Kisah Manis di Hari Kamis


Catatan Sepak Bola Dion DB Putra

Shin Tae-yong

Kisah manis terlahir di hari Kamis, 25 Januari 2024. Sekelompok anak muda sontak riuh berjingkrak ria. 

Mereka berangkulan hangat di ruangan mungil hotel berbintang, di depan layar televisi yang baru saja dimatikan. Wajah sang arsitek Shin Tae-yong pun bersemu merah. Garuda bisa, yes!  

Kegembiraan para pemain Timnas Indonesia pecah setelah wasit Ahmad Alali yang memimpin laga Oman vs Kirgistan meniup peluit panjang di Stadion Abdullah bin Khalifa Qatar. 

Duel pamungkas Grup F berujung imbang 1-1 memastikan skuat Garuda menjadi tim ke-16 atau terakhir lolos ke fase knock out.

Kamis bersejarah bagi Indonesia, negara dengan pemuja sepak bola ratusan juta umat. Untuk pertama kali kesebelasan Merah Putih mencapai fase gugur kejuaraan sepak bola antar negara di benua berpopulasi tergemuk sejagat. 

Kamis malam 25 Januari 2024, seorang pria Korea telah merebut hati Indonesia. Bukan dongeng bukan bualan atau kisah romantis melankolis ala drakor. 

Shin Tae-yong mewujudkan komitmennya mengantar timnas ke level Asia setelah puluhan tahun terlunta-lunta di tenggara Asia.

Mental Shin sungguh setangguh karang. Dia terus bekerja penuh keyakinan dan terukur di tengah badai nyinyir dan pesimistis masyarakat bola. 

Shin Tae-yong tiba di Jakarta Januari 2020 menggantikan Simon McMenemy saat Indonesia hancur lebur di kualifikasi Piala Dunia 2022. Enam kali kalah beruntun. Telak pula.

Kampanye skuad Garuda ke kualifikasi Piala Asia 2023 harus melalui babak playoff karena ranking FIFA kita jeblok. Juli 2020 Indonesia di urutan ke-173. Hanya setara Kamboja di ASEAN dengan poin 964. 

September 2021, kita bahkan di posisi 175. Di tangan Shin perlahan naik meski tak signifikan. Oktober 2021 (165), Agustus 2022 (155), Juli 2023 (150), September 2023 (147), Desember 2023 (146). Januari 2024 berpeluang ke 142.

Ketika lolos ke putaran final Piala Asia, Garuda adalah kontestan dengan ranking FIFA terendah dari 24 finalis. Jauh dibanding sesama ASEAN:  Vietnam, Thailand dan Malaysia. Hari ini di 16 besar Asia setali tiga uang. 

Pasukan Shin benar-benar tak dianggap dari sisi peringkat FIFA. Lawan Garuda hari Minggu (28/1/2024) adalah Australia, tim berperingkat 25 dunia. Rekor kemenangan head to head juga lebih memihak tim Kanguru.

Apakah Shin Tae-yong gentar? Sikap pria kelahiran 11 Oktober 1970 ini tetap dingin dan tenang. 

Tak banyak cakap dan sesumbar. Hanya keyakinan bolanya kukuh bahwa Marselino Ferdinan dkk akan bermain seapik mungkin. 

Memberi perlawanan sepadan, seperti meladeni tim raksasa di Grup D: Irak, Jepang dan musuh bebuyutan Vietnam. 

Filosofi bola Shin simpel saja. Hasil akhir urusan nanti. Bermainlah 90 menit dengan seluruh kemampuan terbaikmu.

Di kubu Australia,  sang arsitek Graham Arnold keliru bila meremehkan racikan Shin yang cukup sering out of the box. 

Sebut misalnya saat melawan Jepang, bek tengah Elkan Baggot dia tugaskan sebagai ujung tombak. 

Shin tentu sudah punya strategi dan taktik demi menjinakkan The Socceroos. Fase gugur membuat kedua tim masuk stadion berbalut rasa berbeda. Kalah, out! 

Shin Tae-yong adalah anugerah buat sepak bola nasional. Kiprahnya sejak 2000 membuat kita bangga. Pilihan PSSI di bawah pimpinan Erick Thohir tepat.

Dibandingkan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong berani mengubah postur timnas. Bahkan dia tanpa kompromi memangkas satu generasi skuat tim nasional yang tak sesuai standar dan target kepelatihannya. 

Di mata Shin tak ada privilese pemain. Nama besar sekelas Evan Dimas, misalnya, bukan jadi pilihan utama ketika kinerja dan karakter tak sejalan. 

Saddil Ramdhani pun dia coret dari daftar 26 pemain untuk Piala Asia 2023.

Pengamat sepak bola Asia mengagumi cara Shin Tae-yong memberi kepercayaan kepada pemain muda. Di event akbar Piala Asia 2023, lebih dari separuh skuat Timnas Indonesia  berusia di bawah 23 tahun. 

Indonesia merupakan tim termuda di Piala Asia kali ini. Situs Transfermarkt mencatat, rata-rata usia pemain Indonesia adalah 23,88 tahun.

Tim belia ini telah menunjukkan kualitasnya pada fase grup. Mereka tak minder melakoni laga berat hadapi tim terkuat Asia langganan finalis Piala Dunia. 

Mereka petarung. Lolos ke babak 16 besar bukan semata faktor dewi fortuna. 

Pencapaian Shin sejak 2020 membanggakan. Putra Korea itu sukses menempatkan Indonesia di level Asia untuk tiga kelompok umur. 

Di tangan Shin, Indonesia lolos ke final Piala Asia U20 2023, Piala Asia 2023 untuk tim senior dan Piala Asia U23 tahun 2024. Prestasi lain adalah runner up Piala AFF 2020, medali perunggu SEA Games 2021. 

Lolos 16 besar Piala Asia 2023 adalah yang terindah karena pertama sejak Indonesia ikut Piala Asia. Di empat edisi sebelumnya, Garuda keok di fase grup Piala Asia 1996, 2000, 2004, dan 2007.

Shin tidak sekadar punya konsep besar membangun tapi teliti hingga urusan detail. Dia seksama menyimak asupan gizi pemain. Super disiplin saat melatih tapi berselera humor tinggi. 

Dia luar arena dia perlakukan pemain laksana teman atau anak. Sifat kebapaannya menonjol. Seorang motivator ulung.

Sebagai epilog catatan ala kadarnya ini, saya tersentuh sentilan seorang warganet pemuja sepak bola bahwa musuh terbesar Timnas Indonesia bukan para raksasa Asia macam Australia, Jepang, Korea Selatan, Iran atau Saudi Arabia.

Lawan terberat mereka adalah bangsa sendiri yang enggan berbakti demi kejayaan timnas, yang berkhianat dengan menikmati uang yang bukan haknya. 

Yang asyik masyuk menunggang PSSI sebagai kendaraan politik praktis. Pun mereka yang doyan nyinyir dan menyangsikan kemajuan timnas tanpa menyumbang solusi logis. 

Mereka, para kaum sumbu pendek yang bersikap timnas kalah artinya pecat pelatih, tanpa menyelisik duduk perkara dan akar masalah sepak bola Indonesia. 

Shin telah mengurai benang kusut dan meletakkan fondasi timnas yang punya masa depan cerah. 

Apapun hasil melawan Australia hari ini, level permainan Garuda sudah berkelas Asia. 

Kamsahaeyo Shin Tae-yong, terima kasih Erick Thohir. Salam bola (*)

Sumber: Pos Kupang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes