Romo Ewaldus di kamar Santo Paus Yohanes Paulus II |
Kamar itu pun telah direnovasi dan semua perlengkapan di dalam kamar yang ada kala itu dikembalikan ke posisi semula.
Demikian Praeses Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret Maumere, Romo Edwaldus Martinus Sedu, Pr saat ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Jumat (10/10/2014) pagi.
Dikatakan Romo Ewal, demikian dia disapa, beberapa fasilitas yang perlu disimpan di Kamar Paus, antara lain kasula yang pernah dipakai Paus saat pimpin misa, kursi yang diduduki saat misa dan piala.
Sampai saat ini pihak seminari belum bisa mengidentifikasi Kasula yang dipakai Paus kala itu. Sedangkan kursi, berada di Gereja Katedral Maumere. Sedangkan piala dan tempat Paus berlutut untuk berdoa, menurut rencana segera dikembalikan dan disimpan di Kamar Paus pada pemberkatan kamar itu, Minggu (12/10/2014).
Misa mengenang 25 tahun kehadiran Santo Paulus Yohanes Pualus II di Ritapiret itu digelar Minggu (12/10/2014) dipimpin oleh Romo Patrick Guru, Pr, dihadiri internal komunitas Ritapiret dan umat sekitar.
Pekan-pekan terakhir menjelang peringatan puncak itu, Centro John Paul II, panitia khusus yang menggali spiritualitas Santo Paulus II menyelenggarakan seminar, retret dan sosialisasikan spiritualitas Santo Yohanes Paulus II kepada pelajar SMAK Yohanes Paulus II Maumere.
Romo Ewal mengakui pasca bencana gempa bumi 1992, kamar itu tidak diperhatikan secara khusus. Kamar Paus digunakan sebagai tempat pertemuan dan kegiatan lainnya.
Santo Yohanes Paulus II |
"Kita sudah renovasi kamar Paus dan kita upayakan kembali seperti keadaan semula. Kamar itu sudah jadi kamar doa dan tempat ziarah, terutama mereka yang secara khusus berdevosi kepada Sang Santo," kata Romo Ewal.
Meski masih secara sporadis, tetapi setiap tahun secara regular terdapat kelompok-kelompok yang datang mengunjungi Kamar Paus. Mereka datang untuk berdevosi kepadanya.
"Terutama kalau menjelang Proses Samana Santa di Larantuka. Sebelum mereka ikut ke sana, mereka banyak singgah di sini," tutur Romo Prases yang kala kunjungan Paus, tengah berada di semester V di seminari itu.
Kamar Paus berada di tengah-tengah kamar para frater, padahal seminari itu memiliki kamar khusus untuk para tamu istimewa kala itu.
Romo Ewal sendiri belum menemukan jawaban mengapa Paus menempati kamar di antara para frater kala itu.
"Dugaan kita, mungkin demi keamanan saja. Semua frater waktu itu, tidak tahu kalau kamarnya di sana. Padahal ada kamar lain untuk para imam, " kata Romo Ewal.
Disaksikan Pos Kupang, tempat tidur Paus masih rapi dengan sprei putih dan bantal. Pada dinding di atas kepala, dipasang pigura Sang Santo ketika wafat pada 2 April 2005 lalu di Roma.
Di sisi kiri dan kanan tempat tidur terdapat masing-masing satu lemari kecil. Terdapat dua meja, satu meja buku dan satu lagi meja kerja dan terdapat satu kursi kayu.
Sedangkan di ruangan di depan kamar tidur Paus terdapat satu meja makan dengan empat kursi terbuat dari rotan dan tiga kursi bersantai. Sedangkan dinding diriasi foto kenangan ketika Paus berada bersama frater di Seminari Tinggi Ritapiret.
Seminari Tinggi Ritapiret juga menata kamar yang ditempati Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Fransesco Canalini dan Sekretaris Pribadi Paus, Stanislao Sziwisz. Keduanya mendampingi Paus saat berkunjung ke Maumere.
Pada dinding di luar kamar, telah dipasang prasasti sederhana menuliskan kamar paus itu. Menurut rencana, seminari akan membangun satu patung Sang Santo di taman di depan kamar.
Sedangkan di Gelora Samador Maumere, tempat Paus menyelenggarakan misa akbar tidak ditemukan tanda mata yang mengingatkan kehadiran tokoh bersejarah dalam gereja Katolik ini. Gelora hanya terdapat coretan dan tidak terurus. (*)
Sumber: Pos Kupang 11 Oktober 2014 halaman 9