Paus Fransiskus (AFP) |
"Jika saya tidak menikahimu, saya akan menjadi pastor," demikian kata-kata Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, dalam surat cintanya kepada pujaan hatinya sekitar 60 tahun lalu, seperti dilansir news.com.au, Jumat (15/3/2013).
Surat cinta tersebut ditujukan kepada seorang wanita bernama Amalia dan dikirimkan ketika Jorge Bergoglio berusia 10-12 tahun. Cintanya ditolak, Jorge Bergoglio tidak bisa menikahi Amalia. Dia pun memilih jadi seorang pastor, uskup agung, kardinal dan akhirnya Paus Fransiskus.
Saat ini ketika Jorge Mario Bergoglio menjadi perhatian dunia karena terpilih sebagai Paus ke-266, sosok Amalia pun muncul. Wanita yang sudah berambut putih ini menceritakan kisah masa lalunya dengan Jorge Bergoglio muda ketika keduanya sama-sama menghabiskan masa kecil di wilayah Flores, Argentina.
"Dalam suratnya, dia (Paus Fransiskus) menggambar sebuah rumah kecil dengan atap berwarna merah dan dinding berwarna putih, dan dia menuliskan, 'rumah ini akan aku beli ketika kita menikah'," kenang Amalia, sembari menuturkan bahwa saat kecil, mereka berdua kerap berjalan menelusuri trotoar di lingkungan tempat tinggal mereka.
Namun sayang surat cinta tersebut dianggap serius oleh orangtua Amalia yang sangat konservatif. Mereka tidak ingin putrinya terkena skandal karena menerima surat cinta dari seorang bocah laki-laki. "Saya tidak menyembunyikan apa-apa (kepada orangtua), itu hanyalah kelakuan anak kecil," kata Amalia kepada wartawan yang menemuinya di Buenos Aires.
Hingga akhirnya, orangtua Amalia merobek surat tersebut dan berusaha menjauhkan putrinya dari Jorge Bergoglio muda. Kisah cinta keduanya pun berakhir, bahkan sebelum sempat dimulai. Hari Rabu 14 Maret 2013), Kardinal Jorge Mario Bergoglio yang kini berusia 76 tahun terpilih sebagai paus baru, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri 28 Februari lalu. Paus Fransiskus tercatat sebagai Paus pertama dari Benua Amerika.
Selain soal kisah cinta monyet itu, Jorge Mario Bergoglio kecil dikenal bandel bahkan mendapat julukan 'setan kecil' dari guru dan suster yang mendidiknya.
Jorge Bergoglio kecil bersekolah di SD De la Misericordia, Buenos Aires. Saat itu, dia kerap dihukum, mulai dari harus naik-turun tangga sekolah hingga dihukum membaca tabel perkalian dengan keras-keras.
"Dia seperti setan, setan kecil, sangat nakal, seperti anak laki-laki kebanyakan. Siapa yang menyangka kalau dia akan menjadi Paus!" tutur bekas teman satu sekolah Jorge Bergoglio, Martha Rabino yang kini menjadi biarawati, mengenang kelakuan Jorge Bergoglio kecil sambil tersenyum.
Keluarga Jorge Bergoglio yang tinggal di wilayah Flores, Argentina dikenal religius dan rutin beribadah. "Keluarga mereka mengikuti misa setiap hari Minggu. Ibunya sangat religius dan taat beribadah. Dia (Jorge Bergoglio-red) banyak belajar dari ibunya," tutur Rabino. Masih menurut Rabino, semasa kecil Bergoglio memiliki sejumlah suster yang mendidiknya dengan baik dan menjadi orang penting dalam hidupnya. Salah satunya adalah Suster Rosa yang merupakan guru pertamanya.
Bergoglio rutin mengunjungi Suster Rosa bahkan setelah dia telah menjadi seorang Kardinal Argentina. Terakhir kali, dia mengunjungi Suster Rosa ketika dia meninggal pada usia 101 tahun, pada tahun 2012 lalu.
"Dia gemar bertanya kepada Suster Rosa mengenai seperti apa dirinya ketika masih kecil, dan sang suster yang meski sudah berumur lanjut namun masih mampu berbicara jelas, akan menjawab: 'Kamu seperti setan. Apakah kamu tidak bisa menjadi lebih baik?' Dan dia (Bergoglio) akan mengerang sambil tertawa," kenang Rabino. Selain Suster Rosa, lanjut Rabino, masih ada satu suster lagi yang memberikan pengaruh besar dalam hidupnya, yakni Suster Dolores, yang merupakan guru katekisasi, pengajaran agama Nasrani. Ketika Suster Dolores meninggal dunia dua tahun lalu, Bergoglio menangis semalaman.
"Dia (Suster Dolores) merupakan salah satu suster yang sangat dia sayangi. Dia adalah guru katekisasinya ketika Bergoglio berusia 8 tahun dan Bergoglio tidak pernah melupakannya," ucap Rabino.(dtc/afp)
Sumber: Tribun Manado 16 Maret 2013 hal 1