Argentina juara Piala Dunia 2022
Catatan Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM - Pesta sepak bola hampir sebulan penuh di negara Teluk berakhir mengesankan. Lusail memamerkan laga final terbaik sepanjang sejarah.
Sebagai jurnalis yang doyan menulis olahraga khususnya sepak bola, saya beruntung tidak melewatkan pertandingan final Piala Dunia sejak USA 1994. Setidaknya melalui siaran langsung televisi.
Final Qatar 2022 merupakan edisi kedelapan. Final yang paling mengesankan. Bagi saya tak ada final FIFA World Cup sejak 1994 yang lebih menggetarkan hati dibandingkan duel Argentina vs Prancis di Lusail hari Minggu 18 Desember 2022.
Mungkin tuan dan puan berpendapat senada. Bisa dibilang inilah satu di antara sedikit laga final Piala Dunia terbaik sejak kompetisi ini bergulir di Uruguay 1930.
Final Piala Dunia 1994 sangat monoton hingga Brasil menang untung-untungan atas Italia lewat adu penalti 3-2.
Roberto Baggio menangis karena dewi fortuna menjauh dari tim Gli Azzurri yang tampil lebih apik sejak fase penyisihan grup.
Final empat tahun berikutnya di Kota Paris yang romantis, Brasil begitu tak berdaya melawan Zinedine Zidane dan kawan-kawan di babak final Piala Dunia 13 Juli 1998.
Prancis menang telak 3-0. Brasil laksana macan ompong. Zidane mencetak dua gol dan satu gol persembahan Emanuel Petit.
Tanggal 30 Juni 2002, tim nasional Brasil meraih trofi kelima Piala Dunia setelah menumbangkan Jerman 2-0 di final.
Si gigi kelinci Ronaldo Luís Nazário de Lima memborong gol Brasil menit ke-67 dan 79. Final tanpa drama menegangkan.
Babak final Piala Dunia 2006 antara Italia vs Prancis di Stadion Olimpiade Berlin lebih tak elok lagi. Final brutal dan tak sedap dipandang mata.
Selain ternoda tandukan Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi, duel selama 120 menit yang berakhir 1-1 jauh dari menghibur. Italia akhirnya meraih trofi keempat Piala Dunia setelah menang adu penalti 5-3.
Final Piala Dunia 2010 dan Piala Dunia 2014 setali tiga uang. Hanya tercipta satu gol dalam pertandingan yang membosankan penonton selama dua jam.
Pada 12 Juli 2010 di Afrika Selatan, Spanyol meraih trofi pertama Piala Dunia setelah membekuk Belanda 1-0 lewat gol Andres Iniesta menit ke-116.
Situasi serupa terulang empat tahun kemudian di Brasil saat Jerman bersua Argentina di final 14 Juli 2014.
Jerman mengemas trofi keempat Piala Dunia -- menyamai rekor Italia -- setelah menang 1-0 atas Tim Tango hasil sontekan Mario Gotze pada menit ke-113.
Empat tahun silam di Rusia 2018 jauh lebih atraktif. Tercipta enam gol dalam waktu 90 menit saat Prancis mengubur mimpi Kroasia 4-2.
Dalam pertandingan di Stadion Luzhniki, Moskow 15 Juli 2018, Kylian Mbappe menyumbang satu gol untuk Prancis di menit ke-65.
Gol Les Bleus lainnya dicetak Paul Pogba menit ke-59, Antoine Griezmann menit ke-38 (penalti) dan gol bunuh diri pemain Kroasia, Mario Mandzukic menit ke-18.
Adapun dua gol balasan Kroasia persembahan Ivan Perizic (18) dan Mario Mandzukic menit ke-69.
Final di Lusail hari Minggu 18 Desember 2022 tidak hanya aktraktif. Pemain Argentina dan Prancis menari-nari, memaksa penonton tak berkedip matanya selama 120 menit.
Kedua tim mencetak gol seperti berbalas pantun. Argentina unggul lebih dulu 2-0 di babak pertama. Disamakan Prancis menjadi 2-2 saat laga tersisa 10 menit.
Di babak extra time Argentina kembali unggul 3-2 kemudian buyar hanya dua menit menjelang wasit meniup peluit panjang.
Adu penalti menjadi pilihan akhir. Di titik ini Lionel Messi dan kawan-kawan lebih siap mental dan fisik. Mereka menang 4-2.
Tim nasional Argentina sukses meraih trofi ketiga Piala Dunia setelah 1978 dan 1986. Karier sang kapten, Lionel Messi pun sempurna.
Gelar Piala Dunia 2022 membawa Lionel Messi berada di puncak dunia dan abadi sebagai seorang pesepak bola terbaik dalam sejarah bola.
Boleh jadi tidak lama lagi Lionel Messi akan pensiun dari tim nasional. Trofi Piala Dunia 2022 menjadi warisan kekal bagi tanah air yang dicintainya, Argentina.
Bagi La Pulga, julukan Lionel Messi, juara Piala Dunia 2022 merupakan trofi ke-39 selama karier profesionalnya yang menawan sejak usia belia. Semua simbol terbaik di ladang sepak bola sejagat sudah dia raih.
Lionel Messi layak disanjung lebih baik daripada pemain seangkatannya asal Portugal, Cristiano Ronaldo yang kandas bersama timnya di babak perempat final melawan Maroko.
Menguap dalam 60 detik
Pelatih Prancis Didier Deschamps membuka pertarungan final di Stadion Lusail lewat skema klasik 4-3-3.
Di lini belakang dia menempatkan Jules Kounde, Raphael Varane, Dayot Upamecano dan Theo Hernandez.
Antoine Griezmann mengkoordinir lini tengah bersama Aurelien Tchouameni, Adrien Rabiot, dan Ousmane Dembele. Olivier Giroud dan Kylian Mbappe berduet di depan.
Deschamps menampilkan Prancis yang ekstra hati-hati sebagaimana cara mereka menghabisi Inggris dan Maroko di perempat final dan semifinal.
Pasukan Si Biru cenderung menanti Argentina masuk menyerang terlebih dahulu.
Sebaliknya tim asuhan Lionel Scaloni dalam skema 4-4-2 tidak mengubah wajah eloknya yang agresif. Scaloni secara mengejutkan menurunkan Angel Di Maria sejak menit awal.
Di pilar pertahanan formasi paten yaitu kuartet Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, dan Nicolas Tagliafico.
Rodrigo De Paul, Enzo Fernandez dan Alexis Mac Allister bergerilia di blok tengah bersama Angel Di Maria. Tugas mereka mendukung Lionel Messi dan Julian Alvarez.
Messi memimpin Argentina membungkam Prancis. Pemain bernomor punggung 10 itu membuka keran gol dari titik penalti pada menit ke-23. Sepakan 12 pas adalah hadiah bagi Argentina setelah Di Maria dilanggar dalam kotak terlarang.
Itu merupakan gol penalti keempat Lionel Messi di Piala Dunia 2022 dari lima kesempatan. Lionel Messi mengakhiri pesta bola Qatar 2022 dengan koleksi tujuh gol.
Messi juga berperan saat tercipta gol kedua Argentina dari kaki Angel Di Maria pada menit ke-36.
Lionel Messi menginisiasi transisi serangan La Albiceleste melalui operan satu sentuhan kepada Julian Alvarez di tengah lapangan.
Alvarez memberikan umpan manja kepada Di Maria yang dengan mudah mengecoh kiper Hugo Lloris. Tertinggal dua gol, Didier Deschamps merepons lewat pergantian dua pemain sekaligus pada menit ke-41.
Ousmane Dembele diganti Randal Kolo Muani dan Marcus Thuram masuk menggantikan posisi Olivier Giroud. Argentina unggul 2-0 hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, Argentina tetap mendominasi jalannya pertandingan. Mereka terus menggempur untuk menambah gol.
Saat pertandingan tersisa 10 menit dan orang mulai berpikir Argentina menang, bintang Prancis Kylian Mbappe mengubah jalan cerita. Drama menegangkan berawal dari sini.
Keunggulan Argentina menguap ke langit Lusail hanya dalam waktu 60 detik di penghujung babak kedua.
Kylian Mbappe memborong dua gol pada menit ke-80 dan ke-81. Pendukung Prancis yang diam seribu bahasa sontak berdendang ria.
Gol pertama Mbappe dari titik putih. Gol kedua tercipta begitu indah hasil tembakan anak muda berusia 23 tahun itu jarak dekat yang membuat Emiliano Martinez meringis.
Drama terulang di masa perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Lionel Messi memperlihatkan kelas kebintangannya saat dia mencetak gol pada menit ke-108. Argentina unggul 3-2.
Namun, keunggulan tersebut menguap lagi 120 detik menjelang wasit berkepala plontos asal Polandia, Szymon Marciniak meniup peluit akhir.
Kylian Mbappe mencetak hattrick. Dia kembali mengukir dari titik penalti. Skor imbang 3-3.
Ketegangan tidak hanya memuncak di Stadion Lusail. Dunia ikut berdebar menanti siapa pemenang pesta Qatar 2022.
Kemenangan Argentina berkat sukses empat eksekutor penalti, yaitu Lionel Messi, Paulo Dybala, Leandro Paredes, dan Gonzalo Montiel.
Prancis hanya menghasilkan gol melalui Kylian Mbappe dan Randal Kolo Muani. Sedangkan Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal menjebol gawang Martinez.
Kylian Mbappe luar biasa. Tiga dari empat golnya malam itu ke gawangArgentina dia cetak dari titik penalti. Dia tampil begitu dingin, tenang dan meyakinkan.
Benar-benar seorang bintang bola yang sudah merasakan trofi juara Piala Dunia dalam usia masih 18 tahun.
Tak pelak lagi Lionel Messi dan Kylian Mbappe adalah pemimpin orkestra final Piala Dunia 2022. Dua bintang beda usia yang sungguh memukau dunia.
Legenda Inggris Alan Shearer memuji. "Terima kasih Messi dan Mbappe. Argentina terus berjuang, mentalitas Prancis yang terus yakin mengejar ketingggalan. Sungguh luar biasa," kata Alan Shearer.
Gelar Piala Dunia 2022 itu terasa lebih manis karena Lionel Messi kini sejajar dengan Mario Kempes dan Diego Maradona, dua bintang sepak bola Argentina 1978 dan 1986.
Karier Lionel Messi bersama La Albiceleste malah lebih sempurna daripada dua pendahulunya lantaran telah menghadirkan trofi Piala Dunia U20, Copa America, Piala Dunia, serta medali emas Olimpiade.
Messi yang telah menjalani lima Piala Dunia (2006, 2010, 2014, 2018, 2022) kini mengoleksi 12 gol dan tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Argentina di turnamen terakbar.
Pemain kelahiran Kota Rosasio, Argentina, 35 tahun lalu ini penampilan terbanyak di Piala Dunia dengan 26 laga yang melampaui legenda Jerman, Lothar Matthaus.
Messi juga menjadi pemain pertama di Piala Dunia yang mengkreasikan 20 gol (12 gol dan delapan asisst). Dia melewati rekor Miroslav Klose (16 gol dan tiga asisst) dan Ronaldo Nazario (15 gol dan empat asisst).
Sukacita Natal dan Tahun Baru
Sukses Argentina di Piala Dunia 2022 sungguh membawa kebahagiaan bagi rakyat Argentina yang kini terjerat krisis ekonomi. Setidaknya mereka boleh merayakan sukacita menjelang Natal dan Tahun Baru.
Sukacita tersebut tersembul indah antara lain terlihat di kawasan Obelisk, jantung ibu kota Buenos Aires, pada hari Minggu 18 Desember 2022.
Manusia menyemut di sana. Laporan media menyebutkan, jutaan warga Argentina memadati jalanan ibu kota Buenos Aires begitu Argentina menang 4-2 dalam adu penalti.
Di Rosario, kampung halaman Messi dan Angel Di Maria, para penggemar tim saingan Newell's Old Boys dan Rosario Central mengubur perbedaan mereka pada level klub. Mereka sama-sama merayakan kemenangan.
"Tim nasional menyatukan semua orang. Bisa dilihat penggemar Central dan Newell berpelukan dan bernyanyi. Itu hal terindah yang pernah ada," kata Nahuel Cantero (21), seorang warga setempat.
Para pemain tim nasional Argentina dijadwalkan tiba di Argentina, Senin malam waktu setempat, 19 Desember 2022.
Rangkaian perayaan dan parade sudah menanti kepulangan para pahlawan itu pada Selasa 20 Desember 2022.
Bagaimana Prancis? Tentu saja kekalahan di final melawan Argentina sangat menyakitkan Hugo Lloris dan kawan-kawan.
Si Biru gagal mempertahankan gelar juara yang sudah di depan mata gara-gara tidak semua algojo penalti siap menanggung tekanan mental.
Apapun hasil akhir final Piala Dunia 2022, dunia bersyukur memiliki anak bola jenius dan rendah hati seperti Messi dan Mbappe.
Kalaupun Messi pensiun, dunia tak perlu galau dan baper. Toh sudah ada Mbappe yang kepiawaiannya nomor wahid. Masa depannya di ladang bola masih panjang amat.
Begitulah hukum alam. Anak bola selalu lahir di zamannya. Messi pergi datanglah Mbappe.
Salut untuk Messi dan Mbappe, dua sahabat di klub Paris Saint-Germain. Terima Argentina dan Prancis yang telah menghibur dunia.
Danke, sepak bola! (*)
Sumber: Tribun Lombok