Menikmati Final Kepagian



Catatan Sepakbola Dion DB Putra
Cristiano Ronaldo

POS-KUPANG.COM- Kemenangan attacking football. Dunia masih menjunjung tinggi sepakbola menyerang yang menghibur, memuaskan dahaga dan meneguhkan cabang olahraga ini tetap terpopuler di masa depan. Begitu secuil simpul atas hasil fase grup Piala Dunia 2018 yang rampung tersaji Kamis 28 Juni 2018.

Total sudah 48 pertandingan yang dimainkan dari delapan grup. Tercipta sebanyak 122 gol atau rata-rata 2,54 per pertandingan. Sangat produktif! Hanya ada satu laga yang berakhir tanpa gol yakni Prancis vs Denmark di Grup C.

Rekor Piala Dunia pun terpecahkan. Terjadi 24 tendangan penalti. Ini meruntuhkan rekor Piala Dunia 1990, 1998, dan 2002 dengan 18 penalti dalam satu kali penyelenggaraan. Jumlah penalti bakal bertambah mengingat Piala Dunia 2018 masih panjang jalannya. Dan, sampai catatan ini ditayangkan, penyerang Inggris Harry Kane memimpin daftar top scorer dengan koleksi lima gol.

Babak 16 besar Piala Dunia 2018 yang mengusung sistem gugur mulai bergulir di penghujung Juni. Prancis bersua Argentina, Uruguay menantang Portugal. Banyak yang bilang inilah partai final kepagian. Pertemuan dini yang menuntut satu di antara mereka harus pulang lebih awal.

Bisa Prancis, bisa juga Argentina. Demikian pula nasib yang sama akan melanda Uruguay dan Portugal. Hanya pemenang boleh meraih satu kursi di perempatfinal. Juara Eropa 2016 agak mencemaskan. Portugal cenderung muram,

Ketika menahan Spanyol, orang kagum pada Portugal. Tapi melawan Maroko dan Iran, sang jenderal Cristiano Ronaldo kehilangan kreativitas termasuk gagal cetak gol penalti yang bikin dunia medsos menyamainya sebagai Miss Penalty bersama Lionel Messi. Tren Portugal menurun. Ini yang bikin galau para pemujanya.

Uruguay luar biasa. Sapu bersih tiga kemenangan di penyisihan. Luis Suarez – Edinson Cavani adalah duet bomber paling asyik saat ini. Kerja samanya apik. Tidak egois. Saling melayani di kotak penalti demi kejayaan Uruguay.

Negara pemegang dua gelar Piala Dunia tersebut dalam posisi dapat menekuk tim mana pun. Masalah mereka hanya satu, over percaya diri dan sedikit merasa inferior bila menghadapi tim-tim papan atas dunia dari konfederasi Eropa. Jika Luis Suarez dkk konsisten menjaga irama selama babak penyisihan grup, mereka pantas meraih satu tempat di babak delapan besar.

Oscar Tabarez merupakan pelatih bertangan dingin penuh kharisma. Meladeni Portugal yang berencana mencetak gol cepat di paruh pertama, sangat mungkin Tabarez buka jurus dalam skema 4-3-3.

Starting line up tak akan jauh dari komposisi Fernando Muslera, Guillermo Varela, Diego Godin, Jose Gimenez, Martin Caceres, Carlos Sanchez, Rodrigo Bentancur, Matias Vecino, Cristian Rodriguez, Luis Suarez dan Edinson Cavani.

Rodriguez yang rajin dan lincah bergerak pindah area akan sedikit didorong menjadi tandem Suarez dan atau Cavani manakala satu dari mereka mendapat kepungan bertubi Portugal di bawah komando Pepe.

Di kubu Portugal Pelatih Fernando Santos masih mengandalkan Cedric Soares, Pepe, Jose Fonte dan Raphael Guerreiro mengawan lini pertahanan demi menopang William Carvalho, Joao Moutinho, Bruno Fernandes dan Bernardo Silva di tengah. Pada akhirnya melayani sang maestro Cristiano Ronaldo untuk mencetak skor kemenangan.

Duel ini paling menjanjikan nihilnya adu penalti sebagai hakim terakhir karena kedua tim bakal bermain terbuka dan mencari target menang dalam waktu normal.

Kalau sampai berakhir adu tendangan penalti berarti sudah berurusan dengan nasib baik. Boleh jadi CR7 gagal eksekusi lagi atau bahkan Suarez dan Cavani harus menderita karena kegagalan cetak gol dari titik putih.

***

SEBELUM Portugal vs Uruguay, penggemar bola sejagat malam ini lebih dulu menikmati big macth dua negara yang sama-sama pernah meraih trofi World Cup yaitu Prancis melawan Argentina. Keduanya pun mewakili kiblat utama sepakbola yaitu Eropa vs Latin Amerika.

Jorge Sampaoli boleh jadi membuka langkah strategi dalam racikan klasiknya 4-4-2, Pilar pertahanan masih dihuni Nicolas Tagliafico, Nicolas Otamendi, Gabriel Mercado dan sang pahlawan Marcos Rojo.

Di blok tengah akan bertumpu pada kelincahan Angel Di Maria atau Maximiliano Meza, Enzo Perez atau Cristian Pavon 61, Javier Mascherano dan Ever Banega. Mereka diharapkan rajin menyodorkan umpan-umpan manis buat Gonzalo Higuain dan Lionel Messi.

Pelatih Prancis Didier Deschamps tidak jauh dari taktiknya menggabungkan 4-4-2 dan 4-2-3-1 manakala dalam tekanan lawan. Lucas Hernandez, Presnel Kimpembe, Raphael Varane dan Djibril Sidibe di belakang.

Di tengah ada Steven Nzonzi, N'Golo Kante, Thomas Lemar. Dan, demi menjebol gawang Argentina, Prancis andalkan Antoine Griezmann, Ousmane Dembele dan Olivier Giroud.

Ingat Tim Tango mendadak kangen Diego dan merindukan Armando. Argentina membutuhkan pemain jenius yang mendekati Diego Armando Maradona agar bisa memperpanjang asanya di Piala Dunia.

Demikian harapan publik Argentina melihat kiprah Messi dkk yang mendebarkan jantung di Rusia 2018. Saat kualifikasi pun rakyat Argentina sudah gemas pada tim kesayangan mereka. Timnas Argentina lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 dengan hanya menempati posisi ketiga pada klasemen kualifikasi zona Conmebol.

Di fase penyisihan grup capaian Lionel Messi Cs pas-pasan. Hampir saja Argentina gagal lolos. Tapi itu sudah cerita lalu. Faktanya Argentina sudah di babak 16 besar dan grafiknya mulai menanjak. Pemuja Tango memang berharap Messi memberi yang terbaik tahun ini setelah gagal pada tiga laga final turnamen bergengsi sebelumnya.

Lionel Messi dkk gagal di Copa America 2015, Copa Americe Centenario serta final Piala Dunia 2014 melawan Jerman. Rusia 2018 merupakan kesempatan terakhir bagi Messi membela timnas Argentina dalam usia emas seorang pesepakbola. *
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes