Oebou Manfaatkan Potensi Laut

PERJALANAN panjang yang melelahkan. Melintasi jalan aspal berlubang dan beberapa ruas jalan tanah, terasa sangat melelahkan.

Itulah perjalanan dari Pelabuhan Ba'a ke Desa Oebou. Pelabuhan Ba'a merupakan pelabuhan laut utama di Kabupaten Rote-Ndao. Butuh waktu sekitar satu jam untuk menempuh perjalanan sekitar 35 km ke Desa Oebou, Kecamatan Rote Barat Laut.

Meski jalanan tidak terlalu sulit, tidak mudah juga menuju kawasan pantai selatan di kabupaten terselatan Indonesia ini. Soalnya, akses transportasi ke wilayah ini sangat minim. Hanya tersedia ojek atau kendaraan carteran bila ingin ke tempat ini.
Tetapi sulit dan mahalnya tranportasi segera terobati manakala mata dimanjakan oleh pemandangan alam yang sangat indah. Itulah sebagian dari 'surga' di selatan Pulau Rote ini.

Desa Oebou merupakan salah satu titian sejarah tentang perkembangan di Pulau Rote. Wilayah ini memiliki kekayaan alam. Selain alam yang begitu indah, warga di tempat ini juga membudidayakan rumput laut. Dan, yang paling fenomenal adalah dari desa inilah cikal bakal masuknya agamanya Kristen dan pendidikan di Pulau Rote.

Beberapa warga yang juga petani rumput laut hampir setiap hari berada di tempat itu. Mereka mengawasi budidaya rumput laut di tempat itu. Sejumlah warga di tempat itu mengatakan, mereka mendapatkan hasil yang cukup membantu perekonomian rumah tangga dari usaha rumput laut. Agar rumput laut tumbuh baik, maka mereka juga selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih. Bagi mereka, air laut yang bersih merupakan kehidupan mereka.

Masyarakat desa ini sebelumnya ada petani dan nelayan. Tetapi setelah kenal rumput laut dan nilai ekonomisnya, sebagian dari warga di desa ini beralih mengadu nasib dengan menanam rumput laut. Nyatanya rumput laut sangat membantu perekonomian mereka.

Sebetulnya, tanpa rumput laut pun, pemandangan di kawasan ini punya pesona yang luar biasa. Pantai nan indah belum dimanfaatkan untuk kunjungan wisata. Padahal, prospek untuk olahraga menyelam di tempat ini sangat menjanjikan. Tinggal bagaimana pemerintah menyiasati dengan menyediakan fasilitas dan akomodasi bagi para turis yang akan mulai mengenal dan akan mengunjungi wilayah ini. (Alfred Dama)

Pos Kupang edisi Sabtu, 31 Juli 2010 halaman 5
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes