Fernandez dalam Kenangan Herman Musakabe


Musakabe (kedua dari kiri), Fernandez (ketiga dari kiri)
KUPANG, PK--Gubernur NTT periode 1988-1993, dr. Hendrik Fernandez, yang meninggal dunia pada Sabtu (6/9/2014) dalam usia 81 tahun 10 bulan, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Darma Loka-Kupang, Selasa (9/9/2014).

Pemakaman dr.Hendrik Fernandez diawali  misa requiem pukul 10.00 Wita di rumah duka di Jalan WR Mongonsidi II No. 3 Kota Kupang. Misa dipimpin Vikjen Keuskupan Agung Kupang, Romo Geradus Duka, Pr, didampingi imam konselebran lainnya.

Misa diikuti sekitar 800 orang, termasuk pejabat Pemerintah Provinsi NTT. Hadir  Gubernur NTT periode 1993-1998, Herman Musakabe;  Gubernur NTT, Frans Lebu Raya; Sekda NTT, Frans Salem; Wakil Walikota Kupang, Herman Man; Danrem 161/Wira Sakti Kupang, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Achmad Yuliarto, dan beberapa pajabat lainnya.

Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, ditanyakan kesannya terhadap almarhum dr. Hendrik Fernandez  mengatakan, "Apa yang saya  lakukan selama menjadi Gubernur NTT belum sebanding dengan apa yang sudah dilakukan oleh almarhum Hendrik Fernandez semasa menjadi Gubernur NTT."

Melalui program Gempar dan Gerbades, demikian Frans Lebu Raya, Hendrik Fernandez mampu mengubah dan meningkatkan perekonomian masyarakat NTT menjadi lebih baik.

"Satu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan dengan beliau waktu saya masih menjadi seorang aktivis, di mana pada saat kami ingin mengadakan kegiatan terkendala pendanaan. Dan di situ almarhum Hendrik Fernandez yang waktu itu menjadi Ketua Partai Golkar NTT hadir menjadi solusi kami. Beliau memberikan bantuan dana sehingga kegiatan kami berjalan baik. Satu lagi putra terbaik NTT yang pergi. Selamat jalan Pak Fernandez, semoga arwahmu mendapatkan ketenangan di dalam Kerajaan Surga," ujar Frans Lebu Raya.

Mantan Gubernur NTT, Herman Musakabe, mengatakan, kepergian dr. Hendrik Fernandez bukan tanpa meninggalkan apa-apa. Beliau telah banyak berbuat untuk masyarakat NTT, baik sewaktu menjabat Direktur RSUD Prof. WZ Johannes Kupang, anggota DPR RI, Kepala Kanwil Kesehatan NTT dan saat menjabat Gubernur NTT.
Menurutnya, almarhum Hendrik Fernandez merupakan tipe pemimpin yang selalu melayani, bukan hanya waktu menjadi gubernur, juga setelah tidak lagi menjadi Gubernur NTT. "Beliau tetap melayani masyarakat NTT  menjadi dokter di Klinik Kartini miliknya. Pak Fernandez adalah tipe pemimpin yang kebapakan. Dia selalu melindungi, memberikan kita rasa nyaman dan  memberikan kita teladan melalui sikapnya yang selalu rendah diri dan tekun dalam doa," ujarnya.

Selain itu, demikian Herman Musakabe, Pak Fernandez adalah pemimpin yang konsisten, prinsip, namun tetap lembut di dalam perbuatannya. "Yang selalu saya ingat dari dia adalah saat dia dalam keadaan sakit, masih sempat memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada temannya. Bahkan langsung datang ke rumah temannya. Ini adalah bukti bahwa almarhum Hendrik Fernandez adalah sosok yang pantas kita teladani,"  ujar Herman Musakabe.

                                    
Bangun dari Desa
Wakil Walikota Kupang, Herman Man, mengatakan, dr.Hendrik Fernandez adalah mantan pemimpin yang membangun NTT dimulai dari tingkat desa.  Gerakan membangunan NTT mulai dari tingkat desa, lanjut Herman Man,  sekarang ini mulai diikuti oleh pemimpin-pemimpin tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Sebab, dampaknya luar biasa dalam menciptakan kemandirian masyarakat desa.

"Sebagai seorang dokter kita kehilangan dokter terbaik. Beliau pemimpin kami sewaktu menjadi Kepala Kanwil Kesehatan NTT. Beliau memiliki peran penting dalam meningkatkan  kesehatan masyarakat NTT. Kita kehilangan seorang sosok pemimpin yang menjadi teladan dengan sikap rendah hati," ujarnya.

Dokter Andreas Fernandez, anak kandung almarhum dr. Hendrik Fernandez, mewakili kaluarga mengucapkan terima kasih kepada  semua pihak yang mengikuti acara pemakaman  Hendrik Fernandez.  "Kami keluarga minta maaf kepada semua pihak jika semasa hidup bapak pernah menyakiti hati siapa saja," ujar Andreas.

Pantauan Pos Kupang, jenazah almarhum Hendrik Fernandez,  menunju TMP Darma Loka Kupang sekitar pukul 13.00 Wita, diiringi kendaraan roda empat dan kendaraan
roda dua.

Almarhum Hendrik Fernandez dimakamkan dengan upacara militer. Komandan upacara Kapten Yuli Hartarto dan Inspektur Upacara, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Pemakaman dr.Hendrik Fernandez sempat mengalami masalah saat peti jenazah hendak dimasukkan ke dalam lubang kubur. Pasalnya, peti jenazah berukuran  lebih besar daripada lubang kubur yang telah disiapkan.  Akibatnya, upacara pemakaman secara militer  sempat terganggu. Keluarga sempat melaksanakan  ritual adat setelah upacara militer. Ukuran peti mati lebih panjang kurang lebih 4 cm dari lubang kubur. Para petugas kubur mengikis  dinding kubur sehingga peti jenazah bisa dimasukkan ke dalam lubang kubur.  (dd)

Sumber: Pos Kupang 10 September 2014 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes