Pesta Emas: 12 Alumni Undana Terima Award

Rektor Undana Prof Frans Umbu Datta, menyerahkan award kepada salah seorang alumni, Dra. Sofia de Haan pada malam Reuni Akbar di Kupang, Rabu (29/8/2012). (foto-foto Pos Kupang:Oby Lewanmeru)
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang memberikan penghargaan kepada alumni yang berprestasi dalam 12 bidang pelayanan kemasyarakatan baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional.

Award untuk Dion diterima Krensentia Reo, teman seangkatan 1988
Penganugerahan award ini sebagai bentuk kepedulian Undana terhadap alumni yang sudah mengarumkan nama almamater dan daerah NTT.

Penganugerahan dan penyerahan award ini dilakukan oleh Rektor Undana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc.Ph.D, saat Reuni Akbar dan Penganugerahan Outstanding Alumni Awards di Aula Undana, Kupang, Rabu (29/8/2012) malam. Reuni Akbar tersebut merupakan rangkaian kegiatan berkenaan dengan peringatan 50 tahun Undana yang jatuh pada tanggal 1 September 2012.

Hadir pada kesempatan itu Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, Ketua DPRD Provinsi  NTT, Drs. IA Medah, Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilinjora, Bupati TTU, Raymundus Fernandes dan Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man dan pejabat lainnya. 

Frans Umbu Datta, pada kesempatan tersebut, mengatakan, penganugerahan outstanding alumni awards ini sebagai bentuk kepedulian Undana terhadap alumni yang sudah dengan caranya masing-masing mengharumkan nama almamater dan daerah. Dalam 50 tahun usianya, Undana telah melahirkan alumni kurang lebih 40.000 orang.

Ketua DPRD NTT, Drs. IA Medah serahkan award
"Kita semua berasal dari Undana. Dan, dengan cara kita yang berbeda tetapi tetap satu sebagai satu keluarga besar untuk mengharumkan almamater maupun daerah NTT tercinta dalam berbagai bidang pelayanan kemasyarakatan," kata Profesor  Umbu Datta.

Umbu Datta juga mengharapkan dengan dengan tahun emas ini semua civitas akademika bisa saling bersama untuk membangun kampus dan juga daerah dengan potensi yang ada. 

Melsiana Pelokilla salah satu penerima award bidang pelayanan pengembangan pendidikan mengatakan, sangat berterima kasih karena Undana masih memberi perhatian kepada alumni.

Menurut panitia Pesta Emas Undana,  tidak mudah memilih 12 alumni penerima award di berbagai bidang itu. Setiap bidang profesi dan pengabdian ada ratusan kandidat dengan prestasi dan kiprah yang luar biasa. Tim penilai kemudian memilih lima nominator dan memilih satu orang di bidang masing-masing. (yel)


Alumni Undana Penerima Award Pesta Emas


1. Bidang Pelayanan Pengembangan  Pendidikan: Melsiana Pelokilla

Rektor Undana Prof Umbu Datta serahkan penghargaan
2. Bidang Pengembangan Masyarakat: Dra. Sofia de Haan

3. Bidang Administrasi dan Pelayanan Publik: Drs. Benyamin Benu

4. Bidang Pertahanan dan Keamanan: Brigjen. Jan Piters Ate. M.Bus

5. Bidang Sains dan Teknologi: Ir. I Gusti Ngurah Jelantik

6. Bidang Pelestarian dan Pengembangan Lingkungan: Vinsen Nurak

7. Bidang Bisnis: Lely Lay

8. Bidang Kesetaraan Gender: Rambu Atanau

9. Bidang Pengembangan Media Hiburan dan Olahraga:  Dion DB Putra

10. Bidang Penegakan Hukum dan HAM: Sarah Lery Mboeik

11. Bidang Sosial Budaya: Yohana Lingu Lango.

12. Bidang Politik: Drs. Frans Lebu Raya


Sepakat Dukung FK Undana

PEMERINTAH
Provinsi NTT sepakat mendukung mahasiswa fakultas kedokteran (FK) Undana dengan memberi beasiswa. Upaya ini dilakukan agar memacu penambahan output sarjana kedokteran di NTT.

Gubernur Frans Lebu Raya, IA Medah, Bupati Fernades, Bupati Gideon Mbilinjora dan Rektor Undana
Kesepakatan ini disampaikan Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dan Ketua DPRD NTT, Drs. IA Medah pada Reuni Akbar dan Penganugerahan Outstanding Alumni Awards di Aula Undana Kupang, Rabu (29/8/2012) malam.

Hadir pada kesempatan itu Rektor Undana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App.Sc.Ph.D, para pimpinan rektorat, sejumlah sesepuh Undana, para pimpinan fakultas, mahasiswa, para alumni dan undangan lainnya.  Hadir pula Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilinjora, Bupati TTU, Raymundus Fernandes dan Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man.

Menurut Lebu Raya, Pemerintah Propinsi NTT siap mendukung FK Undana dengan memberi bantuan beasiswa kepada mahasiswa di atas semester V. "Tentu selain pemerintah propinsi juga kabupaten kota yang ada di NTT. Dan, untuk setiap kabupaten kota saya minta beri beasiswa kepada lima mahasiswa setiap tahun," kata Lebu Raya.

Dikatakannya, jika setiap daerah membantu lima orang mahasiswa dalam satu tahun maka dalam satu periode kepemimpinan, ada 25 orang dokter yang dihasilkan.

Bupati Sumba Timur, Gideon Mbilinjora, Bupati TTU, Raymundus Fernandes dan Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man, mengatakan, siap mendukung FK Undana. Mereka mengaku, apa yang sudah disampaikan Gubernur siap dilaksanakan, Herman Man, mengatakan, Kota Kupang siap membiayai sepuluh mahasiswa kedokteran Undana.

Dekan FK Undana, dr, Heru Tjahyono, mengatakan, FK Undana hadir di Undana pada tahun 2008 dengan alasan minimnya tenaga dokter di NTT. Bahkan jumlah dokter saat itu hanya 40 persen dari jumlah kebutuhan dokter. Dia merincikan, untuk tahun pertama Undana menerima 52 mahasiswa, tahun 2009 sebanyak 50 orang, tahun 2010 sebanyak 49 orang, tahun 2011 sebanyak 49 dan pada tahun 2012 sebanyak 57 orang.

"Jumlah mahasiswa seluruhnya 257 orang dan yang saat ini aktif sebanyak 254 orang. Saat ini sudah ada 47 orang yang bergelar sarjana kedokteran dan sekarang praktek di rumah sakit. Setelah praktek selama dua tahun, baru mereka mendapat gelar dokter," kata Heru. (yel)

Sumber: Pos Kupang Jumat 31 Agustus 2012 hal 1

Pertanian Sulut Terabaikan

Kelapa andalan petani Sulawesi Utara
BANYAK sektor ekonomi potensial di Sulawesi Utara yang belum dikembangkan dengan baik. Misalnya sektor pertanian yang banyak memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi Sulut, masih terabaikan.

Demikian salah satu kesimpulan yang terangkum dalam focus group discussion bertajuk Tren dan Peluang Bisnis bagi Wirausaha Muda Sulut, kerja sama Tribun Manado-Ilmu Sulut, disponsori Bank BNI dan didukung penuh Bank Indonesia Sulut, Rabu (8/8/2012), di Convention Center Hotel Novotel Manado.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Suhaedi mengatakan, selama ini sektor yang dominan adalah perdagangan, perhotelan dan restoran.

"Padahal pertanian cukup baik, namun perannya perlahan berkurang karena sudah mulai tergantikan oleh manufacturing dan jasa. Sekarang bagaimana kita mengaitkan sektor-sektor jangka panjang dengan membayar sektor linkage pada pertanian," kata Suhaedi.

Menurutnya, jangan sampai manufacture menjadi subtitusi pertanian. Seharusnya bagaimana menjadikan manufacture yang berbasis pertanian.

Suhaedi menambahkan, untuk mengembangkan dan menghidupkan sektor pertanian diperlukan untuk menciptakan dan mengembangkan sektor yang memiliki linkage dengan pertanian.

"Sangat penting untuk menekankan pada manufacturing daripada jasa. Perbankan mencari debitur yang prospektif dan bisa dipercaya, yang tentu saja sangat mendukung bisnis yang baik asalkan tidak sampai nantinya menyebabkan kredit macet," ujarnya.

Andrei Angouw, anggota DPRD Sulawesi Utara yang juga pengusaha di Manado mengatakan, saat ini merupakan masa pemulihan kepercayaan bank terhadap masyarakat Sulut. Menurutnya, hilangnya suatu kepercayaan dari bank pada satu usaha sangat memperngaruhi semua usaha lainnya.

"Ini perlu perhatian, pengawasan dan edukasi agar kepercayaan dari bank bisa didapatkan lagi. Bagaimana kelapa bisa bersaing kalau infrastruktur tidak mendukung? Sabut kelapa tidak bisa menjadi uang begitu saja kecuali harus dikirim ke Jakarta dan Surabaya baru bisa diekspor," tutur Andrei.

Menurutnya, manufacture sulit berkembang karena infrastruktur tidak ada makan hanya akan terdapat bahan mentah. Andrei menambahkan persaingan dalam bisnis merupakan hal yang alami namun yang penting adalah bekerja keras.

"Kita mesti belajar dari Amerika Serikat. Jumlah pelaku sektor pertanian berkurang, namun kontribusi pertanian tetap tinggi karena adanya teknologi," katanya.

Sementara itu, perwakilan Bank Sulut, mengatakan, kebanyakan petani tidak diberdayakan. Ia mengatakan, Bank Sulut menawarkan kredit kepada petani cengkih dan petani jagung namun kredit petani tersebut mempunyai kredit bermasalah.

Menurutnya, semua program pemerintah ingin memberdayakan petani namun masalah kredit usaha tani yang terjadi di tahun 1998/1999 masih terbawa-bawa yang disebabkan karena petani tidak membayar. "Kredit pertanian dianggap sebagai bantuan dan bukannya pinjaman, hal ini menjadikan kredit macet," ucapnya.

Namun menurut penuturan Gede, dari Bank BRI, walaupun petani terlilit kredit bermasalah, BRI tetap memberikan pinjaman. "Semuanya tergantung treatmentnya. Pilihannya tergantung pada kita change the culture atau adapt with the culture," ujar Gede.

Menurut Dr Peggy Mekel, pemandu acara, pelaku ekonomi di Sulut perlu menangkap peluang-peluang di bidang jasa yang memfokuskan pada teknologi dan life style.

Namun pengembangan pada sektor pertanian lewat teknologi pada dasarnya kembali memberdayakan dan perlu meningkatkan kemampuan masyarakat lokal.

Jadilah Pengusaha

Suasana focus group discussion bertajuk Tren dan Peluang Bisnis bagi Wirausaha Muda Sulut, Rabu (8/8/2012) benar-benar hidup. Para peserta diskusi yang digelar di Convention Center Hotel Novotel Manado oleh  Tribun Manado-Ilmu Sulut dan disponsori Bank BNI serta didukung penuh Bank Indonesia Sulut itu aktif memberikan pandangan dan pengalamannya.

Seperti akademisi Unsrat, Heard Runtuwene yang aktif di Dekopin Sulut, melihat Indonesia masih kekurangan wirausahawan.  Menurut Heard, idealnya jumlah wirausaha minimal 2 persen dari total jumlah penduduk demi bisa menggerakkan ekonomi suatu negara. "Tapi saya yakin ke depan jumlah wirausahawan di Indonesia akan makin bertambah seiring meningkatnya pemahaman tentang pentingnya kewirausahaan," jelas Heard.

Salah satu  sektor yang menurut Heard berpotensi menciptakan wirausaha sukses adalah koperasi. "Tidak bisa dipungkiri koperasi termasuk peluang usaha dengan hasil menjanjikan bagi wirausaha muda," tuturnya.

Kepala BI Sulut, Suhaedi menambahkan, khusus untuk Sulut saat ini tren pemilihan peluang usaha sudah perlahan mulai mengalami perubahan. "Sektor pertanian sudah mulai tergantikan perdagangan, hotel, restoran. Orang juga sudah mulai memilih sektor jasa dan properti sebagai peluang usaha ke depan," ujarnya.

Sektor angkutan juga dinilai Suhaedi cenderung melambat dan sektor telekomunikasi mulai meningkat.

Hanya, Suhaedi berharap jangan sampai sektor manufaktur terus meningkat drastis sedangkan sektor pertanian terus mengalami penurunan. "Harusnya keduanya berjalan bersama supaya kuat dan seiambang," jelasnya.

Dikatakannya, mencermati kondisi ini, untuk jangka panjang, wirausaha muda di Sulut harus mampu membangun link yang kuat antarsektor yang bebasis resources Sulut. "Kalau ini dilakukan pasti kita mampu menciptakan peluang usaha dari semua sektor yang menjadi kekayaan di Sulut," katanya.

Sementara itu, Dr Peggy Mekel yang menjadi pemandu diskusi dan sehari-hari sebagai Direktur International Bussines Administration Fakultas Ekonomi  Universitas Sam Ratulangi Manado mengatakan, selama ini, dalam upaya mengubah mindset seseorang dari seorang pencari kerja menjadi seorang pencipta peluang kerja, kampus mengambil peran sangat penting. Salah satunya dengan memasukan materi kuliah kewirausahaan atau enterpreneurship.

"Untuk mencapai impian menjadi seorang pengusaha sukses perlu ditanamkan dahulu apa yang disebut dengan start from small, atau bagaimana memulai semuanya dari hal-hal yang kecil, dan itulah yang kami tanamkan kepada mahasiswa kami," ungkap Peggy dalam wawancara khusus dengan Tribun Manado, Kamis (9/8/2012).

Menurut Peggy, sejak masih mahasiswa baru, anak didiknya sudah diberi motivasi, diajarkan cara berpikir kritis termasuk bagaimana membuat perencanaan bisnis. "Mereka belum dapat materi kuliah, karena masih mahasiswa baru, tetapi sudah diberi materi  motivasi, mindset, serta diajar untuk mulai berpikir kritis bagaimana membuat bisnis planing sendiri bersama kelompok masing-masing," jelasnya.

Selanjutnya, dalam proses perkuliahan, mahasiswa terus dibekali dengan berbagai materi kuliah yang berhubungan dengan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha. "Mereka mulai diajar untuk menyusun rancangan bisnis dengan modal kecil," ungkapnya.

Di semester empat, Peggy mengakui mahasiswa makin dikuatkan mindsetnya sebagai wirausaha dengan pemberian stimulus modal usaha sebesar Rp 8 juta  setiap kelompok untuk mulai menjalankan perencanaan bisnis masing-masing.

"Di semester empat mereka dibekali dengan materi entepreneurship I yang berisi materi membuat rancangan bisnis, rancangan marketing, dan mereka mulai mempraktikannya secara nyata dengan pemberian stimulus modal sebesar Rp 8 juta untuk tiap kelompok," tutur Peggy.

Dana ini menurut Peggy digelontorkan langsung Rektorat Unsrat khusus untuk memberi pengalaman praktis kepada mahasiswa IBA mengenai bagaimana memulai dan menjalankan usaha.  (def/ika)

Sumber: Tribun Manado edisi 9-10 Agustus 2012 hal 1

Ubah Dulu Mindset Orang Sulut

SULAWESI Utara (Sulut) adalah daerah dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi bahkan di atas rata-rata nasional memasuki triwulan kedua tahun ini. Dengan iklim investasi yang bagus membuat investor dari dalam dan luar berbondong-bondong melirik Sulut sebagai tempat berinvestasi.

Namun, yang menjadi pertanyaan, iklim yang bagus itu sudah dimanfaatkan dengan baik oleh putra daerah Sulut untuk melihatnya sebagai peluang usaha ataukah sebaliknya. Sejumlah poin menarik ini mengemuka dalam acara Focus Group Discussion (FGD)  yang digelar Harian Tribun Manado bekerjasama dengan Intelektual Muda Sulut (Ilmu)  di GKIC Novotel Manado, Rabu (8/8/2012).

 Diskusi yang disponsori Bank BNI dan didukung BI Sulut memilih tema Tren dan Peluang Bisnis bagi Wirausaha Muda Sulut. Direktur International Busines Administration (IBA) Unsrat  Dr Peggy Mekel bertindak sebagai moderator dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam tersebut.

Joseph Pardede, satu di antara peserta diskusi mengajukan pernyataan menarik yaitu orang Sulut harus mau mengubah mindset jika mau maju. "Jika mindset tidak berubah, meski diajarkan banyak hal tetap tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna," kata staf pengajar  Entrepeneur University Manado ini.

Joseph menilai, Sulut kaya akan sumber daya alam dan menjadi peluang investasi, tetapi kenyataannya orang Sulut lambat menanggapi hal ini sebagai peluang emas. "Masih banyak orang berpikir yang penting sudah jadi PNS sudah cukup, masih sedikit yang melihat peluang ini sebagai kesempatan baginya menjadi seorang wirausaha," tandasnya.

Joseph mencontohkan, Sulut kaya pohon kelapa, tetapi belum terkelola dengan profesional untuk membawa keuntungan bagi petani. Kelapa di Sulut pun minim peremajaan.  "Bahkan kekayaan laut belum tersentuh. Mengapa sektor-sektor ini belum dimasimalkan, karena mindset orang muda Sulut belum berubah," tuturnya.
Kepala BI Perwakilan Sulut, Suhaedi juga berpendapat, iklim investasi di Sulut saat ini sangat bagus. Apalagi ditunjang konsumsi dan ekspor yang tinggi.

"Permasalahannya, saat investasi makin besar, apakah kaum muda Sulut mau ikut berpartisipasi? Apakah investasi yang masuk ke  Sulut bisa ikut dinikmati hasilnya oleh masyarakat Sulut ataukah justru keuntungannya mengalir ke luar?" tuturnya.

Menurut Suhaedi, salah satu faktor yang harus diubah generasi muda Sulut yang rindu melihat peluang menjadi seorang wirausaha  adalah memperbaiki etos kerja. "Tidak bisa dipungkiri, orang Sulut memiliki etos kerja yang masih rendah, dan ini harus diperbaiki," katanya.

Tingginya sumber daya alam Sulut belum bisa menjadi peluang usaha untuk memajukan ekonomi daerah dinilai Andrey Angow, anggota DPRD Kota Manado dipengaruhi minimnya infrastruktur, dan regulasi yang menunjang. "Bagaimana bisa petani kelapa mau mengembangkan usaha pengelolaan kelapa kalau infrastruktur saja tidak menunjang," ujarnya.

Bahkan, yang memiriskan, banyak pengusaha berbasis sektor pertanian di Sulut masih gagap teknologi. "Email saja tidak punya, bagaimana usahanya bisa maju," kata seorang Alumnus IBA Unsrat. Peranan perbankan juga diharapkan ikut membantu dan menopang para wirausaha muda memulai usaha dengan pinjaman modal. "Tetapi bank harus hati-hati, pinjaman hanya diberikan untuk usaha yang prospektif dan pemiliknya punya komitmen serta dapat dipercaya," tegas Suhaedi.

Kegagalan penerapan Kredit Usaha Tani beberapa waktu lalu justru membuat perbankan berhati-hati menggelontorkan modal untuk usaha di Sulut. "Banyak orang Sulut bukan tidak mampu, tetapi justru tidak mau melunasi kredit," ujar Peggy. Selain sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan, ada banyak sektor menarik di Sulut yang bisa dilirik wirausaha muda menjadi peluang usaha.

Jimmy Asiku, Owner IT Center Manado mencontohkan beberapa poin seperti sektor telekomunikasi. "Orang Sulut terkenal suka bicara, itulah sebabnya maka bisnis seluler menjadi peluang di daerah ini," terangnya. Selain itu, Manado dikenal dengan lifestyle warganya. "Ini peluang bagus, mengapa tidak jadikan Manado sebagai kota fashion,  pendidikan, kota kesehatan bahkan kota IT?" ungkapnya.
Kecerdasan melihat peluang dinilai Asiku menjadi modal bagi kaum muda Sulut sukses menjadi seorang wirausaha yang andal. "Bukan hanya pintar melihat peluang, dan bukan juga masalah ada tidaknya modal dari perbankan, tetapi yang paling utama bagi seseorang memulai usahanya adalah ada kemauan atau tidak," ujar Ribut Raharjo, Pemimpin Redaksi Tribun Manado.

Akan Lebih Baik
Dari sejumlah indikator, pertumbuhan ekonomi Sulut ke depan akan tetap tumbuh dengan lebih baik lagi. Secara makro pertumbuhan ekonomi Sulut akan membaik dengan tingginya iklim investasi dan konsumsi di Sulut.


Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Suhaedi, mengatakan, sejak tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Sulut tetap tumbuh. Bahkan pertumbuhan ekonomi Sulut dalam triwulan I dan triwulan II tetap tumbuh dari skala nasional.

"Secara riil tetapmengalami pertumbuhan pada triwulan II 2012 ini, pertumbuhan ekonomi Sulut tumbuh sebesar 7,47 persen. Ini dilihat dari konsumsi dan investasi yang tetap tinggi saat ini.Optimis pertumbuhan ekonomi Sulut ke depannya lebih baik," kata Suhaedi.

Suhaedi menambahkan, perekonomian Sulut kedepannya akan masih tetap menunjukan dinamika yang tinggi dan lebih baik. Hal ini dilihat dari ekspor Sulut yang masih bagus, saran konsumsi dengan demand masih yang berimbang. Walau demikian, kata Suhaedi, yang harus dipikirkan bagaimana menggantikan barang ekspor Sulut yang masih primer yang tidak ada substitusinya. (ika/def/jhp)


Dua Rekomendasi


FOCUS Group Discussion (FGD) Tribun Manado bersama Intelektual Muda (Ilmu) Sulut di Convention Center Hotel Novotel, Rabu (8/8) petang, menghasilkan setidaknya dua rekomendasi.

Rekomendasi pertama yakni ekonomi makro Sulut mesti benar-benar diangkat. Menurut Direktur International Business Administration (IBA) Universitas Sam Ratulangi, Dr Peggy Mekel yang memandu diskusi itu, ekonomi makro Sulut harus diangkat sektor-sektor yang menunjang dengan bantuan pemerintah daerah.

Menurutnya itu sektor tersebut harus diangkat dengan regulasi yang jelas.
"Kemudian peluang-peluang yang ada di Manado harus ditangkap. Ini harus kita ambil dalam arti Manado sudah menjadi tempat favorit untuk berinvestasi. Ini juga perlu dimanfaatkan seperti bisnis, perhotelan pariwisata, telekomunikasi dan pusat grosir," kata Peggy.

Sektor-sektor ekonomi seperti seperti pertanian,perikanan, manufaktur berbasis pertanian dikembangkan dengan memberdayakan sumber daya alam Sulut yang melimpah ini. Menurutnya banyak orang yang bisa bekerja sesuai dengan tren-tren yang ada.  "Jadi ini ada dua pilihan mengikuti tren atau mempertahankan jangka panjang ini yang pertanian. Jadi solusinya adalah dua-duanya dengan berbasis pertanian tetap berjalan tetapi harus mendapatkan sentuhan teknologi dan mekaniksasi.Hal ini supaya memberikan hasil sehingga menjadi petani kaya bukan menjadi petani miskin," ujarnya. 

Rekomendasi berikutnya, menurut Peggy, yakni personal atau individu para wirausaha di Sulut mesti diberdayakan dengan lebih baik. Menurutnya pada level personal perlu dibukukan jiwa wirausaha yang lebih tinggi.

"Jiwa wirausaha tersebut jangan terlalu hanya berharap dari perbankan saja. Namun yang lebih penting harus ada kemauan yang tinggi. Kalau sudah ada kemauan tinggi dan terlaksana dan mendapatkan bantuan dari perbankan dan kesempatan yang terbuka, maka akan lebih baik," demikian Peggy.

Kegiatan diskusi kemarin antara lain dihadiri para wirausahawan muda Sulut, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut, Suhaedi, Anggota DPRD Manado, Andrey Angoy, Owner IT Center, Jimmy Asiku, Enterpreneurship University Manado, Joseph Pardede, tokoh perbankan seperti dari BNI, BRI, dan Bank Sulut, Direktur Megamas, alumni International Business Administration (IBA) Unsrat, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika De La Salle Manado, dan akademisi. Kegiatan tersebut disponsori Bank BNI yang didukung BI Perwakilan Sulut. (def/ika/jhp)

Sumber:  Tribun Manado 9 Agustus 2012 hal 1

Uang Partisipasi

SEORANG pembaca Tribun pernah mengungkapkan pengalaman menarik. Beberapa waktu lalu dia membawa bayinya untuk imunisasi campak dan polio di salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas).  Sesuai program pemerintah pusat  melalui Kementerian Kesehatan, imunisasi tidak dipungut biaya alias gratis.

Petugas Puskemas memang tidak memungut biaya. Tetapi di tempat itu tersedia sebuah kotak bertuliskan 'uang partisipasi' yang dijaga seorang petugas. Tidak  ada paksaan kepada orangtua yang imunisasi anak-anaknya untuk mengisi kotak uang tersebut. Jumlahnya pun tidak dipatok berapa, terserah kepada pemberi.

Pembaca Tribun itu mengaku  sempat merasa  enggan untuk mengisi kotak karena toh bukan sebuah keharusan.  Namun, dia merasa kikuk dan risih  karena yang lain ramai-ramai memberi meski dengan sedikit bersungut-sungut  setelahnya. "Saya mau kasih seribu rupiah saja, tapi tak enak juga karena mereka yang lain rata-rata memberikan sepuluh ribu rupiah," katanya.

Uang partisipasi atau apapun namanya memang masih saja kita lihat di berbagai instansi pelayanan publik. Diksi gratis tidak serta merta berarti bebas biaya sama sekali.Praktik semacam ini mencerminkan betapa 'kultur koruptif' itu masih kuat mencengkram. Caranya halus nian tapi maksudnya sama yaitu mendapatkan uang dengan cara yang tidak elok. Lembaga publik dan orang-orangnya menganggap jasa pelayanan mereka perlu mendapat imbalan dari masyarakat kendati pelayanan merupakan tugas pokok. Mereka mendapat gaji dari pajak rakyat. Mereka mendapatkan kemudahan dan fasilitas justru bersumber dari uang rakyat.

Ikwal uang partisipasi kini dikeluhkan warga Kecamatan Toulaan Selatan, Kabupaten Minahasa  Tenggara (Mitra). Di sana ada uang partisipasi dari masyarakat selama proses perekaman data e-KTP. Rocky Suoth,  warga Desa Kalait Toulaan Selatan keberatan dengan biaya Rp 5 ribu rupiah per orang yang diambil saat perekaman data, meski petugas memastikan biaya tersebut hanya partisipasi. Camat Toulaan Selatan Jan Wawointana kala dikonfirmasi mengaku kaget dengan informasi tersebut. "Ah masa ada pungutan, setahu saya itu gratis," tegasnya. Camat berjanji segera menelusuri informasi tersebut dan menghentikannya.

Ya, mudah-mudahan cara semacam itu tidak berlanjut karena sungguh merugikan masyarakat. Proses perekaman data e-KTP di mana pun di negeri ini sudah ada anggarannya. Masyarakat tidak boleh lagi dibebankan dengan pungutan-pungutan di luar ketentuan yang berlaku. Kehidupan masyarakat sudah berat. Jangan lagi ditambah dengan pelayanan publik yang membuat mereka mengeluh dan merintih.

Kita berharap aparatur pemerintah sampai level terdepan tetap memiliki komitmen memberikan pelayanan terbaik tanpa menuntut pamrih yang berlebihan.(*)

Sumber: Tribun Manado 27 Agustus 2012 hal 10

Armstrong Kembali ke Bulan...

Neil Armstrong (afp)
KOMPLIKASI penyakit usai operasi cardiovascular merenggut nyawa Neil Armstrong. Astronot Apollo 11 yang menjadi manusia pertama menginjakkan kaki di bulan itu meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Ohio, Amrika Serikat, Sabtu (25/8/2012).

Armstrong yang dikenal lewat ungkapan "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind" ini dikenal sebagai pahlawan Amerika Serikat bersahaja, dan dengan rendah hati menyampaikan dirinya hanya melakukan tugas saat berhasil mendarat di bulan.

Saat Armstrong menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969, ia memenuhi harapan Presiden John F Kennedy, delapan tahun sebelumnya, yakni menjadikan AS sebagai negara pertama yang mengirimkan orang ke bulan.

"Walau kita menangisi kepergian orang yang sangat baik, kita juga merayakan hidupnya yang luar biasa dan berharap ia menjadi teladan bagi anak muda di seluruh dunia untuk bekerja keras membuat impian mereka menjadi kenyataan, bersedia untuk mengeksplorasi dan mendorong batas-batas mereka, dan tanpa pamrih melayani tujuan yang lebih besar dari diri mereka sendiri," ungkap keluarga Armstong, Sabtu (25/8/2012).

Neil Armstrong, Edwin Aldrin dan Michael Collins (afp)
Dua rekan Armstrong mendarat di bulan, Edwin 'Buzz' Aldrin dan Michael Collins pun terpukul atas meninggalnya sang astronot. Mereka pun menyatakan penghormatan mereka atas talenta serta pencapaian Neil Armstrong, si komandan misi Apollo 11.

"Setiap kali saya memandang bulan, saya teringat ketika lebih dari empat dekade lalu, ketika saya menyadari bahwa meskipun kami berada jauh dari bumi, kami tidak sendiri," kata Aldrin.

"Secara kasat mata, seluruh dunia bersama kami dalam perjalanan itu. Saya tahu, saya dan jutaan orang lain berduka cita atas meninggalnya pahlawan sejati Amerika dan pilot terbaik yang saya kenal," lanjut Aldrin.

Aldrin berharap, dia, Armstrong, dan Collins bisa berkumpul pada 2019 untuk perayaan 50 tahun misi Apollo 11. "Sayangnya, itu tidak akan terjadi. Yang jelas, semangat Neil hadir di sana," lanjutnya.

Duka cita yang sama diungkapkan Michael Collins. "Dia yang terbaik, dan saya akan sangat merindukannya," katanya.

20 Juli 1969, Bulan
Presiden AS, Barack Obama pun berduka. "Neil merupakan salah satu pahlawan terbesar Amerika - tidak hanya pada masanya, tapi sepanjang masa," kata Obama.

"Mereka mengangkasa untuk menunjukkan pada dunia bahwa semangat Amerika jauh melampaui yang sepertinya tak terbayangkan hal itu dengan dorongan dan kecerdasan apapun menjadi mungkin. Dan ketika Neil menginjakkan kaki di permukaan bulan untuk kali pertama, dia menunjukkan momen prestasi manusia yang tidak akan terlupakan," kata Obama.

Semasa hidupnya, dengan keberhasilan pendaratan di bulan, dia berhasil mewujudkan mimpi AS untuk menjadi negara pertama yang mengirimkan manusia ke bulan. Meski demikian, pendaratan di Bulan selain selalu diperdebatkan kebenarannya, juga menyisakan kontroversi.

Salah satu misteri yang masih tersisa adalah apa yang dilihat Armstrong selama berada di permukaan bulan. Misteri ini muncul sebab saat ada di bulan, ada jeda komunikasi sepanjang dua menit. Pihak NASA mengungkapkan, jeda itu terjadi karena salah satu kamera mengalami overheating.

Neil, Edwin, Collins bersama Barack Obama (afp)
Namun, seperti diberitakan The Examiner, saat berada di bulan tidak hanya melihat pemandangan bulan yang mengagumkan. Menurut Timothy Good, penulis buku Above Top Secret, saat itu NASA menerima pesan sinyal VHF yang ditransmisikan dari Apollo 11. Hal ini dirahasiakan dari publik.

Dokumen bocoran dari NASA mengatakan bahwa sebab hal itu adalah adanya benda lain. Ada dua pesawat luar angkasa lain, tak diketahui milik siapa, yang mengawasi misi pendaratan Apollo 11. (washington post/afp/kompas)


Menolak Jadi Senator


NEIL Armstrong adalah sosok gigih. Semasa remaja, dia menggunakan uang hasil dari bekerja sambilan untuk mengambil kursus terbang. Ia bahkan berhasil mengantongi izin pilot sebelum mendapat izin mengemudi mobil.

Saat duduk di bangku sekolah menengah atas, Armstrong dikenal unggul dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan dan matematika. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia memperoleh beasiswa dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University, Indiana, tahun 1947.

Meski demikian, ia sempat meninggalkan bangku kuliah untuk menjadi pilot Angkatan Laut dan ikut dalam misi pertempuran di Perang Korea. Usai perang, Armstrong pun kembali melanjutkan pendidikannya di Purdue University dan lulus pada tahun 1955 dengan gelar teknik penerbangan.

Pada tahun 1958, Armstrong bergabung dengan National Advisory Committee on Aeronautics (NACA), yang berubah nama menjadi NASA pada tahun 1958. Armstrong menghabiskan waktu tujuh tahun di stasiun high-speed flight NACA di pangkalan Angkatan Udara Edwards, California.

Di tempat itulah, ia dinobatkan sebagai pilot penguji terbaik di dunia. Pada tahun 1962, Armstrong pun terpilih sebagai salah seorang astronot NASA. Ia ditunjuk sebagai command pilot (penanggung jawab utama dari suatu misi penerbangan) dalam misi Gemini 8 dan command pilot cadangan saat misi Gemini 11.

Neil, istrinya Janet dan anak mereka  Eric dan Mark (1969)
Dalam misi Gemini 8, Armstrong dan astronot David Scott berhasil melakukan docking pertama dari pesawat ruang angkasa berawak dengan kendaraan ruang angkasa lainnya. Namanya masuk dalam sejarah, tatkala ia menjadi manusia pertama yang mendaratkan pesawat serta menginjakkan kaki di bulan saat menjadi komandan pesawat ruang angkasa Apollo 11 pada 20 Juli 1969.

Setelah misi tersebut, Armstrong dipercaya menjabat sebagai Deputy Associate Administrator bidang aeronautika (ilmu penerbangan) di kantor pusat NASA, Washington D.C. Ia bertanggung jawab dalam hal koordinasi dan pengelolaan seluruh penelitian dan teknologi yang terkait dengan aeronautika di NASA.

Meski demikian, Armstrong meninggalkan NASA satu tahun setelah misi Apollo 11 dan memilih menjadi profesor teknik aerospace di University of Cincinnati. Ia menjadi profesor selama 1971-1979. Antara tahun 1982-1992, Armstrong dipercaya menduduki Ketua Computing Technologies for Aviation, Inc.di Charlottesville. 

Semasa hidupnya, Armstrong juga pernah menjadi anggota National Academy of Engineering and the Academy of the Kingdom of Morocco, anggota Komisi Nasional Luar Angkasa pada tahun 1985-1986, Ketua Komite Penasihat Presiden untuk Korps Perdamaian pada tahun 1971-1973.  Pada tahun 1986, Armstrong juga sempat bertugas di komisi presiden untuk menyelidiki penyebab meledaknya pesawat ulang-alik Challenger.

Seperti beberapa mantan astronot lainnya, Armstrong diajak bergabung sejumlah kelompok politik di AS. Namun, berbeda dari mantan astronot, John Glenn dan Harrison Schmitt yang menjadi senator AS, Armstrong justru menolak seluruh tawaran tersebut.

Armstrong yang jarang tampil di depan publik kembali menjadi sorotan setelah bersaksi dalam sidang dengar pendapat kongres beberapa tahun lalu. Untuk diketahui sidang tersebut membahas tentang penolakan terhadap rencana Presiden AS Barack Obama membeli wahana dari  negara dan perusahaan lain untuk mengangkut astronot AS dari dan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. (kompas/viva/berbagai sumber) 

Sumber: Tribun Manado 27 Agustus 2012 hal 1

Baca juga
 Pesan Keluarga Neil Armstrong untuk Dunia
 Fly Me to the Moon
 Neil Armstrong, Bulan, dan Mars
 Apakah Armstrong Berbohong?

Dedikasi Albertus untuk Gereja Terpencil

Albertus Gregory Tan
BUNDA Teresa pernah berkata, kebaikan yang dilakukan hari ini mungkin saja besok sudah dilupakan orang. Bagaimanapun, berbuat baiklah. Kalimat ini seolah menjadi dasar langkah seorang mahasiswa yang baru saja menyelesaikan studinya.

Albertus Gregory Tan (21), alumnus Administrasi Publik Universitas Indonesia ini telah membuktikan diri menjadi motor penggerak yang membantu belasan gereja, tepatnya 16 gereja Katolik di lokasi terpencil. Dalam kurun 1,5 tahun bahkan ia berhasil menggalang dana sebesar Rp 1,7 Miliar dan membangun 16 gereja yang awalnya tak layak untuk ibadah menjadi tempat yang nyaman bagi umat untuk berdoa.

Dicaci, dimaki, hingga diancam dilaporkan ke Polisi menjadi makanan sehari-hari, namun ia tetap kukuh berjalan tegap dan membuat sistem pelaporan keuangan yang valid hingga membangun kepercayaan para donatur. Berbekal kejujuran dan kredibilitas, ia berhasil menjadi inspirasi bagi kaum muda, khususnya muda-mudi Katolik untuk memiliki kepekaan dan peduli pada orang lain yang kurang beruntung. Ia mengakui lebih banyak habiskan waktu untuk gereja daripada kuliah, bekerja keras yakinkan donatur.

Pertama kali yang ia lakukan adalah belajar untuk buat aturan keuangan, ada proses dari yang benar-benar sederhana menjadi profesional. Tak semua orang bisa melakukan apa yang dilakukan Abertus, menyelesaikan studi tepat waktu dengan index prestasi kumulatif (IPK) yang bagus. Meski ia harus mengelola penggalangan dana untuk pembangunan gereja-gereja terpencil ia bisa menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 4 tahun dengan IPK 3,6.

"Awalnya karena keprihatinan sebagai anak muda yang lahir di kota metropolitan Jakarta. Pertama kali di pelosok dengan kondisi berbeda. Saat itu saya mengunjungi gereja stasi di Keuskupan Sibolga. Kondisinya sangat memprihatinkan, sangat hancur. Dinding gereja dari tambalan-tambalan papan, tak ada atapnya, lantai tanah, dan tak ada toilet," jelasnya pada Tribun Manado, Sabtu (18/8/2012) melalui sambungan telepon.

Gereja Stasi di Rawakolang, Paroki St Hilarius, Keuskupan Sibolga tersebut dalam kondisi yang sangat parah dibanding gereja-gereja lainnya. Menurutnya hampir semua jelek namun gereja tersebut yang paling parah. Paroki St Hilarius tepatnya terletak di Tarutung Bolak, Sorkam, di jalur jalan Sibolga Barus, di pantai barat Sumatera Utara. Kunjungannya pada tahun 2010 tersebut menjadi cikal bakal dan menggerakkan niat Albertus untuk menggalang dana membantu gereja-gereja lain yang memiliki nasib sama. Meski demikian gereja yang menjadi awal mula inisiatif penggalangan dana ini hingga sekarang belum bisa dibantu. Kenapa? Menurutnya, sebuah gereja bisa dibantu bila umat di sekitarnya sudah siap.

"Mau dibantu syaratnya mereka harus mau bergerak. Dana awal harus ada, sementara di pelosok uang tidak ada atau minim, otomatis harus mau gotong royong untuk membangun gereja. Bila di kota besar setelah ada uang tinggal dikerjakan kontraktor kalau di lokasi tersebut sulit. Namun sudah ada rencana untuk membangun gereja tersebut dalam waktu dekat," kata dia

Tak ada motivasi lain selain keinginan untuk membantu. Prinsipnya sederhana, bila bukan dia, siapa yang mau membantu mengingat untuk menjangkau gereja-gereja tersebut saja susah, mulai jalan yang berlumpur hingga sulitnya transportasi.

Awalnya ia memposting bangunan fisik gereja yang akan dibantu. Gereja pertama yang dibantu yaitu Gereja Santa Maria dari Gunung Karmel di Tigalingga, Dairi, Sumatera Utara, Keuskupan Medan. Ia posting bangunan gereja di grup Facebook (FB) miliknya dalam bahasa Inggris, ternyata respon tak begitu baik karena kegiatan sosial di luar negeri menurutnya harus dilakukan secara tatap muka bukan melalui dunia maya karena dianggap ilegal. Akhirnya ia mengajukan ke FB Gereja Katolik yang diposting oleh orang lain, namun seiring berjalan waktu Albertus diundang sebagai admin.

Kini ia dibantu oleh belasan orang yang tergabung di admin FB Gereja Katolik dengan tugas masing-masing. Penggalangan dana pertama kali dapat Rp 270 juta, sistemnya satu bulan dana yang terkumpul berapapun akan disalurkan ke gereja itu, langsung masuk ke rekening di gereja tersebut. Itu berlangsung hingga 6 gereja yang langsung masuk rekening gereja.
"Ternyata banyak upaya dari mereka tak jujur, karena tak bersedia memberikan rincian bantuan yang masuk. Saya berusaha mencari akal, karena bagaimanapun juga donatur ingin tahu apakah uang tersebut sampai atau tidak benar-benar digunakan untuk membangun atau tidak. Akhirnya saya bikin rekening sendiri. Pada awalnya banyak yang tak percaya, saya berusaha meyakinkan mereka. intinya membangun kepercayaan dan sekarang tak masalah, mereka percaya," kata Albertus.

Pelaporan keuangan yang ia lakukan, setiap hari ia posting.Mulai dari uang yang masuk hingga bukti-bukti transfer uang pada rekening gereja yang dibantu, ini membuktikan bahwa uang telah sampai pada gereja tersebut.
Selama ini Albertus tak pernah melakukan survei sebelum membantu gereja yang bersangkutan karena terbentur dana. Setelah mendapat informasi bahwa suatu gereja membutuhkan bantuan, ia kemudian mencari kontak di keuskupan setempat dan bertanya langsung apakah benar gereja tersebut layak dibantu. Kemudian kondisi gereja di posting melalui FB Gereja Katolik dan blog yang beralamat di www.ppgk.blogspot.com. Melalui FB Gereja katolik dan blog tersebut, bisa dilihat gereja-gereja yang sudah dibangun beserta pelaporan keuangannya.

Melalui posting tersebut ada 250 ribu anggota FB Gereja Katolik yang melihat dan akan menentukan sendiri apakah gereja yang diposting layak dibantu atau tidak. Setelah selesai dibangun biasanya pastur di gereja yang dibantu akan mengundangnya untuk melihat hasil pembangunan. "Saya mengecek hasil pembangunan gereja dibiayai oleh gereja yang bersangkutan. Tak sepeserpun saya menggunakan uang bantuan dari donatur," kata dia.

Mencari Pengganti


Tak selamanya Albertus bisa mengelola penggalangan dana ini, karena setelah lulus ia juga harus bekerja. Perjalanannya selama 1,5 tahun untuk membangun kepercayaan umat dalam menggalang dana menurutnya bisa dihancurkan dengan sekejap saja bila nanti penggantinya tak bisa mengemban tugas ini.

Hingga saat ini Albertus mengaku masih mencari partner yang tepat dan bisa mengganti perannya untuk mengelola keuangan. "Yang penting punya kejujuran, selama 1,5 tahun ada 250 ribu orang yang tergabung dalam FB Gereja Katolik mengontrol serta mengawasi usaha penggalangan dana ini. Saya berharap ini akan terus berlanjut agar banyak gereja terpencil menjadi layak untuk beribadah," imbuhnya.

Meski sudah punya forum admin FB Gereja Katolik dengan belasan orang namun masing-masing telah memiliki kesibukan dan tugasnya, hanya saja untuk mengendalikan dana masuk dan pengeluaran dana secara tepat, dibutuhkan sosok yang sesuai. Beberapa uskup seperti di Medan, Sibolga dan Semarang bahkan telah memberikan rekomendasi penggalangan dana yang ia lakukan. Ia ingat pesan para uskup yang menyatakan agar hal ini perlu dilanjutkan, tetap jujur dan rendah hati.

Caci maki dan ancaman dilaporkan ke polisi bukanlah halangan meskipun sering ia jumpai, menurutnya hal tersebut terjadi karena ada donatur yang pernah tertipu. Orang-orang seperti ini bukan hanya mengirimkan SMS ancaman bahkan akan datang ke rumahnya untuk survei. Biasanya Albertus hanya mempersilakan orang tersebut untuk bertanya di forum FB Gereja Katolik dan mengecek langsung ke keuskupan masing-masing gereja yang dibantu, apakah dana yang diberikan benar-benar disalurkan atau tidak.

Halangan yang ia jumpai menurutnya tak seberapa dibandingkan bertemu dengan para umat di gereja yang dibantu. "Melihat senyum kebahagiaan umat yang dibantu, itu hal yang mengharukan. Itu yang paling membahagiakan. Saya tahu gereja sebelumnya begini setelah selesai dibangun begini, kalau di ...... (sebuah stasiun televisi) ada acara bedah rumah, responnya sama. Saya bahagia mereka sudah nyaman ketika misa," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, banyak sekali gereja-gereja di nusantara yang membutuhkan bantuan. Ia memperkirakan ada sekitar 50 persen yang sebagian besar ada di luar Jawa. "Paling banyak di Pulau Sumatra, lalu di Kalimantan, Flores, Papua, kalau di Sulawesi tak terlalu banyak," jelas dia.


Prosedur

Sesuai data yang diambil dari www.hidupkatolik.com, pada Agustus 2011, FB Gereja Katolik berhasil menyelesaikan pembangunan di Stasi St Yohanes Pembaptis, Paroki Konrad, Martubung, Rengas Pulau, Medan. Selanjutnya, November 2011 menyelesaikan pembangunan Kapel St Paulus, Paroki St Isidorus, Gebangan, Sukorejo, Kab Kendal, Jawa Tengah.

Bagi gereja-gereja yang ingin dibantu harus memenuhi sayarat sebagai berikut, dimulai dari mengirimkan surat ajuan surat permohonan pencarian dana. Data harus lengkap masuk bagian dalam proposal lalu jumlah dana yang dibutuhkan diserta foto-foto. Semua pengajuan wajib menyertakan tanda tangan pastur kepala paroki berstempel bahkan bila diperlukan harus ada tanda tangan uskup setempat. Gereja yang akan diberikan dana sesuai dengan hasil pengkajian Albertus dan rekan-rekan di FB Gereja Katolik setelah melakukan komunikasi dengan pastur setempat serta beberapa anggota FB Gereja Katolik yang berada di lokasi sekitar.

Hal tersebut dilakukan agar sasaran pendanaan tepat yaitu bagi Gereja Katolik dengan umat paroki yang memiliki status ekonomi menengah ke bawah. Kemudian proioritas utama adalah gereja yang berada di pedalaman dan pinggiran kota. Syarat lain, gereja tersebut memiliki rekening atas nama panitia atau pastur setempat yang nantinya bersedia memberikan pelaporan keuangan pada FB Gereja Katolik, mengirimkan foto hasil pembangunan serta membuat ucapan terima kasih pada anggota FB Gereja Katolik. (Robertus Rimawan)

Sumber: Tribun Manado

Sukses Tanpa Gelar Sarjana

Alfred Taubman
PARA CEO atau Presiden Direktur  perusahaan besar dunia berasal dari lulusan perguruan tinggi. Apakah betul demikian?

Beberapa CEO sukses di dunia  tidak lulus kuliah bahkan ada dari mereka yang tidak pernah merasakan bangku kuliah. Dari perusahaan komputer hingga pelayaran, inilah dia 10 CEO sukses dunia yang tak bergelar sarjana namun bisa menerapkan gagasannya hingga membuat perusahaan yang dipimpinnya berhasil.  Berikut ini 10 CEO hasil kutipan detikFinance, Kamis (23/8/2012) dari CNBC.

1. Alfred Taubman

Alfred Taubman merupakan pendiri dan mantan CEO Taubman Center yaitu sebuah perusahaan properti yang saat ini memiliki aset US$ 3,3 miliar. Taubman memulai karirnya pada usia 11 tahun di sebuah pusat perbelanjaan kemudian Ia bekerja sambil bersekolah hingga SMA.

Setelah lulus SMA, Taubman masuk ke Universitas Michigan namun kurang dari setahun, Ia dipanggil untuk mengikuti wajib Militer ketika perang dunia II terjadi. Setelah usai mengabdi di militer, Taubman kembali melanjutkan kuliahnya di Universitas Michigan untuk belajar arsitektur dan seni.

Seiring berjalannya waktu, kemudian Ia mengusulkan untuk pindah mengambil kuliah malam. Bukannya menyelesaikan kuliah dan menerima gelar sarjana, Taubman malah melihat peluang pada bisnis properti atau real estate.

Menurut bukunya yang berjudul "Treshold Resistance" Taubman melihat pertumbuhan yang tinggi dari kelas menengah di Amerika Serikat pasca perang dunia II, kemudian Ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan properti bernama Taubman Center.

Hingga berjalan 50 tahun, Taubman kemudian melanjutkan ekspansi usahanya menjadi perusahaan publik pada tahun 1992. Saat ini CEO dari Taubman Center adalah putra tertua Taubman yaitu Robert Taubman. Untungnya Robert berhasil lulus dari perguruan tinggi dan tidak mengikuti jejak ayahnya.

2. Richard Schultz

Richard Schultz
Richard Schultz merupakan pendiri dan mantan CEO Best Buy yaitu perusahaan perlengkapan musik yang saat ini memiliki aset US$ 10,1 miliar. Schultz memulai karirnya sebagai pengantar koran pada usia 11 tahun dan menjalankan pekerjaanya hingga lulus SMA. Kemudian setelah lulus, Schultz berkeinginan melanjutkan kuliah di Universitas St. Thomas namun keinginan tersebut harus kandas karena Ia harus mengikuti program wajib militer.

Usai mengikuti program wajib militer, Ia membantu ayahnya menjual peralatan elektronik. Beberapa tahun kemudian, Ia mendirikan sebuah perusahaan bernama The Sound of Music yaitu perusahaan yang menjual perlengkapan audio, kaset dan instrumen musik.

Pada tahun 1980-an, Schultz menyadari perusahaannya yang kecil tidak akan cukup kuat untuk bisa bertahan menghadapi persaingan, kemudian Ia mengganti nama perusahaannya menjadi Best Buy dan memperbanyak jenik produk yang dijual. Ia merasa konsumennya akan merasa senang jika bisa menemukan semua produk yang dicari pada rak-rak yang ada di toko daripada menaruhnya pada gudang. Taknik tersebut ternyata berhasil menciptakan pengalaman baru untuk berbelanja.

Kemudian setelah usahanya berhasil, Ia melepas posisinya sebagai CEO namun tetap duduk sebagai seorang Komisaris. Schultz memang tidak sempat mengenyam bangku kuliah di Universitas St. Thomas namun Ia memperoleh penghargaan Doktor bidang hukum.

3. Ralph Lauren

Ralph Lauren
Ralph Lauren merupakan CEO Polo Ralph Lauren, Ia mendirikan usahaya pada tahun 1967 yang hanya melayani perlengkapan fashion untuk pria dan kemudian berkembang menjadi perusahaan fashion kelas dunia dan memiliki aset US$ 11,9 miliar. Keberhasilan mode fashion milik lauren karena produknya unik dengan mode style klasik yang berbeda dengan mode fashion umum pada setiap waktu.

Berdasarkan situs Ralp lauren, Luren berkata, "Saya tidak pernah mengenyam pendidikan fashion, saya hanya anak muda yang menyukai berbagai style. Saya tidak pernah membayangkan jika Polo akan menjadi pemain fashion terkemuka di dunia. Saya hanya mengikuti insting dalam menjalankan bisnis,"

Hanya berbekal ijazah SMA, Lauren mengikuti instingnya untuk menjalan bisnis fashion. Keputusannya tidak masuk bangku kuliah dan fokus menjalankan bisnis fashion membuat Polo menjadi salah satu pemain fashion terkemuka di dunia. Dari mendirikan sebuah butik fashion untuk pria di pusat perbelanjaan Bloomingdale di 1969, Lauren kemudian membangun kerajaan bisnisnya hingga berkembang yang melayani fashion untuk wanita dan anak-anak, parfum dan furnising untuk rumah tangga.

4. Richard Branson

Richard Branson
Richard Branson sama sekali tak menyentuh bangku kuliah, bahkan CEO Virgin Grup ini tidak lulus SMA namun bisa membuat Virgin Grup hingga memiliki aset US$ 18 miliar. Branson saat ini masih menduduki posisi CEO Virgin Grup, Ia keluar SMA pada usia 16 tahun kemudian membuat majalan pelajar. Empat tahun kemudian, Branson mendirikan Virgin Grup yang menjual perlengkapan surat menyurat. Usaha Branson tidak berhenti di situ, kemudian Ia membuka toko rekaman pertamanya di London dan dua tahun kemudian.

Ia mendirikan sebuah studio rekaman pertamanya. Pada tahun 1977, Branson berani mensponsori sebuah grup musik besar yaitu Sex Pistol dan dilanjutkan dengan mensponsori Rolling Stones dan Culture Club. Pada tahun 1984, Branson mengembangkan Virgin Atlancti dan kemudian merek usaha ini berkembang begitu pesat. Saat ini Virgin Grup memiliki beberbagai unit bisnis seperti layanan penyedia jasa telepon seluler, broadband, TV, radio, keuangan, kesehatan, wisata, dan perjalanan.


5. Micky Arison

Mickey Arison
Mickey Arison bukannya memilih untuk masuk bangku kuliah, ia lebih memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan kapal pesiar Carnival hingga menduduki posisi tertinggi dan membuat aset Carnival mencapai US$ 19,6 miliar. Arison merupakan CEO Carnival, ia mengawali karirinya di divisi penjualan dan kemudian dipromosikan menjadi manajer reservasi pada Carnival di tahun 1974.

Karirnya terus naik, Ia kemudian ditunjuk menjadi Vice President lalu lintas penumpang dan tiga tahun kemudian Ia menjadi President lalu lintas penumpang di Carnival. Selain itu Arison juga berperan dalam membantu Carnival untuk mengakuisisi Holand America Line, Windstar Cruises, dan Westours sehingga membuat carnival menjadi salah satu pemain utama dalam industri kapal pesiar.

Pada tahun 1987, ia ditunjuk menjadi dewan komisaris dan kemudian pada tahun 2003, Ia berhasil menduduki posisi tertinggi di Carnival sebagai CEO. Arison berhasil menujukkan jika semua orang bisa menjadi sukses dari posisi paling bawah hingga menjadi CEO tanpa harus menyandang gelar sarjana.

6. Michael Dell

Michael Dell
Sebagian besar remaja usia 19 tahun di Amerika Serikat menghabiskan ribuan dolar hanya untuk berlibur di musim semi atau membeli sebuah mobil baru namun Michael Dell hanya mengeluarkan US$ 1.000 untuk mendirikan perusahaan Dell.

Pendiri dan CEO Dell mengembangkan usahnya dengan berdasar pada sebuah ide "Teknologi merupakan bagaimana memanfaatkan kemampuan manusia." Pada tahun 1992, Ia menjadi pria termuda yang masuk rangking majalah Fortune dalam daftar "Fortune 500."

Karyawannya juga berkembang hanya dalam waktu 8 tahun, dari hanya satu keryawan menjadi 100.000 karyawan dan memiliki aset US$ 30 miliar. Saat ini Dell menyediakan layanan teknologi informasi untuk perusahaan global, pemerintahan, penyedia layanan kesehatan, UKM, lembaga pendidikan, dan organisasi kemanusian dunia.

Dell bukan hanya sekedar perusahaan bisnis semata. Dell pada tahun 1998 mendirikan MSD Capital dan setahun kemudian diubah menjadi Michael dan Susan Dell Foundation yaitu sebuah organisasi amal yang peduli terhadap isu-isu global.

7. Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg dan istrinya
Meskipun Facebook didirikan bukan untuk tujuan bisnis, namun kita tidak bisa mengesampingkan orang sukses ini masuk ke dalam daftar CEO tak lulus bangku kuliah. Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook telah memiliki minat yang tinggi terhadap bidang komputer sejak masih muda. Waktu anak-anak, ia mampu menciptakan peralatan komunikasi dan games dari kamar tidurnya. Saat duduk di SMA, Ia mampu menciptakan program MP3 yang kemudian membuat ia memperoleh tawaran bekerja dari AOL dan Microsoft namun ia tolak.

Setelah diterima di Universitas Harvard, kemudian disana Zuckerberg berhasil membuat program bernama Facemash yaitu program yang bisa menampilkan gambar mahasiswa dan boleh mengijinkan rekannya untuk memilih foto teman-teman mereka yang paling atraktif.

Kemudian, bakat yang dimiliki Zuckerberg menyebar ke mana-mana dan rekannya di Harvard yaitu Cameron dan Tyler Winklevoss mengajak Zuckerberg untuk bekerja dan membuat sebuah situs jejaring sosial yang diberi nama Harvard Connection. Namun Zuckerberg memutuskan untuk keluar dan kemudian memulai mendirikan situs jejaring sosial lainnya yang bernama TheFacebook.com

Zuckerberg berhenti berkuliah di Harvard dan fokus mengembangkan Facebook hingga perusahaanya bernilai US$ 100 miliar.


8. Paul Allen


Paul Allen
Paul Allen merupakan salah satu pendiri Microsoft bersama dengan Bill gates hingga perusahaan tersebut memiliki aset US$ 226,2 miliar. Ia merupakan teman masa kecil Gates dan juga salah satu CEO yang tidak mengenyang bangku kuliah.

Berdasarkan pengakuan Allen dalam "Idea Man," Allen terinspirasi menulis bahasa pemrograman ketika melihat "the Altair 8800 computer" pada sebuah cover majalah komputer terkenal. Allen mengenal Gates dan mereka berdua memiliki kemampuan untuk merancang bahasa program untuk Altair. Keduanya akhirnya berhasil mengantarkan kita memasuki sebuah era teknologi terbaru.

Saat ini, Allen memiliki surat berharga yang mencapai ratusan miliar dolar yang diantaranya ada saham perusahaan teknologi dan media serta perusahaan properti di Seattle. Allen juga memiliki tim sepakbola bernama Seattle Seahawks, tim basket bernama Portland Trail Blazers serta menjadi salah satu pemilik untuk klub sepak bola Seattle Sounders Football Club.

Allen juga telah menyumbangkan lebih dari US$ 1 miliar untuk kegiatan amal dan Ia berencana meninggalkan aktifitas bisnisnya untuk terjun ke dunia amal.

9. Bill Gates

Bill Gates
Bukan hanya Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovtoz, Mahasiswa yang tak lulus kuliah dan menjadi pendiri perusahaan besar yangmasuk dan keluar tanpa menyandang gelar sarjana dari Universitas Harvard. Namun ada juga yang lain. Siapa dia?

Bill Gates merupakan salah satu pendiri Microsoft, Ia terdaftar sebagai mahasiswa di Harvard pada tahun 1973. Pada tahun pertamanya di Harvard, Ia belajar tentang bahasa pemrograman dan menciptakan BASIC.

Kemudian Gates memutuskan keluar dari Harvard untuk fokus mendirikan dan mengembangkan perusahaan bernama Microsoft bersama teman masa kecilnya, Paul Allen hingga perusahaannya memiliki aset US$ 226,2 miliar.

Aktivitas Gates tidak berhenti di Microsoft saja, kemudian Ia mendirikan Corbis yaitu salah satu suberdaya informasi visual terbesar di dunia. Selain itu, Ia juga memperoleh gaji dari posisi direktur di Berkshire Hathaway, yaitu sebuah perusahaan investasi yang masuk ke berbagai lini bisnis.

Saat ini Gates duduk sebagai komisaris Microsoft dan sebagai dewan pembina yang terhadap project yang dikembangkan Microsoft.



10. Steve Jobs


Steve Jobs
Sebagai anak muda yang tak lulus kuliah, Steve Jobs telah menunjukkan minatnya terhadap komputer sejak kecil. Ketika usia 12 tahun, Jobs yang merupakan mantan CEO Apple ini menelpon salah satu pendiri Hewlett Packard, Bill Hewlett setelah berhasil menemukan nomernya pada sebuah buku telpon.

Ketika Hewlett menjawab, Jobs mengatakan, " Hallo nama saya Steve Jobs, Saya berusia 12 tahun dan saya pejalar pada sekolah menegah pertama. Saya ingin membuat penghitung frekuensi. Saya berharap anda memiliki peralatan yang saya butuhkan?"

Hewlett kemudian memberikan Jobs peralatan yang diperlukan dan mengangkat Jobs untuk bekerja pada masa liburan di perusahaanya. Pada waktu bekerja paruh waktu tersebut, Jobs memiliki sahabat bernama Stephen Wozniak, yang baru saja keluar dari Universitas California di Barkley.

Kemudian Jobs masuk di Reed College setelah lulus SMA, namun beberapa waktu kemudian Ia memutuskan untuk keluar. Suatu ketika ia kembali berhubungan dengan Wozniak dan Wozniak memutuskan keluar dari pekerjaannya untuk memulai memproduksi komputer di garasi rumah Jobs.

Ada 3 versi yang mengatakan Jobs bersama rekannya memberi nama Apple. Cerita yang paling santer terdengar ketika Jobs menghabiskan masa liburannya di kebun apel dan ia menyukai buah tersebut. Gigitan pada sisi lambang Apple berarti Apple menjadi pemain dalam dunia komputer "byte."

Pada buku biografinya, Jobs mengatakan kekayaannya pada saat usia 23 tahun lebih dari US$ 1 juta, lalu pada usia 24 tahun mencapai US$ 10 juta, dan usia 25 tahun mencapai US$ 100 juta. Apple merupakan perusahaan yang didirikan dari sebuah garasi rumah kemudian berubah menjadi perusahaan beraset US$ 362,4 miliar dan beroperasi di seluruh dunia, semua ini berkat dua anak muda yang keluar dari perguruan tinggi. (*)

Sumber

Mengejek Rezim lewat Lelucon

KRISIS tak mesti kehilangan selera humor. Di tengah konflik berdarah yang harus mereka hadapi setiap hari, banyak warga Suriah memilih lelucon sebagai senjata untuk mengejek rezim Bashar al-Assad maupun menertawakan kehidupan mereka yang kian sulit

"Para pembelot yang terkasih, revolusi Suriah terjadi di Suriah, bukan di Turki," begitu bunyi spanduk yang dibawa para pengunjuk rasa. Mereka mengejek para pembelot yang memilih menjauh dari medan pertempuran setelah menyeberang ke negara lain.

Sindiran lucu lainnya adalah tentang mantan anak emas rezim, Jenderal Manaf Tlass. Warga Desa Kfar Nabal di Provinsi Idlib, yang terkenal dengan slogan-slogan yang cerdas tapi lucu, memasang spanduk bertuliskan: "Brigade Charles de Gaulle yang dipimpin Brigadir Jenderal Manaf Tlass berhasil menguasai Champs Elysees (Istana Kepresidenan Perancis, Red)."

Lelucon-lelucon itu tidak hanya menyindir tokoh, tetapi juga tentang kondisi oposisi, kerusakan akibat pertempuran tanpa henti pasukan pemerintah dengan pemberontak, pengangguran, penghasilan yang merosot, minimnya barang-barang kebutuhan pokok, ketidakwajaran lokal, hingga pembelotan. Pendeknya, semua hal bisa menjadi bahan guyonan.

Salah satunya adalah tentang penduduk Kota Homs, yang sering ditertawakan karena kepolosan dan kurangnya intelektualias mereka. Namun kemudian mereka justru mendapat pujian karena perlawanan mereka yang sengit ketika mendapat gempuran dari tentara Suriah, hingga kota itu dijuluki "Ibukota Revolusi".

Namun kepolosan warga kota itu juga menjadi inspirasi lelucon. Katanya, kepolosan warga Homs menjadi masalah sendiri bagi pemerintah karena setiap kali diberlakukan jam malam, warga justru turun ke jalan untuk mengeceknya.

Lelucon lainnya, di Kota Homs, seorang warga bermain dengan roket, tapi seorang temannya mengingatkan untuk berhati-hati karena roket itu bisa meledak. Dengan santainya orang itu meminta temannya tidak khawatir, karena kalau roket itu meledak, tentara pasti akan menembakkan lebih banyak roket.

Sementara itu, pembelotan menjadi lelucon favorit di kalangan petempur oposisi. Menurut mereka, begitu besar kekhawatiran wakil presidennya yang Sunni bakal membelot, Presiden Bashar al-Assad meminta dia tidur sekamar dengannya supaya dia tidak bisa kabur, sementara istri Assad, Asma, harus tidur di sofa.

Ada juga kartun yang menggambarkan Assad berdiri di depan satu papan yang mencatat semua badan keamanan dan kementerian yang akhirnya ditanganinya langsung. Lalu kata Sang Presiden, "Setidaknya saya tidak perlu lagi khawatir bakal ada menteri yang membelot."

Kartun lainnya menunjukkan Assad sedang melantik seorang menteri baru. "Saya bersumpah tidak akan membelot," kata sang menteri dalam sumpah jabatannya.

Pembelotan perdana menteri Riad Hijab ke Jordania juga menginspirasi lelucon bahwa pihak berwenang Jordania kini memasang rambu-rambu baru di perlintasan perbatasannya, yaitu: WN Jordania, Arab, WN Asing, Diplomat, dan Pejabat Suriah Yang Membelot.

Rasa frustrasi karena kelangkaan kebutuhan sehari-hari juga mereka ekspresikan dengan lelucon. Salah satunya adalah kalau di Olimpade 2012 lalu ada lomba naik tangga sambil menggotong tabung gas, atlet Suriah pasti mendapat medali emas.

Lelucon pahit lainnya mengisahkan seorang suami yang pulang sambil membawa seekor ayam hidup untuk dimasak sebagai hidangan makan malam. Namun, istrinya bilang, keluarga mereka tidak lagi memiliki pisau untuk menyembelih ayam ataupun gas untuk memasak. Mendengar hal itu, si ayam langsung berseru, "Hidup Bashar! Hidup Bashar!" (afp)

Sumber

Opa Shochi Akhirnya Pulang

Saburo Sochi  (tengah)
KAKEK berusia 106 tahun asal Jepang menjadi orang tertua di dunia yang melakukan perjalanan keliling dunia menggunakan transportasi umum. Saburo Shochi, demikian nama sang kakek.

Rekornya tersebut telah tercatat oleh Guinness World Records. Seperti dikutip dari harian Mainichi, Jumat (17/8/2012), Saburo melakukan perjalanan melintasi Amerika bagian utara, Eropa, dan Afrika.

Para pendukungnya menyambut kepulangan Saburo di Bandara Fukuoka, sebelah barat daya Jepang. Saburo dengan senyum lebar mengatakan, "Aku akan hidup lebih lama lagi."

Saburo adalah seorang pensiunan profesor di sebuah universitas di Fukuoka. Ia memulai perjalanan keliling dunia di usia 99 sambil memberikan ceramah mengenai pendidikan anak-anak dan kesehatan di negara-negara yang ia singgahi.

Sang kakek baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-106 tahun.

"Selama hidup saya, saya tak pernah berkata 'Saya lelah'," ungkap Saburo saat perayaan ulang tahunnya yang ke-106 tahun pada Kamis (16/8/2012). (*)

Sumber: Kompas.Com

Jual Bunga Untung Rp 10 Juta per Bulan

Bunga Krisan kebanggaan Tomohon (ist)
Manfaat bunga bagi masyarakat Kota Tomohon, Sulawesi Utara dalam menunjang perekonomian keluarga bukan  isapan jempol belaka.

SEJAK puluhan tahun silam, bunga telah memberi banyak kontribusi bagi masyarakat Tomohon. Pendapatan dari usaha menjual bunga tak cuma memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Dari bunga banyak keluarga di Tomohon dapa menyekolahkan anak hingga  perguruan tinggi.

"Jadi, memang tidak salah jika Tomohon diberi predikat sebagai Kota Bunga, sebab sebagian besar masyarakat di sini menggantungkan hidupnya dari usaha menanam dan menjual bunga," kata Nora Palit Bokong, warga Perum Walian Tomohon kepada Tribun Manado, Kamis (9/8/2012).

Saat ditemui, Nora bersama suaminya Rommy Palit sedang menata bunga pot di Kelurahan Kakaskasen III Lingkungan II, yang persis berada di pinggir jalan utama. Bunga itu tidak hanya dijual kepada warga Tomohon, tapi dipasarkan sampai ke luar Sulawesi Utara.

"Saya membiayai anak saya hingga perguruan tinggi.  Dari hasil menanam dan menjual bunga kami bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," ujarnya.

Nora sudah menekuni usaha bunga selama 40 tahun terakhir, melanjutkan warisan orangtuanya. Tidak mengembangkan usaha tersebut, sebab tak memerlukan lahan yang luas dan waktu lama. Menurut Nora, hanya dibutuhkan kesabaran untuk merawatnya hingga tampak indah dalam pertumbuhannya. 

"Saya dulu pernah bekerja di perusahaan kayu di Ternate selama 14 tahun, tapi tak mendapat hasil apa-apa. Nanti setelah pulang dan mencoba beralih ke usaha bunga, baru memetik hasil yang cukup besar," ujarnya.

Nora menjelaskan, setiap hari ia bisa meraup keuntungan Rp 300 hingga Rp 400 ribu dari usaha menjual bunga atau sekitar Rp 10 hingga 12 juta per bulan.  "Bunga yang kami jual dari beragam jenis, tapi khusus bunga pot dengan harga terjangkau, mulai Rp 25 ribu hingga Rp 250 ribu," tuturnya. Bunga-bunga yang dijual seperti Aglunema, Samia (daun dolar), dan bunga daun teh.

"Saat pelaksanaan Tomohon International Tomohon International Flower Festival (TIFF), minat warga untuk membeli bunga meningkat, tak seperti biasanya. Untuk bunga-bunga kecil, ada yang memesan hingga ratusan untuk dikirim ke luar daerah seperti Jawa," demikian Nora.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Tomohon Gerardus Mogi menjelaskan pemerintah tetap akan memberi perhatian terhadap perkembangan usaha bunga di daerah ini, sebab dapat menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. Apalagi usaha itu, dapat mendongkrak iklim pariwisata di Kota Tomohon, terutama dalam menunjang suksesnya Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2012.

"Saat pelaksanaan parade kendaraan hias, untuk pembuatan float ada 1,2 Juta kuntum bunga yang digunakan jika dihitung semuanya, terdiri dari 68 ribu bunga Krisan pohon, Aster 86 ribu pohon, dan merry gold 20 ribu pohon, serta antorium 2.400 pohon. "Jadi, dana yang beredar dimasyarakat khusus untuk supply bunga ada sekitar Rp 1,1 Miliar," ujarnya.

Untuk Krisan, kata dia, dari petani dibeli  Rp 2.600, Aster Rp 1.600, Merry Gold Rp 900, dan Antorium Rp 600 dipotong pajak. "Kebutuhan bunga itu belum termasuk yang digunakan dipanggung, dan untuk pemecahan rekor Muri khusus salib bunga terbesar. Jadi, bunga di sini benar-benar sangat membantu masyarakat," demikian Mogi. (warstef abisada)

Sumber: Tribun Manado 10 Agustus 2012 hal 1

Malam Panjang di Kairagi

MALAM panjang di Kairagi berakhir di hari Senin. Ya, tanggal 1 Juli 2012 malam larut  di Kiev  atau 2 Juli 2012 waktu Manado, Euro 2012 berakhir dengan hasil yang semua kita sudah tahu: Spanyol menciptakan hattrick terbaik dalam sejarah turnamen kompetitif sepakbola sejak awal abad ke-20.

Dalam empat tahun  Spanyol meraih tiga tropi bergengsi sepakbola, juara Piala Eropa 2008 (mengalahkan  Jerman di final 1-0), juara Piala Dunia 2010 (menekuk Belanda 1-0) dan juara Piala Eropa 2012 (menganiaya Italia 4-0). Bahkan negara dengan tradisi sepakbola kuat seperti Jerman dan Italia belum pernah mencetak sejarah emas semacam ini. Mungkin lima 25 sampai 50 tahun lagi sejarah serupa baru terulang, entah oleh negara mana di bumi ini.

Selesailah  sudah pesta bola di Polandia-Ukraina  2012. Kita akan selalu mengenang dan merindukannya. Mengenang momen-momen indah dan sedih. Merindukan aksi-aksi menawan seniman lapangan hijau.

Malam-malam yang panjang sungguh tercipta di Kairagi, satu titik kecil di bumi Kawanua, markas kami Harian Tribun Manado beraktivitas. Selama tiga pekan lebih, bola membius-memesona kami. Bola menyedot energi tak sedikit, setidaknya jam tidurku dan kawan-kawan di Tribun Manado  lebih sedikit dari lazimnya.  

Sejak 8 Juni 2012  praktis malam-malam kami begadang sampai menjelang fajar lantaran menikmati aksi pemain bintang di Polandia-Ukraina.  Diskusi bola mewarnai newsroom.  Ada canda, ada tawa. Ada olok-olokkan. Juga wajah sedih dan hati galau karena tim kesayangan tumbang di babak awal.

Kegalauan melanda fans Belanda. Belanda 2012 begitu rapuh padahal bertaburan bintang. Belanda 2012 laksana elang yang patah sayapnya. Sekalipun tak pernah menang di fase grup, menempati dasar klasemen. Seolah sulit dipercaya mengingat Belanda adalah runner-up Piala Dunia 2012 Afrika Selatan. Mereka melewati kualifikasi Euro 2012 dengan mulus. Dan  tim itu masih yang sama.

Bola memang bukan matematika. Bola adalah ekspresi paling murni tentang kemanusiaan. Mereka boleh saja berintikan 11 bintang. Tapi bintang-bintang yang egois hanya menghasilkan kesia-siaan. Belanda yang mewariskan tradisi total football justru terseok-seok. Lekas pulang kampung dengan wajah muram. Italia yang adem ayem, tampil seadanya malah menembus final dengan memupus impian 82 juta rakyat Jerman. Final ideal mestinya Jerman vs Spanyol yang meraih hasil nyaris sempurna sejak penyisihan grup. Tapi begitulah bola punya logika sendiri. Sebuah tim diyakini menang mudah. Fakta di lapangan dapat berbalik arah. Dengan aktor utamanya manusia, bola merupakan cermin bening human being yang terdiri dari tulang dan daging rapuh. Bejana tanah liat yang sewaktu-waktu bisa remuk dengan entengnya.

Dan, awan kesedihan seketika menggelayuti kubu tim nasional Italia sesaat setelah wasit Pedro Proenca meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan final Piala Eropa 2012 di Stadion Olympic di Kiev, Minggu 1 Juli 2012. Bukan sekadar kekalahan yang membuat mereka kecewa, poin telak membuat mereka tertunduk.

Spanyol mengubur impian Gli Azurri dalam-dalam dengan empat gol tanpa balas. Skor terburuk sepanjang sejarah final Piala Eropa.  Leonardo Bonucci menangis tersedu-sedu hingga beberapa kali ditenangkan  Pelatih Cesare Prandelli.

"Ini tamparan yang keras. Anda dapat kalah di final, tetapi menyakitkan jika kalah seperti ini," ungkapnya seusai pertandingan seperti dilansir Football Italia.

Penyesalan mendalam pun diungkapkannya. Bek berusia 25 tahun itu menyesal karena pertahanan Italia tidak mampu mengimbangi gempuran Spanyol. Menurutnya, pendekatan lini belakang Italia sudah salah sejak awal. Seharusnya, lanjut Bonucci, mereka tak boleh sedikit pun memberikan ruang kepada  lawan karena mereka sedang melawan Spanyol, bukan Jerman, bukan Inggris atau Portugal.

Riccardo Montolivo datang dengan rasa penyesalan yang sama besarnya. Bahkan, menurut dia, para pemain Italia tak sekadar sedih. Mereka frustrasi. Apalagi, menurutnya, mereka telah bersama-sama bermimpi bersama seluruh rakyat  Italia.

"Kalah 0-4 di final kejuaraan Eropa, Anda tak bisa bahagia. Ada penyesalan yang sangat besar dan rasa frustrasi yang kami alami sampai akhir pertandingan dan kami tidak memainkannya dengan baik," tutur pemain AC Milan ini sendu.

Kepedihan yang mendalam memang menguasai skuad. Prandelli dan kiper Gianluigi Buffon saja yang terlihat tegar. Dengan karakter kebapakannya, Prandelli berusaha menghibur para pemain yang bersedih. Begitu pula Buffon.

Striker bengal timnas Italia, Mario Balotelli, termasuk salah satunya. Air matanya menetes setelah di akhir-akhir babak kedua, wajahnya datar. Publik pun tahu, ini adalah ketiga kalinya Balotelli menangis.

Sebelumnya, ibu Balotelli, Silvia Balotelli, yang dipeluk oleh striker berusia 21 tahun ini saat dua golnya ke gawang Jerman membawa Italia maju ke final, mengatakan bahwa sulit menemukan "Super Mario" menangis.

Setelah menangis karena Jose Mourinho, sekarang Pelatih Real Madrid, terakhir kali Balotelli menangis di pelukan ibunya seusai laga melawan Jerman di semifinal Euro 2012. Dan, Minggu malam 1 Juli 2012, Balotelli kembali menangis bersama Andrea Pirlo yang selama ini senyumnya sangat jarang dilihat....

Italia hanya sedang tak beruntung alias sial. Demikian penilaian dari pelatih tim nasional Spanyol, Vicente Del Bosque. Menurut pelatih berusia 61 tahun ini, "Gli Azzurri" tampil luar biasa sepanjang turnamen, tetapi tidak terlalu beruntung mengakhirinya.

"Kami telah menjalani pertandingan yang sangat luar biasa. Namun, jangan meremehkan Italia. Mereka hanya tidak beruntung. Segala keberuntungan mendukung kami malam ini," katanya seperti dilansir Football Italia.

"Italia bermain dengan satu pemain lebih sedikit, satu hari kurang istirahat, dan mereka telah mencoba yang terbak, tetapi tak bisa masuk ke dalam permainan. Kami main dengan gaya kami, dan yakin dengan apa yang sudah kami lakukan bertahun-tahun," lanjutnya.

Del Bosque mengatakan, siapa saja dan tim mana pun di dunia ini bisa kehilangan suatu kesempatan kapan saja, dan Italia mengalaminya. Meski sudah menunjukkan permainan yang mencengangkan hingga berjalan sampai final, kebobolan terlebih dahulu hingga cederanya Thiago Motta membuat permainan efektif yang coba dibangun Cesare Prandelli segera berakhir.

Namun, menurutnya, para pemain Spanyol memang tengah dalam performa terbaiknya. Iker Casillas dkk tidak mudah menyerah ketika lawan bereaksi terhadap permainan mereka. Mereka  membalasnya dengan reaksi yang tak kalah ngotot.  "Ini adalah generasi pemain yang luar biasa. Mereka memiliki dasar dan tahu bagaimana harus bermain karena mereka datang dari negara yang mengetahui cara-cara (bermain sepak bola). Kami memiliki banyak pemuda yang luar biasa, beberapa bermain di luar negeri," ungkapnya.

"La Furia Roja" menurutnya bisa bermain dengan tenang sehingga menguasai bola dengan lebih baik. Dengan kemenangan ini, Spanyol menjadi tim pertama yang memenangi tiga gelar turnamen besar secara berturut-turut. Bravo Espana..

Kairagi  kembali ke rutinitas biasa. Dan, kami agaknya masih menjalani malam- malam yang panjang. Hidup adalah perjalanan....kawan. Perjalanan seperti bola yang bundar, bergulir. Ada saat di atas, ada waktu tiarap sejajar kulit bumi...

(Catatan rumpu-rampe yang dibuang sayang....Hehehe)

Stinging Like a Bee

"Dancing like butterfly, stinging like a bee." Itu memang gambaran untuk petinju legendaris Muhammad Ali. Ia menari seperti kupu-kupu dan menyengat seperti lebah. Bahkan, petinju-petinju tangguh pun sanggup ia taklukkan.

Gambaran seperti itu rasanya bisa disematkan kepada timnas sepak bola Spanyol. Negara dari kawasan Iberia ini menari dengan permainan tiki-taka, terkesan lembut atau lemah gemulai seperti gerombolan kupu-kupu memburu bunga. Tak ada kesan garang pada gerakan atau wajah-wajah para pemain. Namun, mereka menyengat seperti tawon. Tajam dan menyakitkan.

Dan, Italia yang tak pernah dikalahkan Spanyol dalam waktu normal sejak 1920 akhirnya tumbang juga di final Piala Eropa 1 Juli 2012. Bahkan, tarian Spanyol itu membuat gawang Gianluigi Buffon tersengat empat kali oleh aksi David Silva, Jordi Alba, Fernando Torres, dan Juan Mata.

Bergerak dan mengumpan secara cerdas. Itulah salah satu ciri khas sepak bola Spanyol saat ini yang disebut-sebut berakar dari Barcelona. Dan, memang itu yang ditekankan La Masia (akademi sepak bola Barcelona) dalam mendidik anak asuhnya. Setelah semua dasar teknik dikuasai, para pemain hanya diminta berpikir cerdas untuk bergerak dan mengumpan secara cerdas, kemudian menyelesaikan serangan dengan cerdas pula.

Itulah yang diadopsi timnas Spanyol, hingga didominasi para pemain Barcelona, seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Pedro Rodriguez, Sergio Basquet, Cesc Fabregas, dan Gerard Pique. Bahkan, formasi timnas Spanyol pun sama dengan Barcelona, yakni 4-3-3. Namun, pemain dari klub lain pun tetap bisa menyatu dalam irama dan filosofi yang sama.

Dengan gaya permainan sepak bola seperti itu, mereka selalu mendominasi permainan. Itu pula salah satu kekuatannya. Bagi Spanyol, penguasaan bola adalah awal dari sebuah kesuksesan permainan. Kehilangan bola sama halnya awal dari bahaya.

Filosofi itu pula yang dipegang Pelatih Vicente del Bosque. Maka, dia membuat gebrakan cukup mengejutkan di Piala Eropa 2012 ini. Pada pertandingan pertama melawan Italia di penyisihan Grup C, ia tak memakai striker sejak awal. Tujuannya agar Spanyol mampu menguasai lini tengah yang sangat vital, juga mampu mendominasi penguasaan bola.

Lini depan dia isi tiga gelandang. Cesc Fabregas berperan sebagai "Nomor 9 Palsu" atau striker tipu-tipuan. Hasilnya, Spanyol ditahan Italia 1-1. Lalu, publik mengkritik strategi yang kemudian disebut dengan formasi 4-6-0 karena tak memakai striker murni tersebut.

Del Bosque bergeming. Di final ketemu lawan yang sama, Italia, ia memakai strategi yang sama. Spanyol mendominasi permainan dan kemudian menuai buah strategi barunya dengan kemenangan 4-0. Meski striker Fernando Torres akhirnya main pada menit ke-74, tetapi dasar kemenangan Spanyol dibangun dengan formasi 4-6-0.

"Tipe sepak bola tak hanya satu. Yang terpenting bagaimana mencetak gol," demikian kata Del Bosque memberi alasan.

Jawaban yang masuk akal. Sebab, Spanyol memiliki jajaran gelandang luar biasa yang tak hanya mampu mengkreasi permainan, membantu bertahan, tetapi juga menyerang dan mencetak gol. Nama-nama seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Silva, dan Cesc Fabregas merupakan jaminan penguasaan bola dan mereka punya naluri mencetak gol yang bagus. Terbukti, sebelum menurunkan striker murni, mereka langsung unggul 2-0 berkat gol Silva dan bek Jordi Alba.

"Para pemain kami sangat inteligen. Kami memiliki tim yang seimbang. Ada keamanan dalam diri pemain kami. Kami memiliki beberapa striker, tetapi kami memutuskan untuk menurunkan pemain dengan kondisi yang terbaik bagi gaya sepak bola kami," tambahnya.

Penguasaan bola dengan tiki-taka, itulah yang diutamakan. Kemudian, dengan kecerdasan pemain, peluang akan lahir. Dan, peluang Spanyol yang dibangun dengan tiki-taka dan umpan one-two sering melahirkan peluang emas yang bisa diselesaikan pemain tipe apa pun.

Ibarat kupu-kupu, Spanyol punya pola tersendiri dalam menari. Menggunakan teknik tiki-taka, mereka bergoyang dan menggoyang lawan dalam ritmenya. Sering terkesan lemah lembut, tetapi pergerakan mereka meyakinkan dan sengatannya tajam seperti lebah dan mematikan.

Spanyol telah membuktikan efektivitas sepak bola mereka. Tiga gelar besar secara berturut-turut menjadi bukti superioritas sepak bola Spanyol. Setelah juara Piala Eropa 2008, mereka menjuarai Piala Dunia 2010 dan kini Piala Eropa 2012. Inilah masa kejayaan tiki-taka ala Spanyol. (*)

Sumbernya di SINI

Surat dari Ternate

PADA bulan Febuari 1858 itu, Alfred Russel Wallace tergeletak di kamar tidurnya, terserang demam, kemungkinan karena malaria. Dari kamarnya di sebuah rumah di Ternate, Maluku Utara, yang disebutkannya tak jauh dari pasar dan benteng, dia menulis surat kepada Charles Darwin. Saat itu, Darwin berada nun jauh di Kepulauan Galapagos.

"Surat dari Ternate" inilah yang kemudian menjadi tonggak penting bagi Darwin untuk menerbitkan bukunya, Origin of Species, pada 1859. Buku ini berisi proses seleksi alam yang memicu evolusi. Dari sini, Darwin dikenal sebagai Bapak Evolusi.

Surat yang dikirim Wallace itu memberi jawaban bagi Darwin tentang fenomena keberagaman hayati: the fittest would survive (individu inferior akan mati dan individu superior akan bertahan).

Surat berjudul ”On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type” itu membuka dialektika tentang siapa yang layak menyandang gelar sebagai penemu teori evolusi. Apakah Wallace lebih dulu atau Darwin? Bukankah Darwin baru menerbitkan teorinya setahun kemudian setelah surat Wallace?

Belakangan, dunia pengetahuan mengakui Wallace adalah penemu teori evolusi bersama-sama dengan Darwin. Sebelumnya, hanya Darwin yang menikmati popularitas sebagai penemu teori evolusi.

Ternate, yang menjadi tempat tinggal Wallace selama empat tahun dalam bertahun-tahun pengembaraannya di Nusantara, menjadi sangat populer. Ternate bukan lagi cengkeh dan pala semata, melainkan juga tempat Wallace menuliskan gagasan cemerlang. ”Surat dari Ternate” adalah khazanah berharga perjalanan pengetahuan modern.

Selama di Ternate, Wallace juga melahirkan karya hebat, di antaranya menemukan perbedaan karakteristik flora dan fauna berdasarkan lempeng bumi.

Sebuah garis maya dibuatnya untuk memisahkan antara flora-fauna di Indonesia bagian timur yang ada di Lempeng Australia dan Indonesia bagian barat yang berada di Lempeng Eurasia. Garis yang kemudian dikenal sebagai Garis Wallace ini terentang sepanjang Selat Makassar dan memanjang ke Selat Lombok.

Garis ini tak hanya mengisahkan jalan hidup flora-fauna antarlempeng yang terpisah laut dalam, tapi juga perbedaan karakteristik manusia yang dapat diamati. Wallace mengelompokkan manusia di Indonesia barat dalam ras Melayu dan ras Papua untuk manusia di Indonesia timur.

Di Maluku-lah kedua ras itu bertemu. Wallace menyebut penduduk di Pulau Obi, Bacan, dan Halmahera sebagai perpaduan ras Melayu dan Papua. Perpaduan inilah yang dibuktikan secara genetik pada 2011 oleh sejumlah ahli genetika Indonesia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat dalam ”Genetic Continuity Across a Deeply Divergent Linguistic Contact Zone in North Maluku, Indonesia.

Jejak Wallace

Walllace menjadikan Ternate sebagai tempat singgah dari pengembaraannya ke Halmahera, yang dulu disebutnya Gilolo (mengacu pada nama Kesultanan Jailolo), hingga ke New Guinea (Papua) dan pulau-pulau gunung api di sekitar Maluku untuk mengumpulkan beragam flora-fauna.

Dengan bersemangat Wallace berkisah tentang kota Ternate, yang dinaungi Gunung Gamalama. ”Letaknya sangat strategis sehingga pemandangan di segala penjuru tampak jelas.... Di balik kota, berdiri gunung api yang lerengnya landai dan tertutup pohon buah-buahan lebat,” tulis Wallace saat baru tiba di Ternate pada 8 Januari 1858.

Wallace juga membanggakan rumah di Ternate yang disewa empat tahun. ”Di samping untuk menyusun koleksi (flora-fauna), rumah itu saya perlukan guna memulihkan kesehatan dan mempersiapkan perjalanan-perjalanan berikutnya,” tulisnya.

Dia pun menggambar denah dan mendeskripsikan rumah yang ditinggalinya di Ternate itu. ”...sehingga memungkinkan pembaca untuk mengenal struktur bangunan di Ternate,” tulis Wallace. Di rumah inilah Wallace menulis ”Surat dari Ternate”.

Sekitar 154 tahun kemudian, jejak pengembaraan Wallace di Ternate nyaris tak meninggalkan jejak, selain gang kecil di Kelurahan Santiong, Ternate Tengah, yang diberi nama Lorong Alfred Russel Wallace.

Persis di samping gang itu, sebuah rumah yang kini dihuni keluarga Paunga Tjandra (63), diduga sebagai rumah tinggal Wallace selama di Ternate. ”Rumah ini dibeli ayah saya dari almarhum H Ucu Bai, warga di sini. Kami awalnya tidak tahu-menahu ini rumah Wallace,” kata Verjon Tjandra (35).

Verjon menunjukkan satu tiang tembok dan bekas sumur yang telah ditutup di pekarangan belakang rumah. ”Bekasnya, ya, hanya ini,” katanya. ”Banyak peneliti, sebagian bule, yang datang akhirnya kecewa karena memang hanya ini yang tersisa.”

Tiadanya jejak Wallace itu juga dikeluhkan Prof Sangkot Marzuki, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Wallacea Indonesia. Ahli genetika ini menulis komentar dalam buku The Malay Archipelago edisi Indonesia, Kepulauan Nusantara (2009).

"Alfred Russel Wallace adalah nama besar dalam jagat ilmu pengetahuan dunia. Namun, melalui bukti-bukti, peninggalan Wallace dengan nyata teraba dan dengan mudah teridentifikasi bahwa dia adalah bagian sejarah bangsa Indonesia...," tutur Sangkot. ”Ternate—tempat ia lama bekerja dan tempat sesungguhnya teori akbar mengenai evolusi lahir—sama sekali bersih dari tanda-tanda yang mengingatkan penemuan paling besar pada abad ke-19 itu. Sayang sekali.”

Pada tahun 2008, Yayasan Wallacea dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah berinisiatif mendirikan monumen Wallace di halaman rumah Paunga. Tujuannya untuk mengangkat kembali nama Wallace di Ternate. Namun, monumen itu hingga kini tak terwujud. Tiadanya kesepakatan harga tanah antara pemilik rumah saat ini dan pemerintah membuat situs sejarah itu terbengkalai.

Nama jalan di depan rumah itu pun sudah diubah. Nama jalan itu diubah menjadi Jalan AR Wallace pada 2008 dari sebelumnya bernama Jalan Nuri. Namun, tahun 2010, namanya diubah lagi menjadi Jalan Juma Puasa hingga sekarang.(Prasetyo Eko P/A Ponco Anggoro/Ahmad Arif dan M Zaid Wahyudi)

Sumber: Kompas.Com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes