Barong Mata Tiga Pemberi Kekuatan Niskala


ilustrasi
Di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, pralingga barong bermata tiga terdapat di dua Desa Pakraman yakni Desa Pakraman Kuning dan di Desa Pakraman Pengotan.

KRAMA Desa Pakraman Kuning, Bangli menggelar upacara pemelaspas dan masupati Pralingga Ida Bhatara Tri Sakti, Kamis (21/11). Ritual pasupati pralingga berwujud barong bermata tiga itu dilakukan seusai masa ngodakin (perbaikan).

Ketua Panitia Upacacara di Pura Penataran Agung Padangrata, Ngakan Perasi Shemarabawa mengungkapkan, prosesi masupati  merupakan puncak acara yang telah dimulai sejak 19 September lalu. Prosesi diawali mengosongkan pralingga yang akan diperbaiki.

“Perbaikan pralingga Ida Bhatara hampir 63 hari oleh Anak Agung Anom Putra Adnyana dari Puri Kawan Bangli yang tentunya dibantu oleh semua krama. Pada hari ini prosesi diupasaksi niskala dua arca lingga yakni arca lingga saking Desa Pakraman Manuk, Kecamatan Susut dan arca lingga Desa Pakraman Siladan, Kecamatan Bangli,” ujarnya.

Upacara pemlaspas dan pasupati dipuput Ida Pedanda Putra Kediri dari Geria Selat, Susut. Ngakan Perasi mengatakan, pralingga Ida Bhatara Tri Sakti berbeda dengan pralingga di tempat lain. Pralingga tersebut berwujud barong mata tiga.

Di wilayah Kabupaten Bangli, kata dia, pralingga barong bermata tiga terdapat di dua Desa Pakraman yakni Desa Pakraman Kuning dan di Desa Pakraman Pengotan.

“Di Desa Pakraman Pengotan sebagai penguasa serta penjaga Bangli utara dan di sini (Pura Penataran Agung Padangrata) sebagai pemberi kekuatan niskala serta penjaga Bangli selatan.  Karena pura ini ada kaitannya dengan silsilah Raja Tamanbali.  Sepengetahuan kami, untuk pemberi kekuatan Bangli tengah berstana di Pura Dalem Purwa yang diempon oleh Desa Pakraman Kawan. Namun pralingganya bukan berwujud barong,” ujarnya.

Upacara pemlaspas dan pasupati ini merupakan prosesi ketiga. Ngakan Perasi menjelaskan, upacara pertama digelar tahun 1997 setelah pembuatan duplikat selesai. Sepuluh tahun kemudian atau tahun 2007, upacara serupa kembali diselenggarakan.

“Ini adalah proses ketiga kalinya untuk ngodakin busana, ngodakin pererai, jangkep dengan arca lingga-arca lingga lainnya. Sesungguhnya pralingga Ida Bhatara yang kami upacarai hari ini adalah duplikat, sebab pralingga yang lama masih ada, tetapi sudah agak keropos secara fisik. Namun secara sakralisasi masih ajeg. Yang asli pun masih ada dan masih disimpan sampai sekarang. Bentuknya sama persis dengan duplikatnya serta diperkirakan telah berusia ratusan tahun,” ungkapnya.

Selain diyakini sebagai penguasa kekuatan niskala Bangli selatan, krama Desa Pakraman Kuning  meyakini bahwa Ida Bhatara Tri Sakti banyak menganugerahkan kesembuhan bagi masyarakat yang nunas tamba. Diakui banyak warga yang nunas tamba dengan keluhan berbagai penyakit.

“Kalau nunas ke sini kami tidak buka, tetapi langsung melalui pemangku alit dengan mendatangi ke rumahnya. Nanti pemangku yang nunas meriki tirtanya. Setahu saya keluhan penyakitnya macam-macam. Ada yang sakit stroke, setelah nunas tirta bisa sembuh. Namun, seluruhnya kembali pada keyakinan masing-masing. Kalau untuk yang nunas selain dari krama Desa Pakraman Kuning, juga ada dari Desa Tamanbali,” katanya. (muhammad fredey mercury)

Sumber: Tribun Bali 22 November 2019 halaman 1

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes