Tapaleuk Urus Ternak

Noverius Nggili
Oleh Alfons Nedabang

MENJADI pemenang NTT Academia Award 2010 kategori bidang Sains dan Inovasi Keteknikan tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Geng Motor iMuT. Makanya, ketika diinformasikan panitia, pengurus Geng Motor iMut merasa kaget tidak percaya. Setelah diyakini, rasa syukur pun dipanjatkan.

"Kami kaget setelah mendapat informasi. Sekitar dua jam lalu, saya dikontak Winston (Winston Rondo, Red) untuk datang di Pos Kupang. Saya pikir kita bagi ilmu biasa saja. Ternyata ada nuansa lain. Kami bersyukur," ujar Koordinator Geng Motor iMuT, Noverius Ngili, dalam diskusi NTT Academia Award 2010 bertajuk Inovasi Bagi Dunia di ruang Redaksi Pos Kupang, Jumat (17/12/2010) petang, sehari sebelum malam penganugerahan NTT Academia Award 2010.


Bagi kebanyakan orang, Geng Motor iMuT bisa dipersepsikan negatif. Identik dengan geng motor yang kerjanya ugal-ugalan di jalan raya. Namun, sesungguhnya Geng Motor iMuT tidaklah demikian. Geng Motor iMuT adalah komunitas sarjana peternakan yang peduli terhadap peternakan di NTT. Kata 'iMuT' merupakan akronim dari Aliansi Masyarakat Peduli Ternak. "Kami secara sengaja menggunakan penggalan huruf dari aliansi masyarakat peduli ternak (iMuT) biar mudah tertanam dalam kepala orang (mudah diingat)," jelas Noverius.

Noverius menuturkan, Geng Motor iMuT terbentuk awal tahun 2005, diinisiasi beberapa alumni Fakultas Peternakan Undana Kupang. Cikal bakalnya, karena sebelumnya ada beberapa alumni Fakultas Peternakan Undana yang sering melakukan diskusi informal tentang hal-hal pertanian, lebih khusus masalah peternakan di NTT.

Ada beberapa pemikiran yang berkembang waktu itu, di antaranya NTT sebagai gudang ternak hanya tinggal nama. Ada ribuan sarjana peternakan, tetapi sangat berbanding terbalik dengan kondisi usaha peternakan di NTT. Dalam beberapa penelitian kecil, kelompok diskusi menemukan sejumlah sarjana peternakan bekerja tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Sebagian besar sudah tidak mengingat ilmu peternakan. Bahkan, ada yang sudah lupa judul skripsinya. Sementara itu, masih banyak calon sarjana peternakan. Lebih memilukan lagi, Fakultas Peternakan Undana sebagai fakultas pertama yang dibentuk Undana, saat ini kondisinya sangat memrihatinkan.

Anggota diskusi juga mengamati, sebagian besar lembaga non pemerintah yang ada di NTT memfokuskan kerjanya pada kulit luar peningkatan kapasitas petani-peternakan, atau hanya pada respon-respons dinamika sosial dan atau kegiatan emergensi respon semata. Padahal, pertanian-peternakan merupakan penopang hidup utama bagi warga NTT. Bagaimana rantai manajemen produksi, mulai saprodi, pengupayaannya, pasca panen berupa pemasaran dan pengolahan limbah sering terlupakan oleh pihak-pihak yang berwenang. Kalaupun ada hanya sebatas masa proyek saja, selebihnya tidak ada monitoring dan pendampingan lanjutan.

Berangkat dari kondisi-kondisi di atas, anggota diskusi yang adalah alumni peternakan Undana mencari sebuah formula baru agar ilmu peternakan yang dimiliki sarjana peternakan tidak sampai pudar termakan waktu. Maka, lahirlah komunitas pemerhati masalah pertanian peternakan yang dikenal dengan nama Geng Motor iMuT pada tahun 2007. "Ekstraksi kapasitas anggota pada masalah pertanian-peternakan sering dilakukan pada waktu senggang atau libur dengan cara bermotor ke kampung-kampung, terutama di Timor Barat," ujar Noverius Ngili.

Geng Motor iMuT memiliki 50 anggota aktif, dengan 30 motor pribadi. Sementara anggota pasif sebagai kawan diskusi di facebook group dan japri lewat telepon, SMS (short mesage service) serta email. Latar belakang pekerjaan anggota komunitas beragam. Ada PNS, pegawai bank, LSM, pegawai perusahaan dan kantor swasta.

Noverius mengatakan, Geng Motor iMuT memulai karya dengan terlebih dahulu melakukan visioning komunitas berbasis apresiative inquiry untuk menemukan target kerja dalam bentuk mimpi komunitas, menggali kekuatan komunitas, menentukan peta jalan perubahan dalam bentuk tahap prioritas agenda. 
Tapaleuk Urus Ternak. Demikian mantra sukses Geng Motor iMuT. Selain sebagai identitas, mantra itu juga sekaligus memotivasi anggota Geng Motor iMut untuk mencintai dan berkarya dalam bidang peternakan sesuai prioritas agenda kerja, walaupun sebagian dari anggota yang aktif bukan berprofesi sebagai peternak aktif.

Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan Geng Motor iMut, yaitu perakitan prototipe biogas portable dilanjutkan dengan pengisian bahan baku, perakitan kompor biogas dan 21 hari kemudian sudah menikmati biogas tersebut. Bahan baku biogas dari feces dua ekor babi dan dapat menyalakan kompor biogas selama 45 menit.

Kompor biogas dibuat dengan menghabiskan dana hanya Rp 4 juta, berbeda dengan yang kompor gas milik pemerintah karena biayanya mencapai Rp 50 juta. Kompor rakitan Geng Motor iMut menggunakan drum bekas dan kaleng bekas. "Kami langsung mengaplikasikan pembuatan dan pengoperasian degester, penampung biogas dan kompor biogas di Kelurahan Bakunase," katanya. 

Melakukan pelatihan manajemen peternakan, yakni pelatihan pembuatan blok suplemen pakan gula lontar untuk ternak sapi, pengenalan pakan lokal ternak babi yang bermutu dan pelatihan pembuatan pupuk bokashi semak bunga putih (Choromolaena odorata). Pembuatan biogas (degester dan kompor biogas), pembuatan kompor bio etanol dengan memanfaatkan sopi sebagai sumber energi. Selain itu, pembuatan pupuk bokhasi dan pupuk hijau.

Geng Motor iMuT juga merakit degester biogas, sebagai tawaran solusi terhadap persoalan penanganan limbah tahu tempe di Kelurahan Bakunase.

Apa yang sudah dibuat Geng Motor iMut dipilih untuk meraih penghargaan NTT Academia Award 2010. Selamat kepada Geng Motor iMuT. Teruslah berkreasi dan berinovasi. NTT menunggu inovator-inovator baru. *

Pos Kupang 20 Desember 2010 halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes