Kaka Yusran di rumah Om Damyan Godho 25 Mei 2017 |
Dia memang sempat ke Kupang tahun 2011 namun kala itu statusnya sebagai anggota delegasi Kalsel yang mengikuti peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dimana saya menjadi penanggungjawab dalam kapasitas sebagai Ketua PWI Provinsi NTT.
Kehadirannya pada 2011 bukan untuk Pos Kupang. Itu yang mau saya katakan dengan masa penantian panjang selama 20 tahun di atas.
Kaka Yusran --begitu sapaan akrabku padanya --kali ini hadir sebagai instruktur pelatihan calon wartawan Pos Kupang tanggal 22 Mei sampai 3 Juni 2017. Pelatihan sesuai konsep Tribun yang berlaku sama di seluruh Indonesia.
Bertemu Dany Ratu di Kolhua |
Bagaimana seseorang dapat menuangkan pikirannya dengan benar bila logika bengkok? Dan, apa mungkin menghasilkan karya jurnalistik yang baik kalau bahasa Indonesia kacau balau?
Maka materi dari Kaka Yusran sangat penting. Beliau memberi fondasi dulu bagi calon reporter sebelum melangkah ke materi pelatihan yang lain.
Bersama Setya MR |
Itulah sebabnya beliau selalu terlibat dalam setiap pelatihan wartawan di grup koran daerah Kompas Gramedia ini. Duet abadinya adalah Mas Febby Mahendra Putra, General Manager Newsroom Tribun Network Jakarta. Kalau untuk online (digital), maka ahlinya adalah Dahlan Dahi.
Saya banyak belajar dari senior yang satu ini dalam menjalani profesi sebagai wartawan. Loyal dan total. Segalanya dipersembahkan demi kebaikan bersama.
Bersama anak saya Albertus T Bata |
Hampir seluruh hidupnya jadi "bujangan lokal" di kota-kota itu. Dia sendirian, mandiri. Keluarga (istri dan anak-anak) menetap di Bandung, Kaka Yusran yang berkeliling sambil berbuat baik (bekerja mencari nafkah). Biasanya sebulan atau lebih Kaka Yusran pulang ke Bandung menengok keluarga.
Berawal dari "nasib" kaka Yusran itulah kemudian jadi ketentuan di grup kami bagi pimpinan redaksi atau pimpinan perusahaan atau setingkat manajer yang pisah dengan keluarga berhak pulang sebulan atau dua bulan sekali. Kebijakan yang manusiawi. Saya sendiri pernah mengalami itu ketika bertugas di Harian Tribun Manado (2012-2014).
Dengan Paul Bolla dan Fery Jahang (kanan) |
Sejak keluar dari Hotel Swiss-Belinn Kristal Kupang hari Kamis 25 Mei 2017 siang, kami berdua dengan mobil sewaan (karena saya tidak punya soalnya, hehehehe) pertama berkunjung ke rumah Om Damyan Godho di komplek perumahan Lopo Indah Permai Kolhua.
Bersama Hans Louk dan kaka nona |
Dari rumah Om Damy, saya ajak kaka Yusran mampir di gubuk saya di Blok W No.6 Perumahan Lopo Indah. Jaraknya kurang lebih 1 km dari rumah Om Damyan Godho. Saya senang kaka Yusran datangi rumahku yang sederhana, tipe 21.
Perjalanan kami berlanjut ke bukit Kolhua, menuju rumah Dany Ratu, mantan wartawan Pos Kupang yang kini menjabat komisioner KPU Kota Kupang. Sempat salah duga rumah Dany tapi akhirnya dapat juga. Dua orang itu berpelukan erat. Kami duduk bacarita di teras rumah Dany yang molek.
Matahari hampir tenggelam tatkala kami meninggalkan rumah Dany Ratu. Setelah janjian kami meluncur ke Tanah Merah, kediaman abang Hans Christian Louk, mantan Redaktur Pelaksana Harian Pos Kupang. Lagi-lagi pertemuan yang mengharukan setelah hampir 20 tahun tak bersua. Kaka Yusran, kaka Hans dan kaka nona bernostalgia. Cerita soal anak-anak dan beragam rupa. Saya setia menyimak dan hanya sesekali menimpali.
Bersama Paul Bolla |
Sebelumnya kaka Yusran juga bersua Paul Bolla. Saya ikut berbahagia. Kaka Yusran sungguh menikmati perjumpaannya dengan kawan-kawan lama (kini mantan Pos Kupang). Sungguh indah persahabatan...
Di sela raker kami di Jakarta 9-11 Oktober 2017, tiba-tiba kaka Yusran bilang ade beta tahun depan (2018) su pensiun o... Saya terkejut, waktu terasa cepat berlalu ya. Pensiun sebagai karyawan Kompas Gramedia, tapi sebagai wartawan hebat melekat pada kaka Yusran selamanya.
Di Hotel Santika Jakarta sebelum berpisah pascaraker pimpinan koran daerah, 12 Oktober 2017, saya sempat bertanya apa aktivitas kaka setelah pensiun nanti.
Jawabannya begitu sederhana. Semua sudah diatur (oleh pemilik kehidupan) dek, kita tinggal menjalaninya saja. Mengalir saja.
Prinsip hidup bahagia, simpel. Terima kasih Kang. (dion dbp)