Neil Armstrong (afp) |
Armstrong yang dikenal lewat ungkapan "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind" ini dikenal sebagai pahlawan Amerika Serikat bersahaja, dan dengan rendah hati menyampaikan dirinya hanya melakukan tugas saat berhasil mendarat di bulan.
Saat Armstrong menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969, ia memenuhi harapan Presiden John F Kennedy, delapan tahun sebelumnya, yakni menjadikan AS sebagai negara pertama yang mengirimkan orang ke bulan.
"Walau kita menangisi kepergian orang yang sangat baik, kita juga merayakan hidupnya yang luar biasa dan berharap ia menjadi teladan bagi anak muda di seluruh dunia untuk bekerja keras membuat impian mereka menjadi kenyataan, bersedia untuk mengeksplorasi dan mendorong batas-batas mereka, dan tanpa pamrih melayani tujuan yang lebih besar dari diri mereka sendiri," ungkap keluarga Armstong, Sabtu (25/8/2012).
Neil Armstrong, Edwin Aldrin dan Michael Collins (afp) |
"Setiap kali saya memandang bulan, saya teringat ketika lebih dari empat dekade lalu, ketika saya menyadari bahwa meskipun kami berada jauh dari bumi, kami tidak sendiri," kata Aldrin.
"Secara kasat mata, seluruh dunia bersama kami dalam perjalanan itu. Saya tahu, saya dan jutaan orang lain berduka cita atas meninggalnya pahlawan sejati Amerika dan pilot terbaik yang saya kenal," lanjut Aldrin.
Aldrin berharap, dia, Armstrong, dan Collins bisa berkumpul pada 2019 untuk perayaan 50 tahun misi Apollo 11. "Sayangnya, itu tidak akan terjadi. Yang jelas, semangat Neil hadir di sana," lanjutnya.
Duka cita yang sama diungkapkan Michael Collins. "Dia yang terbaik, dan saya akan sangat merindukannya," katanya.
20 Juli 1969, Bulan |
"Mereka mengangkasa untuk menunjukkan pada dunia bahwa semangat Amerika jauh melampaui yang sepertinya tak terbayangkan hal itu dengan dorongan dan kecerdasan apapun menjadi mungkin. Dan ketika Neil menginjakkan kaki di permukaan bulan untuk kali pertama, dia menunjukkan momen prestasi manusia yang tidak akan terlupakan," kata Obama.
Semasa hidupnya, dengan keberhasilan pendaratan di bulan, dia berhasil mewujudkan mimpi AS untuk menjadi negara pertama yang mengirimkan manusia ke bulan. Meski demikian, pendaratan di Bulan selain selalu diperdebatkan kebenarannya, juga menyisakan kontroversi.
Salah satu misteri yang masih tersisa adalah apa yang dilihat Armstrong selama berada di permukaan bulan. Misteri ini muncul sebab saat ada di bulan, ada jeda komunikasi sepanjang dua menit. Pihak NASA mengungkapkan, jeda itu terjadi karena salah satu kamera mengalami overheating.
Neil, Edwin, Collins bersama Barack Obama (afp) |
Dokumen bocoran dari NASA mengatakan bahwa sebab hal itu adalah adanya benda lain. Ada dua pesawat luar angkasa lain, tak diketahui milik siapa, yang mengawasi misi pendaratan Apollo 11. (washington post/afp/kompas)
Menolak Jadi Senator
NEIL Armstrong adalah sosok gigih. Semasa remaja, dia menggunakan uang hasil dari bekerja sambilan untuk mengambil kursus terbang. Ia bahkan berhasil mengantongi izin pilot sebelum mendapat izin mengemudi mobil.
Saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Armstrong dikenal unggul dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan dan matematika. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia memperoleh beasiswa dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University, Indiana, tahun 1947.
Meski demikian, ia sempat meninggalkan bangku kuliah untuk menjadi pilot Angkatan Laut dan ikut dalam misi pertempuran di Perang Korea. Usai perang, Armstrong pun kembali melanjutkan pendidikannya di Purdue University dan lulus pada tahun 1955 dengan gelar teknik penerbangan.
Pada tahun 1958, Armstrong bergabung dengan National Advisory Committee on Aeronautics (NACA), yang berubah nama menjadi NASA pada tahun 1958. Armstrong menghabiskan waktu tujuh tahun di stasiun high-speed flight NACA di pangkalan Angkatan Udara Edwards, California.
Di tempat itulah, ia dinobatkan sebagai pilot penguji terbaik di dunia. Pada tahun 1962, Armstrong pun terpilih sebagai salah seorang astronot NASA. Ia ditunjuk sebagai command pilot (penanggung jawab utama dari suatu misi penerbangan) dalam misi Gemini 8 dan command pilot cadangan saat misi Gemini 11.
Neil, istrinya Janet dan anak mereka Eric dan Mark (1969) |
Setelah misi tersebut, Armstrong dipercaya menjabat sebagai Deputy Associate Administrator bidang aeronautika (ilmu penerbangan) di kantor pusat NASA, Washington D.C. Ia bertanggung jawab dalam hal koordinasi dan pengelolaan seluruh penelitian dan teknologi yang terkait dengan aeronautika di NASA.
Meski demikian, Armstrong meninggalkan NASA satu tahun setelah misi Apollo 11 dan memilih menjadi profesor teknik aerospace di University of Cincinnati. Ia menjadi profesor selama 1971-1979. Antara tahun 1982-1992, Armstrong dipercaya menduduki Ketua Computing Technologies for Aviation, Inc.di Charlottesville.
Semasa hidupnya, Armstrong juga pernah menjadi anggota National Academy of Engineering and the Academy of the Kingdom of Morocco, anggota Komisi Nasional Luar Angkasa pada tahun 1985-1986, Ketua Komite Penasihat Presiden untuk Korps Perdamaian pada tahun 1971-1973. Pada tahun 1986, Armstrong juga sempat bertugas di komisi presiden untuk menyelidiki penyebab meledaknya pesawat ulang-alik Challenger.
Seperti beberapa mantan astronot lainnya, Armstrong diajak bergabung sejumlah kelompok politik di AS. Namun, berbeda dari mantan astronot, John Glenn dan Harrison Schmitt yang menjadi senator AS, Armstrong justru menolak seluruh tawaran tersebut.
Armstrong yang jarang tampil di depan publik kembali menjadi sorotan setelah bersaksi dalam sidang dengar pendapat kongres beberapa tahun lalu. Untuk diketahui sidang tersebut membahas tentang penolakan terhadap rencana Presiden AS Barack Obama membeli wahana dari negara dan perusahaan lain untuk mengangkut astronot AS dari dan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. (kompas/viva/berbagai sumber)
Sumber: Tribun Manado 27 Agustus 2012 hal 1
Baca juga
Pesan Keluarga Neil Armstrong untuk Dunia
Fly Me to the Moon
Neil Armstrong, Bulan, dan Mars
Apakah Armstrong Berbohong?