Gunung Ebulobo (ist) |
Sejak tanggal 30 September 2015 kebakaran hebat melanda gunung di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo tersebut. Kawasan hutan yang sudah ludes dilalap si jago merah mencapai enam hektar lebih bahkan terus meluas sampai memasuki wilayah Majamere, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Sampai kemarin upaya pemadaman yang dilakukan aparat pemerintah bersama masyarakat setempat belum membuahkan hasil positif. Langkah melokalisir titik api ternyata tidak efektif. Api masih terus saja berkobar menghanguskan hutan di gunung yang masuk dalam Kawasan Konservasi Keo Kelituka tersebut.
Langkah terbaru yang ditempuh Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Kehutanan Nagekeo adalah mengerahkan 1.000 orang ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api yang masih menyala.
Tambahan tenaga manusia itu berasal dari SMA St. Klemens Boawae sebanyak 400 orang, personel TNI Kodim 1625 Ngada 28 orang, anggota Satuan Polisi Pamong Praja Nagekeo 20 orang, Tim Tagana 17 orang, pelajar SMPN 4 Boawae, SDK Mulakoli, masyarakat dari Desa Mulakoli, Kelimado dan Desa Majamere, Kecamatan Mauponggo.
Kita memberi apresiasi terhadap langkah pemerintah setempat bersama masyarakat bergotong-royong memadamkan api di Gunung Ebulobo. Upaya pemadaman mesti terus dilakukan hingga api benar-benar padam atau tidak lagi menghanguskan vegetasi Ebulobo.
Selamatkan Gunung Ebulobo! Seruan ini kita gaungkan mengingat gunung itu merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya. Dampak kebakaran hutan di Ebulobo akan sangat serius bagi kehidupan sebagian besar warga Kecamatan Boawae dan Mauponggo hari ini dan ke depan. Ebulobo tidak sepenuhnya gersang. Sisi selatan gunung itu, misalnya, merupakan daerah tangkapan air yang menghidupi masyarakat selama berabab-abad. Jika semuanya ludes dimakan api maka malapetaka segera tiba.
Kita dorong pemerintah dan masyarakat Kabupaten Nagekeo mengerahkan segala kemampuan untuk memadamkan api. Bila sumber daya lokal tak sanggup lagi, minta bantuan pemerintah dan masyarakat kabupaten lain di Flores. Bahkan bila perlu melibatkan pemerintah provinsi dan pusat. Kita hendaknya tidak menganggap remeh musibah kebakaran di Ebulobo sekarang. Lebih baik segera dicegah daripada kita menanggung risiko lebih buruk di masa mendatang. Kabut asap di Sumatera dan Kalimantan yang kini menjadi bencana permanen tahunan karena kita tidak serius menanganinya. Masalah itu jangan terulang di Flobamora. Semoga. *
Sumber: Pos Kupang 10 Oktober 2015 hal 4