Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) agaknya tidak asing lagi dengan jagung titi. Makanan khas ini dihasilkan masyarakat beberapa daerah di NTT terutama di sebagian Pulau Flores, Adonara, Solor, Lembata dan Alor. Namun, kuliner jagung titi yang paling terkenal berasal dari Kabupaten Flores Timur (Flotim). Jagung titi bahkan telah menjadi semacam ikon daerah tersebut. Cita rasa jagung titi asal Flotim memang menggoda lidah.
Proses pembuatan jagung titi di Flotim masih berlangsung secara manual. Jagung disangrai hingga setengah matang menggunakan periuk tanah (tembikar) kemudian ditempah (dipukul) dengan batu sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Jagung dipukul sampai pipih atau menyerupai emping.
Jagung titi dianggap berkualitas tinggi bila rasanya gurih. Umumnya masyarakat Flotim memilih bahannya dari jagung pulut warna putih. Jagung tidak hanya disangrai hingga setengah matang baru dipukul, tapi membutuhkan insting untuk memastikan jagung itu sudah pas "dititi" atau belum.
Biasanya proses pembuatan jagung titi berlangsung di dalam pondok atau rumah khusus. Namun, ada juga yang dilakukan di atas tungku yang dipakai untuk keperluan memasak makanan sehari-hari di rumah atau di pondok kebun.
Bagi masyarakat setempat jagung titi umumnya dinikmati sebagai sarapan pagi, makanan kecil saat menjamu tamu (jajanan) atau sebagai bekal dalam suatu perjalanan jauh. Salah satu keistimewaan jagung titi adalah bertahan lama asalkan ditempatkan pada wadah yang kering.
Jika Anda berkunjung ke Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur, tidak sulit mendapatkan oleh-oleh jagung titi. Makanan khas Flotim tersebut dijual para pedagang di beberapa tempat umum seperti Pasar Inpres Larantuka, Pelabuhan Larantuka serta Pelabuhan Penyeberangan Kapal Feri di Kelurahan Waibalun.
Jagung titi merupakan hasil olahan industri rumah tangga di Flores Timur yang cukup konsisten diusahakan masyarakat setempat. Pekerja utama adalah kaum perempuan. Bagi sebagian masyarakat Flotim khususnya di Pulau Adonara, usaha ini tidak lagi sekadar sampingan. Hasil penjualan jagung titi malah menjadi pendapatan utama bagi keluarga sehingga mereka menekuni usaha tersebut dengan sungguh-sungguh.
Soal branding jagung titi Flores Timur sudah lumayan terkenal, setidaknya untuk konteks regional NTT. Satu sisi yang kurang adalah kita masih sulit mendapatkan jagung titi di luar Flores Timur. Di Kota Kupang, misalnya, tidak mudah pula bagi penggemar wisata kuliner mendapatkan jajajan ini. Itu berarti pasar jagung titi masih sangat terbatas.
Demikian pula kemasannya masih seadanya saja sehingga tidak cukup menarik. Dari sisi kemasan, jagung titi masih kalah jauh dibandingkan emping jagung yang juga diproduksi industri rumah tangga di NTT. Tentu saja ini menjadi catatan kritis bagi pemerintah kabupaten Flores Timur yang sejak lama banggakan jagung titi sebagai ikon kuliner daerah tersebut. *
Sumber: Pos Kupang 7 Juli 2015 halaman 4