Lima Pesan buat Fren

MENTERI Dalam Negeri (Mendagri), H Mardiyanto, Rabu (16/7/2008) bertempat di ruang sidang DPRD Propinsi NTT, melantik Drs. Frans Lebu Raya dan Ir. Esthon L Foenay sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2008 - 2013. Kepada Lebu Raya dan Esthon Foenay yang diangkat dengan keputusan Presiden RI Nomor 52/P/2008 tanggal 9 Juli 2008, Mendagri menitipkan lima pesan.

Lima pesan bagi pasangan yang populer dengan Fren itu, yakni harus menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola keuangan. Melaksanakan fungsi fasilitasi dan pengawasan dalam kapasitas sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.

Lebu Raya dan Esthon Foenay juga harus memberikan dukungan dalam penegakan hukum. Menjalin hubungan kerja dengan DPRD, Muspida dan semua komponen masyarakat serta melakukan konsolidasi birokrasi.

Kelima pesan ini disampaikan Mendagri dalam sambutannya seusai melantik Lebu Raya dan Esthon Foenay. Ia mengatakan, lima pesan ini dengan sengaja ia tegaskan agar Lebu Raya dan Foenay dapat membangun suatu sistem pemerintahan dan pola pembangunan yang sesuai dengan kondisi NTT sehingga membawa masyarakat pada kehidupan yang lebih sejahtera.

Selain itu, Mendagri atas nama Presiden RI juga menghaturkan terima kasih kepada Piet A Tallo, S.H yang bersama Lebu Raya telah memimpin NTT selama lima tahun terakhir (2003 - 2008). Ucapan proficiat dan terima kasih juga disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum, Panwaslu dan masyarakat NTT karena sukses menyelenggarakan Pilkada. "Ini adalah salah satu contoh demokrasi di Indonesia yang harus ditiru karena pelaksanaannya tanpa adanya protes dari para kandidat yang kalah," katanya.

Mardiyanto menyinggung kesan ketidakpatuhan para bupati atau walikota terhadap gubernur karena tidak adanya garis komando di antara mereka. "Sekarang ada kebebasan yang sering menimbulkan kesan ketidakpatuhan antara walikota/bupati dengan gubernur. Penyelenggaraan pemerintahan daerah sudah diatur dalam UU Nomor 32. Saya minta supaya jangan jalan sendiri-sendiri tetapi saling memahami dan menghormati kewenangan masing-masing," tegas Mardiyanto.

"Sekali lagi saya ingatkan, posisi gubernur sebagai wakil pemeritah pusat di daerah harus kita jaga, karena tidak ada langkah dan kebijakan pemerintah yang diambil meninggalkan komunikasi dengan gubernur," katanya.

Tentang pengelolaan keuangan daerah, Mardiyanto menegaskan, Lebu Raya dan Foenay perlu mengutamakan belanja publik, memprioritaskan penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja. Menurutnya, aspek ini perlu diperhatikan sebagai wujud pelaksanaan amanah dan kepercayaan yang telah masyarakat NTT berikan.

Dalam kesempatan itu, Mendagri juga meminta seluruh komponen masyarakat NTT mendukung Lebu Raya dan Foenay dalam menjalankan visi misi dan program kerja lima tahun ke depan. Dukungan ini, kata Mendagri, dibutuhkan agar keduanya dapat memimpin NTT lima tahun ke depan sesuai dengan cita-cita semua masyarakat NTT.
Peristiwa pelantikan yang ditandai dengan pengucapan sumpah dan kata-kata pelantikan terjadi dalam sidang istimewa DPRD Propinsi NTT, dipimpin Ketua DPRD NTT, Drs. Melkianus Adoe.

Acara yang berlangsung selama satu jam, dimulai pukul 09.30 Wita, disaksikan 1.000 undangan, sekitar 300 orang diantaranya menempati ruang sidang utama Dewan. Hadir mantan Menteri Tenaga Kerja pada pemerintahan Orde Baru, Drs Cosmas Batubara, mantan Gubernur NTT dr. Hendrikus Fernandez, Herman Musakabe, Piet A Tallo, S.H, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Hotma Mangradja Pandjaitan, Gubernur Papua Barat Abraham Octovianus Ataruri, para bupati dan walikota serta wakil bupati se-NTT, anggota DPR dan DPD RI asal NTT serta mantan Ketua DPRD NTT, Daniel Woda Palle. Kebanyakan undangan duduk di kursi di luar ruangan sambil mengikuti acara pelantikan dari layar televisi.

Tepuk tangan hadirin menggema di dalam dan luar ruangan sidang tatkala Mendagri menyematkan tanda lambang burung garuda di dada kanan dan 'pin' pada kedua bahu Lebu Raya dan Foenay. Penyematan tanda lambang dilakukan setelah penandatangan berita acara pelantikan. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan memori jabatan dari Piet Tallo kepada Lebu Raya.

Acara pelantikan gubernur dan wakil gubernur ini dipadukan dengan pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi NTT, Ny. Adinda Lebu Raya oleh Ketua Tim Penggerak PPK Pusat, Ny. Evi Mardiyanto, dan dilanjutkan dengan penyerahan 'memori' PKK dari Ny. Erny Tallo kepada Ny. Adinda Lebu Raya. Keseluruhan rangkaian acara itu ditutup dengan pemberian ucapan selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT beserta istri.


Sebagaimana saat tiba, kepulangan Mendagri bersama rombongan juga dihantar dengan tarian dari berbagai etnis, seperti Flores Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sumba dan Alor, serta atoin meto (sapaan adar) tetua adat Timor. (aca/dar)

Biodata Frans Lebu Raya
Nama : Drs. Frans Lebu Raya
TTL : Watoone, 18 Mei 1960
Istri : Ny. Lusia Adinda Dua Nurak
Anak : - Maria Yubiliani Laetare Nurak
- Karmelia Eleonoraputri Bengan Tokan

Pendidikan :
- SDK Watoona (1971)
- SMP Palugodam (1974)
- SMOA Kupang (1977)
- S1 FKIP Undana Kupang

Organisasi & Karier Politik
- Ketua Umum Senat FKIP Undana (1988-1990)
- Ketua GMNI Cabang Kupang (1991-1992)
- Ketua DPC PDI Kodya Kupang (1996).
- Sekreataris DPD PDIP NTT (1996 - 2000)
- Ketua DPD PDIP NTT (2000-2010).
- Anggota DPRD NTT (1999 - 2004)
- Wakil Ketua DPRD NTT (1999-2003)
- Wakil Gubernur NTT (2003-2008)
- Gubernur NTT (2008 - 2013)

Biodata Esthon Foenay
Nama : Ir. Esthon Foenay, M.Si
TTL : Kupang, 3 Agustus 1950
Istri : Whylmintje Jublina Elisabeth
Anak : 3 orang

Pendidikan :
- SR GMIT XI Kupang (1963)
- SMP Negeri I Kupang (1966)
- SMA Kristen Kupang (1969)
- S1 Peternakan Undana Kupang (1979)
- S2 Studi Pembangunan Satya Wacana (2002)

Organisasi dan Karier
- Ketua Perkumplan Pelajar SMA Kristen Kupang tahun 1968
- Ketua Senat Mahasiwa (1971-1972)
- Ketua Umum KODEMA Fapet Undana Kupang (1974-1975)
- Koordinator GMKI Kupang (1972-1974)
- Ketua AMPI Kabupaten Kupang (1982-1984)
- Ketua Umum Pengda PABDSI NTT (1996 - 2000)
- Ketua Harian KONI NTT (1998-2008)
- Ketua Umum IKA FAPET (2005-2009)
- Ketua Umum Pengda PERKEMI NTT (2004-2008)
- Kepala Seksi Pendidikan Mental Spiritual, Pemerintahan (1984- 1987)
- Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda NTT (1987 - 1991)
- Kepala Biro Bina Sosial Mental Spiritual Setda NTT (1991-1997)
- Direktur III Akademi Teknik Kupang (1993)
- Kepala Biro Penyusunan Program (1997-1998)
- PLH Asisten Administrasi Pembangunan Setda NTT (1998-1999)
- Kepala Bappeda NTT (1998-2003)
- Kepala Badan Diklat NTT (2003-31 Agustus 2006)

Gubernur NTT sejak 1958
1. WJ Lalamentik (1958-1968)
2. El Tari (1968 - 1978)
3. Wang Suwandi, S.H (April - Juni 1978)
4. dr. Ben Mboi (1978 - 1983), dr. Ben Mboi dan Godlief Boeky, S.H (1983 1988)
5. Hendrik Fernandez dan SHM Lerick (1988 - 1993)
6. Herman Musakabe dan Piet A Tallo, S.H (1993-1998)
7. Piet A Tallo dan Yohanis Pake Pani (1998 - 2003), Piet A Tallo dan Drs. Frans Lebu Raya (2003 - 2008)
8. Drs.Frans Lebu Raya dan Ir. Esthon L Foenay, M.Si (2008- 2013)

Hasil Pilkada NTT 2008
Pilkada NTT dilaksanakan 14 Juni 2008
1. Frans Lebu Raya - Esthon Foenay diusung PDIP : 772.030 suara (37,35 persen)
2. Ibrahim A Medah-Paulus Moa diusung Partai Golkar : 711.116 suara (34,40 persen)
3. Gaspar Parang Ehok -Yulius Bobo diusung Koalisi Abdi Flobamora : 584.082 suara (28,25 persen).

Total suara : 2.067.288 suara sah.

Pos Kupang edisi Kamis, 17 Juli 2008, halaman 1
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes