Edelweis buat Jakob Oetama

Jakob Oetama meniup lilin ulang tahun ke-81, Kamis (27/9/2012)
PENYANYI tiga zaman Titiek Puspa, penyanyi keroncong Sundari Soekotjo dan putrinya Intan Soekotjo meramaikan peringatan hari ulang tahun ke-81 Jakob Oetama, pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas di Gedung Kompas Gramedia, hari Kamis (27/9/2012) pagi.

Titiek Puspa yang pada 1 November mendatang berusia 75 tahun, membawakan lagu "Edelweis", "Nasi Goreng" an "O My Papa", sedangkan Sundari Soekotjo berduet dengan putrinya Intan Soekotjo (21) membawakan antara lain "Stasiun Balapan", "Keroncong Kemayoran" dan "Keroncong Tanah Air".

Suasana gembira dan bahagia sangat terasa dalam peringatan HUT ke-81 Jakob Oetama, yang juga dihadiri CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo dan Wakil CEO KG Liliek Oetama, serta tamu undangan Ishadi SK dan Mien Uno.

Hadir juga sahabat-sahabat Jakob Oetama yaitu P Swantoro yang pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi, August Parengkuan, yang kini ditunjuk Pemerintah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Italia, St Sularto penulis biografi Jakob Oetama "Syukur Tiada Akhir" dan Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas. Hadir juga Pemimpin Redaksi Harian Kompas Rikard Bagun, Direktur Komunikasi Korporat Kompas Gramedia Widi Krastawan, serta sejumlah pimpinan unit di Kompas Gramedia dan para editor Harian Kompas.

Romo Sindhunata SJ memimpin doa dalam peringatan HUT ke-81 Jakob Oetama yang sederhana tersebut.

CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengutip pakar fengshui mengatakan, orang yang lahir pada tanggal 27 September adalah orang yang baik hati. "Pada umumnya orang yang gembira dan optimistis, gemar berkesenian terutama musik dan kesusasteraan. Konon orang yang lahir pada tanggal ini memperoleh banyak rezeki, terutama yang lahir pagi hari," papar Agung yang disambut gelak hadirin.

"Orang yang lahir pada 27 September sangat fokus dengan hasil yang akan dicapainya dan selalu ingin menjadi nomor satu, tidak ada istilah nomor dua. Juga serius menghadapi tantangan," lanjut Agung. Salah satu orang yang lahir pada 27 September dan tertua di dunia adalah Li Jing Yun dari China, yang berusia 256 tahun.

Mengutip salah seorang dokter, Agung menambahkan, mereka yang memiliki harapan hidup hingga 100 tahun dalam keadaan sehat dan sejahtera adalah orang-orang yang pandai bersyukur terhadap apa yang diterimanya. "Pak Jakob selalu mengajarkan kepada kita semua untuk selalu bersyukur. Selamat ulang tahun, Pak Jakob," kata Agung Adiprasetyo.

Jakob Oetama dalam sambutan singkatnya mengatakan, "Saya hanya bisa bersyukur dan berterima kasih. Saya suka berpikir, saya ini siapa dan asal saya dari mana. Tentu saya bisa menjadi begini karena berkat Yang di Atas. Tentu karena kita juga menjawab dan menyahut berkat tersebut."

Menurut Jakob Oetama, akhir-akhir ini, ia sering melakukan refleksi diri. "Salah satu yang saya syukuri adakah Kompas Gramedia sebagai Indonesia mini, yang pluralis, majemuk, yang bersinergi, yang saling melengkapi. (Kompas Gramedia) diberi berkah dan bisa melangkah maju. Ini yang setiap kali saya syukuri. Sekalipun kecil terbatas, namun (Kompas Gramedia) bisa memberikan kontribusi terhadap apa yang disebut jalan positif, bagaimana membangun negara ini. Tentu melalui jalan yang kita pilih, melalui media, buku, televisi," katanya.

Jakob Oetama meminta apa yang sudah dikerjakannya selama ini untuk dilanjutkan. "Karena ini sangat berguna bagi bangsa dan negara. Kita masih membutuhkan sikap positif. "Atas kebaikan Anda semua, saya hanya bisa berterima kasih," kata Jakob.

Jakob Oetama yang lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, adalah wartawan dan salah satu pendiri Surat Kabar Harian Kompas. Saat ini Jakob adalah Presiden Komisaris Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.

Jakob merupakan putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta.

Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956 dan berlanjut dengan mendirikan majalah Intisari tahun 1963 bersama P.K. Ojong. Pada 28 Juni 1965, bersama PK Ojong, Jakob mendirikan Harian Kompas yang dikelolanya hingga kini. Tahun 1980-an Kompas Gramedia makin berkembang pesat, terutama dalam industri komunikasi. Saat ini, Kompas Gramedia memiliki unit bisnis yang bergerak di bidang media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV sampai universitas. (*)

Sumber: Kompas.com

Baca juga

    Jakob Oetama Bangga August Parengkuan Jadi Duta Besar
    Jakob Oetama: Jadilah Saluran Melahirkan Manusia Cerdas
    Berbahagia Bersama Jakob Oetama
    Lebih Nyaman Berada di Antara Sesama Wartawan
    Jakob Oetama: Alm PK Ojong Peduli Sesama

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes