IZINKAN beta bergumam tentang sekilas wajah bola. Sekilas wajah bola di kampung halaman tercinta, Flobamora dalam sepekan yang baru lewat. Beta mulai dari sudut Stadion Oepoi, Kupang, tak jauh dari GOR Flobamora yang hari-hari ini sedang bergelora lewat permainan bola hebat berlabel kejuaraan Gubernur Cup 2011. Pemain bercucuran keringat, penonton senang tak terkira.
Senang sekali melihat Kupang terus bergeliat dalam urusan sepakbola, baik sepakbola lapangan besar maupun lapangan kecil bernama futsal. Futsal patut dicatat khusus karena telah menorehkan perkembangan dashyat. Dari tiada menjadi ada. Futsal sudah menjadi idola baru di kota ini. Laga futsal ada di mana-mana, mulai dari lorong gang kampung hingga kampus-kampus. Dari laga antarkelurahan sampai level klub tingkat propinsi.
Terima kasih buat mereka yang selama ini bekerja dengan hati memajukan futsal Kota Kupang dan NTT. Kepercayaan badan futsal nasional terhadap NTT menjadi tuan rumah babak prakualifikasi PON 2012 wilayah Nusra bulan Juli mendatang merupakan bukti bahwa Flobamora pun bisa! Kita sudah meraih kepercayaan itu. Salut!
Di lapangan luas, Kupang pun mulai menuai hasilnya, antara lain merebut juara El Tari Memorial Cup tahun silam setelah sekian lama miskin gelar dan selalu berada di bawah dominasi tim-tim asal daratan Flores, bahkan Sumba. Kompetisi perserikatan lokal Kota Kupang pun sudah berjalan rutin. Stadion Oepoi tak henti-hentinya bergetar oleh teriakan histeris penonton, tawa dan juga tangis. Ya, sudah seharusnya begitu. Sebagai ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang mesti menjadi barometer sepakbola dan juga bidang hidup lainnya.
Sekarang Oepoi lagi-lagi berpesta. Ribuan penonton memadati stadion itu setiap petang menyaksikan laga sepakbola Gubernur NTT Cup 2011. Awal mendengar kemudian menikmati kejuaraan itu, hatiku riang tak terkira. Kompetisi rutin menunjukkan pengurus PSSI bekerja sungguh-sunguh. Konsisten. Cuma batin sontak terusik melihat wakil Kota Kupang bernama Kosgoro 57. Sungguh mati beta terkejut karena nama itu terasa asing. Boleh jadi beta yang kurang gaul. Kurang mengikuti perkembangan terkini klub bola di kota ini sehingga merasa asing sendiri? Maafkan beta jika salah.
Ke mana gerangan klub juara kompetisi PSKK? Mengapa bukan tim juara atau runner-up kompetisi perserikatan Kota Kupang yang menjadi wakil di kejuaraan Gubernur Cup 2011 atau kumpulan pemain terbaik hasil seleksi dari klub-klub asuhan PSKK?
Bukankah Kosgoro itu nama ormas? Kalau benar sebuah ormas bisa membentuk "klub dadakan" serta gonta-ganti nama dan dipercaya menjadi wakil Kota Kupang, terus bagaimana nasib klub perserikatan PSKK yang mengelola klub sejak lama dengan penuh pengorbanan?
Kalau benar ormas bisa diusung untuk nama klub, baiklah dalam kejuaraan Gubernur Cup berikutnya beta usul agar nama tim naik setingkat lebih tinggi. Pakai saja nama partai biar lebih ramai, lebih seru dan lebih dashyat bobot kompetisinya. Misalnya kesebelasan Golkar 100 Kota Kupang, PDIP 200 Timor Tengah Utara, Gerindra 300 Kabupaten Kupang, Demokrat 400 Manggarai Barat, Hanura 500 Sumba Timur, PKB 600 Flores Timur, PAN 700 Ngada dan seterusnya.
Bayangkan tuan dan puan kalau itu sungguh terjadi. Kompetisi niscaya lebih ramai dari biasanya dan para politisi bakal tumpah ruah ke stadion menonton tim kesayangan mereka masing-masing. Anggap saja kompetisi tersebut sebagai pemanasan menjelang pemilu kada di Kota Kupang, Pemilu Kada NTT tahun 2013 serta Pemilu Nasional 2014 mendatang.
Tapi ah.. sudahlah. Jangan dipikirkan terlalu serius, kawan! Beta percaya pengurus cabang PSSI Kota Kupang dan pengurus propinsi PSSI NTT tentu lebih paham soal aturan main dan punya pertimbangan sendiri yang masuk akal dan hati sehingga nama Kosgoro 57 masuk sebagai salah satu kontestan dalam kompetisi Gubernur Cup musim ini. Toh apalah arti sebuah nama? Yang penting bisa bermain bola. Yang utama agenda kompetisi berjalan. Anggap saja gumamanku sebagai angin lalu. Sekadar gumaman penggemar bola di bibir lapangan. Beta kutip komentar seorang penonton saat menonton laga Persena Nagekeo pekan lalu. "Aue.. ini pemain hampir semua dari Kota Kupang ko..." Apa iya? Walahualam.
Sebagai penggemar bola, impian beta simpel saja. Silakan saja Indonesia karut-marut mengurus bola. Biarkanlah PSSI di level nasional amburadul karena salah urus. Toh pasti ada orang lain yang akan mengurus benang kusut itu. Kita yang hidup di beranda kampung ini mestinya bisa memberi teladan yang baik. Biar di kampung, walau prestasi sepakbola kita sayup-sayup, tapi kita urus dia bae-bae. Punya nilai dan harga diri. Ikut aturan main. Menjunjung tinggi fair play.
Geliat persepakbolaan di Kota KASIH sedang bagus-bagusnya. Dia terus bertumbuh. Bertumbuh dan berbiak. Kasihan sekali kalau keburu remuk karena salah urus. Bila tidak segera diperbaiki dengan niat baik, maka bersiaplah menerima prahara ini. Nila setitik merusak susu sebelanga. Panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Bola mengajarkan sikap ksatria. Kalau saja salah langkah, mengapa tidak mengakuinya? (diondbputra@yahoo.co.id)
Pos Kupang, Senin 27 Juni 2011 halaman 1