Keberanian Trans Nusa dan komitmen pemda

PENGUSAHA NTT kembali memberikan sumbangan berharga bagi pembangunan daerah. Konsorsium sejumlah pengusaha muda NTT membuat terobosan berani yaitu membuka usaha di bidang penerbangan udara (airlines) di NTT. Mereka hadir lewat PT Trans Nusa Air Services yang kantor operasinya di Jalan Sudirman Kuanino-Kupang sudah diresmikan dua hari lalu.
Kita sebut langkah berani karena terobosan itu lahir di tengah kehidupan perusahaan penerbangan di tanah air sedang ramai dengan gejolak.
Menyimak laporan media massa belakangan ini, beberapa maskapai penerbangan terancam gulung tikar karena kalah dalam persaingan yang semakin ketat maupun karena masalah manajemen. Bahkan maspakai penerbangan milik negara (BUMN) membutuhkan "pertolongan" berupa suntikan dana segar agar tetap survive dan melayani masyarakat.
Kita di daerah kepulauan ini biasanya langsung merasakan dampak dari gejolak maskapai penerbangan. Ketika salah satu armada penerbangan tidak beroperasi karena suatu sebab, terjadilah antrean panjang calon penumpang. Terjadi rebutan seat yang cukup sering terpaksa berlangsung kurang fair. Banyak yang harus tergeser dan digeser. Pilihan sarana transportasi alternatif seperti kapal laut pun sangat terbatas dengan jadwal yang belum tentu sesuai tuntutan kebutuhan seseorang melakukan perjalanan.
Kenyataan demikian sudah berlangsung sejak lama dan kita sudah menganggapnya sebagai hal biasa. Kita memakluminya. Syukurlah beberapa waktu terakhir kondisinya sudah jauh lebih baik dengan masuknnya armada penerbangan baru ke NTT seperti Lion Air dan Adam Air. Mereka akan menambah pilihan bagi masyarakat pengguna jasa transportasi udara selain maskapai yang sudah lebih dulu hadir di sini seperti Merpati Nusantara Airlines (MNA), Batavia Air, Star Air, Pelita dan Bouraq. Tetapi armada penerbangan tersebut umumnya memilih jalur Kupang-Denpasar, Surabaya dan Jakarta PP. Dengan kata lain, mereka baru menjadi jembatan udara antara ibu kota Propinsi NTT dengan kota-kota utama di Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera.
Persoalan klasik kita di sini belum bergeser jauh yaitu langkanya jembatan udara antara Kupang dengan berbagai kota kabupaten di NTT. Pada masa lalu, MNA adalah pioner dan perintis yang jasanya tidaklah kecil bagi perkembangan dan kemajuan daerah ini. Namun, kondisinya sudah berubah sekarang. Armada Merpati yang menghubungkan Kupang dengan kota kabupaten di Sumba, Alor dan Flores sangat terbatas. Maka kehadiran Trans Nusa yang memilih jalur transportasi lokal NTT sebagai medan pelayanannya bagaikan oase di tengah gurun. Trans Nusa Air Services menjadi warta gembira bagi 4 juta penduduk Flobamora.
Kabar itu terasa lebih bermakna lagi karena maskapai penerbangan tersebut adalah usaha dari anak-anak NTT sendiri. Persembahan putra daerah! Melihat tokoh di belakang usaha tersebut seperti Niti Susanto dan Djojana, kita tidak meragukan dedikasi, integritas dan komitmennya. Mereka adalah pengusaha NTT terkemuka yang pengabdiannya bagi daerah ini sudah terbukti dan teruji.
Tidak berlebihan bila semua pihak di daerah ini menyambut positif kehadiran Trans Nusa Air sambil memberikan dukungan agar usaha mereka berjalan sukses untuk dua tujuan mulia: Melayani masyarakat NTT dengan lebih baik dan sisi bisnisnya bisa berkembang maju.
Harapan pertama kita sampaikan kepada pemerintah daerah (pemda). Direktur PT Trans Nusa Air Services Kupang, Juvenile Djojana mengungkapkan, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten di NTT (gubernur/bupati) sudah memberikan rekomendasi dukungannya terhadap Trans Nusa Air.
Menurut pandangan kita, dukungan tersebut tidak cukup sekadar rekomendasi di atas kertas. Dukungan nyata menyambut kehadiran Trans Nusa yang mulai terbang awal Agustus 2005 adalah membenahi fasilitas lapangan terbang atau bandara di sejumlah daerah yang kondisinya masih jauh dari memadai. Sebut misalnya kondisi lapangan terbang di So'a (Kabupaten Ngada), Wunopito (Lembata), Larantuka, Rote, Sabu, Atambua, Ruteng dan lainnya.
Landasan pacu yang pendek akan menjadi masalah tersendiri bagi pesawat turbopropeler jenis ATR 42 yang dioperasikan Trans Nusa Air Services. Tersedianya fasilitas pendukung seperti mobil pemadam kebakaran dan fasilitas lain kiranya perlu menjadi perhatian pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan setempat -- mengingat faktor kenyamanan dan keselamatan penumpang merupakan kunci utama pelayanan jasa transportasi udara.
Sikap mental masyarakat kita juga harus berubah. Mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana. Misalnya tidak membiarkan hewan peliharaan semisal sapi, kerbau, kuda dan kambing melintas bebas di landasan pacu bandara atau menggunakan run way layaknya jalan raya umum untuk kendaraan bermotor. Akhirnya, yang tidak kalah penting adalah bagaimana wujud pelayanan Trans Nusa Air sendiri. Kiranya motto Kami hadir untuk melayani Anda tidak sekadar retorika. Jika pelayanan Trans Nusa Air memuaskan masyarakat, maka keberhasilan bukan sesuatu yang muskil. Selamat mengarungi angkasa NTT! Salam Pos Kupang, 27 Juli 2005. (dion db putra)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes