ilustrasi |
WAKTU masih menunjukkan pukul 06.00 Wita, namun sejumlah orang sudah duduk di kursi yang tersedia di depan tempat praktek dokter Yudith Marietha Kota, di Jalan Piet A Tallo, Penfui, Kupang, Kamis (21/1/2016).
Tua Muda, besar kecil, laki-laki, perempuan, duduk tenang menunggu giliran namanya dipanggil seorang suster. Setelah dipanggil, si pasien masuk ke dalam ruang praktek dokter.
Sekitar 15 menit kemudian, si pasien keluar sambil memegang kertas resep dari dokter dan langsung memberikan kepada karyawan di Apotek Tiara yang letaknya di depan ruang praktek dokter. Si pasien lalu menunggu hingga namanya dipanggil untuk mengambil dan membayar obatnya.
Begitulah umumnya proses yang dilalui pasien saat berobat ke dokter praktek yang ada di Kota Kupang dan sekitarnya. Bahkan meski sudah hampir larut malam pun, para pasien masih rela menunggu giliran diperiksa dokter kesayangannya. Loyalitas pasien terhadap dokter favoritnya itu sudah berlangsung lama. Bahkan begitu dekatnya, dokter langganan itu mereka sebut sebagai dokter keluarga lantaran karena si dokter memeriksa dan menangani orangtua termasuk anak si pasien jika sakit.
Yuliana Rahmawati misalnya mengaku sejak berumur 8 tahun sudah berobat dan menjadi pasien dokter Rita. Bukan hanya itu, ibunya pun adalah pasien dokter Rita sejak tahun 1990-an. Bahkan setelah dewasa dan menikah,Yuliana juga membawa dua anaknya, Raka (7) dan Nabila (4) berobat ke dr. Rita jika mereka sakit.
"Saya ingat waktu kecil, kalau saya sakit, ibu membawa saya berobat ke dokter Rita. Dan sekarang anak-anak saya pun kalau sakit saya bawa ke dokter Rita. Makanya dari kecil, sampai saya punya anak, kalau sakit saya selalu berobat ke dokter Rita. Cocok sih," kata Yuliana, Senin (25/1/2016) pagi.
Yuliana mengaku senang saat berobat ke dokter Rita karena ada komunikasi baik antara dokter dengan pasiennya. Dokternya berdialog, ada komunikasi dua arah, sebelum pemeriksaan. Jadi saya rasa nyaman. Obat yang diberikan pun selalu cocok dan saya bisa cepat sembuh," kata Yuliana yang mengaku punya dokter favorit lain yakni dr. Karoline.
Pasien lainnya seperti Yuliana, Desiree, Irna, Dance dan Donatus memiliki dokter favorit masing-masing karena alasan nyaman dan obat yang diberikan manjur.
Lain lagi cerita Elisabeth, warga Kelurahan Kelapa Lima, yang mengaku sudah menjadi members' dokter Yudith sejak 20 tahun lalu. Elisabeth mengaku cocok dengan dokter Yudit karena keramahannya. Saya lebih cocok kalau sakit dan diperiksa dokter Yudith. Orangnya baik dan ramah, obat yang diberikan juga manjur. Makanya sudah 20-an tahun ini kalau sakit, pasti saya ke dokter Yudith," kata Elisabeth, Kamis (28/1/2016).
Menurut Elisabeth, hal positif lain yang menarik dari dokter Yudith yakni adanya komunikasi baik. Jika bisa ditangani, demikian Elisabeth, dokter Yudith langsung menangani dan mengobatinya. Namun jika ada indikasi lain, dokter Yudith akan merujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut ke dokter ahli. Setiap rekomendasi ke dokter ahli yang diberikan oleh dokter Yudith itu juga sangat baik," kata Elisabeth.
Elisabeth mengaku seringkali merekomendasikan dokter Yudith kepada keluarga dan teman-temannya yang sakit. "Banyak keluarga saya, tante, om, keponakan dan teman saya yang akhirnya menjadi pasien tetap dokter Yudith atas rekomendasi saya. Dan mereka bilang cocok," kata Elisabeth.
Ibu lainnya, Irna mengaku selalu memeriksakan anaknya, Elvira Bongga Palan ke dokter Hendrik Tokan. Jika masih bayi Elvira pasti dibawanya ke dokter Hendrik jika sakit dan pasti sembuh. Hal senada disampaikan Donatus Kelen dan istrinya, Maria yang ditemui di RSU Kupang, Selasa (26/1/2016) pagi. "Sudah tiga hari Alvaro opname di rumah sakit dan ditangani dokter Hendrik. Kami senang karena dokter Hendrik sangat ramah," kata Maria. (novemy leo)
Sumber: Pos Kupang 2 Februari 2016 hal 1