Derita Petani Kelapa Sulut

Sulawesi Utara penghasil utama kelapa Indonesia
SUDAH jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah nasib sebagian besar petani kelapa di Minahasa, Sulawesi Utara. Sudah lama petani kelapa di Bumi Nyiur Melambai ini kehilangan gairah menanam kelapa lantaran harga komodoti tersebut tidak kunjung membaik. Dari waktu ke waktu harga kelapa nyaris bertahan di level yang sama. Malah kecenderungannya terus menurun belakangan ini. Harga kelapa jauh di bawah komoditi lain bahkan dibandingkan dengan harga palawija sekalipun.

Selain gairah menanam melemah yang berakibat pada minimnya peremajaan, luas lahan perkebunan di kelapa di Sulawesi Utara (Sulut)  pun menyusut akibat alih fungsi lahan untuk berbagai kepentingan. Petani kelapa kian terdesak ke pinggir meskipun data statistik menunjukkan sampai detik ini kelapa dan produk turunannya masih nomor satu komoditas ekspor Sulut.

Warta yang dirilis Tribun Manado edisi Selasa 23 Oktober 2012 kemarin sungguh merupakan pukulan telak terbaru bagi petani kelapa di Sulut.  Delapan perwakilan petani kelapa di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) dan tokoh masyarakat menyambangi Mapolres setempat. Mereka menyampaikan keluhan soal maraknya aksi pencurian buah kelapa di perkebunan yang terjadi belakangan ini.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sulut (Apeksu) George Umpel mengatakan pencurian kelapa sudah hampir merata di Sulut. Itulah sebabnya mereka meminta bantuan aparat kepolisian untuk menindak secara hukum terutama para  penadah kelapa hasil curian. "Selama penadah ada, pencurian akan terus terjadi," kata George. Dia menambahkan, akibat pencurian tersebut banyak petani kelapa merugi apalagi saat ini harga anjlok. "Kami bayar pajak, tapi pencuri yang panen," ujarnya miris.

George melukiskan aksi para pencuri makin berani. Biasanya kalau tidak ada penjaga di perkebunan, petani bahkan  bisa kehilangan 100 persen kelapa siap panen. Kalaupun ada penjagaan,  pencuri masih bisa beraksi dan merampok sekitar 30 persen kelapa siap panen.

Menurut pandangan kita, keluhan para petani kelapa di Minahasa Selatan tersebut mewakili suara petani kelapa di Sulut. Pihak kepolisian mesti merespons segera. Dibutuhkan kepedulian pimpinan Polri di daerah ini mulai dari tingkat Polda hingga ke Polsek-Polsek  dan Pos Pol. Bantulah para petani kita agar penderitaan mereka berkurang. Memang tidak seratus persen perang melawan pencuri kelapa ini  diserahkan kepada kepolisian. Polisi perlu dibantu komponen masyarakat yang lain karena tugas polisi sangat banyak berkaitan dengan masalah Kamtibmas. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah razia rutin terhadap para penadah kelapa curian.  Aparat kepolisian di level terdepan tentu tahu siapa saja mereka.

Dari sisi petani kelapa sendiri kita dorong untuk meningkatkan spirit mapalus dalam menekan aksi pencurian kelapa. Semangat gotong-royong itu perlu dirajut lagi di tengah masyarakat Sulut, khususnya yang berdomisili di sentra perkebunan kelapa. Jika ada kebersamaan dan kekompakan, niscaya aksi pencurian kelapa bisa diminimalisir. Sangat sulit kalau petani kelapa berjuang sendiri-sendiri. (*)

Sumber: Tribun Manado 24 Oktober 2012 hal 10

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes