Imam Pertama dari Wolonio


Romo Vincent Bata
 Dia imam dari Wolonio, Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga Watuneso, Keuskupan Agung Ende. Namanya RD Vincentius Budi Bata Putra.

Dia bukan imam pertama dari Paroki Watuneso. Tapi yang pertama dari Wolonio, kampung kecil di kaki pegunungan Ndura. 

RD Vincentius Budi Bata Putra lahir di Mulawatu, kampung tetangga Wolonio. 

Secara administratif pemerintahan,  kampung itu masuk wilayah Desa Fatamari, Kecamatan Lio Timur, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dia datang paling akhir dari kami berenam, tapi yang pertama pulang ke rumah sang khalik, empunya kehidupan.

Dari kami berenam, dia yang pertama bersua di keabadian bersama kedua orangtua kami terkasih Thomas Bata (1933-2002) dan Theresia Masi (1943-2011).

Kisah hidup Romo Vincent Bata berakhir pada hari Senin, 18 November 2024 kira-kira pukul 16.00 Wita. 

Kami berlima saudara kandungnya dan seluruh rumpun keluarga serta handai taulan bak tersambar petir mendengar kabar duka Senin petang itu.

Kehidupan dan kematian memang begitu tipis. Kematian hadir kapan saja dia mau. Dia tak pernah bertanya kapan kita siap.

Sekian purnama telah berlalu sejak adik kami Romo Vincent Bata berpulang. Tapi jujur dikatakan, kegetiran masih membekas di hati kami manusia biasa yang rapuh.

Walau demikian serentak pula  kami memadahkan rasa syukur berlimpah, memuji Allah Tritunggal Mahakudus yang telah menuntun dan menopang kami, segenap keluarga melalui semua fase duka yang getir ini, hingga  hari ini.

Adik Romo Vincent Bata telah berdiam di keabadian. Kini tersisa kepingan-kepingan kenangan tentang dia yang berkelindan, terbayang-bayang di dalam benak, dan semoga akan terus hidup sebagai kenangan manis di hati  semua yang pernah mengenalnya. 

Meski  terus menyimpan rasa duka yang tersekat di batin saat melewati via dolorosa ini, kami segenap keluarga merasa diteguhkan dan dimampukan untuk tiada henti memuji Nama Tuhan yang maha kasih.

Terima kasih Tuhan yang telah menyembuhkan kekasih hati kami Romo Vincen dengan cara-Nya yang ajaib. Sejak 18 November 2024,  adik bungsu kami tidak sakit lagi. Tidak menderita lagi.

Vincen Bata nyaris sepanjang hidupnya selama 47 tahun selalu bersinggungan dengan klinik, rumah sakit dan obat. Muri menga gebi no oba, lukisan kata dalam Bahasa Lio. 

Tapi Tuhan sungguh baik padanya. Tuhan mengasihi dan menguatkannya. Dia paripurna melakoni hidup sebagai iman Tuhan sejak ditahbiskan di Gereja Salib Suci Maurole 23 Agustus 2007.

Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah namaNya. Kepergian Aji Cen ke alam baka merupakan momen duka yang besar, namun sekaligus peristiwa mulia bagi keluarga.

Dia menyusul ayah kami Thomas Bata yang berpulang pada 8 Februari 2002 dan Mama Theresia Masi pada 3 Agustus 2011.

Kami yakin dan percaya Aji Vincen, Bapa Thomas dan Mama Theresia kini telah bersua kembali di surga. 

***

Atas kepergiannya pada 18 November 2024, kami berterima kasih kepada karyawan-karyawati Rumah Bina Kerahiman Ilahi (RBKI) Ende. 

Mereka adalah keluarga terdekat Romo Vincent sejak tahun 2016 hingga akhir hayatnya. Adik Rusmini Jeniku, Abe dan anak-anak lainnya.

Mereka telah hidup bersama penuh kasih di bawah naungan atap RBKI, medan pelayanan Romo Vincent setelah melepas tanggungjawabnya sebagai ekonom di Seminari Tinggi Interdiosesan Ritapiret Maumere.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pelayat yang datang dari mana-mana. Bajawa, Mataloo, Ruto, Laja, Mbay, Mauponggo, Nangaroro, Watuneso, Maumere dan lain-lain 

Terima kasih berlimpah kepada Bapa Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, para imam, diakon, biarawan, biarawati serta umat yang mendoakan Romo Vincent serta meneguhkan kami keluarga.

Kami sungguh merasa diteguhkan dan dikuatkan melihat begitu banyak orang yang datang melayat, mendoakan Romo Vincent Bata pada malam jaga hingga pemakamannya di Ndona pada Rabu siang 20 November 2024. 

Demikian pula pada misa peringatan 40 hari di Gereja St. Yosef Onekore Ende, 29 Desember 2024.

Kehadiran Bapa Uskup Paulus Budi Kleden, para imam seangakatan Romo Vincent serta kurang lebih 1.000 umat pada misa 40 hari, suatu bukti betapa imam dari Kampung Wolonio tersebut sungguh dikasihi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada kerabat dekat dan atau jauh yang tak mungkin kami sebut satu persatu. Tuhan maha pemurah akan membalas semua budi baik dan kasihmu buat Romo Vincent Bata, adik terkasih kami.

Teriring permohonan maaf yang tulus dari kami segenap keluarga atas khilaf dan salah Romo Vincent semasa hidup. 

"Sudah selesai," begitu kata-kata Yesus ketika wafat di Salib. Romo Vincent Bata pun telah menggenapi dengan iman perkataan Yesus, sang Imam Agung itu. "Sudah selesai!" 

Ihwal kematian, pujangga asal Libanon, Kahlil Gibran melukiskan dengan kata-kata indah berikut ini. 

"Ratap tangis oleh karena kematian manusia di Bumi, sesungguhnya adalah pesta meriah para malaikat di Surga." 

Adik terkasih Romo Vincent, beristirahatlah dalam damai dan kasih Tuhan. (dion db putra)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes