Eksotisme Pulau Padar di Taman Nasional Komodo |
Sebanyak 22 grup perwakilan dari komponen terkait ikut serta dalam parade yang membawa patung komodo berukuran raksasa itu. "Pelepasan peserta parade komodo tepat pukul 13.00 Wita dari Kampung Ujung dan diperkirakan pukul 17.30 Wita, semuanya sudah berada di kawasan Gua Batu Cermin untuk mengikuti berbagai acara lanjutan," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Komodo, Theo Suardi yang juga menjabat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Mabar.
Begitu kabar terbaru dari Labuan Bajo, satu dari sedikit destinasi unggulan di ini negeri. Sungguh kabar yang menggembirakan. Pemerintah setempat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tidak tinggal diam. Mereka bergerak menggelar event agar orang tetap memalingkan perhatiannya ke Labuan Bajo.
Komodo sudah memiliki brand yang sangat kuat menghipnotis masyarakat internasional. Dunia tahu tentang Komodo sebagai satu dari tujuh keajaiban global. Mereka mengenal Labuan Bajo dan seluruh keindahan anugerah Tuhan di wilayah tersebut. Mereka tergerak hati meninggalkan negerinya, datangi Labuan Bajo.
Angka kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara dalam lima tahun terakhir meningkat signifikan. Labuan Bajo, Komodo, Manggarai Barat kini boleh berbangga dan tidak perlu minder lagi berhadapan dengan nama harum Bali serta Lombok yang lebih dulu tersohor.
Komodo dan Labuan Bajo adalah lokomotif baru pembangunan pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Maka penyelenggaraan festival awal bulan depan kita dukung sepenuh hati. Tentu dengan catatan kristis bahwa event apapun yang berkaitan dengan pariwisata tidak boleh sekadar rutinitas. Apalagi cuma menghabiskan anggaran Dinas Pariwisata karena sudah dialokasikan dari APBD, misalnya. Dibutuhkan inovasi dan daya kreasi agar festival itu sungguh memiliki bobot lebih untuk terus meningkatkan daya pikat Labuan Bajo dan Komodo.
Kita tak henti-hentinya mengajak semua pemangku kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat Manggarai Barat agar tidak lekas berpuas diri. Anugerah keindahan alam, flora dan fauna mestinya tidak meninabobokan. Pemerintah dan masyarakat Mabar bahkan harus bekerja lebih keras guna mempertahankan brand Labuan Bajo yang sedang bagus-bagusnya itu.
Labuan Bajo sebagai kota wisata pun patut mempercantik diri. Jangan biarkan kesan "kampung" itu melekat erat dan kesemrawutan dipandang lumrah. Aspek kebersihan merupakan pekerjaan rumah lainnya. Labuan Bajo mesti menjadi kota yang ramah, nyaman dan damai sehingga wisatawan mau bertahan lebih lama. Lebih lama tinggal artinya memberi nilai ekonomi lebih bagi kita bukan? *
Sumber: Pos Kupang 12 Januari 2017 hal 4