Petaka di Hari Pasar

LEWOLEBA, PK---Keramaian Pasar Pada di Lembata, Senin (9/8/2010) pagi berubah menjadi tragedi. Sebanyak 11 penumpang Kapal Motor (KM) Hasmita Indah meninggal setelah kapal itu tenggelam dalam pelayaran dari Pantai Boleng, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur menuju Lembata.

Selain 11 penumpang tewas yang sudah ditemukan, sebanyak 30 penumpang lagi yang belum diketahui nasibnya. Sedangkan penumpang selamat sebanyak 47 orang. Kapal naas itu memuat 87 orang, termasuk anak buah kapal (ABK).

Dalam catatan Pos Kupang, musibah laut dengan jumlah korban banyak terakhir terjadi pada hari Selasa, 31 Januari 2006, ketika KMP Citra Bahari Mandiri milik JM Feri tenggelam di Pukuafu dalam pelayaran dari Kupang menuju Rote. Sebanyak 107 penumpang tewas.

Hampir semua penumpang dari desa-desa di pinggir Pantai Boleng di Pulau Adonara itu hendak mengikuti Pasar Pada di Pulau Lembata. Jarak kedua pulau ini relatif dekat, hanya dibatasi Selat Boleng. Banyak warga di pesisir Pantai Boleng menjual hasil kebunnya di Pasar Pada. Ada dua jalur alternatif yang bisa dipilih warga. Pertama, melalui jalur penyeberangan dari Boleng ke Waijarang (Lembata) yang relatif lebih dekat, sekitar 3-4 mil laut. Jarak dekat ini bisa ditempuh tak sampai setengah jam dengan perahu kecil. Tetapi jalur ini penuh risiko karena mesti berjibaku dengan derasnya arus di Boleng dan dari Tanjung Naga. Jika turun di Waijarang, warga juga mesti membayar jasa ojek atau angkutan pedesaan sekitar Rp 10.000-Rp15.000 ke Pasar Pada, di pinggiran Kota Lewoleba.
Alternatif kedua, melalui rute penyeberangan dari Boleng ke Lewoleba sekitar 10-12 mil laut dengan waktu tempuh lebih lama lagi.

Menurut keterangan yang diperoleh Pos Kupang, musibah yang menimpa KM Hasmita Indah dengan nakhoda Jacob Awam itu terjadi akibat mesin kapal mendadak mati. Saat bersamaan datang angin kencang dan arus kencang menghantam kapal itu. Kapal oleng ke kanan diikuti para penumpang. Para penumpang yang mulai panik berlarian dalam kapal, menyebabkan kapal hilang keseimbangan dan tenggelam.

Pankrasius Nama Tukan (72), seorang penumpang yang selamat menuturkan, setelah kapal tenggelam, semua penumpang kocar kacir, tercerai berai menyelamatkan diri dengan papan dan peralatan seadanya. Yang mampu berenang bisa saling berpegangan dengan bantuan peralatan seadanya. Tetapi banyak yang tak mampu bertahan. Beruntung saat kecelakaan itu, kapal motor penyeberangan dari Lewoleba-Waiwerang melintas di situ. Ada juga kapal feri yang lego jangkar di Pelabuhan Lewoleba. Sejumlah kapal lain dikerahkan ke tempat kejadian perkara melakukan penyelamatan.

Menurut Pankrasius kapal itu memuat penumpang melebih kapasitas kapal. "Bagi saya kalau jumlah penumpang sesuai dengan kapasitas kapal, musibah ini sebenarnya tidak harus terjadi. Tetapi, semuanya sudah terjadi. Musibah ini karena penumpang panik dan lari ke kiri-kanan pada saat kapal miring sehingga kapal tenggelam," kata Pankrasius yang masih tampak trauma.

Pankrasius melukiskan badan kapal tersebut kurang seimbang antara dasar dan bagian atasnya. Kalau ada satu atau lebih orang duduk di bagian samping kapal akan sangat berpengaruh pada keseimbangan kapal.

