Paus Fransiskus Patahkan Sejumlah Tradisi

Paus Benediktus XVI dan Kardinal Jorge  Mario Bergoglio dalam suatu acara (AFP)
SAAT Jorge Bergoglio melangkah ke balkon di Vatikan pada Rabu (13/3/2013) malam untuk menampakan dirinya sebagai pemimpin baru 1,2 miliar umat Katolik sedunia, ia membuat sejarah dengan menjadi paus non-Eropa pertama dari era modern. Tak hanya itu, ia paus pertama dari Amerika Latin, Jesuit pertama yang jadi paus dan paus pertama yang menggunakan nama Fransiskus.

Paus baru itu dengan cepat membuat sejumlah sejarah lain. Ia mematahkan tradisi dalam aksi publik pertamanya di hadapan 150.000 orang yang memadati Lapangan Santo Petrus. Alih-alih memberkati kerumunan itu untuk pertamakalinya sebagai paus, ia malah meminta mereka berdoa untuknya.

"Mari kita berdoa, Anda mendoakan saya, dalam keheningan," katanya kepada kerumunan yang bersorak.

Kemauan Fransiskus keluar dari tradisi ditafsirkan juru bicara Vatikan sebagai tanda bahwa ia akan memetakan jalan sendirinya dengan cara yang tidak biasa.

"Kita memiliki seorang paus yang mungkin mengecewakan sejumlah orang malam ini dengan tidak mengikuti formula itu," kata Pater Tom Rosica.

Paus juga mematahkan tradisi lain dengan menolak untuk menggunakan sebuah panggung yang membuat dirinya berada lebih tinggi dari para kardinal lain yang berdiri bersama dia ketika dia diperkenalkan kepada dunia sebagai Paus Fransiskus. "Dia bilang saya akan berdiri di sini," kata Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York dan presiden Konferensi Uskup Katolik AS, seperti dikutip CNN.

Fransiskus, yang mengenakan jubah kepausan warna putih, muncul pada malam yang diguyur hujan di hadapan kerumunan massa setelah terpilih oleh para kardinal dalam apa yang tampaknya merupakan babak pemungutan suara kelima pada konklaf hari kedua.

"Seperti yang anda ketahui, tugas konklaf adalah menunjuk Uskup Roma yang baru," katanya. "Tampak bagi saya bahwa para saudara kardinal telah memilih orang yang berasal dari jauh. Inilah saya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua."

Sebagai paus, Bergoglio mengambil kendali Gereja Katolik yang dalam beberapa tahun terakhir diguncang kasus pelecehan seksual para imam dan klaim korupsi dan pertikaian di antara hirarki gereja.

Bergoglio yang berumur 76 tahun, yang menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, merupakan paus pertama yang menggunakan nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi, tokoh yang dihormati di kalangan Gereja Katolik karena karyanya untuk orang miskin. Santo Fransiskus dipandang sebagai pembaharu gereja. Saat sebagai kardinal, ia berselisih dengan pemerintahan Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner, terkait penentangannya terhadap perkawinan gay dan distribusi gratis alat kontrasepsi.

Amerika Latin merupakan rumah bagi 480 juta umat Katolik. Dengan memilih Bergoglio, para kardinal mengirimkan pesan kuat tentang di mana masa depan gereja mungkin berada.

Menurut profilnya yang dibuat pengamat Vatikan, John Allen, dan diterbitkan National Catholic Reporter, Fransiskus lahir di Buenos Aires dari seorang ayah imigran Italia. Dia dikenal karena kesederhanaannya. Dia memilih untuk tinggal di apartemen sederhana ketimbang di istana keuskupan. Ia menolak untuk menggunakan limusin keuskupan. Sebaliknya, ia menggunakan bus untuk bekerja dan memasak makanan sendiri, tulis Allen. (*)

Sumber: Kompas.Com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes