Siapa Leluhur Orang Lise?

Peta Kabupaten Ende, Flores, NTT
NENEK  moyang atau leluhur kami orang Lise diyakini bukan warga asli Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka datang jauh dari luar pulau Flores lalu tinggal menetap dalam komunitas sendiri. Dalam perjalanan waktu terjadi kawin-mawin dengan warga lokal.  Leluhur orang Lise diyakini adalah etnis Melayu (Malaka).

Generasi pertama  orang Lise diperkirakan tiba di Flores Tengah (wilayah Kabupaten  Ende) sekitar abad ke-7 dan ke-8 bersamaan dengan masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.

Cerita lisan turun-temurun dari leluhur kami  menyebutkan, nenek moyang orang  Lise datang Malaka. Mereka datang menggunakan perahu tradisional dan membuang sauh di Pantai Wewaria, dekat Ropa, ibukota kecamatan  Wewaria, Kabupaten Ende saat ini.

Ada beberapa versi tentang jumlah rombongan pertama dari Malaka tersebut. Perbedaan ini agaknya bisa dimaklumi karena dokumentasi sejarah ini dalam budaya tutur, sehingga kemungkinan besar terjadi bias atau deviasi bahkan missing link.

Versi lain menyebutkan rombongan dari Malaka juga mendarat di selatan Pulau Timor, tepatnya di daerah Malaka Kabupaten Belu. Mereka satu asal-usul dengan rombongan yang mendarat di Wewaria, Flores. Sepintas, nama-nama orang Malaka (Belu) dan orang Lise ada kemiripan. Misanya Laka, Mali, Bere, Mau dan lainnya.

Versi kisah yang cukup dominan antara lain menyebutkan, rombongan dari Malaka itu setibanya di Wewaria berpencar mencari kawasan permukiman masing-masing. Ada yang bergerak ke arah barat menuju wilayah Manggarai dipimpin Rai Laka, ke Ngada namanya Enga Laka, ke wilayah Kabupaten  Sikka dan Flores Timur namanya Igo Laka.

Sedangkan dua bersaudara yang lain yaitu Lio Laka dan Woda Laka memilih Lio (Ende) sebagai hunian mereka membangun keluarga. Yang sampai saat ini diketahui sebagai orang Lio adalah cucu dari Lio Laka  tersebut.

Dan, inilah silsilah orang Lise tersebut. Lio mempernakkan Le, Le memperanakkan Lela, Lela memperanakkan Leu, Leu memperanakkan Rasi, Waku dan Lengo (Wolojita dan Jopu). Rasi memperanakkan Pati, Mboti, Mali, Ngeo, Bao dan Woda. Woda memperanakkan Wangge, Mbete dan Senda. Mbete memperanakkan Ndopo, Laka, Tani Loo, Wangge, Woda dan Tani Dua. Woda memperanakkan Dosi, Mbete, Tani, Senda, Kewa dan Kemba. Tani memperanakkan Ngaba,  Wangge, Mbete dan Senda.

Khusus untuk mosalaki Puu Lise Tana Telu, Wangge memperanakkan Woda, Woda memperanakkan Tibo, Leu, Dosi, Mbete dan Lando. Tibo memperanakkan  Kilo, Gebo, Siso, Bego dan Dawa. Baba memperanakkan Dedo, Saka, Wero dan Paka. Dedo memperanakkan Bheto dan Baba (generasi ke-15).

Saya dan saudara-saudari saya berasal dari keturunan Ngaba Tani. Nah, silsilah ringkasnya  sebagai berikut. Ngaba memperanakkan Dosi, Dosi memperanakkan Dede dan Wara, Dede memperanakkan Dari, Dosi, Woda dan Bata.  Woda memperanakkan  Manggo, Lidi dan Woda. Bata, ayah saya  memperanakkan Dede, Muwa, Dosi dan Budi, Hando dan Badhe.

Sampai dengan Dede Dosi sudah mencapai generasi kelimabelas sejak generasi pertama Lio Laka. Semua yang diingat ini hanyalah garis keturunan laki-laki. Maklum dalam tradisi Lise garis keturunan menganut sistem patrilienal (laki-laki) hampir sama dengan daerah lainnya di Pulau Flores, kecuali Mangulewa di Kabupaten Ngada.

Begitu dulu kisah ringkas tentang leluhur orang Lise yang darahnya mengalir dalam tubuh saya. Nanti saya sambung lagi pada kesempatan mendatang. *

Aku ata  Lise
 

Di sini kucatat penggalan-penggalan kisah nenek moyang. Aku bagian dari darah daging mereka yang ada dan mengalir adanya hingga anak cucu Lise mendatang.
 

Dion Dosi Bata Putra 
 Embu Woda, Ana Mbete, Wewa Tani Woda, Mamo Ngaba Tani, Benge Dede Dosi, Putra Bata. 

Gelombang yang tiada henti bergelora dalam arus zaman....




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes