Dari kiri: Pdt Sefnat, Noverius Nggili dan P Robert Ramone |
KUPANG, PK -- Tanam pohon, jagalah setiap tetes air karena air adalah sumber kehidupan. Cintai budaya sendiri agar dengan demikian kita dapat mencintai budaya orang lain. Dan, tapaleuk (jalan-jalan, Red) ke kampung mengurus ternak dengan dana sendiri bukan pekerjaan sia-sia.
Menenun masa depan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang lebih baik dimulai dari langkah-langkah kecil yang konkret semacam itu. Demikian sejumput benang merah pesan inspiratif dari tiga pemenang NTT Academia Award 2010 persembahan Forum Academia NTT (FAN) yang berlangsung di Taman Budaya NTT, Sabtu (18/12/2010) malam.
Ketiga pemenang pada masing-masing kategori yaitu kategori I bidang Sains dan Inovasi Keteknikan diraih Geng Motor iMuT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak) - Kupang. Karya: Inovator teknologi terapan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah industri rumah tangga menjadi biogas.
Pemenang Kategori II bidang Inovasi Pembangunan diraih Pdt. Sefnat Sailana, S.Th. Pendeta GMIT ini merupakan Motivator Pelestarian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air di Desa Apui, Kabupaten Alor.
Untuk kategori III bidang Humaniora, Sastra dan Inovasi Sosial Budaya, pemenangnya adalah Pater Robert Ramone, C.SsR dari Sumba Barat Daya. Pecinta fotografi ini merupakan pejuang yang gigih selama 16 tahun untuk melestarikan dan menduniakan kekayaan alam dan budaya Sumba. Ketiga pemenang mendapatkan tropi, piagam penghargaan serta hadiah uang masing-masing Rp 5 juta dari FAN.
"Penghargaan ini melecut semangat kami untuk bekerja lebih baik. Masih banyak mimpi yang ingin kami wujudkan lewat inovasi baru di masa mendatang," kata Noverius Ngili yang mewaliki kawan-kawannya dari Geng Motor iMuT-Kupang.
Komunitas anak muda ini ingin mengembalikan NTT sebagai ikon gudang ternak nasional.
Karya inovatif Geng Motor iMuT di bidang teknologi terapan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah industri rumah tangga menjadi biogas sudah dimanfaatkan warga sejumlah kelurahan di Kota Kupang, antara lain Kelurahan Bakunase.
"Saya ajak seluruh masyarakat tidak hanya di Alor untuk selalu menanam pohon agar Flobamora tetap hijau dengan sumber air yang melimpah. Air adalah sumber kehidupan kita," kata Pdt. Sefnat Sailana yang mendapat penghargaan atas kontribusinya di bidang lingkungan hidup terutama melestarikan sumber air dengan membuat sumur resapan dan jebakan air.
"Saya orang Sumba dan saya mencintai alam dan budaya Sumba yang demikian indah. Saya abadikan keindahan itu lewat fotografi agar dunia mengenal Sumba. Enambelas tahun saya menekuni pekerjaan ini," kata Pater Robert Romone.
Menurut Pater Robert, masyarakat NTT hendaknya mencintai budayanya sendiri yang sangat kaya. Dengan mencintai budaya sendiri niscaya kita akan mencintai budaya orang lain. "Ada bilang kenapa saya sebagai pastor suka menenteng kamera ke mana-mana. Saya katakan bahwa saya merekam keagungan Tuhan lewat lensa kamera," kata Pater Robert yang akan membangun Rumah Pusat Studi Budaya Sumba tahun 2011.
Dikemas Apik
Berbeda dengan tahun sebelumnya, penyerahan NTT Academia Award IV tahun 2010 berlangsung lebih meriah dan dikemas apik dalam alunan musik dan lagu yang menghibur sekitar 150 undangan yang memenuhi gedung Taman Budaya NTT.
Mengusung tema Inovasi Bagi Dunia, rangkaian acara yang dikreasi anggota FAN, Winston Rondo dkk diawali dengan penampilan memukau Paduan Suara Angelorum dari Penfui Kupang, tarian Ja'i kreasi baru yang diperankan para pemuda dari Sanggar UPTD Taman Budaya Propinsi NTT, puisi berjudul Flobamora Bisa yang dibawa Sischa Solokana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana dan lagu Bo Lelebo yang dikemas dalam alunan Rap yang dibawakan para raper dari Kota Kupang.
Malam penganugerahan NTT Academia Award juga menghadirkan dua orang ibu penenun dari Desa Oefafi, Kecamatan Kupang Timur. Mereka bersanding di sudut kanan panggung, suatu simbol sekaligus pesan inspiratif dari FAN tentang menenun masa depan Flobamora yang lebih baik. Ada banyak mutiara di daerah ini. Sebagaimana para penenun, mereka menenun kehidupan dengan semangat dan kerja keras.
Hadir pada acara ini, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Jonas Salean, S.H, M.Si, Kepala UPTD Taman Budaya, Dra. Yohana Lingo Lango, Ketua Komisi B DPRD NTT, John Umbu Detta, Ketua Forum Parlemen NTT yang juga anggota DPRD NTT, Kristo Blasin, Pemimpin Umum SKH Pos Kupang, Damyan Godho, anggota FAN Hyron Fernandez, Farry Francis, Sr. Dr. Susi Susilawati, Ermi Ndoen, Candra Dethan, Dion DB Putra, Herman Seran, Mario Viera, Pius Rengka, Isidorus Lilijawa, Jemris Fointuna, Tony Kleden, Silvya Fanggidae dan anggota FAN lainnya yang datang Jakarta dan kota lain di Indonesia. Hadir pula akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Kota Kupang, pegiat LSM dan mahasiswa.
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Jonas Salean, memberi apresiasi terhadap FAN atas konsitensinya memberi award bagi putra-putri terbaik NTT sejak tahun 2007. "Pemerintah berterima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada Forum Academia NTT," kata gubernur.
Moderator FAN, Jonatan Lassa mengucapkan selamat kepada ketiga pemenang. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada panitia NTT Academia Award 2010 yang dipimpin Rikardus Wawo dan Bintang Intan Oematan atas kerja keras mereka menyukseskan acara semalam. "Terima kasih juga buat teman- teman anggota FAN di seluruh dunia yang telah menyumbang dana demi suksesnya kegiatan malam ini," kata Jonatan.
Sementara Jemris Fointuna yang mewakili tim juri mengatakan, bukan hal gampang bagi mereka lima anggota tim juri saat memilih yang terbaik. Sebab 22 nominee tahun ini merupakan orang-orang terbaik di bidangnya masing-masing. "Para nominee bekerja dengan hati yang tulus. Mereka merupakan intan dan berlian yang harus diangkat ke permukaan dan jangan terus disembunyikan di kampung-kampung," kata Jemris. (nia)
Pemenang NTT Academia Award 2010
Kategori I bidang Sains dan Inovasi Keteknikan: Geng Motor iMuT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak) - Kupang. Karya: Inovator teknologi terapan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah industri rumah tangga menjadi biogas.
Kategori II bidang Inovasi Pembangunan: Pdt. Sefnat Sailana, S.Th. Karya: Motivator Pelestarian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air di Desa Apui, Kabupaten Alor.
Kategori III bidang Humaniora, Sastra dan Inovasi Sosial Budaya: P. Robert Ramone, C.SsR. Karya: Melestarikan dan Menduniakan Kekayaan Alam dan Budaya Sumba.
Pos Kupang, 19 Desember 2010 halaman 1