Oleh Dion DB Putra
Warta BolaSport.com pada Selasa 9 April 2024 menarik perhatian beta.
BolaSport.com melaporkan bahwa langkah Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mendapatkan kritikan pedas dari rekannya sesama pelatih asal Korea Selatan, Jong Song-chon.
Jong Song-chon yang pernah melatih timnas U20 putri Korea Selatan menyentil Shin Tae-yong yang banyak mengandalkan pemain keturunan di Timnas Indonesia.
Memang skuat Merah Putih 2024 dipenuhi pemain diaspora Indonesia atau pemain keturunan Indonesia.
Mereka adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Shayne Pattynama, Elkan Baggott, Ivar Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Ragnar Oratmangoen, dan Thom Haye.
PSSI bahkan sedang mendekati tiga pemain keturunan untuk bergabung yaitu Marteen Paes dan dua nama lain yang belum diketahui profilnya.
Artinya saat ini ada 14 pemain keturunan di Timnas Indonesia, jumlah yang tidak sedikit. Tidak heran banyak pula reaksi kontra dan nyinyir dari masyarakat pecinta sepak bola di Tanah Air. Suatu yang lumrah.
Jujur, beta tak sepenuhnya setuju naturalisasi di ladang sepak bola karena itu merupakan jalan pintas untuk kebutuhan jangka pendek.
Akan tetapi terobosan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Pelatih Shin Tae-yong patut diacungi jempol.
Sejak Shin Tae-yong menginjakkan kakinya di Indonesia, harkat dan martabat tim nasional sepak bola kita menanjak.
Sepak bola Indonesia yang selama puluhan tahun terpuruk, kini boleh sedikit tersenyum dan bangga. Ukuran simpel adalah kenaikan drastis ranking FIFA.
Shin tiba di Jakarta bulan Desember 2019, Indonesia berada di peringkat 173 dunia. Bulan April 2024 skuat Merah Putih di ranking 134 dunia. Suatu lompatan jauh bahkan melampaui musuh bebuyutan, Timnas Malaysia.
Shin Tae-yong juga sukses mengantar tim nasional pada tiga kelompok umur berbeda lolos ke putaran final Piala Asia yaitu senior, U20 dan U23. Belum pernah terjadi sebelumnya.
Khusus untuk timnas senior, Indonesia mencatat prestasi manis yakni lolos ke babak 16 besar di ajang Piala Asia 2023. Capaian ini merupakan pertama kali dalam sejarah sepak bola kita.
Timnas Indonesia senior pun mencatat hasil apik di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Indonesia yang bergabung di Grup F bersama Irak, Filipina dan Vietnam sudah mengoleksi 7 poin dari empat pertandingan. Indonesia hanya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke putaran berikutnya.
Hari-hari ini Shin Tae-yong sedang berada di Qatar. Dia mendampingi Timnas U23 Indonesia yang berlaga di Piala Asia U23 mulai 15 April 2024.
Indonesia berada di Grup A bersama tuan rumah Qatar, Australia dan Yordania. Lawan Indonesia jelas sangat berat.
Tapi hal itu tidak mesti menciutkan nyali juang Marselino Ferdinan dkk. Apalagi hampir separuh skuat timnas U23 merupakan tim inti timnas senior yang berlaga di Piala Asia bulan Januari lalu.
Singkat cerita tujuan jangka pendek lewat naturaliasi pemain timnas sudah tercapai. Hasilnya telah kita lihat bersama.
Toh orang pada akhirnya tak akan mempersoalkan berapa banyak pemain naturalisasi yang pernah dipakai Shin Tae-yong. Sebab bahkan di negara yang sepakbolanya sudah maju pun tetap memakai pemain naturalisasi.
Warisan terbesar Shin Tae-yong bagi sepak bola Indonesia adalah keberanian dia memotong satu generasi. Dia tidak memakai jasa para pemain senior yang kinerjanya tidak sesuai harapan.
Dalam lima tahun masa kontraknya dengan PSSI (2019-2024), pecinta sepak bola Indonesia melihat bagaimana pelatih asal negeri ginseng itu mengandalkan para pemain muda.
Dia menanamkan disiplin tinggi dan pembentukan karakter yang baik. Disiplin ala Shin Tae-yong mulai dari urusan makan minum sampai di tempat latihan dan saat bertanding.
Keutamaan Shin Tae-yong adalah sikap independennya dalam memilih pemain Timnas Indonesia.
Shin tidak sudi diintervensi siapapun. Tak ada tempat buat titip nama pemain timnas yang sudah menjadi rahasia umum sebelum era kepelatihannya.
Sikap tanpa kompromi Shin Tae-yong terhadap budaya KKN merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi prestasi sepak bola nasional.
Jika kelak PSSI dan Shin Tae-yong tidak sepakat memperpanjang kontrak, bukan masalah serius bagi Shin.
Rekam jejaknya yang apik selama ini memberi jalan mudah bagi Shin Tae-yong mendapatkan pekerjaan baru sebagai pelatih. Entah klub atau tim nasional suatu negara di Asia, Afrika atau Eropa.
Justru Indonesia harus berpikir dan bekerja keras untuk mencari sang pengganti agar warisan Shin Tae-yong yang baik tidak pudar begitu lekas dan kita kembali ke zaman skuat Merah Putih jadi lumbung gol lawan.
Salam bola!
Sumber: Pos Kupang