Pantauan Pos Kupang di RSUD Lewoleba, Senin siang, semua korban selamat dan tewas dievakuasi ke RS menggunakan beberapa unit pick up dan ambulans. Korban selamat mengalami trauma diperiksa tim dokter dan diberikan obat-obatan sesuai keluhannya. Mereka diberi minum air teh hangat agar bisa tenang. Korban meninggal umumnya perempuan pedagang sayur-mayur dan buah-buahan yang setiap pekan membawa dagangannya dari Boleng ke Pasar Pada. (bb)


Untung Masih Pagi

KAPAL Motor Hasmita Indah bertolak dari Pantai Boleng, Adonara sekitar pukul 08.00 pagi. Dalam sepekan, kapal ini tiga kali bolak balik dengan rute yang sama, Pantai Boleng- Waijarang.

Entah mengapa, kemarin pagi, kapal dengan bobot 34 GT itu
mengangkut penumpang begitu banyak, melebihi kapasitas angkutnya. Dalam pelayaran jarak dekat itu terdapat 87 orang di atas kapal itu termasuk anak buah kapal.

Salah seorang penumpang selamat, Syafrudin Suban (25), menuturkan, dalam kapal itu juga terdapat lima unit sepeda motor yang diikat pada bagian depan kapal. Ketika hendak merapat di Waijarang, arus dan angin kencang menghantam. Kapal mengalami goncangan hebat. Nakhoda berusaha mengendalikan kapal dengan menepi ke pesisir Waijarang menghindari angin dan gelombang yang ada.

Namun usaha itu tidak memberikan manfaat besar bagi keselamatan semua penumpang. Karena tali pengikat yang digunakan mengikat lima unit sepeda motor putus mengakibatkan semakin kapal oleng. Penumpang pun menjadi panik, berlarian ke kiri-kanan kapal. Situasi jadi kacau. Kapal semakin tidak stabil, semakin oleng dan akhirnya tenggelam.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Adonara Timur, Ipda Abdul Rahman Aba, S.H, kepada Pos Kupang, Senin petang juga menjelaskan, sekitar satu jam perlayaran, kapal kayu itu terhempas arus keras di antara Waijarang dan Boleng. Kapal miring ke kanan membuat para penumpang yang kebanyakan kaum wanita yang hendak berjualan di Pasar Pada di pinggiran Kota Lewoleba itu panik. Mereka lari ke kanan kapal membuat posisi kapal tidak seimbang. Nakhoda tidak bisa mengendalikan dan kapal tenggelam bersama penumpang.

Berutung pada saat kejadian itu masih pagi, sehingga ada kapal penumpang dari Lewoleba hendak ke Larantuka dan kapal feri yang sandar di Lewoleba membantu mencari sehingga banyak penumpang yang tertolong. Jika musibah itu terjadi lepas tengah hari, bisa dipastikan lebih banyak penumpang tidak bisa diselamatkan karena arus dan angin di perairan itu lebih deras dan kencang pada siang hari.

Rahman mengatakan, 87 penumpang termasuk empat warga Lembata berasal dari 11 desa. Korban meninggal saat ini sebanyak 11 orang, tiga orang yang sudah lebih dahulu dibawa ke Adonara, yakni Emilia Dati, Beatrix Mita dan Kewa Sulaiman, selain delapan korban berada di Lewoleba. Polsek Adonara Timur telah membuka posko di pesisir pantai memantau penyelamatan para korban.

Koordinator Tim Penanggulangan Bencana (Tagan) Lembata, Andres Koban, mengatakan kapal tersebut juga mengangkut lima unit sepeda motor dan barang-barang jualan ke Pasar Lewoleba. "Pencarian masih dilakukan Tagana dibantu dua unit motor nelayan. Kami sudah buka posko bersama di Waijarang, masih butuh motor pencarian dan peralatan komunikasi," kata Andres. (ius/bb)


Korban KM Hasmita Indah
No Nama Umur Keterangan
1. Martina Ose ± 50 Meninggal dunia
2. Tuto Boli ± 60 Meninggal dunia
3. Susana Ose ± 50 Meninggal dunia
4. Benga Balo ± 50 Meninggal dunia
5. Dowa Pati ± 48 Meninggal dunia
6. Indah Boleng ± 13 Meninggal dunia
7. Agatha Ose ± 50 Meninggal dunia
8. Beti Lipa Boro ± 50 Meninggal dunia
9. Emilia Dati Meninggal dunia
10. Beatrix Mita Meninggal dunia
11. Kewa Sulaiman Meninggal dunia
Sumber: Olahan Pos Kupang

Pos Kupang, 10 Agustus 2010 halaman 1



Apolonia Selan Belum Ditemukan

LEWOLEBA, PK---Upaya pencarian Apolonia Selan (25), korban musibah tenggelamnya Kapal Motor (KM) Hasmita Indah di sekitar perairan Waijarang, Lembata, hingga Selasa (10/8/2010) petang, belum membuahkan hasil. Tim pencari mengerahkan sekitar 12 unit kapal nelayan dan speed boat mencari remaja putri asal Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) itu.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata, Anton Suban, dan Koordinator Tim Penanggulangan Bencana Alam (Tagana) Lembata, Andres Koban, dihubungi terpisah, kemarin, membenarkan upaya pencarian korban kapal naas yang tenggelam Senin (9/8/2010) pagi itu. Pencarian korban melibatkan tim SAR Kupang, SAR Maumere, Tagana Lembata dibantu masyarakat Desa Waijarang, Polair Polres Lembata dan Polres Flores Timur.

Anton menjelaskan, pencarian difokuskan di sekitar lokasi tenggelamnya KM Hasnita Indah dan perairan sekitarnya, namun belum membuahkan hasil. Pencarian lanjutan korban menunggu perintah Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk, apakah dihentikan atau masih terus dilakukan.

"Pencarian hari ini belum membuahkan hasil, tetapi kita akan tetap melakukannya, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kami bekerja dan melaporkan apa yang sudah kami lakukan ke pak bupati dan menunggu instruksi selanjutnya," jelas Anton.
Sementara itu, hingga Selasa (10/8/2010) siang, baik jenazah korban meninggal, maupun puluhan korban yang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, sudah pulih dan dikembalikan ke keluarga masing-masing. Kecuali Susana Ose dan Indah Boleng, semua korban tewas sudah dievakuasi ke Boleng dengan KM Arkona, Senin sore. Susana Ose dan Indah Boleng dikuburkan di Lembata.

Anton juga mengklarifikasi jumlah korban meninggal 10 orang, bukan 11 orang. "Saya mau jelaskan bahwa korban meninggal dunia sesuai dengan data konfirmasi ke semua desa yang ada di Boleng, hanya berjumlah 10 orang, termasuk satu orang Lembata. Sedangkan korban hilang yang belum ditemukan juga hanya satu orang, dan bukan 23 orang, sebagaimana informasi sebelumnya," jelas Suban.

Sekretaris Dinsosnakertrans Lembata, Stef Talu, di Posko Waijarang, kemarin, menjelaskan bahwa jumlah penumpang KM Hasmita Indah seluruhnya 85 (bukan 87 seperti berita kemarin). Korban hilang juga cuma satu, yakni Apolonia Selan. Perbedaan jumlah terjadi karena penumpang dari Boleng ke Lewoleba tidak terdata identitasnya.

Disaksikan Pos Kupang di perairan Waijarang, kemarin, sejumlah speed boad dan kapal nelayan melakukan pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya kapal. Tim pencari membangun posko di lapangan SDK Waijarang. Warga masyarakat Waijarang ikut membantu menyediakan makanan kepada tim.
KM Hasmita Indah tenggelam, Senin (9/8/2010) pagi dalam pelayaran dari Pantai Boleng, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur menuju Lewoleba, Lembata. Kapal naas ini tenggelam sesaat setelah mesin kapal mati, dan angin serta arus menghantam. Sebanyak 10 penumpang meninggal dalam musibah laut ini.

Nakhoda KM Hasnita Indah, Awan Jakob, menjalani pemeriksaan maraton di Mapolres Lembata sejak Senin hingga Selasa (10/8/2010). Dia resmi menjadi tersangka dan menghuni kamar tahanan Polres Lembata. Jakob dianggap paling bertanggung jawab atas musibah tenggelamnya Hasnita Indah yang menewaskan 10 penumpang.

"Jakob jadi tersangka dan ditahan selama 20 hari," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Lembata, AKBP Marthin JH Johannis, S.H, melalui KBO Reskrim, Aiptu Jeffris Fanggidae, Selasa siang.

Jakob dinilai lalai mengemudikan perahu motornya, sehingga perahu motornya tenggelam dan menewaskan 10 penumpang dan hilangnya barang-barang bawaan penumpang. (bb/Pos Kupang, 11 Agustus 2010)


Hasnita Indah Bawa Penumpang Tujuh Kali Lipat

LEWOLEBA, PK --- Perahu Motor Hasnita Indah yang tenggelam pada hari Senin (9/8/2010) lalu, ternyata membawa penumpang lebih banyak tujuh kali lipat dari yang kapasitas muatnya. Sesuai dengan surat izin yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan Laut, Kantor Pelabuhan Larantuka, perahu motor ini hanya boleh membawa empat awak dan delapan penumpang.

Hal ini baru terungkap, setelah pada Kamis (12/8/2010) pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, pihak penyidik Kepolisian Resor (Polres) Lembata, mendapat surat izin tersebut dalam berkas yang diserahkan pemilik PM Hasnita Indah, Abuthalib El Haq, saat dimintai keterangan perihal izin perahu motor miliknya itu.
Surat izin ini baru dikeluarkan Dinas Perhubungan Laut, Kantor Pelabuhan Larantuka, pada tanggal 4 Agustus 2010 lalu. Surat itu ditandatangani langsung Kepala Kantor Pelabuhan Larantuka, H. Mansyur Usman, dengan kapasitas lima GT.

Dengan demikian, penumpang yang diangkut pada Senin (9/8/2010) lalu, melampaui daya angkut perahu motor itu tujuh kali lipat, karena perahu naas itu membawa 84 penumpang, ditambah satu orang nakhoda dan lima orang Anak Buah Kapal (ABK), sehingga total 90 orang.

Kapolres Lembata, AKBP Marthin JH Johannis, SH, melalui Wakapolres Lembata, Kompol Renalzie Agus, S.IK, di Mapolres Lembata, Kamis (12/8/2010) siang, mengatakan, wajar kalau perahu motor ini tenggelam, karena memang jumlah penumpang dan barang bawaan jauh melebihi kapasitas yang diizinkan.

Karena itu, jelas Agus, pihaknya telah memeriksa nakhoda Hasnita Jaya, Adam Jacob (38), dan juga sudah ditetapkan menjadi tersangka dan resmi ditahan di ruang tahanan Mapolres Lembata.

Informasi lain yang berhasil dihimpun dari sumber Pos Kupang di Mapolres Lembata menyebutkan bahwa PM Hasnita Indah sudah beroperasi sejak sebulan yang lalu, sehingga dapat dipastikan, sebelumnya perahu motor ini beroperasi tanpa izin pelayaran.

"Kapal ini memang sudah beroperasi lama sebelumnya. Namun karena habis diperbaiki, dan baru jalan lagi satu bulan lalu. Tetapi ternyata surat izinnya baru keluar tanggal empat," jelas sumber tersebut. (bb)

Pos Kupang, 13 Agustus 2010 halaman 7
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes