Fans Argentina
Catatan Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA - Pesta pora sudah terlihat di Buenos Aires, 13 Desember 2022. Padahal timnas Argentina belum mendapat apapun dari pesta bola Qatar 2022. Trofi juara masih jauh.
Dalam tayangan video yang beredar luas maupun laporan televisi, pada hari Selasa itu, ratusan ribu orang Argentina menyemut di kawasan Obelisk, jantung ibu kota Buenos Aires.
Mereka berdendang berdansa. Bersukaria merayakan keberhasilan Lionel Messi dan kawan-kawan menang 3-0 atas Kroasia di semifinal Piala Dunia Qatar 2022.
Argentina yang tersandung malu pada laga perdana melawan Arab Saudi, akhirnya lolos ke final.
Sukacita mencabik langit negeri Tango. Senyum bergulung-gulung menembus hingga pelosok terjauh negara terluas kedelapan di dunia tersebut.
Ratusan ribu warga Buenos Aires berjingkrak ria. Gembira tak terkira, sepak bola menghibur mereka di tengah krisis ekonomi yang mencekik.
Ya, laporan media termasuk kantor berita ternama AP dan Reuters, terang menyebut sukses tim nasional sepak bola Argentina sejauh ini di Piala Dunia 2022 membuat rakyat negeri Latin Amerika tersebut melupakan sejenak beban hidup.
Dari 47 juta penduduk Argentina (2022), jumlah warga miskin masih di atas angka 20 persen dari total populasi. Tergolong tinggi.
Mengutip laporan kompas.id pada 17 Desember 2022, kondisi dalam negeri Argentina tidak sedang baik-baik saja.
Setahun terakhir, inflasi komoditas barang dan jasa di negara yang bertetangga dengan Brasil itu menyentuh angka 88 persen. Belum ada sinyal inflasi bakal melambat.
Dalam kondisi sulit dan inflasi, hanya sebagian kecil rakyat Argentina yang mampu terbang ke Qatar untuk mendukung Albiceleste secara langsung di dalam stadion.
Maklum, harga tiket menonton satu pertandingan di Qatar 2022 sangat mahal buat kantong kebanyakan warga Argentina.
Sekadar misal, untuk duel final Argentina vs Prancis, misalnya, harga tiket termurah saja menembus angka Rp 9 juta.
Menurut lembaga statistik INDEC, indeks harga di Argentina melesat 6 persen, hanya selama November 2022.
Pada akhir tahun seperti saat ini, kehidupan terasa ngeri di Argentina lantaran rakyat dihantui harga bahan pokok menjulang di tengah festival Natal dan Tahun Baru.
Pada akhir tahun, rakyat berteriak karena harga bahan bakar minyak (BBM) biasanya naik diikuti harga kebutuhan pokok.
Mereka akan berunjuk rasa di jalan. Buruh mengancam mogok dengan tuntutan kenaikan upah dan bonus untuk mengatasi inflasi.
Membasuh duka
Dalam kepungan badai ekonomi, hanya sepak bola yang mampu menghibur rakyat Argentina atau sekurang-kurangnya sejenak mengalihkan perhatian mereka dari derita.
Itulah sebabnya ratusan ribu orang membanjiri kawasan Obelisk 13 Desember 2022 saat Lionel Messi dkk lolos ke final Piala Dunia 2022.
Begitulah pesona sepak bola di Argentina yang sejak lama dipandang lebih penting daripada segalanya.
Sepak bola menyajikan peran unik laksana sihir. Sepak bola membasuh duka menjadi sukacita rakyat.
Mirip Brasil, kenangan kolektif warga dunia yang paling kuat tentang Argentina pastilah sepak bola. Bola ya Argentina. Argentina identik sepak bola.
Tuan dan puan bayangkan bagaimana kalau Argentina akhirnya keluar sebagai juara Piala Dunia 2022? Pesta di seluruh penjuru negeri Argentina bakal meledak hebat.
Trofi juara Piala Dunia 2022 akan membawa kebahagian bagi rakyat Argentina. ”Dalam perspektif moral untuk memberikan hal yang berarti bagi rakyat Argentina, kami amat menginginkan timnas menjadi juara (Piala Dunia). Rakyat benar-benar perlu diberikan kesenangan,” ujar kata Menteri Ketenagakerjaan Argentina, Kelly Olmos.
Tentu saja kesenangan sepak bola tidak abadi. Pesta juara pun tak mungkin menguburkan realitas sosial di altar kehidupan manusia yang amat kompleks, termasuk krisis ekonomi di Argentina sekarang.
Akan tetapi, sekurang-kurangnya sukacita bola menghadirkan kegembiraan yang bisa terus abadi dalam memori manusia yang menggemarinya.
Hampir sebulan terakhir, sejak Qatar menari bersama si kulit bundar 20 November 2022, sepak bola niscaya sempat menghadirkan senyum dan tawa di bibir Anda bukan?
Demikianlah tujuan utama olahraga terpopuler sejagat ini. Sepak bola mesti hadir membawa kebahagiaan, bukan sebaliknya tragedi dan air mata kematian.
Kapan sepak bola Indonesia membasuh duka, setidaknya duka tragedi Kanjuruhan Malang yang kian sayup terdengar? *
Sumber: Tribun Lombok