Eviva Espana

 

Xabi Alonso

Catatan Sepak Bola Oleh Dion DB Putra

 Pekik girang meledak membahana di Stadion BayArena Leverkusen, Minggu  malam 14 April 2024. Girang dengan sedikit gila.

Ketika tercipta gol keempat ke gawang Werder Bremen pada menit ke-83,  sejumlah penonton nekat masuk ke lapangan.

Pertandingan sempat terhenti beberapa menit untuk mengamankan kegilaan tersebut. Setelah penonton kembali ke tribune, laga berlanjut. 

Permainan Bayer Leverkusen kian menggila. Tatkala  gol kelima tercipta menit ke-90, keceriaan pendukung Leverkusen benar-benar tak bisa lagi dibendung. 

Manusia menyemut serbu masuk lapangan. Situasi tak terkendali memaksa wasit langsung meniup peluit akhir.

Leverkusen menang telak 5-0. Lapangan hijau BayArena berubah menjadi lautan manusia yang bersukaria merayakan prestasi bersejarah klub kesayangan mereka. 

Bayer Leverkusen juara Bundesliga,  pertama dalam 120 tahun sejarah klub cilik di bumi Jerman itu.

Sukacita mewarnai langit dan lorong-lorong Kota Leverkusen. Penyiar radio memutar lagu Eviva Espana. Lagu khusus untuk menghormati Xabi Alonso, pelatih Bayer Leverkusen berkebangsaan Spanyol. 

Xabi Alonso memang  pahlawan bagi Bayer Leverkusen. Dia mengubah impian hampir 200 ribu warga kota di Jerman bagian barat menjadi kenyataan. 

Seabad lebih Leverkusen menanti untuk mencapai puncak tertinggi kompetisi sepak bola Jerman.

Pencapaian historis itu berkat tangan dingin Xabi Alonso meracik tim tanpa banyak bintang menjadi satu kekuatan super keren.

Kemenangan 5-0 atas Bremen membuat Leverkusen mengoleksi 79 poin  dalam 29 pertandingan Bundesliga musim 2023-2024.  

Poin tim asuhan Xabi Alonso  tak dapat lagi dikejar sang juara bertahan, Bayern Muenchen, dan VfB Stuttgart yang beriringan di tangga kedua serta ketiga dengan koleksi poin sama, 63. 

Dengan Bundesliga musim ini menyisakan lima laga, maka 79 poin milik Leverkusen tak mungkin lagi disalip Bayern Munchen atau Stuttgart.

Kisah sukses Bayer Leverkusen menjuarai Bundesliga musim ini dipermanis catatan tanpa terkalahkan. 

Mereka melewati 29 pekan kompetisi level teratas Liga Jerman musim ini nyaris sempurna. Die Werkself - julukan Leverkusen, menang 25 kali dan  empat laga meraih hasil seri.

Rekor pasukan Alonso pun kian mengagumkan jika menyertakan kiprah mereka di ajang lain termasuk Piala Jerman dan Liga Europa. Leverkusen tak terkalahkan dalam 43 pertandingan secara beruntun. 

Leverkusen sudah menyamai Juventus (Italia) asuhan pelatih Antonio Conte yang melalui 43 partai tanpa kalah pada musim kompetisi  2011-2012. 

Rekor mereka bahkan masih bisa lebih baik lagi mengingat kompetisi Bundesliga belum berakhir. Demikian juga Liga Europa dan Piala Jerman.

Leverkusen kini mensejajarkan dirinya dengan klub lain di Eropa yang tak terkalahkan dalam 40 pertandingan secara beruntun.

Selain Juventus, klub yang mencatat rekor apik adalah Real Madrid  (Spanyol) yang tak terkalahkan dalam 40 laga pada musim 2016-2017.

Musim 2016-2017 merupakan tahun tersukses bagi Madrid, klub yang pernah dibela Xabi Alonso. 

Los Blancos meraih lima trofi dalam satu musim yaitu gelar La Liga, Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, dan Piala Dunia Antarklub. 

Bagi Bayer Leverkusen, juara Bundesliga musim ini sekaligus mengakhiri dominasi klub raksasa Jerman yang bermarkas di Kota Munich, Bayern Muenchen yang merajai Bundesliga 11 musim terakhir.

Tim terakhir yang menjadi juara Liga Jerman sebelum ini adalah Borussia Dortmund asuhan Pelatih Juergen Klopp pada tahun 2012. 

Jadi, betapa monotonnya Bundesliga  meskipun saya telanjur jadi penggemar  berat Bayern Muenchen.

Di Bundesliga, Bayern Muenchen memang sangat berkuasa. Mereka hanya sedikit bisa disaingi Borussia Dortmund atau sesekali dapat gangguan dari VfB Stuttgart, FC Koln, 1860 Munich, FC Nurnberg, Borussia Monchengladbach atau VfL Wolfsburg.

Trofi yang diraih Granit Xhaka dan kawan-kawan pada musim ini merupakan yang pertama bagi Bayer Leverkusen dalam 31 tahun terakhir. 

Media Jerman menulis dengan perasaan yang meluap-luap. Betapa jamahan tangan Xabi Alonso telah mengakhiri nasib sial Leverkuesen.

Klub yang berdiri tahun 1904 ini mendapat julukan Neverkusen karena berulangkali gagal meraih trofi kampiun justru pada detik-detik terakhir. 

Sebut misalnya ketika Leverkusen yang dimotori Lucio dan gelandang elegan Michael Ballack mengejar treble Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions pada musim kompetisi 2001-2002. 

Mereka gagal membawa pulang satu trofi pun setelah finis satu poin di belakang Borussia Dortmund di Bundesliga, kalah 2-4 dari Schalke di final DFB Pokal (Piala Jerman), dan keok 1-2 melawan Real Madrid di final Liga Champions Eropa. 

Nasib malang itu sudah pupus di tangan anak Spanyol bernama Alonso.

Keberhasilan Xabi Alonso (42) yang  3 kali mencicipi gelar Bundesliga bersama Bayern Muenchen tersebut membuat namanya terus dihubung-hubungkan dengan kursi kepelatihan Liverpool dan Bayern Muenchen. 

Namun, Xabi Alonso tak tergoda. Dia akan menghabiskan masa setahun lagi bersama Leverkusen. "Momen hebat bersama tim top dan klub luar biasa," ujar Xabi Alonso seusai laga melawan Bremen, Minggu malam 14 April 2024. 

"Sangat spesial untuk menjadi juara. Tim telah berhasil menjadi juara untuk kali pertama sepanjang sejarah Leverkusen. Anda harus mennikmati ini," kata pria Spanyol kelahiran 25 November 1981 ini. 

"Anda harus rayakan bersama fans dan keluarga. Suatu kehormatan untuk bekerja bersama klub ini," demikian pemilik nama lengkap  Xabier  Alonso Olano tersebut. 

Lalu, siapakah Xabi Alonso yang luar biasa mengagumkan itu? Apa saja keunggulannya dibandingkan pelatih klub lain di Jerman dan Eropa?

Saya janji bikin catatan kecil pada kesempatan mendatang. Maklum sekarang mau siap tenaga biar bisa fokus  malam ini mendukung perjuangan Marselino Ferdinand dkk melawan Qatar di Piala Asia U23.

Semoga virus kejayaan Bayer Leverkusen menjalar ke skuat Garuda Muda. Salam bola! (*)

Sumber: Pos Kupang 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes