Kredit Mobil, Argumen Karo Keuangan Lemah

KUPANG, PK -- Argumen Kepala Biro (Karo) Keuangan Setda NTT, Obaldus Toda mengenai kebijakan peminjaman dana APBD dari pos pembiayaan berupa kredit kendaraan yang berlangsung sejak tahun 2003 untuk PNS golongan I, II, III dan kepada anggota DPRD, sangat lemah.

Hal ini disampaikan Dr. Yohanes G Tuba Helan, S.H, M.H saat ditemui Pos Kupang di ruang kerjanya, Sabtu (22/5/2010). Menurut Helan, argumen yang disampaikan Karo Keuangan sangat lemah, karena didasarkan pada sesuatu kebiasaan yang sudah lama dijalankan.

"Kalau hal itu tidak didukung dan disetujui rakyat banyak, maka kebiasaan itu harus dirubah atau direvisi," tegas Helan.

Helan membeberkan kelemahan itu. Pertama, penggunaan dana publik kepada perorangan khususnya kepada PNS dan anggota DPRD sangat bertentangan dengan prinsip penggunaan keuangan negara. Kedua, pemerintah daerah harus lebih kreatif menggali sumber pendapatan daerah, bukan berharap dari pengadaan kendaraan, sehingga dapat memperoleh PAD dari pajak kendaraan tersebut.

"Pemerintah daerah yang meningkatkan pendapatan daerah dengan mendatangkan kendaraan bagi PNS dan anggota dewan dengan jumlah terbatas, penambahan pendapatannya sangat tidak signifikan," jelas Helan.

Di lain pihak, kata Helan, dengan menambah jumlah kendaraan bermotor, sangat bertolak belakang dengan upaya mengurangi pemanasan global. Karena dengan menambah kendaraan mengakibatkan polusi dan memicu terjadinya pemanasan global.

Mengenai kebijakan ini sudah diasistensi dan disetujui kementerian dalam negeri, Helan menjelaskan, pernyataan itu sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi. Nilai-nilai demokrasi sangat jelas mengatakan, persetujuan itu harus datang dari rakyat. Kebijakan ini bukan merupakan aspirasi rakyat sehingga harus dipertimbangkan. "Kalau disetujui pemerintah tingkat atas dan tidak disetujui rakyat, maka kehendak rakyatlah yang diikuti," tegas Helan.

Secara demokrasi, rakyat menghendaki penggunaan anggaran itu untuk kepentingan publik, seperti perbaikan sarana kesehatan, pendidikan, jalan, air bersih, dan sebagainya. Tetapi hanya karena disetujui menteri dalam negeri dan pemerintah menjalani, maka pemerintah telah mengesampingkan aspirasi atau kehendak rakyat. Pemerintah harus memahami vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Apabilah tidak didengarkan maka pemerintah sangat tidak demokratis.

Soal mengurangi kendaraan plat merah dan menghemat bahan bakar, menurut Helan, pemerintah daerah tidak memiliki kewajiban menyediakan kendaraan bermotor yang berplat merah, atau memberikan kredit seperti kepada anggota dewan. Kalau ada anggaran mendatangkan kendaraan tersebut, harus dipertimbangkan untuk lebih mengutamakan kepentingan rakyat, karena rakyat lebih membutuhkan. "Rakyat lebih butuh sandang, pangan dan papan, bukan kendaraan bermotor," kata Helan.

Menurut Kepala Ombudsman Wilayah NTT dan NTB, alasan mengenai kebijakan ini tidak merugikan rakyat, sangat tidak tepat. Apabila ditinjau dari segi ekonomi, mungkin dapat dibenarkan karena uang itu dikembalikan. Tetapi dari segi sosial, mengalokasikan dana publik untuk membeli kendaraan pribadi, berarti mengesampingkan kebutuhan rakyat. Hal ini sangat merugikan rakyat.

Alo Yakob, warga Perumahan Lopo Indah Permai, Kolhua yang menghubungi Pos Kupang, Sabtu (22/5/2010), mengatakan, argumentasi Karo Keuangan Setda NTT, Obaldus Toda hanya berkelit. Yakob mempertanyakan, kredit untuk PNS tidak disalurkan secara merata ke semua SKPD dengan mata anggaran yang jelas. PNS, kata Yakob, mengabdi untuk masyarakat puluhan tahun tapi tidak diberi kemudahan kredit dengan bunga kecil. Sementara DPRD NTT yang hanya lima tahun diberikan fasilitas kredit dengan bunga ringan. (hh/gem)

Pos Kupang 23 Mei 2010 halaman 14

Kredit Mobil Untuk Perkuat PAD

KUPANG, PK -- Kebijakan peminjaman dana APBD kepada pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota DPRD NTT dalam bentuk kredit kendaraan, sudah berlangsung sejak 2003. Dana itu dari pos pembiayaan yang dipersiapkan untuk memperkuat PAD (pendapatan asli daerah) yakni pajak kendaraan.

Demikian penjelasan Kepala Biro (Karo) Keuangan Setda Propinsi NTT, Obaldus Toda usai mengikuti sidang bersama Badan Anggaran DPRD NTT, Jumat (21/5/2010).
Dia mengatakan bahwa dana yang diambil untuk dipinjamkan itu dari pos pembiayaan.

Kebijakan tersebut, jelasnya, sudah berlangsung sejak tahun 2003 untuk kredit kendaraan roda dua bagi PNS golongan I, II dan III serta roda empat untuk pejabat eselon II dan III. Sejak 2009, ada kebijakan memberikan pinjaman kepada anggota DPRD NTT.

Toda mengatakan, pos pembiayaan itu disiapkan untuk memperkuat pendapatan asli daerah (PAD). Sebab selama ini PAD NTT hanya bersumber dari Bank NTT. Perusahan Daerah (PD) Flobamor yang diharapkan, ternyata tidak mampu menyumbang pemasukan untuk PAD. Karena itu sejak tahun 2003 dicari alternatif pendapatan dengan menyediakan pos anggaran untuk kredit kendaraan. Selain uangnya dikembalikan, keberadaan kendaraan di daerah ini juga untuk meningkatkan pendapatan dari pajak kendaraan bermotor.

Toda menegaskan, pos pembiayaan dalam APBD sudah terstruktur dan sudah diasistensi oleh Kementerian Dalam Negeri.

Kebijakan menggenjot PAD melalui kredit kendaraan itu tidak merugikan masyarakat. Kebijakan itu untuk penguatan kapasitas fiskal daerah. Untuk masyarakat atau kelompok masyarakat, katanya, disiapkan dan LUEP dan koperasi.

Toda mengatakan, peminjaman dana APBD untuk kredit mobil bagi anggota DPRD NTT, untuk mengurangi kendaraan plat merah yang cost-nya tinggi dan memudahkan pertanggungjawaban aset. Untuk itu pemerintah memandang perlu memberikan bantuan dengan jaminan. Untuk 38 anggota Dewan yang menggunakan dana itu, jaminnannya adalah gaji.
Keuntungannya, kata Toda, selain PAD, pemerintah tidak menyiapkan bahan bakar dan kemungkinan membuka lapangan kerja bagi sopir.

Pemerintah, katanya, tidak menyiapkan dana untuk operasional kendaraan itu karena kendaraan itu adalah milik pribadi anggota dewan. Semua biaya yang terkait dengan kendaraan menjadi tanggung jawab anggota dewan yang bersangkutan. Dengan demikian, lanjut Toda, pemerintah menekan efisiensi biaya. Dana itu tidak hilang karena dikembalikan dalam waktu empat tahun. Jika dalam perjalanan anggota yang bersangkutan berhalangan tetap atau di-PAW partainya, ahli waris berkewajiban melunasi kredit itu. Hal itu, katanya, sudah diatur dalam perjanjian kredit.

Ditanya soal regulasi, Toda mengatakan, dari nomenklatur yang diambil tidak menyalahi regulasi. Sejak tahun 2003, pos pembiayaan itu selalu diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), namun tidak dikategorikan temuan atau pelanggaran.

Dengan demikian, katanya, kebijakan pemerintah itu tidak menimbulkan dampak hukum. Pos anggaran itu, katanya, sudah disetujui Mendagri saat asistensi.
Ditanya soal aturan yang melarang APBD tidak dipinjamkan kepada pihak ketiga, Toda mengatakan, dalam pemeriksaan BPK tidak ada masalah, karena kasnya kembali. Di daerah lain aparat penegak hukum menangkap, karena anggaran yang diambil tidak ada dalam pos pembiayaan atau belanja.

Dana yang digunakan untuk kredit mobil dewan, kata Toda, jelas tercantum di pos pembiayaan jadi tidak ada masalah.

Dalam perbicangan dengan wartawan, anggota DPRD NTT, Somi Pandie mengaku berani mengkredit mobil yang difasilitasi pemerintah itu karena dananya dikembalikan melalui pemotongan gaji. "Mobil itu kami beli dari gaji. Gaji kami dipotong langsung oleh bendahara untuk disetor ke kas daerah, jadi kami jangan disalahkan. Kalau mind set orang sudah katakan kami salah, biar dijelaskan bagaimana pun kami tetap salah," kata Somi. (gem)

Pos Kupang 22 Mei 2010 halaman 1

Tidak Benar Dana Publik untuk Kepentingan Privat

KUPANG, PK -- Pemanfaatan dana publik untuk kepentingan privat para anggota DPRD NTT tidak dibenarkan dari sisi aturan. Karena itu aparat hukum seharusnya sudah bisa memroses kasus peminjaman dana APBD NTT tahun 2010 sekitar Rp 7,6 miliar untuk para anggota DPRD NTT membeli mobil.

"Dana APBD NTT atau pun APBN, itu dana publik. Itu uang rakyat. Jadi pemanfaatannya untuk kepentingan publik, tidak boleh untuk kepentingan pribadi," tandas Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT dan NTB, Dr. Yohanes G Tuba Helan, S.H, M.H, Kamis (20/5/2010).

Doktor Tuba Helan dimintai pendapatnya mengenai ramai-ramainya para anggota DPRD NTT meminjam dana ke Pemprop NTT untuk membeli mobil. Sejauh ini belum diketahui apakah para anggota dewan yang berinisiatip untuk meminjam uang ke Pemprop NTT, ataukah inisiatif Pemprop NTT untuk membantu para wakil wakyat itu dengan kredit lunak.

"Benar bahwa pemerintah bukan lembaga keuangan. Kalau ada pegawai atau anggota Dewan yang mau pinjam uang, suruh saja pinjam ke bank. Pemerintah bisa menjalin kerja sama dengan bank, bisa memfasilitasi itu, tapi jangan ambil uang dari APBD untuk beri kredit orang. Itu uang publik. Dana APBD itu bukan untuk cari bunga," tegas Tuba Helan usai diskusi terbatas di ruang rapat Redaksi SKH Pos Kupang, kemarin.

Dia menjelaskan bahwa apabila yang dibeli itu adalah mobil dinas, maka penggunaan dana APBD untuk itu dibenarkan. Pengadaan mobil dinas dikategorikan kepentingan publik, sebab dipergunakan untuk urusan kedinasan menyangkut pelayanan publik.

"Kalau mau beli mobil dinas, itu pun pemanfaatan dana APBD harus ada mekanismenya yaitu ditenderkan, bukan ambil uang langsung bayar di dealer mobil," katanya.

Dia menjelaskan bahwa dana APBD bisa "dipinjamkan" dalam konteks membantu masyarakat dalam bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. "Kalau diberikan kepada masyarakat untuk pemberdayaan ekonomi berupa penguatan modal usaha misalnya, itu baru kepetingan publik. Jadi bukan untuk kepentingan privat. Para anggota dewan itu kan meminjam dalam kapasitas pribadi dan yang dibeli kan mobil plat hitam. Itu privat, kepentingan pribadi. Jangan ambil dana publik, sebab itu uang rakyat," katanya.

Dosen Fakultas Hukum Undana Kupang ini juga mengeritik para anggota dewan. "Jadi saya menentang itu. Kalau tahu di dewan tidak ada mobil, kenapa mau ke sana? Jadilah kontraktor biar bisa beli mobil," pungkasnya.


Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Sikka periode 2004-2009, Gabriel Pareira juga mengeritik keras sikap anggota DPRD NTT yang meminjam dana APBD untuk membeli mobil pribadi.

"Itu korupsi. Kenapa pemerintah tidak arahkan saja pinjam ke bank, baru cicil dari gaji. Kami dulu di DPRD Sikka juga begitu, pinjam di bank baru cicil dengan cara potong gaji. Kalau pinjam uang dari APBD, itu sudah korupsi," tegas Gabriel yang menelepon Pos Kupang dari Maumere, semalam.

Sebagaimana diberitakan, sekitar Rp 7,6 miliar dana APBD yang dipinjamkan kepada 38 anggota DPRD NTT itu bukan dari pos anggaran untuk DPRD NTT, melainkan dari pos anggaran pemerintah.

Dana sebesar itu dipinjamkan pemerintah kepada para anggota dewan dalam bentuk pinjaman lunak dimana tiap anggota dewan dialokasikan plafon pinjaman Rp 200 juta/orang. Setiap bulan pengembalian pinjaman antara Rp 4,7 sampai Rp 5 juta selama 40 bulan.

Mekanisme pemanfaatan pinjaman, para anggota dewan langsung memilih mobil yang dijual dealer mobil dan memberitahu harganya kepada pemerintah (Setda NTT) dan selanjutnya pemerintah membayar ke dealer mobil. Setelah itu anggota dewan mencicil sesuai harga mobil yang dikehendaki. (amy)

Pos Kupang 21 Mei 2010 halaman 1

7, 6 M untuk Kredit Mobil Dewan

KUPANG, PK -- Setelah laptop, kali ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Nusa Tenggara Timur mendapat dana dari pemerintah untuk membiayai kredit mobil dengan platform Rp 200 juta/anggota. Hingga Jumat (14/5/2010), sudah 38 orang anggota yang memanfaatkan dana itu. Dengan demikian, sudah Rp 7,6 miliar yang dicairkan pemerintah untuk mobil para wakil rakyat itu.

Dana sebesar itu dipinjamkan pemerintah dan dikembalikan anggota Dewan setiap bulan antara Rp 4,7 sampai Rp 5 juta. Jika masing-masing mendapat jatah Rp 200 juta dengan pengembalian setiap bulan Rp 5 juta, berarti para wakil rakyat harus melunasi pinjaman tersebut dalam tempo 40 bulan atau 3 tahun, 4 bulan.

Ketua DPRD NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah, yang ditanya wartawan saat jumpa pers, Senin (10/5/2010), menjelaskan, pinjaman dana APBD untuk DPRD diambil dari pos anggaran pemerintah untuk memfasilitasi pegawai meminjam untuk membeli mobil. Anggota DPRD NTT diberi kesempatan yang sama meminjam dan membayar secara cicil setiap bulan.
"Saya sudah cek kepada sekda apakah regulasinya memungkinkan. Pak sekda mengatakan secara hukum tidak salah," kata Medah.

Dia mengatakan, mulai tahun 2010 ini, tidak ada lagi pengadaan kendaraan untuk anggota Dewan. Kredit kendaraan kepada anggota Dewan, kata Medah, menguntungkan daerah karena uangnya dikembalikan ke APBD, penerimaan daerah dari pajak kendaraan bertambah, terutama bea balik nama (BBN).

Beberapa anggota DPRD NTT yang mendapatkan kredit itu, Viktor Mado Watun, Gabriel Suku Kotan, Hironimus Banafanu, Hugo Rehi Kalembu, Oswaldus, yang ditemui terpisah, Rabu (12/5/2010), mengatakan, dana tersebut disiapkan pemerintah dan Dewan mencicil selama empat tahun.

Viktor menjelaskan, platformnya Rp 200 juta. Mekanismenya, pemerintah mengambil mobil di dealer dan Dewan menyetor ke Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).

Keuntungannya, kata Viktor dari Fraksi PDIP, mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena satu buah mobil baru bisa membayar pajak sampai Rp 21 juta selama empat tahun dari pajak kendaraan. Dengan demikian, kata Viktor, pemerintah tidak perlu menyiapkan kendaraan operasional dan bahan bakar untuk Dewan. Biaya operasional dan bahan bakar ditanggung sendiri.

Viktor menjelaskan, setiap bulan mereka mencicil Rp 5 juta, dipotong langsung oleh bendahara gaji dan disetor ke Dispenda. Bunganya 14 persen/4 tahun. Jadi setiap tahun bunga kredit yang harus dibayar sebesar 3 persen.

Kebijakan pemerintah menyiapkan fasilitas kredit , kata Viktor, sudah memasuki tahun ketiga. Tahun pertama kredit sepeda motor untuk pegawai negeri sipil golongan I, II dan III. Tahun ketiga disiapkan anggaran untuk mobil bagi pegawai negeri sipil eselon II dan DPRD NTT. Viktor yang mengambil Kijang Innova mengakui, Dewan sangat terbantu dengan mobil tersebut. Sedangkan Suku Kotan dan Banafanu mengamini penjelasan Viktor. Keduanya mengambil mobil merek Terios.

Oswaldus dan Hugo yang ditemui terpisah mengatakan, pemerintah menyiapkan dana itu dengan platform Rp 200 juta, tapi tidak semua kendaraan harganya Rp 200 juta. Oswaldus mengaku hanya mengambil Rp 165 juta sesuai harga Kijang Avanza. Demikian pun Hugo yang mengambil Kijang Avanza.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTT, Frans Salem, S.H yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/5/2010), menjelaskan, APBD 2010 mengalokasikan dana Rp 11 miliar untuk kredit kendaraan roda empat bagi PNS eselon II dan III serta anggota DPRD NTT. Bunganya satu persen/bulan. Sekda yang juga masih menjabat Kadispenda NTT ini menjelaskan, platformnya Rp 200 juta, tapi ada yang mengambil tidak sampai Rp 200 juta, tergantung harga mobil. Bagi yang memilih mobil di atas Rp 200 juta seperti Kijang Innova, harus menambah sendiri.

Pemerintah hanya menyiapkan maksimal Rp 200 juta. Sedangkan yang memilih mobil harga di bawah Rp 200 juta, tidak dapat diberikan uang kelebihan. Mereka tetap mencicil sebesar dana yang dikeluarkan untuk pembelian mobil itu. Yang jelas, yang mengambil Rp 200 juta besarnya cicilan akan lebih besar dari yang mengambil Rp 150 juta atau Rp 160 juta.

"Kami juga menawarkan kepada pejabat eselon II dan III. Untuk pejabat eselon III, jelas harus menambah uang muka supaya cicilannya lebih kecil, " kata Salem.

Salem mengakui, gaji pejabat eselon III jelas tidak dapat mencicil kredit mobil Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Soal harga, baik pejabat eselon II dan III maupun anggota Dewan yang berminat sialakan negosiasi sendiri dengan dealer.

Menurut Salem, pemerintah menyiapkan anggaran itu dengan pertimbangan, mengurangi biaya operasional Dewan. Pemerintah tidak memikirkan lagi bahan bakar, operasional dan sopir. Hasil kajian pemerintah, kata Salem, biaya operasional kendaraan dinas DPRD sangat tinggi. Dengan fasilitas kredit, katanya, bahan bakar ditanggung sendiri, sopir dibayar sendiri dan kerusakan serta biaya operasional lainnya ditanggung sendiri. Dana pemerintah dikembalikan dengan bunganya walaupun kecil.

Keuntungan lain, pemerintah menarik pajak kendaraan terutama BBN cukup besar setiap tahunnya. Dengan demikian, PAD NTT terus meningkat.(gem)


Sumber: Pos Kupang 17 Mei 2010 halaman 1

Rongo


HADIAH terindah pada Hari Kebangkitan Nasional yang sunyi sepi tahun ini ternyata sebuah kandang. Kandang wawi, manu dan rongo. Sebelum tuan dan puan bingung, baiklah beta jelaskan dulu kata asing itu. Wawi, manu dan rongo adalah salah satu bahasa daerah Flobamora yang artinya, babi, ayam dan kambing!

Di Maumere-Flores seorang istri terpaksa tidur di kandang babi karena tak tahan terhadap siksaan fisik suaminya. Di Pamekasan, Madura satu keluarga beranggotakan lima orang tinggal berhimpitan di bekas kandang ayam berukuran 3x4 meter persegi. Dan, di Tangerang, persis di depan hidung Istana Presiden RI, nenek Ida (72) menghabiskan masa tua di dalam kandang kambing.

Tak tahan menghadapi perilaku suami yang alkoholik, ringan tangan dan kaki, Maria Goreti (52), warga Kota Maumere memilih tidur di kandang babi. Kisah Maria adalah kisah tentang kekerasan dalam rumah tangga keluarga miskin. Penderitaan Maria telah berlangsung bertahun-tahun.


Hari Rabu (19/5/2010), Maria tak sanggup lagi menahan derita itu. Dia melaporkan suaminya, Fransiskus Baba alias Pang kepada polisi. Dalam kamar tahanan polisi Pang baru mengaku sadar dan menyesal. Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat. Istri tidur di kandang wawi. Duh Gusti!

Di kandang ayam berukuran sekitar 3x4 meter Mohammad Tamim (35) bersama istrinya Muslihah (32) dan tiga anak, masing-masing Milda (5), Ulfia Narafifah (9) dan Luluk Agustinah (10) tinggal. Ini kisah kandang dari Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Kandang multi fungsi. Tempat masak, makan sekaligus tempat tidur lima anggota keluarga Tamim. Panci, kompor dan pakaian menyatu di sana. "Ya, beginilah kehidupan kami," kata Muslihah kepada Bupati Pamekasan, Kholilurrahman yang berkunjung ke kandang manu itu, Sabtu (22/5/2010).

Pak bupati awalnya kurang yakin ketika pers mewartakan rumah kandang Tamim-Muslihah. Laporan media bukan karangan. Fakta itu sungguh menohok hati Bupati Kholilurrahman karena baru saja dia memberi bantuan rumah layak huni bagi keluarga miskin di wilayahnya. "Kondisi seperti ini kok bisa luput dari pendataan saat ada bantuan rumah baru baru ini," kata bupati.

Misbahul Laila, kepala desa Branta Pesisir, tempat keluarga Tamim berdomisili, punya alasan sendiri. Saat pendataan dulu Tamim sekeluarga masih berpindah pindah. "Setelah ada tempat bekas kandang ayam ini, Pak Tamim dan keluarganya menetap dan menjadi warga Desa Branta," kata Laila.

Kisah ketiga tentang kandang datang dari Sewan Bedeng, Neglasari, Tangerang. Ida (72) tidur di kandang rongo alias kambing karena rumah gubuknya sudah rata dengan tanah, dibuldoser Pemkot Tangerang dua pekan setelah Lebaran 2009. "Saya memang bukan orang asli Tangerang. Saya dari Pemalang, tapi saya tinggal di Kampung Sewan Bedeng ini sejak tahun 1975 sewaktu masih hutan," ujar Ida kepada Kompas, Senin (17/5/2010).

Ibu tiga anak dan nenek dari beberapa cucu itu adalah salah satu korban kebijakan Pemerintah Kota Tangerang. Rumahnya digusur karena tinggal di bantaran Sungai Cisadane. Nasib Ida tiba-tiba jadi sorotan seiring rencana penggusuran warga China Benteng di Kampung Tangga Asam, Lebakwangi dan Kokun.

Menurut Ida, ketika rumahnya digusur Satpol PP Kota Tangerang, ada ratusan rumah bilik dan semipermanen yang memadati Kampung Sewan Bedeng. Mereka umumnya warga yang terpinggirkan karena ketidakadilan. "Kebanyakan bermata pencaharian tukang asongan," ujar buruh pengupas kacang dengan upah Rp 2.000/kg itu.

"Saya tak bisa berbuat apa apa. Rumah sudah tidak punya, mau tinggal di mana lagi? Ya, terpaksa tinggal di kandang kambing milik tetangga, meskipun bau," ujar Ida seraya menyeka air mata. Tiga anaknya memang tinggal di Sewan Bedeng. Namun, nasib mereka juga tidak jauh beda. Hidup miskin dengan rumah kecil berdinding anyaman bambu. Camat Neglasari, H Habibullah mengaku tidak tahu ada warganya tinggal di kandang kambing. "Tak ada laporan bahwa ada yang tinggal di kandang kambing. Pak Lurah juga tidak lapor," ucapnya enteng.

Hehehe... kalau Om Camat atau Bapak Kades kaget karena belum mendapat laporan itu mah kisah biasa di ini negeri. Negeri lapor-melapor, negeri yang sangat menjunjung tinggi prosedur kalau mengurus rakyat, tapi labrak semua aturan kalau nyolong duit rakyat.

Seburuk-buruknya orang miskin sebagian dari mereka paham harga diri. Tidak semua kaum papa rela melaporkan diri sebagai si miskin. Mereka punya rasa malu. Toh kalau mereka lapor diri apakah serta merta diperhatikan? Apalagi kalau Om Camat atau bosnya Om Camat sedang berkeliling dengan oto (mobil) dinas ber-AC. Belum tentu ada waktu melihat sampai ke lorong dan sudut kampung. Pejabat kan sibuk...!!

Begitulah tuan dan puan. Tinggal di kandang rongo dan manu itu memang terjadi jauh dari wilayah Nusa Tenggara Timur. Tapi beta tidak begitu yakin fakta yang sama nihil di beranda Flobamora. Di kampung besar kita ini tak sedikit jua yang tinggal di rumah mirip kandang. Kalau bukan rumah, ya gedung sekolah mirip kandang banyak jumlahnya. Kalau mati lapar atau mati pelan-pelan karena gizi buruk, itu sudah lazim. Sudah warta tahunan.

Tahukah tuan ada yang buru-buru bikin desa siaga. Siaga sekadar untuk mengikuti lomba? Tahukah puan di depan hidung ibu kota propinsi ini kematian ibu dan anak begitu tinggi? Tinggal di Kupang dengan segala kemudahan, mestinya kasus kematian ibu-anak sekecil mungkin.

Adakah yang prihatin? Mohon maaf. Di saat banyak sesama kita menderita, para pemimpin, para elite sosial justru bersenang dengan segala kemewahan dan kemudahan. Mudah betul miliki sepeda motor...eh kredit mobil! Di kala anak-anak kita menangis terisak karena kegagalan UN yang membut masa depan mereka jadi tanda tanya besar, orang-orang besar kampung ini entah berpikir tentang apa? Luar biasa, mereka masih bisa tertawa! (dionbata@gmail.com)

Pos Kupang edisi Senin, 24 Mei 2010 halaman 1

Akan


MARI sejenak bermain-main dengan angka. Angka pemilu kada musim 2010 di beranda Flobamora. Enam kabupaten, 44 paket. Sebanyak 88 orang pria dan wanita dewasa bertarung merebut 12 kursi! Kursi bupati dan wakil bupati.

Luar biasa pemilu kada 2010 di Nusa Tenggara Timur. Dibandingkan pilkada langsung musim lalu jumlah pasangan calon yang maju tahun ini merupakan rekor baru. Semakin banyak saja orang kita yang merasa layak dan pantas menjadi kepala wilayah. Membanggakan. Nikmat kuasa memang tiada duanya.

Sebanyak-banyaknya paket calon tak ada yang mampu menandingi rekor Kabupaten Manggarai yang memanggungkan sembilan pasangan calon. Sumba Barat, Manggarai Barat dan Ngada tak kalah gemuk, masing-masing dengan delapan paket calon. Sumba Timur dan Flores Timur relatif ramping, cuma lima dan enam paket saja. Jumlah 44 paket di atas belum termasuk Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Sabu Raijua yang belum begitu jelas batang hidung para kandidat yang siap maju ke medan laga pemilu kada.


Kita coba berandai-andai. Misalnya seorang calon menyiapkan dana untuk kebutuhan pemilu kada Rp 1 miliar, maka total jenderal ada Rp 88 miliar uang yang terbang rendah atau berhamburan di enam daerah tersebut. Kalau hanya setengah dari itu pun angkanya tidaklah kecil, yakni sekitar Rp 44 miliar. Uang sebanyak ini belum termasuk alokasi dana dari APBD untuk kebutuhan KPUD sebagai penyelenggara. Singkat kata bila dikalkulasi semua biaya pemilu kada di enam kabupaten se-NTT angkanya di atas Rp 100 miliar! Dengan paket sekian banyak pemilu kada dua putaran bukan mustahil. Artinya dana pun akan membengkak.

Mohon para pakar ekonomi NTT bisa memberi pencerahan. Dana pemilu kada itu masuk kategori konsumtif atau produktif? Bagi beta sederhana saja. Mahal betul ongkosnya. Uang yang keluar untuk pesta demokrasi sangat besar.

Dari mana sumbernya? Aih, di negeri ini urusan sumber uang punya misteri sendiri. Tuan jangan lupa untuk benua Asia jumlah mobil mewah paling banyak ada di Indonesia. Indonesia mengalahkan negara makmur seperti Korea, Jepang, China dan Singapura. Mau tahu model mobil mewah? Lihat saja oto dinas bapak/ibu pejabat negara yang berdomisili di sekitar lingkungan tuan dan puan.

Pemilu kada yang mahal ongkos rupanya berpengaruh pada perilaku. Tensi darah mendadak tinggi. Cepat mendidih! Mudah tersinggung, lekas marah dan mengamuk. Simak dinamika di Nagi Tana, Larantuka. Pemilu kada Flores Timur 2010 begitu gaduh. Mereka ribut berminggu-minggu hingga jadwal tertunda.
Manggarai malah nekat. Ada yang bawa bom molotov ke kantor KPUD. Apakah karena Ruteng kota dingin hingga perlu dihangatkan dengan bom? Ole kraeng... bayangkan kalau bom itu meledak?

Hati boleh panas, akal sehat mesti tetap bersinar. Toh bukan baru kali ini Flobamora menggelar pemilihan kepala daerah secara langsung. Mari belajar dari pemilu damai musim lalu yang sanggup kita sajikan dengan elok dan elegan.
Oh ya, izinkan beta hari ini secara khusus menyapa Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Ngada. Mereka mulai memasuki hingar-bingar pesta pemilu kada. Musim jual obat sudah tiba. Inilah waktu menjual kecap nomor satu. Lima daerah itu telah memasuki tahapan kampanye. Flores Timur ketinggalan kereta. Sendirian! Siapa suruh gaduh?

Tentang awal kampanye ada warta menarik dari kaki Gunung Inerie. Mereka sembelih sembilan ekor babi dan satu ekor kerbau. Hewan itu dipersembahkan dalam ritual adat sebelum delapan paket calon bersama pendukung mengikrar janji di Lapangan Kartini-Bajawa, Sabtu (15/5/2010). Babi dan kerbau dipersembahkan kepada leluhur agar pelaksanaan pemilu kada berjalan lancar dan aman. Delapan ekor babi dibawa masing-masing paket, satu ekor babi dan seekor kerbau disumbangkan KPUD. Wala...ini baru pesta la. Selamat Ame Ka'e.

Selama kampanye dua pekan diksi "akan" menjadi kata sakti mandraguna. Kata "akan" paling banyak dipakai para calon kepala daerah. "Saya akan begini, saya akan begitu. Kami akan memberi yang terbaik bagi daerah ini." Begitulah kira-kira. Semua akan sama mengklaim diri sebagi pejuang rakyat tertindas. Menyebut diri sebagai laskar pemberangus kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan!

Perkenankan beta menitipkan tips kecil buat ina ama, bapa mama, ame ine, opa oma, no oa, umbu rambu, eja weta, enu nana. Jangan lupa dengar kampanye karena di sanalah salah satu medan uji kompetensi dan kapasitas calon pemimpinmu. Setiap kali hadir kampanye siapkan buku dan pena. Buatlah dua kolom dalam buku. Kolom pertama: Omong Kosong. Kolom kedua: Realistis.

Catat baik-baik setiap ucapan pasangan calon saat kampanye. Apa saja pernyataan mereka yang masuk kelompok omong kosong dan apa saja yang realistis. Beta berani bertaruh kolom omong kosong akan lebih penuh. Bila perlu tambahkan satu kolom lagi yakni kolom abu-abu. Biasanya calon pemimpin suka bermain di wilayah abu-abu. Tidak jelas hitam dan putih, biru atau merah. Isi pembicaraan sering mengambang alias menggantung. Banyak kata bersayap dan tutur berekor.

Catatan tuan dan puan itu akan bermakna suatu hari nanti ketika salah satu pasangan calon terpilih memimpin daerah selama lima tahun. Tatkala mereka menikmati kemewahan rumah dinas, mobil ber-AC, pengawal dan ajudan pribadi, buka kembali catatan kampanye. Periksa realitas. Apakah sejalan antara kata dan perbuatan atau sebaliknya jauh panggang dari api. Selamat berpemilu kada. Jadilah pemilih kritis dan bertanggung jawab. Untuk 88 manusia terpilih beta ucapkan selamat berjuang. Buatlah kami bangga! (dionbata@gmail.com)

Pos Kupang edisi Senin, 17 Mei 2010 halaman 1

Majus Bupati dan Wabup Ngada Kedelapan

BAJAWA, PK -- Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ngada, Martinus Djawa dan Hendra Yusuf (Majus) akan menjadi bupati dan wakil bupati ke delapan. Demikian paket tersebut saat berkampanye di Desa Nginamanu, Kecamatan Nangameze, Kabupaten Ngada, Kamis (20/5/2010) siang.

Martinus mengatakan, bukan barang baru lagi. Di mata masyarakat dirinya sudah dikenal luas. Pada moment Pemilu Kada ini, Martinus ingin kembali menyapa warga setempat untuk tetap tekun dan terus berusaha dalam bidang pertanian.

"Kalau sudah terpilih menjadi Bupati Ngada lima tahun mendatang maka kami akan menjadikan Ngada sebagai gudang ternak," tegasnya.

Hal senada dikatakan Hendra Yusuf, calon wakil bupati. Paket tersebut sudah melakukan investasi sejak bertahun tahun. Banyak proyek pembangunan telah dilakukannya untuk membantu masyarakat. Hal ini terlihat dari proses pengerjaan jalan desa di Kabupaten Ngada.


Selain itu, apa yang telah dilakukannya merupakan investasi dan saat ini tinggal menunggu hari H untuk dipilih.

Dia menambahkan, akan mendapat simpati terbanyak dari masyarakat pemilih. Jalan-jalan desa di Golewa Selatan maupun Bajawa Utara serta wilayah Kecamatan Soa sudah dibuka berkat dukungan dana pihak swasta maupun dana pribadi yang digunakan untuk membuka isolasi desa. "Investasi itu sudah kami lakukan biarkan rakyat yang memilih," tandas Hendra.

Sementara Bernardus Peka Ola, ketua tim pemenangan paket Majus, mengatakan, timnya sangat solid untuk meraih perolehan suara sebanyak mungkin dan memenangkan paket itu dalam Pemilu Kada nanti. Dia mengatakan, di setiap desa terdapat 50 orang tim inti untuk memenangkan paket tersebut. "Setiap desa tim kami terdapat 55 orang yang ditempatkan untuk memenangkan Majus," kata Ola.

Dia menjelaskan, telah menyebarkan 4.500 orang untuk memenangkan Majus. Jumlah tersebut tersebar di 94 desa yang ada di Kabupaten Ngada. Kehadiran paket tersebut memiliki misi untuk mempersatukan kembali daerah. Selain itu, paket tersebut juga menawarkan program kerja dalam visi misinya, yakni menjadikan Kabupaten Ngada sebagai kabupaten ternak. (ee)

Pos Kupang 22 Mei 2010 halaman 8

Sembilan Ekor Babi Awali Kampanye di Ngada


BAJAWA, FS -- Sembilan ekor babi dan seekor kerbau mengawali kampanye Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilu Kada) Ngada 2010.

Sembilan ekor babi dan seekor kerbau tersebut dipersembahkan saat ritual adat sebelum delapan paket Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Ngada bersama pendukung masing-masing mengikrarkan janji Pemilu Kada Ngada di Lapangan kartini Bajawa, Sabtu (15/5/2010).

Babi dan kerbau dipersembahkan kepada leluhur agar pelaksanaan Pemilu Kada Ngada bulan Juni 2010 berjalan lancar dan aman. Dari sembilan ekor babi tersebut, delapan ekor babi dibawa oleh masing-masing paket, satu ekor babi dan satu ekor kerbau disumbangkan oleh KPUD Ngada.

Setelah selesai ritual adat dan doa bersama, sembilan ekor babi dan seekor kerbau tersebut disembeli. kemudian dilanjutkan dengan acara ikrar janji kampanye damai.
Ritual adat dipimpin para tokoh adat se-Kabupaten Ngada. Hadir juga para tokoh masyarakat. Sebelum mengikrarkan janji Pemilu Kada Ngada, delapan paket bersama para pendukungnya melakukan ritual adat setempat.


Saat mengingkrarikan janji, delapan paket menyatakan, siap menang dan siap menerima kalah dalam Pemilu Kada Ngada bulan Juni 2010. Mereka juga siap menerima hasil pesta demokrasi itu. (ee)


Ikrar Kampanye Damai

1. Menegakkan Pancasila dan UUD 1945, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Melaksanalkan kampanye pemilu kada secara bermartabat dengan melakukan pendidikan polkitik dan pencderahan kepada rakyat Ngada sesuai peraturan perundang-undang yang berlaku.
3. Tidak saling memfitnah, mencela dan mencederai satu sama lain.
4. Tidak melakukan praktek politik uang dalam bentuk apapun baik pada masa kampanye maupun saat pemungutan suara,
5. Menjaga ketertiban umum dan keamanan selama proses kampanye berlangsung dan sampai penetapan hasil pemilukada.
6. Siap menerima seluruh proses dan hasil pemilu yang ditetapkan komisi pemilihan umum kabupaten ngada selaku penyelenggara pemilukada.
7. Kami siap menang dan siap kalah.(ee)


Delapan Paket Calon
1. Piet-Beni (Drs. Piet Josh Nuwa Wea - Drs.Ec. Benediktus Djawa)
2. Tenar (Drs. Petrus Tena - Drs.Siprianus Radho Tolly,M.Sc)
3. Bernas (Drs. Benediktus Ngete - Drs. Lauresius Nau)
4. Idola (Drs. Johanes Isidorus Djawa - Drs. Bruno Paskalis Siloang)
5. Mulius (Marianus Sae - Drs. Paulus Soliwoa)
6. Friendly (Drs. Florianus Aser - Wilibrodus Paga S.Fil)
7. Venus (Sewo Yohanes S.Ip.M.Si - Damianus Bilo, SH,M.Hum)
8. Majus (Ir. Martinus Djawa & Hendra Yusuf )

FloresStar 17 Mei 2010 halaman 6

Tanda Salib untuk Nomor Urut

RUTENG, PK -- Ada yang mengocok berulang-ulang sebelum mengambil kertas undian. Ada yang mengangkat kertas undiannya tinggi-tinggi. Ada yang membuat tanda salib sebelum memilih kertas nomor undiannya.

Itulah beberapa ekspresi yang ditunjukkan para calon bupati dan calon wakil bupati Manggarai pada acara penarikan nomor urut di kantor KPUD Manggarai, Kamis (13/5/2010).

Meskipun sempat diwarnai aksi protes dari pendukung paket Murni dan Gong 2010 sehari sebelumnya, acara penarikan nomor urut berlangsung tenang, akrab, penuh canda dan tawa. Aparat Polres Manggarai tampak menjaga dengan ketat.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, Ketua KPU Manggarai, Fransiskus Aci, S. Fil, membuka acara penarikan nomor urut. Sedangkan acara penarikan nomor urut dipimpin oleh Ketua Pokja Pemilu Kada Manggarai, Florentinus Deby Syukur.


Ada tiga kotak undian. Kotak I untuk menentukan nomor urut bagi peserta, yang ditarik oleh anggota KPU. Para calon wakil bupati, sesuai nama pada kotak pertama, menarik nomor urut pada kotak II. Nomor urut dalam kotak II menjadi nomor urut untuk menarik nomor pada kotak III.

Penarikan undian pada kotak III dilakukan calon bupati. Nomor urut dalam kotak III menjadi milik para calon. Nomor urut mereka berkisar antara nomor satu sampai dengan nomor sembilan sesuai dengan jumlah pasangan calon.

Pada saat itulah terjadi berbagai ekspresi yang ditunjukkan para calon tadi. Harapannya, paket calon yang bersangkutan bisa mendapat nomor keberuntungan dengan meraih suara terbanyak dan keluar sebagai pemenang dalam Pemilu Kada Manggarai, 3 Juni 2010.

Usai penarikan nomor urut dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara penarikan undian. Rangkaian rapat pleno dikawal ketat anggota Polres Manggarai. Acara pun berjalan lancar dan aman.

Ketua KPUD Manggarai, Fransiskus Aci, S.Fil menegaskan, dengan selesainya penarikan nomor urut, para calon dilarang melakukan kampanye. Kampanye secara resmi dimulai, Senin (17/5/2010), didahului dengan pemaparan visi-misi pasangan calon dalam sidang paripurna DPRD Manggarai.

Pasangan Fress (Frans Salesman dan Ignas Repelita Lega) yang dimintai komentarnya mengatakan, nomor urut lima yang diraih pasangannya memiliki makna yang dalam. Sebab, calon bupati lahir tanggal 9 Mei 1955. Sedangkan calon wakil bupati berkaitan dengan rencana pembangunan lima tahun. Jadi Fress merasa yakin nomor ini memberi keuntungan.

Protes KPU
Sejumlah warga yang menamakan diri Lembaga Penelitian Pengkajian Demokrasi Masyarakat (LPPDM) Manggarai memprotes penetapan sembilan pasangan calon bupati-wakil Bupati Manggarai 2010-2015 oleh KPUD setempat. Menurut mereka, keputusan tersebut tidak obyektif dan membunuh hak demokrasi masyarakat.

Protes disampaikan dalam aksi demo, Rabu (12/5/2010). Selain demo, mereka juga membakar lilin dan menyanyikan lagu-lagu dukacita sebagai tanda meninggalnya KPUD Manggarai dan demokrasi.

Aksi demo yang melibatkan sekitar 150 orang dipimpin Ketua LPPDM Manggarai, Marsel N Ahang, juga memprotes KPUD Manggarai yang tidak mengakomodir pasangan calon Ir. Maksimus Ngkeros-Herybertus Ngabut, S.H (Murni) dan Gabriel Tody Wajong, S.H-Kanisius Ramang, S.H (Gong 2010). Dalam orasinya, Ahang menuding KPUD Manggarai melakukan konspirasi dengan pasangan tertentu dan sengaja menggulingkan paket Murni dan Gong 2010.

Menurut Ahang, Gong 2010 dan Murni sudah mengajukan klarifikasi kepada KPUD, dan KPUD menyatakan siap untuk menelaah lebih lanjut klarifikasinya.

Namun dalam kenyataan, sebelum klarifikasi itu disampaikan kepada Gong 2010 dan Murni, KPUD Manggarai sudah menetapkan pasangan calon yang lolos.

Dia mengatakan, KPUD tidak cermat dan profesional dalam melakukan tugas-tugas selama tahapan pemilu kada hingga penetapan pasangan calon. Karena itu, mereka meminta KPUD Propinsi NTT dan KPU Pusat memberi sanksi tegas kepada KPUD Manggarai.

Dia menjelaskan, LPPDM mencermati semua fenomena dan cara kerja tidak profesional dari KPUD Manggarai. Fenomena paling menonjol adalah mengabaikan klarifikasi dari dua paket itu. Karena itu, koalisi kebangkitan gabungan partai politik pengusung paket Murni menolak penetapan pasangan calon dan meminta proses verifikasi terhadap dokumen PPRN dan PDP ditinjau kembali.

Dia mengatakan, masyarakat tidak hanya melakukan demo satu hari untuk menolak keputusan tersebut. Hari ini, Jumat (14/5/2010) dan Sabtu (15/5/2010), mereka juga akan melakukan aksi besar-besaran.

Ajutor Langgam menambahkan, sikap KPUD yang mengabaikan keberatan paket Gong 2010 dan Murni sebagai bentuk pembunuhan terencana terhadap hak-hak demokrasi masyarakat. Sebab, KPUD mengabaikan keberatan yang diajukan dua paket itu. (lyn)

Daftar Nomor Urut Pasangan Calon:

1. Ferdinandus Darman Lehot, S.H-dr.Hermanus Man (Firman)
2. Heriberts GL Nabit, ES-Dr. Yustina Ndung, S.Pd.M.Si (Naun).
3. Drs. Christian Rotok-Dr. Deno Kamelus, S.H.M.H (Credo).
4. Ir. Victor Slamet, MM-Drs. Hieronimus Marut (Victory).
5. Dr. Frans Salesman, SE.M.Kes-Ignasius Repelita Lega, S.H (Fress).
6. Drs. Frans BP Leok, MM-Pius Rengka, SH.MSc, (Rapi).
7. Drs. Frediriques Plate Yosep, M.Si-Timo Terang (Frids-Timo).
8. Andreas Garu, SE.M.Si-Drs. Yoseph Darung Maru, M.Si (Garuda).
9. Sukardan Aloysius, SH.MHum-Drs. Valentinus Gampur, M.Si (Syukur).
Sumber: KPUD Manggarai

Pos Kupang 14 Mei 2010 halaman 1

9 Paket Bertarung di Manggarai

RUTENG, PK -- Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Manggarai, Selasa (11/5/2010) pukul 23.30 wita, mengumumkan sembilan pasangan calon bupati dan wakil bupati Manggarai yang akan bertarung dalam Pemilu Kada 3 Juni 2010. Pengumuman itu disampaikan usai rapat pleno tertutup KPUD Manggarai yang berlangsung sejak pagi hingga 23.30 Wita.

Pengumuman hasil penetapan pasangan calon dibacakan juru bicara KPUD Manggarai, Kony Syukur, didampingi dua anggota KPUD Manggarai, Hendrik Dao dan Nikolaus Nirang. Ketua KPUD Manggarai, Fransiskus Aci, S.Fil dan Ketua Pokja Pemilu Kada Manggarai, Deby Sukur, tidak hadir.

Usai membacakan hasil pleno penetapan, tiga anggota KPUD Manggarai itu meninggalkan ruang pertemuan KPUD. Mereka tidak memberi kesempatan kepada wartawan untuk mengajukan pertanyaan.


Pantauan Pos Kupang, rapat pleno tertutup KPUD Manggarai dikawal ketat anggota Polres Manggarai. Anggota Polres bersama seluruh jajaran perwira memantau kantor KPUD Manggarai. Pintu gerbang KPUD ditutup rapat.

Suasana sempat tegang karena dua pasangan calon, yakni Gong 2010 dan Murni sempat mendatangi KPUD Manggarai. Sekretaris KPUD, Damianus Dapat, menerima kedatangan Gong 2010. Sementara Murni tidak sempat bertemu KPUD Manggarai. Murni dan Gong 2010 meninggalkan KPUD Manggarai karena ruangan kantor KPUD Manggarai disteril oleh anggota Polres Manggarai. (lyn)


Sembilan Pasangan Calon yang Lolos:
1. Ir. Viktor Slamet, M. M-Drs. Hieronimus Marut (Victory)
2. Adrianus Garu, SE. M.Si-Drs. Yoseph Darung Maru, M.Si (Garuda)]
3. Ferdinandus Darman Lehot, S.H-dr. Herman Man (Firman)
4. Drs. Fredriques Plaet Yoseph, M.Si-Timoteus Terang (Frits-Timo)
5. Herybertus GL Nabit, SE, M.A-Dr. Yustina Ndung, S.Pd.M.Si (Naun)
6. Sukardan Aloysius, S.H, M. Hum-Drs. Valentinus Gampur, M.Si (Syukur),
7. Dr. Frans Salesman, SE, M.Kes-Ignasius Repelita Lega, S.H (Fress)
8. Drs. Christian Rotok-Dr. Deno Kamelus, S.H.M.H (Credo)
9. Drs. Frans BP Leok, M. M-Pius Rengka, S.H, M.Sc. (Rapi).
---------------------------------------------
Sumber: KPUD Manggarai


Pos Kupang 12 Mei 2010 halaman 1

Makin Gencar Menarik Simpati


WAINGAPU, PK -- Kampanye Pemilu Kada Sumba Timur memasuki babak akhir. Tiga hari menjelang berakhirnya masa kampanye, Paket Maju Emanuel Babu Eha- Umbu Hapu Benju) makin gencar berusaha menarik simpati masyarakat.

Paket Maju (Emanuel Babu Eha- Umbu Hapu Benju) terus menggalang simpati di Prailiu, Kota Waingapu.
Sementara Paket GBY-MK menebar kasih bersama belasan ribu pendukungnya di Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu.

Kampanye Maju yang mendapat jadwal kampanye terbuka di Stadion Rihi Eti Prailiu, Kamis (27/5/2010), mendapat sambutan hangat dari ribuan pendukung.


Para pendukung Maju yang memadati Stadion Rihi Eti terus meneriakkan yel-yel kemenangan untuk paket ini. Seperti halnya pada kampanye-kampanye terbatas sebelumnya, pada kampanye terbuka di Stadion Rihi Eti ini tetap menampilkan pasangan Emanuel Babu Eha dan Umbu Hapu Benju sebagai juru kampanye utama.

Kampanye Maju di Stadion Rihi Eti, Kamis siang merupakan kampanye rapat umum terbuka yang terakhir. Partai Hanura sebagai salah satu partai pengusung paket ini juga tidak menurunkan juru kampanye dari DPD Hanura NTT maupun dari DPP Hanura. Meski demikian tidak mengurangi semangat para simpatisannya untuk memberikan dukungan kepada paket ini.

Sepanjang kampanye mereka terus mengeluk-elukan pasangan idolanya tersebut. Pada kampanye rapat umum terbuka di Stadion Rihi Eti itu, Eman dan Hapu Benju kembali menegaskan visi misi yang telah mereka sampaikan dalam beberapa kesempatan sebelumnya.
Eman mengatakan, Maju Bersama yang menjadi motto Paket Maju mengandung arti yang cukup dalam. Motto tersebut, jelas Eman, bermakna maju bersama-sama tanpa jurang pemisah kaya dan miskin, yang kuat melindas yang lemah. Eman menegaskan, dirinya kembali ke Sumba Timur untuk menolong rakyat di daerah itu bukan mencari jabatan seperti yang diisukan di masyarakat.

Sementara paket GBY-MK mendapat sambutan hangat oleh massa pendukung di Mangili, Kecamatan Pahunga Lodu. Ribuan massa menyambut paket ini satu kilometer sebelum sampai ke lokasi kampanye. Seratus meter memasuki panggung kampanye, pasangan GBY-MK yang ditemani Ketua DPD Golkar Sumba Timur langsung dikalungi selendang Tenunan Kaliuda dan digendong ke panggung kampanye.

Di hadapan puluhan ribu massa Gidion mengatakan, dengan modal 61 persen dukungan masyarakat (hasil survai LSI Barometer), kemenangan GBY-MK di depan mata. Berbagai isu dan fitnah terhadap dirinya selama ini, kata GBY, ternyata tidak mampu meredam dukungan masyarakat terhadap GBY-MK. "Semakin dihambat, semakin merambat, semakin dihadang, semakin meradang, semakin dilawan semakin menawan," kata Gidion disambut tepuk tangan meriah dari para pendukungnya.

Pada kampanye itu, Gidion membagi kebahagiaan dengan para pendukungnya melalui perayaan hari jadinya ke-50 yang jatuh pada tanggal 26 Mei. Selain meniup lilin bersama sang isteri, dalam hari jadinya tersebut, Gidion menyempatkan diri membagi cinta dengan para pendukungnya melalui sebuah tembang berjudul "Masih Adakah Cintamu" cipataan Pance Pondaag. Pada bait terakhir dari lagu yang aslinya "Kau Begitu Berarti digubah menjadi Mangili, Wulawaijelu, Rindi, Umalulu begitu berarti". (dea)

Pos Kupang 30 Mei 2010 halaman 10

Luri : Tengok Keberhasilan Masa Lalu

WAINGAPU, PK-- "Rumput laut masih ada, jambu mete masih ada, pisang, gamal dan kutulak. Itu bukti keberhasilan masa lalu saat saya memimpin daerah ini. Yang masih merasakan buah dari kebijakan saya itu mari bersama Luri membangun Sumba Timur lima tahun ke depan," ajak Lukas Kaborang dalam orasinya pada kampanye rapat umum paket Luri (Drs. Lukas Kaborang-Dra. Rambulika Atahumba) di Stadion Rihi Ety, Waingapu, Rabu (19/5/2010).

Lukas mengajak masyarakat Sumba Timur untuk menengok kembali keberhasilan pada masa kepemimpinannya ketika menjabat Bupati Sumba Timur periode 1995-2000. Awal kepemimpinannya, ungkap Lukas, masyarakat Sumba Timur belum terbiasa dengan bercocok tanam. Melalui kebijakan menanam dan penghijauan seluruh tanah para dewa merapu itu, masyarakat Sumba Timur mulai mengenal dan terbiasa dengan bercocok tanam.


Lukas mengklaim program-program pada masa kepemimpinannya begitu menyentuh langsung masyarakat kecil. Sayang, katanya, saat program itu belum tuntas roda kepemimpinan daerah itu harus berganti.

"Kalau mau tuntaskan program yang dulu pernah ada, mari lanjutkan bersama Luri. Saya bukan pemimpin yang duduk di belakang meja. Malam ini saya rencanakan besok pagi saya turun ke masyarakat. Jadi program yang saya buat sesuai dengan kebutuhan rakyat kecil," kata Lukas berapi-api.


Lukas mengatakan, orang di Lambanapu, Mauliru, Kawangu bisa menanam padi karena kebijakannya di masa lampau. Air bersih mengalir sampai di Padadita, katanya, juga terjadi pada masa kepemimpinannya. "Sekarang lihat air bersih tidak pernah sampai lagi ke Padadita. Kalau ingin Padadita tidak lagi susah air, mari bersama Luri," ajak Lukas.

Lebih jauh Lukas mengatakan, keberhasilan Sumba Timur saat ini sebenarnya berawal dari masa kepemimpinannya. "Bupati siapa di Sumba Timur yang pernah masuk lumpur tanam padi. Pikul pohon pisang ajak masyarakat tanam pisang. Pukul 03.00 pagi pikul rumput laut bagi kepada masyarakat. Hanya saya, karena saya terjun langsung ke masyarakat. Sekarang masyarakat merasakan hasilnya. Kalau ada pihak yang mengingkari ini, saya kira orang itu tidak tahu berterima kasih. Jangan ada dusta di antara kita," beber Lukas.

Ia mengatakan, Sumba Timur membutuhkan figur pemimpin yang mampu menggerakkan masyarakatnya menolong dirinya sendiri. Dan, pemimpin itu ada pada Luri. Lukas mengatakan, paket Luri hanya membutuhkan 4.000 suara di Kota Waingapu, Kambera, Kanatang dan Haharu untuk memenangkan Pemilu Kada Sumba Timur, 3 Juni mendatang. Pasalnya, beber Lukas, di zona III dan IV, paket Luri pasti menang. Paket Luri juga memberi penghargaan kepada perempuan karena menggandeng perempuan untuk memimpin daerah yang masih begitu tabu dengan kepemimpinan perempuan tersebut.

"Kalau dulu perempuan Sumba hanya bertugas memberi makan babi, memasak di dapur, mengurus anak, sekarang ada perempuan yang maju bertarung di panggung politik bersaing dengan kaum laki-laki menjadi pemimpin di daerah ini. Karena itu, kaum perempuan Sumba Timur saya ajak untuk memilih Luri karena di dalamnya ada keterwakilan kaum perempuan," tambah Lukas.

Sementara Rambu Lika Atahumba yang menjadi pasangan Lukas Kaborang lebih banyak mengklarifikasi berbagai isu miring tentang dirinya selama menjabat Kepala Dinas PPO Sumba Timur. "Ada yang bilang saya korupsi, ternyata tidak terbukti karena saya memang tidak kelola uang. Hal itu dipertegas dengan Surat Keterangan Bebas Korupsi dari KPK kepada saya," tegas Rambu Lika. (dea)

Pos Kupang 20 Mei 2010 halaman 8

Pinang dan Maraing Janjikan Pemerintahan Bersih

WAINGAPU, PK --P aket Pinang (Drs. Langu Pindingara-Kabunang Rudiyanto) dan Paket Maraing (Ir. Umbu Manggana-Drs. Kristofel Praing) menjanjikan pemerintahan Sumba Timur yang bersih selama lima tahun ke depan, jika terpilih jadi bupati dan wakil bupati Sumba Timur, 3 Juni mendatang.

Janji kedua paket ini disampaikan saat kampanye di dua tempat berbeda, Kamis (20/5/2010). Pinang di Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, dan Maraing di Lapangan Sepak Bola Raikapu, Kecamatan Umalulu.

Paket Pinang di depan pendukungnya dari tiga kecamatan, Pandawai, Kahaunga Ety dan Kambatamapambuhang, menyatakan siap membuat kontrak politik dengan rakyat. Kontrak politik ini juga sesuai amanat Partai Demokrat, partai pengusung paket ini. "Sebelum Demokrat menetapkan pilihan untuk mengusung kita, syaratnya satu harus buat kontrak politik. Dan, kita siap melakuan itu," kata Pindingara disambut tepuk tangan meriah dari para pendukungnya.


Hal senada disampaikan calon wakil bupati Paket Pinang, Kabunang Rudiyanto. Kabunang mengatakan, komitmen pencegahan dan pemberantasan korupsi di daerah itu merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah terhadap hak rakyat. "Kami tidak akan menjadi pencuri uang rakyat. Pemerintahan yang bersih itu komitmen kami," tegas Kabunang.

Ia mengatakan, modal untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih yaitu sikap moral dari calon pemimpin. Karena itu, Kabunang mengajak masyarakat Sumba Timur menengok latar belakang para calon, termasuk cara-cara para calon meraih dukungan rakyat dalam Pemilu Kada kali ini sebelum menjatuhkan pilihan.

"Pemilu Kada ini tahapan kita sedang menyusun kehidupan kita. Jadi jangan salah pilih pemimpin. Pikirkan cita-cita apa lima tahun ke depan satukan dengan tujuan hidup. Pilih pemimpin yang tepat," demikian Kabunang.

Ia menambahkan, selama ini orang Sumba Timur masih terkungkung dalam berbagai persoalan. Bahkan untuk bercita-cita saja, katanya, tidak bisa. Dalam Pemilu Kada inilah, demikian Kabunang, rakyat mempunyai tanggung jawab untuk menyusun program pembangunan di daerah itu sehingga makan tercukupi, tidak ada lagi kelaparan.

"Jangan mau memilih karena dipaksa karena kita yang tentukan sendiri hidup kita ke depan. Pemilu Kada merupakan jembatan menitipkan nasib kita dan anak cucu kita ke depan. Kami tidak meminta rakyat memilih Pinang. Tetapi jika rakyat menjatuhkan pilihan pada pinang kami janji akan menjalankan amanat itu. Kami juga meminta jika terpilih nanti, rakyat jangan tinggalkan kami," pinta Kabunang.

Dengan slogan membangun desa, menata kota, paket Pinang menjanjikan sebuah kehidupan yang makmur bagi rakyat di daerah itu jika pinang terpilih menjadi bupati/ wakil bupati di daerah itu.

"Membuka pasar bagi produk-produk unggulan di daerah itu, harga barang murah dengan mendatangkan kapal roro, mempermudah akses modal melalui koperasi dan bank pasar hingga ke desa dan lingkungan hidup yang sehat sehingga ekonomi tidak hanya digerakan satu kelompok," demikian janji paket ini.

Di bidang lingkungan hidup, Pindingara dan Kabunang berjanji akan membuat program hutan untuk masyarakat, hutan gereja dan hutan masjid. Dengan demikian ada tanggung jawab moral dari lembaga keagamaan terhadap kelestarian lingkungan hidup di daerah itu.

Kampanye Pinang di Pandawai berakhir tepat pukul 16.00 Wita. Meskipun berjalan lancar, kampanye tetap dijaga ketat aparat gabungan kepolisian dan Brimob. Selain Pindingara dan Kabunang, kampanye Pinang kali ini juga dihadiri oleh Umbu Yadar, bangsawan Sumba di bagian selatan Sumba Timur. (dea)

Pos Kupang 21 Mei 2010 halaman 8

Maraing: Berubah atau Mati

WAINGAPU, PK -- Kita harus berubah, kalau tidak berubah kita mati," demikian pernyataan tegas Umbu Manggana, calon Bupati Sumba Timur di depan ribuan pendukungnya yang memadati Stadion Rihi Eti Prailiu, Selasa (25/5/2010). Manggana berpasangan dengan Kristofel Praing (Paket Maraing).

Sementara Paket Pinang (Langu Pindingara-Kabunang Rudiyanto) di tempat yang sama pada hari Rabu (26/5/2010), menyatakan komitmennya memberantas korupsi di negeri para dewa merapu itu.


Umbu Manggana yang tampil bersama pasangan calon wakil bupati, Kristofel Praing lebih banyak menkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah lima tahun sebelumnya yang dinilainya gagal membawa perubahan untuk masyarakat Sumba Timur. "Kita harus berubah. Kalau tidak berubah kita mati," kata Manggana.

Hari-hari terakhir menjelang berakhirnya masa kampanye Pemilukada Sumba Timur, masing-masing calon makin mempertegas program dan komitmen dalam rangka menarik simpati para pemilih.

Manggana menegaskan, masalah sarana prasarana dasar, masalah tata kelola pemerintahan, masalah lingkungan hidup, kemiskinan merupakan masalah pokok yang harus dihentikan, bukan dilanjutkan. "Saudara-saudara mau berubah? Jangan lanjutkan kemiskinan, jangan lanjutkan kebodohan. Karena itu pilih Maraing. Pilih Maraing jika tidak ingin melanjutkan kemiskinan dan penderitaan rakyat," seru Manggana yang disambut tepuk tangan meriah para pendukungnya.

Manggana kembali menegaskan, semangat perubahan merupakan semangat Maraing lima tahun ke depan.
Hal senada juga disampaikan calon Wakil Bupati, Kristofel Praing. Kris mengatakan, Maraing sebelum maju dalam Pemilu Kada kali ini telah mempersiapkan diri. "Kalau mau maju harus persiapkan diri bukan coba-coba, karena Maraing tidak ingin jadi pemimpin karena kebetulan, harap bola muntah atau harap kekeliruan," kata Kris.

Selain pasangan Manggana dan Praing, pada kampanye terbuka paket itu di Prailiu Selasa siang juga menampilkan istri dari pasangan ini. Kedua istri dari pasangan ini dengan lantang mengatakan siap menegur mendukung suami dalam menjalankan roda pemerintahan lima tahu ke depan jika rakyat memberi kepercayaan pada paket ini untuk memimpin Sumba Timur. Mereka juga siap menegur pasangan ini jika tidak menjalankan komitmen yang telah dibuat bersama rakyat. Isteri dari pasangan ini juga menyatakan siap mengangkat derajat perempuan Sumba melalui program-program kesetaraan gender.

Sementara itu Pinang yang menghadirkan jurkam, Anita Gah mengatakan bahwa ketertinggalan daerah itu dari daerah lain karena korupsi. "Sebelum lolos dari Partai Demokrat, Pinang telah membuat komitmen dengan Partai Demokrat untuk memberantas korupsi. Karena itu, ke depan kita mempunyai komitmen untuk membersihkan tikus-tikus korupsi yang mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat kecil," kata Anita lantang.

Hal senada juga disampaikan Calon Wakil Bupati dari paket Pinang, Kabunang Rudiyanto. Kabunang mengatakan, daerah itu tidak akan maju jika sikap, moral pemimpin tidak benar. Karena itu, fokus mereka lima tahu ke depan adalah pencegahan dan pemberantasan korupsi. (dea)

Pos Kupang 27 Mei 2010 halaman 8

GBY-MK Diisukan Terima Rp 250 Juta

WAINGAPU, PK--Pemilu Kada Sumba Timur dalam beberapa pekan terakhir terusik. Isu yang berkembang di masyarakat ada aliran dana dari investor yang bergerak di bidang pertambangan kepada para kandidat calon bupati dan calon wakil bupati (Cabup-cawabup) Sumba Timur.

Bantuan dana kampanye untuk para cabup-cawabup itu guna memuluskan penerbitan izin ekplorasi dan eksploitasi tambang emas di sekitar Taman Nasional Laiwanggi Wanggameti, Kecamatan Pinupahar, Kabupaten Sumba Timur. Namun isu tersebut ditepis para cabup-cawabup antara lain, dari Paket Gidion Mbilijora, M.Si dan dr. Matius Kitu (GMY-MK).


Isu ini pertama kali muncul dari para pegiat lingkungan hidup di daerah itu. Informasi itu kemudian berkembang luas ke masyarakat. Beberapa warga masyarakat di daerah sempat mempertanyakan kebenaran itu kepada Pos Kupang melalui pesan singkat. Juga, melalui siaran salah satu radio lokal di daerah itu.

Isu itu menguat karena pemerintah daerah terkesan mendiamkan masalah tambang emas di sekitar Taman Nasional Laiwanggi Wanggameti dan tidak berupaya mencegah kegitan eksplorasi yang mengarah ke perusakan hutan di sekitar taman nasional tersebut. Bahkan, para pegiat lingkungan hidup di daerah itu menilai Pemerintah Kabupaten Sumba Timur merestui dan mengijinkan kegiatan eksplorasi di sekitar taman nasional tersebut.

Namun, tudingan tersebut langsung dibantah Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora, M.Si. Gidion yang juga calon bupati dari Partai Golkar ini, mengatkan, izin eksplorasi tambang emas di sekitar Taman Nasional Laiwainggi Wanggameti diberikan oleh Gubernur NTT dan pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, kata Gidion, hanya sebatas mendapat tembusan.
Gidion juga membantah tudingan beberapa pihak bahwa pemerintah daerah sengaja mendiamkan masalah tambang emas di Taman Nasional Laiwanggi Wanggameti, karena kaitan dengan pencalonan dirinya menjadi Bupati Sumba Timur, 3 Juni mendatang.

"Sampai hari ini saya tegaskan, tidak ada satu sen pun aliran dana yang masuk ke rekening saya. Saya sudah mendengar informasi bahwa saya menerima dana dari investor Rp 250 juta. Buat apa dengan dana hanya sebesar itu. Kalau memang saya mau menerima dana dari investor lebih baik miliaran rupiah," tegas Gidion.

Gidion menilai, isu tersebut sengaja ditiup pihak tertentu untuk menjatuhkan bupati incumbent menjelang Pemilu Kada, 3 Juni mendatang.

Bantahan juga datang dari Ir.Umbu Manggana dan Drs. Kristofel Praing,M.Si. Pasangan cabup-cawabup yang diusung PDIP, Gerindra dan PPI. Manggana bahkan dengan tegas mengatakan `Haram memakai uang yang datang dari kesepakatan untuk mendukung kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Demikian juga Kris Praing. Praing mengatakan, cukup sulit bagi Maraing untuk menerima dana dari investor karena bagi Maraing tidak ada kompromi untuk hal-hal yang merugikan rakyat luas. (dea)

5 Paket Calon Siap Bertarung:
* Gidion Mbilijora-Matius Kitu (Paket GBY-MK) ! Golkar
* Langu Pindingara-Kabunang R Hunga (Paket Pinang ! Demokrat
* Lukas Kaborang- Rambu Lika Atahumba (PDK dan 6 parpol non seat
* Umbu Manggana-Kristofel Praing ! Koalisi PPI, PDIP dan Gerindra
* Emanuel Babu Eha-Umbu Hapu Mbeju ! Hanura dan 15 parpol non seat


Pos Kupang 3 Mei 2010 halaman 8

Hari Pertama Kampanye Sepi


WAIKABUBAK, PK -- Hari pertama kampanye Pemilu Kada di Sumba Barat (Sumbar) sepi. Sesuai jadwal paket Kedu Lere- Soleman Poety mendapat kesempatan pertama kampanye terbuka (rapat umum) di Karekanduku, Kecamatan Tanah Righu, namun tidak terlaksana.

Pasangan ini memilih rapat terbatas dan menunda rapat umum tanggal 26 Mei 2010.
Sedangkan tujuh pasangan lainnya mengadakan pertemuan terbatas tersebar di Kecamatan Kota Waikabubak, Loli, Wanokaka, Lamboya dan Lamboya Barat.

Pantauan Pos Kupang, Selasa (18/5/2010), sekitar pukul 10.00 sampai pukul 12.00 Wita, kondisi Kota Waikabubak dan sekitarnya sepi dari hiruk-pikuk lalu lintas kendaraan yang mengantar pasangan calon bupati dan wakil bupati mengadakan kampanye. Umumnya kampanye dimulai pukul 12.30 Wita.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati menghabiskan waktu pagi dengan menemui keluarga dan pendukung yang datang.


Misalnya, paket Drs.Julianus Pote Leba, M.Si-Ir.Datu Todu mengadakan kampanye terbatas di Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Kota Waikabubak. Pertemuan terbatas ini dimulai pukul 14.00 Wita sampai pukul 16.00 Wita. Dalam kesempatan itu calon bupati Julianus Pote Leba meminta dukungan penuh warga Kelurahan Kampung Sawah memilih paket nomor urut 2 pada 3 Juni 2010 agar bisa melanjutkan pembangunan daerah ini.


Sementara pasangan Ir. Robert Gana-Ibrahim Kedujawa mengadakan pertemuan terbatas di Pokobina, Desa Ubu Pede, Kecamatan Loli, yang dimulai pukul 13.00 Wita. Di hadapan ratusan warga pendukung yang menantinya, calon bupati Ir. Robert Gana dan calon wakil bupati, Ibrahim Kedujawa meminta warga menyatukan kesepakatan memenangkan paket nomor 5 tanggal 3 Juni 2010. Sudah saatnya warga Sumba Barat memiliki pemimpin yang memahami rakyatnya, mengerti akan kebutuhan rakyat dan mau berbaur dan bekerja sama dengan rakyat.

Sumba Barat membutuhkan pemimpin yang mendengarkan tangisan rakyatnya dan bukan sebaliknya. Karena itu pilihan paket nomor 5 dan bila rakyat mempercayakan keduanya memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan, daerah itu akan mengalami perubahan yang berarti baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekononi, pertanian, perkebunan, pariwisata dan sebagainya.

Sementara pasangan nomor 8, Dr. Keba Moto dan Gaspar Bili Umbu Wosa yang mendapat kesempatan mengadakan pertemuan terbatas di Desa Beradolu, Kecamatan Loli, sampai pukul 14.30 Wita tidak nampak kegiatannya. Menurut warga setempat, kegiatan kampanye batal terlaksana karena lokasi yang ditentukan terlalu sempit. Mungkin pasangan itu mengadakan pertemuan terbatas di daerah lainnya.

Sedangkan Agustinus Niga Dapawole-Ir.Thimotius Woda Sappu mengadakan pertemuan terbatas di Kampung Hodi, Kecamatan Lamboya Barat, pasangan Umbu S.Samapaty-S.H, M.H-Octavianus Gw.Kole mengadakan pertemuan terbatas di Kampung Gali Wawi di Kecamatan Lamboya, pasangan JP Pandango-Reku Deta mengadakan pertemuan terbatas di Desa Hupu Mada, Kecamatan Wanokaka dan paket D.Tuwa Tobu, S.H-Jonathan Anarato pertemuan terbatas di Kecamatan Loli. (pet)

Pos Kupang 19 Mei 2010 halaman 8

Saatnya Sumbar Dipimpin Perempuan

WAIKABUBAK, PK -- Calon Bupati Sumba Barat, Tuwa Tobu, S.H, bersama pasangannya, Jonathan Anarato, saat berkampanye terbuka di hadapan massa pendukungnya di Stadion Gelora Pada Eweta, Rabu (19/5/2010), mengajak seluruh masyarakat Sumba Barat memilih calon bupati perempuan untuk memimpin kabupaten itu lima tahun ke depan.

Predikat seorang ibu dengan segudang pengalaman diyakini mampu menakhodahi kabupaten itu lima tahun ke depan.
Di hadapan massa, ia menyampaikan saat ini ada satu pasang calon bupati adalah perempuan, yakni paket Nomor 7. Karena itu pilihlah paket nomor 7 untuk memimpin kabupeten ini lima tahun ke depan.



Dikatakannya, seorang perempuan akan memimpin daerah ini dengan penuh hati dan semua dedikasi serta karya bagi kemajuan Sumba Barat. Sudah saatnya masyarakat Sumba Barat memiliki pemimpin seorang perempuan. Sebab semenjak 52 tahun kabupaten ini berdiri, semua dipimpin kaum pria. Momen Pemilu Kada ini menjadi sangat penting bagi rakyat Sumba Barat secara langsung menentukan hak politik memilih pemimpin lima tahun ke depan dengan memilih paket nomor urut 7 sebagai pemimpin perempuan pertama di daerah ini bahkan di NTT.

Menurutnya, keputusan maju bersama Jonathan Anarato bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan di daerah ini sebagai panggilan mengabdi tanah leluhur. Sebab semenjak meninggalkan Sumba tahun 1968 hampir pasti semua karya dan pengabdian dihabiskan di luar Sumba meskipun dalam hati terbersit keinginan membangun Sumba Barat. Menjadi seorang penegak hukum adalah sebuah tugas dan pekerjaan mulia, tetapi penuh tantangan. Karenanya bila rakyat Sumba Barat mempercayakan keduanya memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan, maka prioritas utama adalah penegakan hukum bidang ketertiban dan keamanan.

Sebab selama ini persoalan keamanan menjadi hal utama yang menghambat pembangunan daerah ini. Bagaimana rakyat bisa hidup nyaman, damai, usaha ekonomi tenang, berdagang lancar tanpa rasa takut, memelihara ternak dan sebagainya kalau pencurian selalu saja terjadi. Karena itu, keduanya bertekad membasmi pencurian di daerah itu agar warga hidup nyaman dan damai.

Sementara ke-7 pasangan lain mengadakan kampanye terbatas, yakni Umbu S.Samapati-Octavianus GW Kole, S.IPem mengadakan pertemuan dengan warga di Kampung Hoba Kala, Kecamatan Lamboya dan pasangan Drs. Julianus Pote Leba, M.Si-Ir.Datu Todu mengadakan pertemuan dengan warga di Kelurahan Weekarou, Kecamatan Loli.

Selanjutnya, pasangan Drs.Agustinus Niga Dapawole-Ir.Thimotius Woda Sappu mengadakan pertemuan dengan warga di Kampung Waihura, Kecamatan Wanokaka, pasangan Jubilate Pieter Pandango, S.Pd,M.Si-Reko Deta, S.IPem mengadakan pertemuan dengan warga di Kampung Malata, Kecamatan Tana Righu dan pasangan Ir.Robert Gana, M.Si-Drs.Ibrahim Kedujawa mengadakan pertemuan dengan warga di Kampung Watukarere dan Rajaka di Kecamatan Lamboya.

Pasangan Kedu Lere, S.H-dr.Soleman D.Poety mengadakan pertemuan dengan warga di Desa Kelembukuni, Kecamatan Kota Waikabubak dan pasangan Dr.Keba Moto- Gaspar Bili Umbu Wosa mengadakan pertemuan di Kelurahan Sobawawi, Kecamatan Loli. (pet)

Pos Kupang 20 Mei 2010 halaman 8

Antimo Perhatikan Keamanan dan Nasib Petani

WAIKABUBAK, PK -- Pasangan Drs. Agustinus Niga Dapawole-Ir.Thimotius Woda Sappu (Antimo) akan memperhatikan masalah keamanan dan nasib petani.
Janji ini dikemukakan di hadapan massa pendukung yang memadati Stadion Gelora Pada Eweta, Jumat (21/5/2010).

Niga meminta seluruh masyarakat Sumba Barat, baik yang hadir di lapangan kampanye maupun yang ada di rumah memenangkan paket Antimo dengan mencoblos nomor urut 3 tanggal 3 Juni 2010.

Paket Antimo adalah paket yang tidak memiliki uang banyak alias miskin, paket Antimo adalah paket yang kaya hati sebagaimana tertanam dalam hati ibu bapak pendukung sekalian. Paket Antimo sadar kehadiran massa pendukung bukan karena iming-iming atau janji sesuatu tetapi murni keikhlasan masyarakat secara langsung mau mendengarkan visi misi paket Antimo yang akan memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan.


Niga menyampaikan program utama paket Antimo adalah meningkatkan keamanan daerah agar seluruh masyarakat Sumba Barat umumnya dan Kota Waikabubak khususnya hidup nyaman, damai, tenang dan tidak takut akan adanya ancaman pencurian yang disertai kekerasan. Harus diakui, situasi keamanan yang kurang kondusif sebagaimana terjadi selama ini menjadi salah satu penghambat perkembangan pembangunan daerah ini.

Masyarakat tidak bisa leluasa mengembangkan usaha seperti membuka kios, memelihara ternak, berusaha tani dan sebagainya karena selalu dihantui perasaan takut dirampok. Karena itu, kata Niga, jika rakyat Sumba Barat mempercayakan paket Antimo memimpin Sumba Barat lima tahun ke depan dengan mencoblos paket nomor 3, maka keamanan daerah ini secara perlahan-lahan pasti aman.

Aksi pencurian sebagaimana terjadi selama ini sesungguhnya harus dipahami dan didalami dengan cermat serta mencari solusi mengatasinya. Terhadap orang-orang yang selama ini mengambil barang milik orang lain tanpa minta izin harus mendapat skala prioritas perhatian pemerintah. Mereka didata, dilakukan pendekatan kekeluargaan dan diberikan peluang usaha. Kepada pihak-pihak yang berpotensi melakukan tindakan itu, perlu difasilitasi modal usaha agar ekonomi tercukupi. Bila sehari-hari sibuk dengan pekerjaan tidak ada lagi warga yang jalan malam.


Selama ini, kata Niga, orang-orang tersebut kurang mendapat perhatian pemerintah. Bahkan mendapat cap negatif sehingga sulit mengendalikan perilaku demikian.

Selain faktor keamanan, perhatian terhadap bidang pertanian, peternakan, kesehatan, pendidikan dan lain menjadi program utama paket ini. Khusus kepada petani kecil, Antimo, akan memberikan bantuan sejauh yang dibutuhkan demi meningkatkan usaha. Selama ini petani mengalami kesulitan modal usaha maka pemerintah akan memfasilitasinya.

Sementara juru kampanye nasional, Manuarar Sirait meminta seluruh masyarakat Sumba Barat memenangkan paket Antimo karena paket Antimo adalah paket yang sederhana, bersih dan siap membantu masyarakat kecil daerah ini. Sedangkan jurkam Herman Hery, menantang rakyat Sumba Barat memenangkan paket Antimo tanggal 3 Juni 2010 mendatang, maka sebagai wakil rakyat NTT akan berusaha memperjuangkan alokasi anggaran air minum bersih Rp 50 miliar.

"Saya tantang masyarakat Sumba Barat memenangkan paket Antimo tanggal 3 Juni 2010 mendatang. Bila menang, saya akan berjuang loloskan anggaran untuk air bersih untuk rakyat Sumba Barat Rp 50 miliar. Pegang janji saya ini. Tagih janji saya ini bila saya datang lagi ke Sumba Barat ini. Tapi, ingat syarat menangkan Antimo," katanya disambut terikan histeris ribuan warga yang memadati lokasi kampanye.

Disaksikan Pos Kupang kampanye dimulai pukul 13.00 Wita. Walaupun demikian sejak pagi massa dari lima kecamatan se-Kabupaten Sumba Barat berbondong-bondong datang ke stadion Gelora Pada Eweta. Usai mendengarkan orasi para jurkam, dan sekitar pukul 14.30 Wita, ribuan massa mengadakan konvoi keliling Kota Waikabubak. (pet)

Pos Kupang 22 Mei 2010 halaman 8

Pote Leba Lanjutkan Perubahan

WAIKABUBAK, PK -- Pasangan incumbent Pemilu Kada Sumba Barat, Julianus Pote Leba-Datu Todu mengajak seluruh masyarakat Sumba Barat memenangkan mereka untuk memimpin kabupaten itu guna melanjutkan perubahan. Ajakan itu dikemukakan Pote Leba saat berkampanye di Stadion Gelora Pada Eweta, Rabu (26/5/2010).

"Siapa yang bilang tidak ada perubahan di daerah ini? Yang katakan itu itu adalah orang-orang yang berpikiran kerdil dalam berpolitik," tandas Pote Leba.


Selama lima tahun memimpin Sumba Barat, katanya, banyak hal yang telah dibuat untuk kemajuan di Sumba Barat. Perubahan pembangunan fisik seperti pembangunan gedung sekolah, rumah jabatan baru, gedung wakil rakyat baru, perubahan yang dahulu jalan kaki kini banyak tukang ojek, jalan raya baru, banyak kendaraan pribadi milik masyarakat yang tumbuh pesat di daerah ini dan masih banyak perubahan di bidang kehidupan masyarakat lainnya. Hal itu menunjukkan telah terjadi pertumbuhan pembangunan daerah yang setiap tahun mengalami perkembangan pesat berkat kepemimpinannya.

Pote Leba mengajak rakyat memilih pemimpin yang memiliki program kerja yang jelas dan mau melanjutkan apa yang sudah ada, ketimbang pemimpin yang hanya pintar beretorika tanpa program kerja yang jelas.

"Apakah bapa-bapa, mama-mama dan saudara-saudari sekalian yang hadir di sini atau di rumah mau memilih pemimpin yang memiliki program kerja jelas dan tinggal meneruskan pembangunan atau pemimpin yang baru memulai menyusun program alias pemimpin tanpa program?" demikian pertanyaan Pote Leba yang serentak dijawab "ya" oleh ribuan massa yang memadati arena kampanye.

Sementara juru kampanye nasional, Charles Mesang dan juru kampanye tingkat Propinsi NTT yang juga adalah Ketua DPD I Partai Golkar, Ibrahim Agustinus Medah meminta seluruh masyarakat Sumba Barat memenangkan paket Nomor 2, Julianus Pote Leba dan Datu Todu, pada pemungutan suara tanggal 3 Juni 2010 mendatang. Sebab pasangan ini memiliki program kerja jelas dan sudah terbukti. (pet)

Pos Kupang 30 Mei 2009 halaman 10
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes