BERSAMA para pelatih dan mentor berpengalaman di bidang public relation dan jurnalistik asal Australia dan Indonesia, saya mendapat kesempatan ikut membagi ilmu kepada 20 peserta dari berbagai institusi Kupang, tanggal 14-19 Juli 2008. Inilah kesempatan pertama bagi saya selaku mentor IASTP di NTT membagi pengetahuan dalam suatu pelatihan yang diselenggarakan IASTP III.
Materi yang saya sampaikan sangat penting dalam setiap pelatihan IASTP III yaitu tentang Action Plan atau Rencana Aksi. Saya mendapat kesempatan pada hari pertama pelatihan, Senin 14 Juli 2008 setelah pembicara tamu Magdalena Wenas. Berikut dua berita yang disiarkan Pos Kupang tentang pelatihan tersebut.
20 Peserta Ikut Pelatihan Jurnalistik IASTP III
KUPANG, PK -- Kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia dalam program Indonesia Australia Specialised Training Project (IASTP) III menyelenggarakan pelatihan jurnalistik untuk aparat hubungan masyarakat (Humas) di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan selama enam hari dari tanggal 14-19 Juli 2008 di Badan Diklat Propinsi NTT, Jl. Fetor Foenay Kupang itu diikuti 20 peserta. Ditemui hari Senin (14/7/2008), Kepala Biro LKBN ANTARA Kupang, Key Tokan Abdul Asis, menjelaskan para peserta pelatihan berasal dari bagian humas pemerintah propinsi, kabupaten, ormas, LSM, kalangan kampus (Unwira, UMK - Kupang), Polda NTT dan dan TNI (Korem 161 Wirasakti).
Selama enam hari, kata Asis, peserta pelatihan akan dibimbing pelatih dan mentor berpengalaman di bidang jurnalistik dan kehumasan (public relation). SPRINT Consultant sebagai training provider menghadirkan pelatih berpengalaman asal Australia, Andrew Dodd dan Marianne Kearney. Dari Indonesia antara lain Martiningsih Agung Chandra, Ignatius Haryanto dan Zainal (mentor IASTP dari LKBN ANTARA Pusat).
Pada hari pertama kemarin, panitia menghadirkan pembicara tamu yang kompeten di bidang kehumasan yakni Magdalena Wenas.
Asis menambahkan, pada hari kedua peserta pelatihan akan melakukan kunjungan lapangan. Mereka diberi kesempatan melakukan studi tentang kemiskinan, terumbu karang, abrasi, pemukiman kumuh di sekitar kawasan pantai Pasir Panjang, Oesapa Kupang.
"Para peserta juga akan menggelar simulasi konferensi pers yang akan dihadiri wartawan senior untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta, menulis siaran pers, lobi dan bagaimana membangun hubungan dengan media massa," katanya. (osi) Pos Kupang edisi Selasa, 15 Juli 2008, halaman 10.
Peserta Pelatihan IASTP Gelar Simulasi Jumpa Pers
KUPANG, PK -- Sebanyak 20 aparat hubungan masyarakat (Humas) di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (18/7/2008), menggelar jumpa pers di hadapan para wartawan media cetak di Kupang. Jumpa pers ini digelar sekadar simulasi dalam pelatihan jurnalistik yang sedang mereka ikuti di Balai Diklat Propinsi NTT di Jalan Fetor Foenay, Kupang, yang berlangsung atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia dalam program Indonesia Australia Specialised Training Project (IASTP) III.
Ada empat wartawan yang hadir dalam simulasi ini, yakni Agus Sape dan Alfred Dama dari Surat Kabar Harian (SKH) Pos Kupang, Yes Bale dari Harian Pagi Timor Express dan Rudi Tokan dari Mingguan Vista Nusa. Keempat wartawan ini adalah alumni IASTP III, baik yang pernah berlangsung di Australia maupun di Kupang. Simulasi jumpa pers tersebut merupakan salah satu materi pelajaran dalam pelatihan itu.
Dalam simulasi yang berlangsung dua jam dan dalam pengawasan para mentor tersebut, para peserta dibagi dalam empat kelompok dengan isu yang berbeda- beda. Mereka membahas isu korupsi, kemiskinan, angka putus sekolah dan gender. Setiap kelompok juga menampilkan fragmen sekadar ilustrasi untuk mendukung isu yang disampaikan.
Setiap kelompok mendapat kesempatan 15 menit untuk memaparkan isu/berita hasil temuannya di lapangan dan ingin dipublikasi melalui media massa. Sementara empat wartawan yang hadir berusaha menggali lebih dalam setiap isu itu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kritis dengan gayanya masing-masing.
Setiap kelompok berusaha menjawab pertanyaan para wartawan selengkap mungkin, dan berusaha berkelit untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan.
Yes Bale dari Timex menyatakan kagum dengan cara setiap kelompok menghadapi wartawan dalam menyampaikan argumen publikasi. Hal yang sama dikemukakan Rudi Tokan dari Vista Nusa.
Alfered Dama dari Pos Kupang mengatakan, gaya para peserta menyampaikan rilis sangat baik, hanya kurang didukung dengan data yang biasanya sangat dibutuhkan wartawan untuk publikasi.
Agus Sape memuji keseriusan para peserta mengikuti pelatihan ini. Namun dia mengkritik salah satu kelompok yang menampilkan gambar-gambar minuman keras dan tidur-tiduran sebagai penyebab miskinnya masyarakat NTT.
Menurutnya, harus dicari penyebab yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan misikinnya masyarakat NTT. "Orang Eropa juga minum minuman keras dan tidur- tiduran, tapi faktanya mereka kaya dan pintar. Orang NTT banyak yang bekerja sangat keras, tapi tingkat kesejahteraannya tetap saja di bawah orang Eropa. Menurut saya harus dicari penyebab lain yang lebih tepat," kata Agus.
Kepala Biro LKBN ANTARA Kupang, Key Tokan Abdul Asis, menjelaskan para peserta pelatihan berasal dari bagian humas pemerintah propinsi, kabupaten, ormas, LSM, kalangan kampus (Unwira, UMK - Kupang), Polda NTT dan dan TNI (Korem 161 Wirasakti).
Selama enam hari, kata Asis, peserta pelatihan dibimbing pelatih dan mentor berpengalaman di bidang jurnalistik dan kehumasan (public relation). SPRINT Consultant sebagai training provider menghadirkan pelatih berpengalaman asal Australia, Andrew Dodd dan Marianne Kearney. Dari Indonesia antara lain Martiningsih Agung Chandra, Ignatius Haryanto dan Zainal (mentor IASTP dari LKBN ANTARA Pusat). (alf) Pos Kupang edisi Sabtu, 19 Juli 2008 halaman 7.
Materi yang saya sampaikan sangat penting dalam setiap pelatihan IASTP III yaitu tentang Action Plan atau Rencana Aksi. Saya mendapat kesempatan pada hari pertama pelatihan, Senin 14 Juli 2008 setelah pembicara tamu Magdalena Wenas. Berikut dua berita yang disiarkan Pos Kupang tentang pelatihan tersebut.
20 Peserta Ikut Pelatihan Jurnalistik IASTP III
KUPANG, PK -- Kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia dalam program Indonesia Australia Specialised Training Project (IASTP) III menyelenggarakan pelatihan jurnalistik untuk aparat hubungan masyarakat (Humas) di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pelatihan selama enam hari dari tanggal 14-19 Juli 2008 di Badan Diklat Propinsi NTT, Jl. Fetor Foenay Kupang itu diikuti 20 peserta. Ditemui hari Senin (14/7/2008), Kepala Biro LKBN ANTARA Kupang, Key Tokan Abdul Asis, menjelaskan para peserta pelatihan berasal dari bagian humas pemerintah propinsi, kabupaten, ormas, LSM, kalangan kampus (Unwira, UMK - Kupang), Polda NTT dan dan TNI (Korem 161 Wirasakti).
Selama enam hari, kata Asis, peserta pelatihan akan dibimbing pelatih dan mentor berpengalaman di bidang jurnalistik dan kehumasan (public relation). SPRINT Consultant sebagai training provider menghadirkan pelatih berpengalaman asal Australia, Andrew Dodd dan Marianne Kearney. Dari Indonesia antara lain Martiningsih Agung Chandra, Ignatius Haryanto dan Zainal (mentor IASTP dari LKBN ANTARA Pusat).
Pada hari pertama kemarin, panitia menghadirkan pembicara tamu yang kompeten di bidang kehumasan yakni Magdalena Wenas.
Asis menambahkan, pada hari kedua peserta pelatihan akan melakukan kunjungan lapangan. Mereka diberi kesempatan melakukan studi tentang kemiskinan, terumbu karang, abrasi, pemukiman kumuh di sekitar kawasan pantai Pasir Panjang, Oesapa Kupang.
"Para peserta juga akan menggelar simulasi konferensi pers yang akan dihadiri wartawan senior untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta, menulis siaran pers, lobi dan bagaimana membangun hubungan dengan media massa," katanya. (osi) Pos Kupang edisi Selasa, 15 Juli 2008, halaman 10.
Peserta Pelatihan IASTP Gelar Simulasi Jumpa Pers
KUPANG, PK -- Sebanyak 20 aparat hubungan masyarakat (Humas) di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (18/7/2008), menggelar jumpa pers di hadapan para wartawan media cetak di Kupang. Jumpa pers ini digelar sekadar simulasi dalam pelatihan jurnalistik yang sedang mereka ikuti di Balai Diklat Propinsi NTT di Jalan Fetor Foenay, Kupang, yang berlangsung atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia dalam program Indonesia Australia Specialised Training Project (IASTP) III.
Ada empat wartawan yang hadir dalam simulasi ini, yakni Agus Sape dan Alfred Dama dari Surat Kabar Harian (SKH) Pos Kupang, Yes Bale dari Harian Pagi Timor Express dan Rudi Tokan dari Mingguan Vista Nusa. Keempat wartawan ini adalah alumni IASTP III, baik yang pernah berlangsung di Australia maupun di Kupang. Simulasi jumpa pers tersebut merupakan salah satu materi pelajaran dalam pelatihan itu.
Dalam simulasi yang berlangsung dua jam dan dalam pengawasan para mentor tersebut, para peserta dibagi dalam empat kelompok dengan isu yang berbeda- beda. Mereka membahas isu korupsi, kemiskinan, angka putus sekolah dan gender. Setiap kelompok juga menampilkan fragmen sekadar ilustrasi untuk mendukung isu yang disampaikan.
Setiap kelompok mendapat kesempatan 15 menit untuk memaparkan isu/berita hasil temuannya di lapangan dan ingin dipublikasi melalui media massa. Sementara empat wartawan yang hadir berusaha menggali lebih dalam setiap isu itu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kritis dengan gayanya masing-masing.
Setiap kelompok berusaha menjawab pertanyaan para wartawan selengkap mungkin, dan berusaha berkelit untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan.
Yes Bale dari Timex menyatakan kagum dengan cara setiap kelompok menghadapi wartawan dalam menyampaikan argumen publikasi. Hal yang sama dikemukakan Rudi Tokan dari Vista Nusa.
Alfered Dama dari Pos Kupang mengatakan, gaya para peserta menyampaikan rilis sangat baik, hanya kurang didukung dengan data yang biasanya sangat dibutuhkan wartawan untuk publikasi.
Agus Sape memuji keseriusan para peserta mengikuti pelatihan ini. Namun dia mengkritik salah satu kelompok yang menampilkan gambar-gambar minuman keras dan tidur-tiduran sebagai penyebab miskinnya masyarakat NTT.
Menurutnya, harus dicari penyebab yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan misikinnya masyarakat NTT. "Orang Eropa juga minum minuman keras dan tidur- tiduran, tapi faktanya mereka kaya dan pintar. Orang NTT banyak yang bekerja sangat keras, tapi tingkat kesejahteraannya tetap saja di bawah orang Eropa. Menurut saya harus dicari penyebab lain yang lebih tepat," kata Agus.
Kepala Biro LKBN ANTARA Kupang, Key Tokan Abdul Asis, menjelaskan para peserta pelatihan berasal dari bagian humas pemerintah propinsi, kabupaten, ormas, LSM, kalangan kampus (Unwira, UMK - Kupang), Polda NTT dan dan TNI (Korem 161 Wirasakti).
Selama enam hari, kata Asis, peserta pelatihan dibimbing pelatih dan mentor berpengalaman di bidang jurnalistik dan kehumasan (public relation). SPRINT Consultant sebagai training provider menghadirkan pelatih berpengalaman asal Australia, Andrew Dodd dan Marianne Kearney. Dari Indonesia antara lain Martiningsih Agung Chandra, Ignatius Haryanto dan Zainal (mentor IASTP dari LKBN ANTARA Pusat). (alf) Pos Kupang edisi Sabtu, 19 Juli 2008 halaman 7.