Barnabas dan para kenshi NTT (2015) |
Pesan itu terjawab sejak tahun 1993 ketika para atlet kempo NTT mampu mengangkat nama dan martabat Flobamora di pentas olahraga kempo nasional, regional ASEAN dan Asia, bahkan dunia. Mantan Sekda Kabupaten Kupang ini mengenal kempo saat ia studi hukum pada Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga tahun 1971-1976. Barnabas terpilih sebagai atlet PON Provinsi Jawa Tengah pada PON tahun 1977 di Jakarta. Lalu di laga PON 1977, Barnabas mampu meraih medali perak dalam nomor randori beregu.
Pada bulan November 1977, Barnabas bertemu Gubernur NTT, El Tari, di Jakarta.
"Kebetulan waktu itu saya mendampingi kakak saya menjenguk Gubernur Bapak El Tari, yang sedang sakit ginjal di rumahnya di Cempaka Putih, Jakarta. Beliau minta saya kembali ke NTT karena sangat butuh tenaga sarjana untuk membangun NTT. Beliau juga menanyakan kepada saya mengapa sudah selesai kuliah sejak tahun 1976, tapi masih tetap tinggal di Salatiga," kata Barnabas mengenang.
Barnabas mengatakan kepada Gubernur El Tari bahwa ia masih tinggal di Salatiga karena terpilih sebagai atlet kempo mewakili Jawa Tengah pada PON 1977 di Jakarta.
"Beliau spontan meminta saya harus pulang ke NTT. Selain itu, beliau juga minta mengembangkan olahraga kempo di NTT. Biar kita miskin sumber daya alam, tetapi kita tidak boleh miskin prestasi. Dan, biar nanti NTT dikenal karena prestasi olahraganya. Kemudian beliau beri waktu dua hari untuk berpikir. Saya mengambil keputusan mengikuti imbauan Bapak Gubernur El Tari untuk membangun NTT. Beliau menitipkan nota ditujukan kepada Sekwilda Provinsi NTT agar saya diproses pengangkatan sebagai PNS. Lalu pada tanggal 1 Maret 1978 saya diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)," kata Barnabas.
Akhir bulan April 1978, Gubernur El Tari meninggal dunia. Rakyat Flobamora berduka. "Saat itu saya berikrar dan bertekad dalam hati untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan gubernur kepada saya agar NTT dikenal karena prestasi olahraganya, dan tidak hanya dikenal sebagai provinsi miskin. Untuk mewujudkan impian almarhum Gubernur El Tari, saya menyusun langkah strategis pengembangan olahraga kempo secara massal dan perkembangan jangka panjang di seluruh NTT (12 kabupaten pada waktu itu). Saat Gubernur El Tari meninggal, baru ada dojo (sasana) kempo di Kantor Direktur Sospol, di mana seorang Barnabas bekerja dengan 25 orang anggota," paparnya.
Adapun beberapa langkah strategis yang ditempuh Barnabas antara lain pengembangan kempo diutamakan di sekolah dan perguruan tinggi. Khusus untuk perguruan tinggi (Undana) rekrutmen anggota mengutamakan mahasiswa Fakultas Keguruan dari berbagai jurusan yang berasal dari 12 kabupaten di NTT kala itu. Tujuannya apabila selesai kuliah mahasiswa tersebut pasti jadi guru dan kembali ke daerah asal masing-masing dan diharapkan dapat mengembangkan kempo di sekolahnya secara berkelanjutan.
"Sistem rekrutmen anggota melalui sistem sel artinya setiap anggota yang naik tingkat diwajibkan merekrut lima orang di lingkungannya, baik itu di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja untuk dibina sampai anggota yang direkrut mengahayati dan mengamalkan falsafah dan motto kempo," kata Barnabas.
Menurut dia, strategi pendidikan kempo diarahkan pada pendidikan karakter sedangkan pendidikan beladirinya hanyalah sarana berhimpun untuk menanamkan disiplin diri yang tinggi. Disiplin merupakan kunci sukses dalam segala bidang kehidupan.
"Juga ditanamkan jiwa sportivitas dan kesatria, menanamkan semangat kerja keras, semangat berkompetisi, fair play, menanamkan jiwa kejujuran dan jiwa pantang menyerah serta semangat cinta tanah air, kemanusiaan dan persaudaraan sejati," tambahnya.
Pada tahun 1986 organisasi olahraga beladiri kempo sudah terbentuk di 12 kabupaten di Provinsi NTT. Setelah ada pemekaran kabupaten/kota maka organisasi olahraga kempo sudah terbentuk di 22 kabupaten/kota. Kempo menjadi satu-satunya cabang olahraga di NTT yang ada di 22 kabupaten/kota. Bahkan di Kota Kupang kempo ada di seluruh kelurahan (51 kelurahan). Di delapan kabupaten kempo ada di semua kecamatan, serta 13 kabupaten lainnya masih fokus pada ibukota kabupaten. (ferry ndoen)
Sumber: Pos Kupang 16 Januari 2016 halaman 1