Mediatrix Mali |
Para penerima NTT Academia Award kali ini adalah Gerson Poyk untuk kategori Sastra dan Humaniora, Maria Mediatrix Mali untuk kategori Social and Policy Entrepreuner, Dr. I Wayan Mudita untuk kategori Science and Engineering dan Dr. Benedictus Mboi, MPh untuk kategori Lifetime Achievement.
Para penerima award ditentukan melalui beberapa tahapan yang dimulai sejak awal tahun 2012. Kandidat dijaring dari masyarakt NTT yang dinilai telah memenuhi kriteria-kriteria: relevansi karyanya bagi permasalahan dan pembangunan NTT, daya cipta dan inovasi, tingkat representasi dan pencitraan NTT, tingkat prestasi, visi penerima, serta inspirasi dari karya yang didapat. Calon penerima NTT Academia Award berasal dari petani, nelayan, mahasiswa, pelajar, akademisi, guru, seniman, wartawan, rohaniwan, filsuf, dan pihak manapun yang dengan caranya telah berkontribusi bagi akselerasi pembangunan NTT. Penentuan penerima penghargaan ini ditentukan melalui penjurian oleh tim yang terdiri dari Rm. Leo Mali, P. Budi Salean, Dr. Ermi Ndoen, dan Dr. Jonatan Lassa.
Sastrawan Indonesia asal NTT, Gerson Poyk dinilai layak menenerima penghargaan kategori Sastra dan Humaniora atas karya-karya jurnalistik dan sastra yang mengharumkan nama NTT tingkat nasional dan internasional. Sejak 1960-an sudah puluhan novel dan kumpulan cerpen yang telah ia tulis. Berbagai penghargaan bergengsi nasional dan internasional telah diraih diantaranya hadiah Adinegoro (1985 dan 1986), hadiah sastra ASEAN (1989), Sea Write Award (1989), Lifetime Achivement Award Kompas dan Anugerah Kebudayaan 2011 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Usaha Maria Mediatrix Mali yang menggerakkan jaringannya berhasil menggalang dana untuk memberantas malaria di Kab. Sikka-Flores melalui adavokasi dan penguatan kelompok masyarakat, baik di kalangan dasa wisma, kelompok basis umat dan sekolah-sekolah menghantarnya meraih penghargaan kategori Social and Policy Entrepreneur. Mediatrix berhasil mendatangkan ahli-ahli lingkungan dari Jerman untuk membantunya di Kabupaten Sikka. Ia juga melibatkan pengusaha, anggota brimob, polisi dan tentara dalam gerakan membuka genangan lagon yang menjadi sarang nyamuk anopheles serta memberantas jentik nyamuk di lagon-lagon yang luas dengan BTI (Bacylus Thuringensis Israelensis).
Dr. I Wayan Mudita dari Universitas Nusa Cendana - Kupang ditetapkan sebagai pemenang kategori Science dan Engineering atas dua jasa utamanya: Pertama, secara konsisten meneliti dan mengkomunikasikan persoalan bio-security dan hama penyakit tanaman khususnya pada Jeruk Citrus di pegunungan Timor Barat. Kedua, merintis penelitian terkait konservasi dan pengembangan Lontar di NTT. Riset PhD dari Dr. Mudita telah membuka mata berbagai kalangan bahwa masalah penyakit Huanglongbing (HLB) pada keberlanjutan produksi Citrus di pegunungan tinggi Timor Barat (terutama di Kabupaten TTS dan TTU) berakar pada kebijakan yang tidak berdasarkan pada evidence based.
Untuk kategori Lifetime Achievement, Dr. Benedictus Mboi, MPh yang adalah mantan Gubernur NTT dua periode (1978-1988) menerima penghargaan ini karena di tangan Benedictus Mboi, rakyat menyaksikan bahwa pemerintah dapat bekerja dan berhasil dalam berbagai sektor termasuk yang paling sulit seperti konservasi lingkungan dan hutan melalui program Operasi Nusa Hijau. Sosok Benedictus Mboi menjadi simbol harapan bagi rakyat tentang pentingnya pemerintah dan bahwa pemerintah dapat menjadi alat yang efektif dan efisien dalam membangun kesejateraan rakyat. Dr. Mboi adalah tokoh inspiratif ideal untuk para pemimpin NTT masa kini maupun calon pemimpin NTT masa mendatang ditengah kegersangan dan degradasi kualitas pemimpin NTT saat ini. (by Pither Yurhans Lakapu, Citizen Journalist)
Sumber: www.berita99.com
Semua Artikel tentang NTT Academia Award