Usir Gas Beracun dari Sumur

ilustrasi
MAKSUD hati menolong rekan yang kesulitan bernapas dalam sumur karenamenghirup gas beracun, Iwandi Makal (35) dan Steven Kapantouw (37), warga Desa Ampreng, Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa malah meninggal dunia di dalam sumur tersebut, Selasa (2/4/2013) lalu.

Kita sedih dan turut berduka cita atas kepergian Iwan dan Steven. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat penghiburan serta tabah menerima musibah ini. Tragedi menghirup gas beracun di dalam sumur bukan hal baru di Indonesia. Peristiwa yang menelan korban jiwa sudah berulang kali terjadi.

Mengapa di dalam sumur air ada gas beracun hingga dapat membunuh manusia? Menurut Prof Yohanes Surya PhD (www.yohanessurya.com),  kemungkinan yang dimaksud itu gas hidrogen sulfida yang tidak berwarna dan berbau seperti telur busuk. Massa jenisnya lebih besar dari massa jenis udara, sehingga gas ini sering berada di  tempat-tempat rendah seperti sumur. Gas ini juga terdapat pada gas-gas gunung berapi, ladang-ladang minyak, industri tambang dan industri kayu. Gas ini dihasilkan bakteri yang memecah senyawa organik tanpa oksigen misalnya dalam lumpur atau tanah becek atau di dalam pipa-pipa pembuangan kotoran.

Prof Yohanes mengatakan, gas hidrogen sulfida sangat berbahaya. Ketika terhisap oleh manusia lewat paru-paru gas akan terserap cepat oleh darah dan dibawa ke otak. Gas ini akan mencegah bekerjanya enzim cytochrome oxidase yang sangat penting untuk pernapasan sel otak. Akibatnya, orang yang menghirupnya bisa meninggal dunia. Guna mengetahui adanya gas hidrogen sulfida harus menggunakan detektor. Biasanya, perusahaan-perusahaan besar yang berhubungan dengan galian atau sumur mempunyai detektor gas.

Penjelasan Prof Yohanes tersebut sangat relevan dengan kondisi masyarakat Sulawesi Utara (Sulut)  yang hidup di tengah kepungan gunung berapi alias berada di jalur cincin api Nusantara. Masuk akal bila sumur air di wilayah Minahasa terdapat gas beracun lantaran ada gunung api aktif di wilayah itu seperti Gunung Soputan dan Gunung Lokon.

Menyadari kondisi demikian mutlak bagi pemerintah daerah melalui instansi  terkait untuk mensosialisasikan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi masyarakat dalam proses pengurasan atau pembersihan sumur air. Masyarakat yang menggunakan sumur sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari perlu diberitahu cara yang benar untuk mendeteksi gas beracun serta solusinya.  Dengan demikian musibah seperti yang menimpa Iwan dan Steven tidak terulang.

Para ahli memberikan beberapa tips sederhana.  Sebelum menguras atau membersihkan sumur semprotkan udara ke dalam sumur untuk mengusir gas.  Jika kesulitan mencari udara dari pompa, semprotkan air dalam jumlah mencukupi ke dalam lubang sumur dalam bentuk spray. Langkah ini guna menambahkan udara segar ke dalam lubang sumur sekaligus mengusir gas beracun keluar dari dalam lubang. Masih banyak langkah lain yang bisa ditempuh. Intinya prinsip K3 tidak boleh kita abaikan saat membersihkan sumur sebagai sumber air kehidupan.*


Sumber: Tribun Manado 4 April 2013 hal 10
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes