Kegalauan Paman Joe

 



Amerika Serikat beberapa saat lagi kembali dipimpin seorang presiden yang tergolong kaya raya. Dialah Donald John Trump atau Donald Trump (78). 

Setelah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dari 2017 hingga 2021, Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Dia unggul jauh atas pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris pada Pemilu 5 November 2024.

 Sarjana ekonomi lulusan Universitas Pennsylvania itu akan berada di Gedung Putih mulai 20 Januari 2025 hingga 20 Januari 2029.

Donald Trump adalah presiden terkaya dalam sejarah Amerika Serikat. Bisa dimengerti mengingat latar belakangnya sebagai konglomerat yang memiliki real estat mulai dari lapangan golf hingga hotel berbintang. 

Bloomberg memperkirakan pada akhir tahun 2024, kekayaan bersih Donald Trump paling sedikit di angka 6,49 miliar dolar AS atau setara Rp 102 triliun. 

Donald Trump memang punya pesona khusus. Dalam Pilpres AS 2024,  calon dari Partai Republik tersebut mendapat dukungan dari orang-orang superkaya di Amerika Serikat.

Seorang di antaranya bahkan hampir pasti menjadi masuk kabinet Presiden Donald Trump masa bakti 2025-2029. Sang miliarder tersebut adalah CEO Tesla, Elon Musk.

Elon Musk pada Desember 2024 membukukan harga kekayaan kurang lebih 400 miliar dolar AS atau setara Rp 6.400 triliun. Demikian menurut daftar Forbes Real-Time Billionaires.

Tuan dan puan bisa bayangkan punya harta Rp 6.400 triliun. Berbekal duit segemuk itu, dia dapat berbuat apa saja.

Saat membantu Donald Trump untuk meraih kemenangan di Pemilu 5 November 2024, sejumlah laporan menyebut Elon Musk menggelontorkan dana lebih dari 100 juta dollar AS atau kira-kira Rp 1,6 triliun.

Tokoh superkaya Amerika Serikat lainnya  seperti Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon juga menyumbang untuk komite pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada 20 Januari 2025.

Manusia superkaya AS tersebut secara khusus berkunjung ke klub pribadi Donald Trump di Florida untuk bertemu sang presiden terpilih. 

Merapatnya kaum kaya raya ke kubu Donald Trump membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden galau.

Dalam pidato perpisahan dari Ruang Oval Gedung Putih, Rabu 15 Januari 2025 waktu setempat, Joe Biden terang-terangan merasa cemas akan hadirnya oligarki dalam pemerintahan Trump. 

“Sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika, dengan kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh yang luar biasa, yang benar-benar mengancam demokrasi kita, hak-hak dasar dan kebebasan kita, serta kesempatan yang adil bagi semua orang untuk maju,” kata Presiden Joe Biden dalam pidatonya.

Menurut Joe Biden yang mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari 2025,  konsentrasi kekuasaan  di tangan segelintir orang superkaya sangat berbahaya bagi demokrasi.

Pemerintahan yang dijalankan beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu bakal merugikan rakyat.

Untuk memperkuat kegalauannya, Si Paman Joe (baca: Joe Biden)  mengutip  peringatan Presiden AS,  Dwight Eisenhower dalam pidato perpisahannya tahun 1961. Ketika itu Presiden Eisenhower memperkenalkan istilah military-industrial complex. 

Istilah itu menggambarkan hubungan erat antara kalangan militer,  industri persenjataan, dan pemerintah Amerika Serikat. 

Eisenhower memperingatkan, jika hubungan itu tidak diawasi, maka akan terjadi konsentrasi kekuasaan yang berbahaya. 

Hal ini berpotensi mendorong peningkatan pengeluaran militer yang berlebihan dan kebijakan yang dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik, bukan oleh kepentingan rakyat Amerika Serikat. 

"Saya memiliki kekhawatiran serupa terhadap kemungkinan munculnya tech-industrial complex yang dapat menjadi ancaman serius bagi negara kita," kata Joe Biden, presiden AS dari Partai Demokrat yang mengalahkan Trump di Pilpres 2020. 

Rasanya bukan hanya Paman Joe Biden yang galau. Sebagian rakyat Amerika tentu cemas melihat sejumlah orang superkaya di dunia dan raksasa industri teknologi berbondong-bondong mendukung Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir. 

Elon Musk (53) akan mengisi jabatan sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah AS. Lembaga ini baru dibentuk Trump. Dipangku Elon Musk sebagai penghargaan atas dukungan kuatnya selama kampanye Donald Trump.  

Elon Musk bukan tidak mungkin akan menjadi calon Presiden Amerika Serikat berikutnya. Jalan politik telah dia masuki.

Oligarki bukan hanya masalah Amerika Serikat. Kita di negeri ini pun jangan sampai terjerat praktik oligarki. Nasib kita diatur hanya oleh beberapa orang kaya raya dan berkuasa. Mereka kongkalikong dan mengatur sesuka hatinya. (*)

Sumber: Pos Kupang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes