakan, secara jujur harus diakui bahwa NTT kehilangan lagi seorang putra terbaiknya. "Mereka semua telah meninggal dunia. Tinggalkan NTT yang mereka cintai dan kita banggakan bersama dengan kenangan manusiawi yang terus dan warisan karya yang tidak mungkin lapuk dikikis perjalanan waktu," ujar Lebu Raya.

Lebu Raya mengatakan masyarakat Kabupaten Ende belum lupa betapa Herman Joseph Gadi Djou terus mengupayakan agar anak-anak harus sekolah. Bahkan di tengah kesibukannya sebagai Bupati Ende tahun 1980-1983, almarhum menjadi rektor Universitas Flores.

"Kalau mau jujur lantaran komitmen luar biasa dan kerja keras tanpa kenal lelah sebagian kita yang hadir di sini. Para kader muda Ende yang saat ini eksis di mana-mana. Banyak yang sukses karena kebijakan wajib sekolah yang pernah digariskan almarhum. Mungkin saja banyak yang kemudian sukses karena dipaksa sekolah oleh almarhum," tandasnya.

Oleh karena itu, kata Frans Lebu Raya, tidak berlebihan bila almarhum dikagumi sebagai ikon kebangkitan generasi muda Kabupaten Ende. Almarhum adalah tokoh pendidikan di Ende, Flores, NTT bahkan Indonesia.

Sementara Bupati Ende, Ir Marsel Petu mengatakan pihaknya menyambut baik wacana pemberian nama salah satu jalan di Kota Ende menjadi jalan Gadi Djou.Menurut Bupati Marsel hal itu sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa almarhum semasa memimpin Kabupaten Ende. Bahkan tidak sebatas nama jalan bisa saja nama pelabuhan diganti dengan nama Gadi Djou karena peran penting almarhum. Seperti disaksikan Pos Kupang seusai misa, peti jenazahj almarhum lalu dibawa ke Koponio,Kecamatan Ndona untuk dimakamkan.

Ribuan Pelayat
Ribuan pelayat menyambut kedatangan jenazah  Bupati Ende periode 1973-1983, Herman Joseph Gadi Djou, Drs Ekon di bandara Haji Hasan Aroboesman Ende saat tiba dari Yogyakarta, Senin (7/7/2014). Para pelayat yang terdiri dari pihak keluarga dan keluarga besar Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif)  menyemut di kawasan bandara.

Ikut menyambut kedatangan jenazah Gadi Djou, Bupati Ende, Ir Marsel Petu dan Wakil Bupati Ende, Drs Djafar Achmad, Kapolres Ende, AKBP Musni Arifin dan Dandim Ende, Letkol Kav Tri Handoko serta jajaran  Muspida lainnya. Tampak juga mantan Bupati Ende, Drs Paulinus Domi dan mantan Wakil Bupati Ende, Drs Achmad Mochdar.

Disaksikan Pos Kupang, saat pesawat yang membawa jenazah Gadi Djou tiba di Ende sekitar pukul 15.55 Wita tangis haru para pelayat pecah. Saat dikeluarkan dari perut pesawat peti jenazah diusung anggota Pol PP Setda Ende. Bupati Ende Ir Marsel Petu memimpin upacara penyambutan itu.

Bupati Marsel Petu dengan suara terbata-bata mengatakan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ende menyambut kedatangan Gadi Djou kembali ke bumi Ende. "Selamat datang sang visioner meskipun tidak lagi berdiri dengan kedua kaki yang kokoh namun kami tetap menyambut kedatangan dengan penuh haru dan suka cita," kata Bupati Marsel.

Seusai disambut jajaran Muspida di area bandara Ende, peti jenazah selanjutnya dibawa ke Kantor Bupati Ende untuk disemayamkan serta mendapatkan penghormatan terakhir dari jajaran Muspida Kabupaten Ende. Di hadapan jenasah Gadi Djou, Bupati Marsel mengatakan  almarhum telah meletakkan dasar-dasar kepemerintahan dan buah perjuangan itu telah dirasakan saat ini. Saat ini pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ende menjadi saksi abadi atas segala perjuangan yang telah dilkukan pada masa lalu. "Terima kasih atas segala jasa-jasa yang telah diperbuat demi kemajuan serta kejayaan Ende Lio," kata Bupati Marsel.

Sementara mantan Bupati Ende, Drs Don Bosco Wangge saat dimintai komentarnya tentang sosok, Herman Joseph Gadi Djou mengatakan almarhum Gadi Djou adalah peletak dasar pembangunan berkelanjutan yang dirasakan hingga kini di Kabupaten Ende. Selain sebagai seorang birokrat, Gadi Djou adalah seorang yang sangat peduli dengan pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan Universitas Flores-Ende yang berdiri kokoh hingga kini.

Seusai dilakukan penghormatan di  Kantor Bupati Ende, jenazah Gadi Djou selanjutnya dibawa ke rumah duka di Jalan Sam Ratulangi, Ende.

Menurut rencana hari ini, Selasa, (8/8/2014) jenazah Gadi Djou akan dimakamkan di pekuburan keluarga, Koponio, Ndona yang diawali dengan ibadah sabda di rumah duka serta misa arwah di Auditorium Universitas Flores. (rom)

Sumber: Pos Kupang edisi 8-9 Juli 2014 halaman 6
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes