Masyarakat NTT Minta Makamkan Gerson Poyk di Dharma Loka

Gerson Poyk
KUPANG, PK -- Tokoh masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dari berbagai elemen meminta agar jenazah sastrawan terkemuka Indonesia asal NTT, Gerson Poyk (86)  dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP)  Dharma Loka Kupang. Selain itu perlu mendirikan Perpustakaan Gerson Poyk di daerah ini.

Mereka menilai besarnya  jasa dan karyanya dalam memperkenalkan budaya NTT sebagai warna budaya Indonesia maupun Indonesia di mata dunia maka Gerson yang meninggal dunia di Depok pada  24 Februari 2017 layak diperlakukan sebagai pahlawan.

"Kami meminta agar Danrem dan Gubernur NTT bekerjasama untuk memakamkan tokoh sastra Indonesia di taman makam pahlawan," demikian poin pertama pernyataan para tokoh itu dalam petisi yang diterima Pos Kupang, Sabtu (25/2/2017). Kurang lebih 200 tokoh dari berbagai latar belakang profesi dan organisasi yang menandatangani petisi tersebut.

Para tokoh itu menilai Gerson Poyk adalah guru, jurnalis, novelis, cerpenis dan budayawan yang setia menjalankan tugas hingga akhir hayatnya. Ia menolak tunduk didikte oleh paham materialisme dan bekerja demi kemanusiaan sepanjang hidupnya. Berdasarkan puluhan karya sastra berupa novel, maupun ratusan cerpen, serta tulisan lain yang diterjemahkan ke berbagai bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Jepang, Turki dan Rusia diberi tanda sebagai pahlawan.

"Sudah saatnya konteks pemaknaan tentang tentang pahlawan tidak lagi melanjutkan dikotomi sipil-militer, penentuan hakekat pahlawan harus dibuka  dalam narasi kemanusiaan. Dengan visi ini maka ruang simbolik kepahlawanan tak hanya milik yang berperang dengan senjata. Penghargaan yang diterima Gerson Poyk dari kepala negara Indonesia atas jasa-jasanya di bidang sastra merupakan tanda pengakuan," demikian pernyataan tersebut.

Para tokoh juga mengusulkan untuk mendirikan Perpustakaan Gerson Poyk di Kupang. Lahannya disediakan Pemerintah Provinsi NTT. "Kami meminta agar Gubernur Provinsi NTT maupun anggota DPRD NTT serta wakil rakyat di DPR dan DPD serius menyikapi tuntutan ini dan bicarakan secara terbuka tentang makna pahlawan dalam konteks kemanusiaan kita, beri tempat untuk sastrawan dalam masyarakat dan beri tanda konkrit atas kepergian mereka," tulis para tokoh.

Dikatakan pula bahwa tanda  simbolik kepahlawanan bagi suatu bangsa merupakan hal penting bagi sebuah bangsa karena figur orang baik dalam peradaban ditentukan oleh makna pahlawan. Di tengah berbagai ketidakpastian yang melanda bangsa, semakin penting kita mendudukan mereka yang berjasa untuk negara. Tanpa ritual semacam ini 'orang baik'  tidak dianggap dan diabaikan.

Mereka menutup permintaan itu dengan  mengutip satu baris kutipan dari naskah Monologia Flobamora oleh Gerson Poyk. Sebagian penduduk negeri kita ini sangat libidinal  karena syahwat kekuasaan   menerima mitos secara harafiah (literalisme).  Literalisme yang dilindungi oleh  suatu otoritas (surat menteri misalnya),   akan menimbulkan  intoleransi dan teologi kekerasan dan pembunuhan.

Keluarga Menghargai
Keluarga besar Gerson Poyk di Kupang menginginkan jenazah almarhum  dimakamkan di TPU Damai, Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Meski  begitu pihak keluarga  menghargai apabila jenazah Gerson dimakamkan di TMP  Dharma Loka. Hal ini disampaikan adik almarhum, Richard Poyk ketika ditemui di rumah duka, Jalan Dua Lontar No. 17, Kayu Putih,  Kupang, Sabtu (25/2/2017).

Menurut Richard, pihak keluarga telah bermusyawarah soal tempat pemakaman. "Keinginan keluarga besar seperti itu bahwa jenazah bung Gerson ini harus dimakamkan di TPU Damai Fatukoa. Kita sudah sepakat, apabila tidak ada tempat lain untuk dimakamkan, maka jelas di TPU Damai," kata Richard.

Diakuinya, sampai kemarin pihak  keluarga belum juga menyiapkan liang lahat di TPU Fatukoa. Kemungkinan disiapkan setelah jenazah Gerson Poyk  tiba hari ini.  "Kita sekarang masih persiapkan untuk sambut jenazah. Awalnya sesuai rencana, jenazah tiba hari ini, namun bekalangan kami dapat informasi bahwa jenazah baru tiba besok, Minggu (26/2/2017) pagi," katanya.

Richard mengatakan, keluarga sudah mendapat informasi tentang harapan komunitas sastrawan  NTT dan para tokoh masyarakat agar jenazah Gerson Poyk dimakamkan di TMP Dharma Loka.  "Kami dapat informasi seperti itu sehingga kami juga hargai. Namun, seandainya beliau (Gerson)  masih hidup dan tanya maka pasti beliau tidak mau di Dharma Loka," kata Richard yang kini menjabat Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha (LPU) LPP RRI Pusat.

Jenazah sastrawan terkemuka kelahiran Pulau  Rote, Gerson Poyk akan tiba di Kota Kupang pada Minggu (26/2/2017) sekira pukul 07.00 Wita  "Besok subuh berangkat  dari Jakarta jam 3, diperkirakan tiba di Kupang jam 7 pagi," kata Lanny, anggota keluarga almarhum yang dihubungi, Sabtu kemarin. (osi/yel/ira)

Ketua DPRD Anwar Pua Geno Mendukung

KETUA DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno mengatakan,  DPRD NTT  mendukung petisi dari berbagai elemen masyarakat agar pemerintah pertimbangkan untuk memakamkan Gerson Poyk di TMP Dharma Loka Kupang. "Untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa serta pengabdian almarhum kiranya  jenazah almarhum Gerson Poyk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dharma Loka," kata Anwar, Sabtu (25/2/2017) malam.

Menurut Anwar, DPRD meminta kepada Pemerintah Provinsi NTT melalu Dinas Sosial Provinsi melakukan koordinasi dengan Korem 161 Wira Sakti agar prosedur, mekanisme dan syarat-syarat kiranya dapat terpenuhi agar seseorang tokoh dapat dimakamkan di TMP Dharma Loka Kupang. "Itu sudah domain pemerintah bersama TNI, semoga memenuhi syarat," demikian Anwar yang mengucapkan turut berduka cita mendalam atas kepergian Gerson Poyk.

Gubernur NTT, Drs.  Frans Lebu Raya menghargai harapan masyarakat agar Gerson Poyk  dimakamkan di TMP  Dhama Loka. Namun, Gubernur Frans mengakui ada syarat yang harus dipenuhi. Kepada wartawan di Lippo Plaza Kupang, Sabtu (25/2/2017) malam, gubernur mencontohkan proses yang dilalui pemerintah saat kepergian dua mantan Gubernur NTT yakni Piet A Tallo dan dr. Hendrik Fernandez.

"Pemerintah akan berkoordinasi dulu dengan TNI, prosesnya cukup panjang," kata gubernur.  Untuk menghormati almarhum Gerson Poyk, lanjut Gubernur,  Pemerintah Provinsi NTT mengabadikan namanya pada Taman Budaya.


Kewenangan untuk makamkan tokoh sipil yang punya jasa baik secara nasional maupun daerah di TMP sepenuhnya ada pada Dinas Sosial setempat.  TNI tidak berwenang menentukan syarat bagi tokoh sipil yang hendak dikuburkan di TMP.
Komandan Korem (Danrem)  161/Wira Sakti Kupang, Brigjen (TNI) Teguh Muji Angkasa, SE,MM, menyampaikan hal ini melalui Kapenrem, Mayor Ida Bagus S kepada Pos Kupang, Sabtu (25/2/2017).

Menurut Kapenrem, khusus untuk tokoh  TNI sudah ada syarat khusus untuk dimakamkan di TMP atau pemakaman umum baik atas permintaan keluarga maupun atas penilaian petinggi TNI.  "Kami di TNI tidak mengetahui soal syarat buat tokoh sipil yang mau dikuburkan di TMP. Soal syaratnya Dinsos yang tahu. Seperti di Jakarta ada Dinas Pemakaman yang menentukan, kalau di NTT Dinsos NTT yang tahu syaratnya," kata Mayor Ida.

 Dia menegaskan TMP tidak hanya bagi TNI, Polri tetapi untuk semua tokoh yang berjasa dan layak sesuai aturan perundang-undangan. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi  NTT, Frans Salem, S.H, M.Si mengatakan, rencana pemakaman Gerson Poyk di TMP Dharma Loka akan dikomunikasikan dengan pihak Korem 161 Wira Sakti. Diakuinya, selain TNI dan Polri warga sipil juga bisa dimakamkan di sana asal memenuhi syarat.

Frans Salem mengatakan hal ini kepada Pos Kupang, Sabtu (25/2/2017) malam.  "Ini memang perlu dikomunikasikan dengan pihak Korem karena mereka yang memiliki kapasitas untuk menentukan siapa yang boleh dimakamkan di TMP," kata Frans.
"Prosesnya kalau syarat-syarat dipenuhi maka tidak begitu lama. Terpenting bahwa ada tanda jasa yang diberikan negara kepada beliau," tambahnya.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Wilhemus Foni mengatakan pihaknya masih berkoordinasi dengan keluarga. Untuk dimakamkan di TMP ada persyaratan yang harus dipenuhi.  "Saya belum mendapat konfirmasi dengan Bapak Gubernur NTT soal pemakaman, namun saat ini  bapak gubernur mengatakan Pemprov NTT akan memberi nama Gerson Poyk pada Taman Budaya. Jadi Taman Budaya yang ada itu nanti bernama Taman Budaya Gerson Poyk," ujarnya.  (yon/yel/osi)





Bertemu Terakhir di Hotel Grenia
BEBERAPA karangan bunga menghiasi halaman rumah Richard Poyk di Jalan Dua Lontar No. 17 Kayu Putih Kota Kupang. Pagi itu, Sabtu (25/2/2017) sekira pukul 10:00 Wita, rumah ini masih terlihat sepi. Beberapa anggota keluarga masuk keluar di ruangan yang disiapkan untuk tempat jenazah Gerson Poyk disemayamkan.

Welem Poyk, saudara sepupu almarhum Gerson Poyk,  tidak percaya bahwa Gerson sudah meninggal. "Saat saya dapat informasi meninggalnya Bu (kakak) Gerson, saya sonde (tidak) langsung percaya. Saya tunggu informasi dari semua keluarga," ujar Welem di kediaman Richard Poyk, Sabtu (25/2/2017).

Welem mengatakan, ia bertemu terakhir dengan Gerson di Hotel Grenia Kupang. "Saya  ke sana dan kami bercerita soal keluarga. Saya lupa buland an tahun kami bertemu. Tapi itu pertemuan terakhir saya dan Bu Gerson," ujarnya.

Dalam perbincangan itu, lanjutnya, ia dan Gerson sempat membahas soal silsilah keluarga, baik yang ada di Kupang maupun di Rote. Sementara Richard Poyk, adik Gerson Poyk, duduk  bincang-bincang dengan beberapa tamu yakni Kepala LPP RRI Kupang, Salman dan sejumlah pejabat RRI Kupang.

Richard yang melihat Pos Kupang datang, lalu  mendekat dan menyapa. Saat kembali ke tempat duduk, Richard sempat membaca judul berita headline Pos Kupang. "Koran ini akan kami kliping," ujar Richard sambil mengangkat koran Pos Kupang.

Richard mengatakan, pihaknya merasa kehilangan sosok yang sudah dianggap bukan saja sebagai kakak, tetapi orangtua mereka. Alasannya, semasa hidup, Gerson banyak memberi teladan bagaimana hidup sederhana dan rendah hati, bahkan selalu memperhatikan sesama. "Kalau kita ingat kembali, banyak petuah yang dibekali oleh  Bung Gerson kepada kami semua. Memang kami tidak bersama dia selalu, tetapi apa yang diberikan kepada kami menjadi teladan," ujarnya.

Terkait kondisi almarhum sebelum meninggal, Richard mengatakan, sakit yang diderita almarhum  tidak diketahi oleh khalayak  kecuali keluarga.  Gerson ketika menderita sakit pertama, Richard sendiri sempat bertemu  tiga kali.  "Bung  Gerson  di Depok, saya sempat bertemu. Kami bercerietra seperti biasa," tuturnya.

Richard mengatakan,  ia sudah sepakat dengan keluarga agar jenazah Gerson dimakaman di Kupang. Richard menjelaskan, ada dua alasan sehingga jenazah Gerson dibawa ke Kupang. Pertama, keluarga ingin memindahkan pusat sastra dunia yang  kiblatnya harus  ada di NTT karena tidak menutup kemungkinan sastrawan dunia bisa saja akan mencari di makam sastrawan NTT yang terkenal itu.  Hal ini, lanjutnya, bisa  dengan sendirinya banyak sastrawan datang ke NTT. 

Kedua, kalau dimakamkan di Jakarta,  tidak menjamin karena  penggusuran lahan dan sebagainya. Bahkan kalau makam yang tidak terurus sekitar enam bulan,  bisa saja jenazah sudah diganti dengan yang lain.  (yel)
 

Sumber: Pos Kupang 26 Februari 2017 hal 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes