Takdir Messi

Catatan Sepakbola Dion DB Putra

Lionel Messi
SERGIO Batista mungkin satu-satunya manusia bola di bumi yang tidak peduli hasil akhir laga final ke-17 kejuaraan antarklub Eropa (Liga Champions) Sabtu malam, 28 Mei 2011 di Stadion Wembley, London. Barcelona kalah atau menang, Lionel Messi menangis atau tertawa, tidak ada bedanya bagi Batista.

"Sebab tak ada lagi yang diperjuangkan Lionel untuk menjadi pemain terbaik sepanjang sejarah bola, kecuali satu gelar yaitu Piala Dunia," kata Batista, pelatih tim nasional (timnas) Argentina yang melanjutkan jabatan itu pasca kegagalan Maradona di Piala Dunia Afrika Selatan 2010.

"Legenda Argentina Diego Maradona dan Messi sama-sama pemain besar. Maradona telah menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa, Lionel berada di jalur itu. Saya ingin melihat dia memegang tropi Piala Dunia di Brasil 2014," kata Batista yang mengangkat Messi sebagai wakil kapten timnas Argentina untuk Copa America, Juli 2011 mendatang.

Sergio Batista menyampaikan pesan yang benar tentang Lionel Messi, pemain paling fenomenal dalam sejarah klub Barcelona dengan kawanan penggemar tak terhitung banyaknya di seluruh dunia. Mungkin termasuk Anda. Jika Messi sukses mengantar El Barca merebut tropi Liga Champions Eropa dengan menekuk Manchester United (MU) di Wembley malam ini, gelar itu bukanlah yang luar biasa. Kalau Barcelona kalah pun tak ada bedanya. Toh Messi sudah meraih semua gelar terbaik sepakbola di level Eropa dan dunia. Cuma satu yang belum dia miliki yaitu Piala Dunia. Maka Messi sangat sensitif jika bicara tentang Piala Dunia karena Argentina dan penggemar bola semesta hanya mengenang Maradona, bintang terakhir yang mempersembahkan kepada negeri itu tropi World Cup 1986.

Dua rekan mungilnya di Barcelona, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez memahami kegalauan Messi. Mereka sangat hati-hati menyinggung Piala Dunia manakala bercengkerama dengan Lionel, baik di dalam maupun di luar lapangan. Sebab takdir Messi dalam buku sejarah bola adalah menangis di Jerman 2006 dan Afrika Selatan 2010. "Di Afrika Selatan tahun lalu saya menghibur dia. Saya tahu hatinya remuk," kata Iniesta, pahlawan Spanyol di final Piala Dunia 2010 melawan Belanda.

Lionel Messi masih muda dan berpeluang mewujudkan impiannya. Dia tidak mau takdir bola menempatkannya serupa dengan bintang dunia lainnya yang gagal di Piala Dunia seperti Roberto Baggio dari Italia yang gagal di Piala Dunia USA 1994 atau bintang Inggris, David Beckham. Meski begitu piawai sebagai tukang umpan dan penembak bola-bola mati, Bechkam gagal mengantar Inggris menjadi juara Eropa dan Piala Dunia selama kariernya. Takdir Beckham dan Baggio adalah bintang klub, bukan yang terbaik untuk negara di ajang Piala Dunia.

Pelatih Barcelona, Josep "Pep" Guardiola berterima kasih kepada Batista yang mengingatkan dirinya soal motivasi Messi menjelang laga krusial di Wembley. Tugas Pep Guardiola tidak lagi di tataran teknis karena Barcelona punya segalanya. Yang paling berat justru merawat motivasi Messi agar tetap on fire demi membakar MU di Wembley. Berbahaya bila Messi kehilangan motivasi intrinsik menuju yang terbaik. Tanpa mengabaikan peranan pemain lainnya, nyawa tim Catatan ada di kaki dan kepala Messi.

Rupanya pesan itu sudah merasuk Messi. Minggu lalu Lionel berkata kepada Goal, gengsi final Liga Champions setara dengan Piala Dunia. "Pertarungan dalam ajang ini melibatkan pemain terbaik di dunia dan biasanya mempertemukan dua tim terbaik di partai final. Jadi merupakan kehormatan bagi saya dapat menjadi bagian dari laga final," kata Lionel. "Senang mendengar kata-katanya itu," ujar Guardiola.

Pep sadar betul motivasi terbaik anak asuhnya musim ini sudah berlalu. Itulah titik lemah Barcelona yang bisa dimanfaatkan MU. Pelatih MU, Sir Alex Ferguson sudah membaca gelagat itu dengan pura-pura memuji Barcelona sebagai favorit juara, sementara menempatkan timnya sebagai underdog.

Momentum emas Barca adalah memburu gelar juara Liga Spanyol dan menyingkirkan musuh abadi mereka, Real Madrid di semifinal Liga Champions 2011. Gelar juara La Liga yang ketiga secara beruntun sudah di tangan. Lionel Messi dkk pun sukses menghentikan Los Galacticos Madrid dengan skor 2-0 dan 1-1 di semifinal. Secara pribadi, rivalitas bintang Liga Spanyol musim ini antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo (Madrid) terbukti memihak Messi. Produktivitas gol Ronaldo di liga memang lebih baik. "Tapi kami menang perang. Kami juara liga dan kini di final Champions," kata Carles Puyol.

Selain menjaga motivasi intrinsik Messi dkk agar tetap membara di Wembley, pekerjaan Pep Guardiola adalah merawat soliditas tim. Pep sangat mungkin tetap membuka laga malam ini dengan formasi andalannya 4-3-3. Pep membumikan taktiknya lewat atraksi operan cepat yang dikenal dengan tiki-taka. Seluruh pemain bekerja keras dilandasi keindahan dan kelenturan tubuh.

Selama tiga tahun melatih Barcelona dengan koleksi enam gelar, Pep sudah terbukti sukses mengawinkan gaya dribel pendek ala Catalan dengan kecermatan dan kecepatan bertukar posisi pemain warisan legenda Ajax, Johan Cruyff. Gaya itu telah menempatkan Barcelona sebagai tim elite dengan statistik penguasaan bola paling tinggi di Eropa.

Dengan target menguasai bola selama mungkin dan menghabisi MU di lini tengah, formasi tim inti Barcelola tak akan bergeser jauh dari dari Victor Valdes di bawah mistar, Daniel Alves, Gerard Pique, Javier Mascherano, Carles Puyol atau Eric Abidal, Sergio Busquets, Xavi, Andres Iniesta; Pedro atau Ibrahim Avellay, Lionel Messi, David Villa atau Seydou Keita.

Pasukan Guardiola akan menghadapi daya gempur MU yang sejak dulu fanatik pada format 4-4-2 adonan Sir Alex Ferguson. Edwin van der Sar, Patrice Evra, Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, Rafael Da Silva, Michael Carrick, Darren Fletcher, Ryan Giggs, Nani atau Park Ji Sung, Wayne Rooney, Dimitar Berbatov atau Javier "Chicharito" Hernandez hampir pasti menjadi pilihan pertama Fergie -- sapaan akrab Alex Ferguson -- untuk menyukseskan misi balas dendam kekalahan 0-2 dari Barcelona di Stadion Olimpico Roma, 27 Mei 2009 lalu.

Fergie, salah seorang pelatih terbaik abad ini dengan koleksi 47 trofi selama kariernya di Old Trafford tentu sudah merancang skema menjinakkan trio Messi-Iniesta-Xavi. Fergie tahu betul Iniesta dan Xavi adalah pekerja keras, pelayan yang paham kemauan Messi merobek gawang Edwin van Der Saar setelah meliuk-liuk di antara kaki Evra, Vidic dan Rio Ferdinand.

Fergie pun mewaspadai pemain berwatak perusak, David Villa. Villa yang posisi idealnya di wing kiri bisa mengganggu perhatian lawan saat dia bergerak zig zag ke tengah dan kanan untuk memberi ruang kepada Messi agar lepas dari kawalan. Jika Villa, Messi atau Keita dikawal, masih ada Xavi dan Iniesta yang akan menari-nari dari lini kedua. Konsistensi menjadi kunci.

Guardiola mengharapkan MU main terbuka karena itulah jalan terbaik Barcelona memenangi laga. Menghadapi lawan yang defensif, permainan Barcelona lazimnya tidak berkembang. Harapan itu mungkin sulit terwujud karena Fergie kemungkinan memilih rapatkan pertahanan dulu baru menyerang dengan bola panjang langsung ke jantung pertahanan. Sir Alex diprediksi menghindari duel lapangan tengah karena kuartet MU yang dikoordinir Ryan Giggs dan Park Ji Sung bakal keteteran menghadapi soliditas Xavi-Iniesta, pemain kunci Spanyol yang sukses di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

Statistik UEFA menunjukkan MU adalah tim dengan pertahanan terbaik di Liga Champions musim ini. Juara Liga Inggris 2011 itu hanya kebobolan empat gol sejak penyisihan grup. Situasinya sedikit berbeda dengan Barcelona. Pilar lini pertahanan Barca, Carles Puyol, Gerard Pique dan Eric Abidal kerapkali keasyikan membantu lini tengah sehingga lupa posisi. Dengan modal pertahanan kokoh dan agresivitas yang mengandalkan kecepatan, MU bakal merepotkan Barcelona. Konsentrasi El Barca bisa rusak bilamana MU mencetak gol lebih dahulu pada 25 menit pertama. Sebaliknya MU sulit bangkit manakala kebobolan lebih dulu dan permainan Barcelona konsisten hingga akhir.

Rekor pertemuan kedua klub di berbagai level kompetisi berimbang. Laga final di Wembley 2011 merupakan pertemuan ke-11 antara Barcelona dan MU. Saat ini, kedua tim mengoleksi tiga kemenangan dan empat partai berakhir seri. Barcelona menang dua tahun lalu, sementara MU unggul pada final Piala Winner 1991 di Rotterdam. Kedua tim pun mengincar tropi Liga Champions keempat, untuk menyamai perolehan Ajax Amsterdam, Bayern Muenchen dan memperpendek jarak dengan Liverpool (5), AC Milan (7) serta Real Madrid (9).

Sampai semalam bursa taruhan dunia lebih mengunggulkan Barcelona ketimbang MU. Apa komentar Guardiola dan Fergie? Keduanya tidak percaya. "Saya tidak percaya ramalan. Ini permainan bola bukan judi," kata Pep. "Kami sudah berulangkali menang justru ketika tidak diunggulkan di bursa taruhan," demikian Fergie. Wow! Yang pasti dua hari menjelang laga final malam ini atau Minggu (29/5/2011) dinihari Wita, Pep dan Fergie menjanjikan pertandingan memikat. Mudah-mudahan janji itu terwujud di Wembley. Selamat menonton!

Pos Kupang, Sabtu 28 Mei 2011 halaman 1

Artikel ini dibuat menjelang pertandingan final Liga Champions Eropa ke-17 antara Barcelona vs Manchester United di Stadion Wembley London. Barcelona akhirnya menang 3-1 dan Messi menyumbang satu gol serta terpilih sebagai man of the match.


Nonton gol-gol terbaik Messi di SINI
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes